KERUSAKAN TANAH AKIBAT PENGGUNAAN PUPUK

KERUSAKAN TANAH AKIBAT PENGGUNAAN PUPUK
KIMIA BERLEBIH PADA LAHAN PERTANIAN
MAKALAH
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Menyelesaikan
Tugas Etika Lingkungan Fakultas Pertanian
Universitas Jember

oleh :
LILIS MEGA REPTIANA
121510601089
Kelas: H

PROGRA M STUDI AGRIBISNIS
F A K U L T A S P E R T A N I A N
UNIVERSITAS JEMBER
2015

BAB 1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Indonesia adalah negara agraris dimana banyak sekali lahan pertanian
yang dapat digunakan untuk membudidayakan tanaman. Sebagai upaya kegiatan

budidaya ini petani sangat membutuhkan sarana produksi yang dapat membantu
produktivitas lahan dan tanaman. Salah satu saprodi yang sering digunakan petani
adalah pupuk.
Penggunaan ketergantungan petani akan pupuk kimia semakin besar. Hal
tersebut berdampak pada penggunaan pupuk kimia yang berlebihan, sehingga
dapat menimbulkan berbagai masalah. Masalah umum yang sering dihadapi
seperti kesuburan tanah yang dalam hal ini berhubungan dengan tanaman yang
dibudidayakan. Karena begitu pentingnya kesuburan tanah bagi petani, maka
masalah ini perlu mendapat perhatian khusus.
Beberapa tahun pertama memang peningkatan panen
sangat

terasa

manfaatnya. Program

modernisasi

pertanian


mampu menjawab satu tantangan ketersediaan kebutuhan
pangan dunia yang kian hari terus meningkat. Namun setelah
belasan tahun penerapan pupuk kimia, penggunaan pupuk kimia
mulai terlihat dampak dan efek sampingnya. Bahan kimia sintetik
yang digunakan dalam pertanian seperti pupuk dan pestisida
telah merusak struktur, kimia dan biologi tanah. Bahan pestisida
diyakini telah merusak ekosistem dan habitat beberapa binatang
yang justru menguntungkan petani sebagai predator hama
tertentu. Di samping itu pestisida telah menyebabkan imunitas
pada beberapa hama. Lebih lanjut resiko kerusakan ekologi
menjadi tak terhindarkan dan terjadinya penurunan produksi
membuat ongkos produksi pertanian cenderung meningkat.
Akhirnya terjadi inefisiensi produksi dan melemahkan kegairahan
bertani.

Pupuk kimia yang sebelumnya berhasil meningkatkan
produksi pertanian mulai menunjukkan penurunan hasil. Untuk
mengembalikan produktivitas, petani mulai menambah dosis
pupuk kimianya sehingga lama kelamaan biaya operasional jadi
meningkat, dan keuntungan petani semakin merosot. Dari tahun

ke tahun hasil produksi menyusut bahkan kini di beberapa
daerah hasil pertanian sudah lebih rendah daripada sebelum
menggunakan pupuk kimia saat beberapa puluh tahun lalu.
1.2 Perumusan Masalah
1. Bagaimana sejarah penggunaan pupuk kimia di Indonesia?
2. Apa dampak negatif dari penggunaan pupuk kimia?
3. Bagaimana upaya pencegahan kerusakan tanah pada lahan
pertanian?
1.3 Tujuan
1. Memahami tentang pupuk kimia.
2. Mengetahui dampak penggunaan pupuk kimia.
3. Mengetahui upaya pencegahan penggunaan pupuk pada lahan
pertanian.

BAB 2. PEMBAHASAN
1.

Sejarah Penggunaan Pupuk Kimia di Indonesia
Di Indonesia, penggunaan pupuk kimia merupakan bagian


dari Revolusi Hijau, sebuah proyek pada masa pemerintahan
Orde Baru untuk mendorong produktivitas pertanian dengan
menggunakan teknologi modern, yang diadakan sejak tahun
1990-an. Gebrakan revolusi hijau di Indonesia memang terlihat
pada dekade 1980-an. Waktu itu, pemerintah mengkomando
penanaman padi, pemaksaan pemakaian bibit impor, pupuk
kimia, dll. Indonesia yang Berjaya saat itu sempat mengalami
swasembada beras. Namun hal itu tidak berlangsung lama. Pada
dekade 1990-an, petani mulai kelabakan menghadapi kesuburan
tanah yang merosot, ketergantungan pemakaian pupuk kimia
( anorganik) yang makin meningkat, dll. Revolusi hijau memang
pernah meningkatkan produktivitas pertanian Indonesia. Untuk
penggunaan pupuk anorganik, hal ini berdampak:
1. Berbagai organisme penyubur tanah musnah karena pupuk
anorganik
2. Kesuburan tanah yang merosot / tandus.
3. Keseimbangan ekosistem tanah yang rusak.
4. Terjadi peledakan dan serangan jumlah hama.
Pupuk adalah bahan kimia/organisme yang menyediakan
unsur bagi tanaman, baik secara langsung atau tidak langsung.

Sedangkan pupuk anorganik

atau yang lebih dikenal dengan

pupuk kimia seperti Urea, NPK, KCl adalah hasil rekayasa industri
secara kimia, fisik, dan biologis. Kandungan dalam pupuk kimia
bermacam-macam dan sebagian besar mengandung unsur
pembawa. Unsur pembawa tersebut berupa molekul kimiawi
yang diketahui berdampak buruk bagi kesuburan tanah. Seperti

yang telah diketahui bahwa pupuk kimia adalah zat subtitusi
yang

dibutuhkan

tanaman,

sehingga

sangat


penting

keberadaannya. Tidak semua zat tersebut dapat diserap oleh
tanaman, sebagian molekul kimiawi akan merusak regenerasi
humus dan sebagian yang lainnya akan hilang karena penguapan
dan pencucian yang terbawa oleh air hujan (run of).
2.

Dampak Negatif Penggunaan Pupuk Kimia
Alasan utama kenapa pupuk kimia dapat menimbulkan

pencemaran pada tanah karena dalam prakteknya, banyak
kandungan

yang

terbuang.

Penggunaan


pupuk

buatan

(an-organik) yang terus-menerus akan mempercepat habisnya
zat-zat organik, merusak keseimbangan zat-zat makanan di
dalam

tanah,

sehingga

menimbulkan

berbagai

penyakit

tanaman. Pupuk kimia adalah zat substansi kandungan hara

yang dibutuhkan oleh tumbuhan. Akan tetapi seharusnya unsur
hara tersebut ada di tanah secara alami dengan adanya siklus
hara tanah misalnya tanaman yang mati kemudian dimakan
binatang pengerat/herbivora, kotorannya atau sisa tumbuhan
tersebut diuraikan oleh organisme seperti bakteri, cacing, jamur
dan

lainnya.

Siklus

inilah

yang

seharusnya

dijaga,

jika


menggunakan pupuk kimia terutama bila berlebihan maka akan
memutuskan

siklus

hara

tanah

tersebut

terutama

akan

mematikan organisme tanah, jadinya akan hanya subur di masa
sekarang tetapi tidak subur di masa mendatang.
Untuk itu sebenarnya perlu dijaga dengan pola tetap
menggunakan pupuk organik bukan pupuk kimia. Dampaknya zat

hara yang terkandung dalam tanah menjadi diikat oleh molekul
molekul kimiawi dari pupuk sehingga proses regenerasi humus
tak dapat dilakukan lagi. Akibatnya ketahanan tanah/daya

dukung tanah dalam memproduksi menjadi kurang hingga
nantinya tandus. Tak hanya itu penggunaan pupuk kimiawi
secara terus-menerus menjadikan menguatnya resistensi hama
akan

suatu

pestisida

pertanian.

Masalah

lainnya

adalah


penggunaan Urea biasanya sangat boros. Selama pemupukan
Nitrogen dengan urea tidak pernah maksimal karena kandungan
nitrogen pada urea hanya sekitar 40-60% saja. Jumlah yang
hilang mencapai 50% disebabkan oleh penguapan, pencucian
(leaching) serta terbawa air hujan (run off).
Efek lain dari penggunaan pupuk kimia juga mengurangi
dan menekan populasi mikroorganisme tanah yang bermanfaat
bagi tanah yang sangat bermanfaat bagi tanaman. Lapisan tanah
yang saat ini ada sudah parah kondisi kerusakannya oleh karena
pemakaian pupuk kimia yang terus menerus dan berlangsung
lama, sehingga mengakibatkan:
a. Kondisi tanah menjadi keras
b. Tanah semakin lapar dan haus pupuk
c. Banyak residu pestisida dan insektisida yang tertinggal dalam
tanah
d. Mikroorganisme tanah semakin menipis
e. Banyak Mikroorganisme yang merugikan berkembang biak
dengan baik
f. Tanah semakin miskin unsur hara baik makro maupun mikro
g. Tidak semua pupuk dapat diserap oleh tanaman.
3. Upaya Mencegah Kerusakan Tanah Akibat Penggunaan
Pupuk Kimia
Berbagai usaha yang dapat dilakukan untuk memperbaiki
pencemaran
tanah oleh pupuk kimia antara lain:

a. Menggunakan pupuk sesuai takaran,
b. Peningkatan efisiensi produk pupuk dengan menggunakan
mikroorganisme.
c. Mengurangi penggunaan pupuk kimia.
d. Memadukan penggunaan dengan pupuk organik.
e. Harus cermat dalam memilih serta menggunakan pupuk kimia.
f. Penggunaan

pestisida

antara

lain

dengan

menggunakan

beberapa jenis tanaman maupun biji untuk dimanfaatkan
sebagai pestisida nabati.
Dengan berbagai langkah konkret tersebut diharapkan akan
berhasil mengembalikan kesuburan tanah seperti sedia kala.

BAB 3. PENUTUP
3.1

Kesimpulan

1. Di Indonesia, penggunaan pupuk kimia merupakan bagian dari
Revolusi Hijau, sebuah proyek pada masa pemerintahan Orde
Baru

untuk

mendorong

produktivitas

pertanian

dengan

menggunakan teknologi modern, yang diadakan sejak tahun
1990-an.

Pupuk

adalah

bahan

kimia/organisme

yang

menyediakan unsur bagi tanaman, baik secara langsung atau
tidak langsung. Sedangkan pupuk anorganik atau yang lebih
dikenal dengan pupuk kimia seperti Urea, NPK, KCl adalah hasil
rekayasa industri secara kimia, fisik, dan biologis. Kandungan
dalam pupuk kimia bermacam-macam dan sebagian besar
mengandung

unsur

pembawa.

Unsur

pembawa

tersebut

berupa molekul kimiawi yang diketahui berdampak buruk bagi
kesuburan tanah.
2. Penggunaan pupuk buatan (an-organik) yang terus-menerus
akan

mempercepat

habisnya

zat-zat

organik,

merusak

keseimbangan zat-zat makanan di dalam tanah sehingga
menimbulkan

berbagai

penyakit

tanaman,

terganggunya

regenerasi humus, menguatnya resistensi hama terhadap
pestisida

pertanian,  mengurangi

dan

menekan

populasi

mikroorganisme tanah, kondisi tanah menjadi keras,  tanah

semakin lapar dan haus pupuk, banyak residu pestisida dan
insektisida yang tertinggal dalam tanah, mikroorganisme tanah
semakin menipis,  banyak Mikroorganisme yang merugikan
berkembang biak dengan baik,  tanah semakin miskin unsur
hara baik makro maupun mikro, dan tidak semua pupuk dapat
diserap oleh tanaman.
3. Usaha yang dapat dilakukan untuk memperbaiki pencemaran
tanah oleh pupuk kimia antara lain: menggunakan pupuk
sesuai takaran, peningkatan efisiensi produk pupuk dengan
menggunakan

mikroorganisme,

mengurangi

penggunaan

pupuk kimia, memadukan penggunaan dengan pupuk organik,
harus cermat dalam memilih serta menggunakan pupuk kimia,
penggunaan

pestisida

antara

lain

dengan

menggunakan

beberapa jenis tanaman maupun biji untuk dimanfaatkan
sebagai pestisida nabati.

3.2

Saran

Para petani hendaknya tidak menggunakan pupuk kimia
dengan berlebihan dan memadukan penggunaan pupuk kimia
dengan pupuk organik. Pemerintah juga sepatutnya mengadakan
penyuluhan mengenai penggunaan pupuk bagi para petani dan
menghimbau pemakaian pupuk organik pada tanaman dan lahan
pertanian.

DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2013. Cara Mencegah Pencemaran Tanah. [Serial
Online].
http://www.wedaran.com/19621/caramencegahpencemara
ntanah/ Diakses 6 Maret 2015.
Budianta, Dedik. 2010. Pentingnya Etika Lingkungan untuk
Meminimalkan Global Warming. Fakultas Pertanian dan
Program Studi Lingkungan, Universitas Sriwijaya.
Karyadi. 2008. Dampak Penggunaan Pupuk dan Pestisida yang
Berlebihan Terhadap Kandungan Residu Tanah Pertanian
Bawang Merah di Kecamatan Gemuh Kabupaten Kendal.
Jurnal Agronomi, 26 (1): 12-22.
Mukti, Abdul. 2012. Etika Pengelolaan Lingkungan Hidup. Fakultas
Pertanian Universitas Palangkaraya.
Nabila Nailatus Sakina. 2009. Pencemaran Tanah Oleh Pupuk.
[Serial
Online]https://ilmuwanmuda.wordpress.com/pencemaranta
naholehpupuk/ Diakses 6 Maret 2015.
Romli,Musta’in. 2012. Dampak Negatif Pupuk Kimia Terhadap
Kesuburan Tanah. Politeknik Negeri Lampung.

Wardhana, Wisnu Arya. 2001. Dampak Pencemaran Lingkungan.
Yogyakarta: Andi.