PENERAPAN METODE PROBLEM POSING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PADA MATERI SISTEM PERSAMAAN LINIER DUA VARIABEL DI MTS AISYIYAH PALEMBANG

PENERAPAN METODE PROBLEM POSING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PADA MATERI SISTEM PERSAMAAN LINIER DUA VARIABEL DI MTS AISYIYAH PALEMBANG SKRIPSI SARJANA S1

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.)

Oleh

MARLISA NIM. 08221023

Program Studi Tadris Matematika FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI RADEN FATAH PALEMBANG 2013

Skripsi berjudul:

PENERAPAN METODE PROBLEM POSING UNTUK MENINGKATKAN HASIl BELAJAR PADA MATERI SISTEM PERSAMAAN LINIER DUA VARIABEL DI MTS AISYIYAH PALEMBANG

yang ditulis oleh Saudari MARLISA, NIM.08221023 telah dimunaqosyahkan dan dipertahankan di depan Panitia Penguji Skripsi pada tanggal 28 Agustus 2013

Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat guna memperoleh gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.)

Palembang, 28 Agustus 2013 Institut Agama Islam Negeri Raden Fatah Palembang Fakultas Tarbiyah dan Keguruan

Panitia Penguji Sripsi

Ketua sekretaris

Hj. Agustiany Dumeva Putri, M.Si. Syarifah, S.Si.,M.Kes. NIP. 197208122005012005

NIP. 197504292009122001

Penguji Utama : Drs. H.M. Hasbi Ashiddiqi, M.Pd.I

) NIP. 195602201985031002

Anggota Penguji : Muhammad Win Afgani, S.Si.,M.Pd ( ) NIP. 198212102009121002

Mengesahkan Dekan Fakultas Tarbiyah dan Keguruan

Dr. Kasinyo Harto, M.Ag. NIP. 197109111997031004

HALAMAN PERSEMBAHAN

Motto:

 Tetaplah menjadi Emas Murni bukan Serpuhan, meskipun di cuci seribu

kali akan tetap menjadi Emas.... so, be my self

 Setiap kesantai-santaian menimbulkan penyesalan dan setiap penyesalan

betapapun kecilnya akan menyedihkan..

Skripsi Ini Kupersembahkan Untuk :

 Ayahanda (Hasan Radi) dan Ibunda (Bariyah) yang selalu mendo’akan keberhasilan Ananda.  Sauadara-saudaraku (Kakanda Ady Indra, Pramudya, Ayunda Sri Yanti, adikku Rahmadi Bahrin) yang selalu memberikan motivasi.

 Sahabat-sahabatku (Fatimah, tiwi, fitri, & Eka Zumiarma) yang senantiasa

menemani suka-duka perjalanan kuliah hingga selesai strata satu  Teman-teman Tadris Matematika angkatan 2008  Calon Imamku  Almamaterku yang ku banggakan  Institut Agama Islam Negeri Raden Fatah Palembang Kampus

tempatku menimbah ilmu  Negaraku tercinta INDONESIA

ABSTRACT

This study aims to improve student learning outcomes and student behavior during the learning process of application of problem posing method on the system of linear equations in two variables at MTs Aisyiyah Palembang. The data is obtained from students learning outcomes that drawn from the results of preliminary tests before the method is applied and after it. As for the results of the observations taken during the learning process using problem posing method by observation sheet.The results of students pretest is about of 46.9 and postest is about of 83.8. The students learning behavior observations obtained during the application of problem posing method, for the category of attention students get 51.61% is good and 48.39% is very good, the students activity earn 38.71% is active and 61.29% is very active.While the level of creativity of students earn 19.35% is creative and 80.65% is very creative. Based on this study was conducted that it can be concluded that through the application of problem posing methods can improve learning outcomes and student behavior in the system of linear equations in two variables to eighth grade students of MTs Aisyiyah Palembang.

Keywords: Problem posing method,behavior, student learning outcomes.

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar siswa dan prilaku belajar siswa selama proses penerapan metode problem posing pada materi sistem persamaan linier dua variabel di MTs Aisyiyah Palembang. Data yang diperoleh dari penelitian ini meliputi hasil belajar siswa yang diambil dari hasil tes awal sebelum diterapkan metode problem posing dan akhir setelah diterapkan metode tersebut. Sedangkan untuk hasil observasi itu diambil selama proses pembelajaran menggunakan metode problem posing dengan mengisi lembar observasi.Hasil penelitian pada awal pertemuan (pretes) siswa mendapatkan nilai rata-rata 46.9 dan untuk postest siswa memperoleh nilai rata-rata 83.8. Sedangkan untuk observasi diperoleh prilaku belajar siswa selama penerapan metode problem posing mengalami perubahan menuju lebih baik setiap pertemuannya. Untuk kategori perhatian siswa memperoleh persentase 51,61% tinggi dan 48,39% sangat tinggi. Dan untuk kategori keaktifan siswa memperoleh persentase 38,71% aktif dan 61,29% sangat aktif. Sedangkan tingkat kreativitas siswa memperoleh persentase 19,35% kreatif dan 80,65% sangat kreatif. Berdasarkan penelitian yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa melalui penerapan metode problem posing dapat meningkatkan hasil belajar dan perilaku belajar siswa pada materi sistem persamaan linier dua variabel di kelas VIII MTs Aisyiyah Palembang. Kata kunci : Metode problem posing, perilaku, hasil belajar siswa.

KATA PENGANTAR

Tiada kata yang pantas kita ucapkan melainkan kalimat syukur ه دمحلا senantiasa tercurah kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahan nikmatnya dan hidayah serta rahmat dan ridho-Nya.

Penulisan skripsi ini bertujuan untuk memenuhi atau melengkapi salah satu syarat akademi dalam menyelesaikan Program Strata Satu (S1) pada Program Studi Pendidikan Matematika Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Institut Agama Islam Negeri Raden Fatah Palembang.

Shalawat senandung salam shalawat berbingkai salam dan sholawat tercurahkan salam, semoga tetap terlimpahkan, tercurahkan kepada junjungan Nabi akhir zaman. Dan dia adalah seorang “The Best Man in The World” anak Abdullah

yaitu Nabi Muhammad SAW, beserta para keluarga, sahabat dan para pengikutnya hingga akhir zaman semoga kita termasuk didalamnya amin.

Penulisan skripsi ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak yang juga ikut berpartisipasi dalam penyelesaiannya. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih atas bantuan yang telah diberikan kepada :

1. Bapak Prof. Dr. H. Aflatun Muchtar, MA selaku Rektor IAIN Raden Fatah Palembang.

2. Bapak Dr. Kasinyo Harto, M.Ag selaku Dekan Fakultas Tarbiyah.

3. Ibu Hj. Agustiani Dumeva Putri selaku Ketua Prodi Matematika.

4. Bapak Dr. Amir Rusdi, M.Pd.I selaku pembimbing I.

5. Ibu Hj. Agustiani Dumeva Putri selaku Pembimbing II.

6. Bapak dan ibu dosen Prodi Matematika serta staf Fakultas Tarbiyah dan Keguruan.

7. Bapak Suwito, S.Pd selaku kepala sekolah MTs ’Aisyiyah Palembang.

8. Ayah, ibu dan saudara-saudaraku yang telah mendukung dan memberikan motivasi.

9. Sahabat-sahabatku (fatimah, tiwi, fitri dan eka) selalu memotivasi.

10. Teman-teman seperjuangan yang selalu memberikan dukungan terkhusus teman-teman Matematika 2008 yang telah memberikan warna, semangat dan bantuan.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan ini masih banyak terdapat kesalahan dan kekurangan, karena sedikitnya pengalaman yang dimiliki. Dan penulis pun menyadari bahwa dalam penyusunan suatu bentuk tulisan ilmiah bukan pekerjaan yang mudah. Oleh karena itu, segala kritik dan saran yang bersifat membangun sangat penulis harapkan demi perbaikan skripsi ini.

Penulis hanya dapat berdo’a semoga segala jasa dan bantuan yang diberikan, mendapat balasan yang berlipat ganda dari Allah SWT dan semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis dan pembacanya. Amin

Palembang, Agustus 2013

Penulis

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1. Kurva uji pihak kanan ................................................................... 32 Gambar 2. Kurva penolakan dan penerimaan hipotesis .................................. 55 Gambar 3. Jawaban siswa yang tidak memenuhi indikator soal no.1 pada

LPP II pertemuan 1 ....................................................................... 65 Gambar 4. Jawaban siswa yang tidak memenuhi indikator soal no.1 pada LPP II pertemuan 2 ....................................................................... 66

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Setiap manusia diciptakan Allah SWT memiliki dua tugas utama, pertama sebagai ‘abid (hamba) Allah SWT yang dituntut untuk selalu beribadah

kepada-Nya. Kedua, sebagai khalifah (wakil) Allah dimuka bumi yang bertugas mengelola dan memanfaatkan serta melestarikan alam. Untuk memahami tugas tersebut yang paling utama adalah belajar ilmu agama. Hal ini dikarenakan dalam ilmu agama dibahas pokok-pokok keimanan, prinsip-prinsip, dan ajaran tentang cara bersikap dan berhubungan baik dengan sesama manusia serta makhluk lainnya ( Fauzi, 2006 : ix).

Sebagaimana firman Allah SWT:

“….Dan, Dia telah mengajarkan kepadamu apa yang belum kamu ketahui. Dan adalah karunia Allah itu sangat besar”(QS. An-Nisa: 113).

( DEPAG RI, 2005: 110). Dan firman Allah SWT:

“ Sesungguhnya aku mengingatkan kepadamu supaya kamu tidak termasuk orang- orang yang tidak berpengetahuan”. (QS. Hud: 46)

Kepada umat Islam Allah telah menganugrahkan sebuah kitab agung yang memuat firman - firman-Nya. Al-Quran adalah kitab terbaik yang diturunkan Allah kepada Nabi terbaik yang diutus kepada umat, dengan membawa syariat terbaik yang diturunkan melalui malaikat Jibril. Dibaca dengan mulut, terpelihara rapi dalam hati, tertulis dengan mushaf-mushaf. Sampai kepada kita tawatur (mata rantai penyampai yang banyak dan tak terputus) dan membacanya merupakan ibadah.

Pendidikan (Paedagogie) berasal dari bahasa yunani terdiri dari kata “pais” artinya anak dan “again” diterjemahkan membimbing. Jadi, paedagogie yaitu bimbingan yang diberikan kepada anak. Pada hakekatnya pendidikan adalah suatu kegiatan yang secara sadar dan disengaja, serta penuh tanggung jawab yang dilakukan oleh orang dewasa kepada anak sehingga timbul interaksi dari keduanya agar anak tersebut mencapai kedewasaan yang dicita-citakan dan berlangsung secara terus-menerus. Pendidikan juga merupakan suatu proses pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (Ramayulis, 2008 : 5).

Sesuai dengan pengertian pendidikan menurut SA. Bratanata dkk adalah usaha yang sengaja diadakan baik langsung maupun dengan cara yang tidak langsung untuk membantu anak dalam perkembangannya mencapai kedewasaannya, (Ahmadi dan Uhbiyati, 2001:69).

Adapun fungsi pendidikan yaitu membantu manusia keluar sebagai pemenang dalam perkembangan kehidupan dan persaingan dalam menyempurnakan hidup lahir dan batin. Fungsi lain dari pendidikan adalah mengurangi penderitaan rakyat dari kebodohan, keterbelangan dan kemiskinan, karena ilmu pengetahuan dan keterampilan yang diperoleh dapat membawa seseorang untuk mampu mengatasi problematika kehidupan.

Matematika merupakan ilmu universal yang mendasari perkembangan teknologi modern, matematika mempunyai peran penting dalam berbagai disiplin dan memajukan daya pikir manusia. Perkembangan pesat yang biasa kita lihat pada saat ini adalah pembangunan gedung-gedung dan jembatan serta fasilitas-fasilitas fisik lainnya yang modern dan elit, yang itu semua dilandasi oleh perkembangan matematika. Matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang diberikan kepada semua peserta didik dari sekolah dasar sampai perguruan tinggi untuk membekali peserta didik dengan kemampuan berpikir logis,analitis, sistematis, kritis dan kreatif serta kemampuan bekerjasama. Dengan kemampuan itu peserta didik dapat bertahan hidup pada kondisi yang selalu berubah,tidak pasti dan kompetitif ( Rahayu,dkk: 2008).

Berdasarkan wawancara peneliti dengan guru mata pelajaran matematika di MTs Aisyiyah Palembang, rendahnya hasil belajar matematika siswa disebabkan kurang aktifnya siswa dalam mempelajari dan menjawab pertanyaan yang diberikan oleh guru pada saat proses belajar mengajar. Maka dari itu peneliti mencoba menerapkan metode Problem Posing dengan tujuan agar siswa dapat mengembangkan kemampuannya dalam pembelajaran matematika serta dapat menyelesaikan masalah-masalah yang dihadapinya dalam kehidupan sehari-hari sehingga hasil belajarnya meningkat dari KKM yang ditetapkan sekolah yaitu 75.

Metode pembelajaran sebisanya mengembangkan kemampuan dasar dan sikap positif siswa, sehingga proses pembelajan lebih menarik, menantang, dan berharap prestasi menjadi lebih baik. Metode adalah suatu cara yang dipergunakan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Salah satu metode pembelajaran yang Metode pembelajaran sebisanya mengembangkan kemampuan dasar dan sikap positif siswa, sehingga proses pembelajan lebih menarik, menantang, dan berharap prestasi menjadi lebih baik. Metode adalah suatu cara yang dipergunakan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Salah satu metode pembelajaran yang

Sayangnya, dalam tradisi pendidikan kita penanaman keterampilan bertanya pada siswa belum mendapatkan perhatian yang serius. Sementara itu, keterampilan bertanya lebih ditekankan kepada guru. Guru dilatih dan dibimbing bagaimana cara bertanya yang baik kepada siswa. Sedangkan kesempatan siswa bertanya porsinya masih sedikit. Padahal penanaman keterampilan bertanya sejak dini pada siswa sangatlah penting, agar prilaku dan hasil belajar siswa lebih baik lagi.

Dengan adanya tugas pengajuan soal (Problem Posing) akan menyebabkan terbentunya siswa belajar lebih aktif dan kreatif dalam membentuk pengetahuannya. Berdasarkan hasil penelitian para ahli pendidikan menemukan bahwa pembelajaran dengan metode Problem Posing berdampak positif terhadap hasil belajar siswa.

Hal ini didukung oleh penelitian Netti Herlina (2004) bahwa hasil belajar yang diperoleh siswa setelah diterapkan metode Problem Posing pada materi Bangun Datar diperoleh rata-rata hasil belajar siswa rata-rata 61, maka metode pembelajaran ini dikategorikan cukup baik.

Selanjutnya oleh Oktiana (2010) bahwa pembelajaran matematika setelah penerapan Problem Posing pada materi Turunan dapat membuat hasil belajar lebih baik. Kemudian oleh Rely Yusliana (2010) bahwa rata-rata nilai hasil belajar siswa dengan Problem Posing dikelas VII lebih dari 70,0 dan nilai rata-rata hasil belajar dengan konvesional kurang dari 70,0.

Penelitian tentang Problem Posing juga dilakukan oleh Fransisca (2006) dengan judul Pengaruh Problem Posing terhadap Kemampuan Matematika Siswa kelas VII SMP Frater Xaverius 1 Palembang berdasarkan hasil penelitian tersebut diperoleh kesimpulan bahwa dari analisa data tes terjadi peningkatan hasil belajar yaitu 36,6% dari hasil analisa data problem posing yang dibuat siswa dikategorikan baik.

Dari keempat kajian terdahulu yang relevansi diatas dapat disimpulkan bahwa metode Problem Posing dapat digunakan pada pembelajaran matematika. Adapun yang membedakan penelitian yang akan dilakukan oleh penulis dengan penelitian sebelumnya yaitu pada Materi Sistem Persamaan Linier Dua Variabel (SPLDV) yang akan diajarkan karena pada materi SPLDV siswa mengalami kesulitan membedakan metode eliminasi maupun subtitusi dalam menyelesaikan soal, dan siswa juga mengalami kesulitan pada pembuatan model matematika, sebab tidak semua siswa mampu membuat model matematika jika guru kurang kreatif dalam menentukan metode pembelajaran misalnya guru hanya menggunakan metode ceramah dan memberikan latihan soal seperti yang diterapkan pada sekolah sekolah MTs Aisyiyah Palembang, maka dari itu peneliti tertarik mengambil materi ini dengan menggunakan metode problem posing dimana Dari keempat kajian terdahulu yang relevansi diatas dapat disimpulkan bahwa metode Problem Posing dapat digunakan pada pembelajaran matematika. Adapun yang membedakan penelitian yang akan dilakukan oleh penulis dengan penelitian sebelumnya yaitu pada Materi Sistem Persamaan Linier Dua Variabel (SPLDV) yang akan diajarkan karena pada materi SPLDV siswa mengalami kesulitan membedakan metode eliminasi maupun subtitusi dalam menyelesaikan soal, dan siswa juga mengalami kesulitan pada pembuatan model matematika, sebab tidak semua siswa mampu membuat model matematika jika guru kurang kreatif dalam menentukan metode pembelajaran misalnya guru hanya menggunakan metode ceramah dan memberikan latihan soal seperti yang diterapkan pada sekolah sekolah MTs Aisyiyah Palembang, maka dari itu peneliti tertarik mengambil materi ini dengan menggunakan metode problem posing dimana

Memperhatikan uraian diatas, mendorong peneliti untuk melakukan penelitian yang memfokuskan pada penerapan metode problem posing dalam upaya melihat pengaruhnya terhadap perilaku dan hasil belajar siswa dalam pembelajaran matematika. Oleh karena itu penelitian diberi judul : “Penerapan

Metode Problem Posing Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Pada Materi Sistem Persamaan Linier Dua Variabel di MTs ‘Aisyiyah Palembang”

B. Rumusan Masalah

Untuk menjelaskan masalah-masalah yang diteliti dan untuk membantu penyusun dalam mengadakan penelitian agar dapat memberi arahan atau pedoman dalam penentuan data, serta cara mengolah data yang diperlukan maka penyusun merumuskan masalah penelitian sebagai berikut:

1. Apakah perilaku belajar siswa lebih baik setelah proses pembelajaran dengan menggunakan metode pembelajaran problem posing pada materi Sistem Persamaan Linier Dua Variabel di MTS Aisyiyah Palembang?

2. Apakah hasil belajar siswa dapat meningkat setelah diterapkan metode pembelajaran problem posing pada materi Sistem Persamaan Linier Dua Variabel di MTs Aisyiyah Palembang?

C. Tujuan

Tujuan Penelitian merupakan jawaban dari rumusan masalah agar suatu penelitian dapat lebih terarah. Maka penelitian ini bertujuan untuk :

1. Mengetahui perilaku belajar siswa selama proses pembelajaran dengan menggunakan metode pembelajaran problem posing pada materi Sistem Persamaan Linier Dua Variabel di MTs Aisyiyah Palembang.

2. Mengetahui meningkat atau tidaknya hasil belajar siswa setelah diterapkan metode pembelajaran problem posing pada materi Sistem Persamaan Linier Dua Variabel di MTs Aisyiyah Palembang.

D. Manfaat

Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah :

1. Bagi siswa, sebagai salah satu metode atau cara untuk memahami konsep Aljabar pada materi Sistem Persamaan Linier Dua Variabel dengan lebih baik dan dapat meningkatkan hasil belajar matematika.

2. Bagi peneliti, diharapkan dapat menambah wawasan dan pengetahuan tentang penerapan metode Problem Posing di MTs Aisyiyah Palembang.

3. Bagi guru matematika, sebagai informasi dan bahan masukan untuk proses belajar mengajar sehingga dapat meningkatkan pengetahuan siswa dalam pelajaran matematika.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Belajar

Menurut Nyayu Khodijah (2006: 39) Belajar merupakan suatu proses yang berlangsung sepanjang hayat. Hampir semua kecakapan, keterampilan, pengetahuan, kebiasaan, kegemaran dan sikap manusia berbentuk, dimoditifikasi dan berkembang karena belajar. Dengan demikian, belajar merupakan proses penting yang terjadi dalam kehidupan setiap orang. Karenanya, pemahaman yang benar tentang konsep belajar sangat diperlukan, terutama bagi kalangan pendidik yang terlibat langsung dalam proses pembelajaran.

Menurut Lester D Crow dan Alice Crow (1958: 225) menyatakan belajar adalah perolehan kebiasaan, pengetahuan, dan sikap, termasuk cara baru untuk melakukan sesuatu upaya-upaya seseorang dalam mengatasi kendala atau menyesuaikan dengan situasi yang baru. Belajar menggambarkan perubahan progresif perilaku seseorang ketika bereaksi terhadap tuntutan-tuntutan yang dihadapkan pada dirinya. Belajar memungkinkan seseorang memuaskan perhatian atau mencapai tujuannya.

Gagne dan Briggs (1979) dalam buku yang berjudul Principles of Linstructional Design mendefenisikan belajar sebagai rangkaian proses kognitif yang menstransformasi stimulasi dari lingkungan fase pemrosesan informasi yang dibutuhkan untuk memperoleh suatu kapabillitas yang baru.

Belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang unutk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya (Slameto, 2003:2).

Menurut Bahri dan Zain (2006:10) belajar adalah proses perubahan perilaku berkat pengalaman dan latihan. Belajar bertujuan untuk mendapatkan pengetahuan, sikap, kecakapan, penalaran dan keterampilan, cara-cara yang dipakai itu akan menjadi kebiasaan. Kebiasaan juga akan mempengaruh belajar dan hasil belajar.

Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa seseorang telah dikatakan belajar apabila pada dirinya telah terjadi perubahan tingkah laku maupun telah memperoleh kecakapan, keterampilan dan sikap, yang semuanya diperoleh berdasarkan pengalaman yang dialaminya.

B. Pengertian Pembelajaran Matematika

Menurut Paling (dalam Abdurrahman, 2003: 252), ide manusia tentang matematika berbeda-beda, tergantung pada pegalaman dan pengetahuan masing- masing. Ide tersebut ada yang mengatakan bahwa matematika hanya perhitungan yang mencangkup tambah, kurang, kali, bagi, tetapi juga melibatkan topik-topik seperti geometri, aljabar dan trigonometri. Penyelenggaraan pembelajaran matematika tidaklah mudah karena fakta menunjukan bahwa para siswa mengalami kesulitan dalam mempelajari matematika.

Pandangan tentang hakekat dan karakteristik matematika sekolah akan memberikan karakteristik mata pelajaran matematika secara keseluruhan. Ebbutt dan Straker (dalam Depdiknas,2007:1036) definisi matematika sekolah yang selajutnya disebut sebagai matematika, sebagai berikut:

1. Matematika sebagai kegiatan penesuluran pola dan hubungan

2. Matematika sebagai kreativitas yang memerlukan imajinasi, intuisi dan penemuan.

3. Matematika sebagai kegiatan pemecahan masalah

4. Matematika sebagai alat komunikasi

Pembelajaran adalah upaya menyampaikan pengetahuan kepada peserta didik atau siswa di sekolah. Sedangkan menurut Hamalik (2005:57) pembelajaran adalah suatu kombinasi yang tersusun meliputi unsur-unsur manusiawi, material, fasilitas, perlengkapan dan prosedur yang saling mernpengaruhi untuk mencapai tujuan pembelajaran tersebut. Yang terlibat dalam sistem pembelajaran yang terdiri dari siswa, guru dan tenaga lainnya. Material meliputi buku-buku, papan tulis, kapur dan lain-lain. Fasilitas dan perlengkapan terdiri dan ruangan kelas, perlengkapan audio visual, juga komputer. Sedangkan prosedur meliputi jadwal dan metode penyampaian informasi praktek, belajar, ujian dan sebagainya.

C. Metode Pembelajaran Problem Posing

Problem Posing mulai dikembangkan pada tahun 1997 oleh Lynn D. English dan awal mulanya diterapkan dalam mata pelajaran matematika. Problem posing merupakan istilah dalam bahasa inggris, sebagai padanan Problem Posing mulai dikembangkan pada tahun 1997 oleh Lynn D. English dan awal mulanya diterapkan dalam mata pelajaran matematika. Problem posing merupakan istilah dalam bahasa inggris, sebagai padanan

Problem posing memiliki beberapa pengertian. Pertama, Problem posing adalah perumusan soal sederhana atau perumusan ulang soal yang ada dengan beberapa perubahan agar lebih sederhana dan dapat dipahami dalam rangka memecahkan soal yang rumit (problem posing sebagai salah satu langkah problem solving ). Kedua, probem posing adalah perumusan soal yang berkaitan dengan syarat – syarat pada soal yang telah diselesaikan dalam rangka mencari alternatif pemecahan lain (sama dengan mengkaji kembali langkah problem solving yang telah dilakukan). Ketiga, problem posing adalah merumuskan atau, membuat soal dari situasi yang diberikan (Suyatno, 2009:61-62) Pada prinsipnya, metode pembelajaran problem posing adalah metode pembelajaran yang mewajibkan para siswa untuk mengajukan soal sendiri melalui belajar (berlatih soal) secara mandiri (Suyitno , 2004).

Menurut Suryosubroto (2009, 203), ”Salah satu metode yang dapat memotivasi siswa untuk berfikir kritis sekaligus dialogis, kreatif dan interaktif yakni

problem posing atau pengajuan masalah dalam bentuk pertanyaan. Metode problem posing diharapkan memancing siswa untuk menemukan pengetahuan yang bukan diakibatkan dari ketidak senjangan melainkan melalui upaya mereka untuk mencari hubungan - hubungan dalam informasi yang dipelajarinya. Pada akhirnya, penemuan peranyaan serta jawaban yang dihasilkan terhadapnya menyebabkan perubahan dan problem posing atau pengajuan masalah dalam bentuk pertanyaan. Metode problem posing diharapkan memancing siswa untuk menemukan pengetahuan yang bukan diakibatkan dari ketidak senjangan melainkan melalui upaya mereka untuk mencari hubungan - hubungan dalam informasi yang dipelajarinya. Pada akhirnya, penemuan peranyaan serta jawaban yang dihasilkan terhadapnya menyebabkan perubahan dan

1. Langkah-Langkah Problem Posing

Menurut Suryosubroto (2009: 212) penerapan metode pembelajaran Problem Posing adalah sebagai berikut:

a) Tahap I

(1) Penyusunan rancangan kegiatan dan bahan pelajaran (2) Guru mengorganisasikan bahan pembelajaran dan persiapannya (3) Guru menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran.

b) Tahap II. (1) Guru menjelaskan tentang pembelajaran kepada siswa dengan harapan mereka dapat memahami tujuan serta dapat mengikuti dengan baik proses pembelajaran.

(2) Guru melakukan tes awal yang hasilnya digunakan untuk mengetahui tingkat daya kritis siswa. Hasil tes tersebut akan menjadi dasar pengajar membagi peserta didik ke dalam sejumlah kelompok. Apabila jumlah siswa dalam satu kelas berjumlah 30 orang. Agar kegiatan dalam kelompok berjalan dengan proporsional maka setiap kelompok dibagi menjadi 5 orang sehingga ada 6 kelompok.

(3) Pengajar kemudian menugaskan setiap kelompok belajar untuk meresume beberapa buku yang berbeda dengan sengaja dibedakan antar kelompok.

(4) Masing-masing kelompok membentuk pertanyaan berdasarkan hasil resume yang telah dibuat dalam lembar problem posing I yang telah disiapkan.

(5) Kesemua tugas membentuk pertanyaan dikumpulkan kemudian dilimpahkan kepada kelompok yang lainnya. Misalnya tugas membentuk kelompok 1 diserahkan kepada kelompok 2 untuk dijawab, tugas kelompok 2 diserahkan kepada kelompok yang lainnya dan begitu seterusnya.

(6) Setiap siswa dalam kelompoknya melakukan diskusi internal untuk menjawab pertanyaan mereka terima dari kelompok lain tersebut. Setiap jawaban atas pertanyaan ditulis pada lembar Problem possing II.

(7) Pertanyaan yang telah ditulis pada lembar problem posing I dikembalikan pada kelompok asal untuk kemudian diserahkan pada guru dan jawaban yang terdapat pada lembar problem possing II diserahkan kepada guru.

(8) Setiap kelompok mempresentasikan hasil rangkuman dan pertanyaan yang telah dibuatnya pada kelompok lain.

2. Kelebihan dan Kekurangan Pembelajaran Problem Posing

Suyitno (Trisnawati, 2005:9) menyatakan kelebihan dan kekurangan dalam pembelajaran problem posing adalah sebagai berikut: Suyitno (Trisnawati, 2005:9) menyatakan kelebihan dan kekurangan dalam pembelajaran problem posing adalah sebagai berikut:

(1) Cara ini dapat membuat belajar siswa lebih relevan. (2) Belajar pemecahan masalah dapat membiasakan siswa

menghadapi dan memecahkan masalah secara terampil. (3) Cara ini merangsang perkembangan kemampuan belajar siswa secara kreatif dan menyeluruh, karena dalam belajar banyak melakukan proses mental dengan menyoroti permasalahan dari berbagai segi dalam rangka mencapai permasalahannya.

(4) Daya ingat siswa terdapat isi materi yang diberikan akan bertahan lama

b) Kekurangan pembelajaran Problem Posing:

(1) Menentukan suatu masalah yang tingkat kesulitannya sesuai dengan tingkat kemampuan siswa sendiri. (2) Proses belajar dengan menggunakan cara ini sering memerlukan waktu yang cukup banyak dan sering menggunakan waktu bidang studi yang lain.

(3) Mengubah kebiasaan siswa dengan mendengar dan menerima informasi dari guru menjadi belajar dengan banyak berfikir memecahkan permasalahan sendiri atau ke kelompok yang kadang-kadang memerlukan berbagai sumber belajar merupakan kesulitan tersendiri bagi siswa

D. Hasil Belajar

Menurut (Juliah dalam Haris dan Jihad, 2008:17 ) ” Hasil belajar adalah segala sesuatu yang menjadi milik siswa sebagai akibat dari kegiatan belajar yang dilakukannya. ”

Hudoyo (1990 : 139) memberikan batasan bahwa : “Hasil belajar adalah proses berpikir untuk menyusun hubungan-hubungan antara bagian-bagian informasi yang telah diperoleh sebagai pengertian-pengertian. Karena itu orang menjadi memahami dan menguasai hubungan-hubungan tersebut sehungga orang itu dapat menampilkan pemahaman dan penguasaan bahan pelajaran yang

dipelajari”. Hasil belajar merupakan hasil dari suatu interaksi tindak belajar dan tindak mengajar. Dari sisi guru, tindak mengajar diakhiri dengan proses evaluasi hasil belajar. Dari sisi siswa, hasil belajar merupakan berakhirnnya penggal dan puncak proses belajar. Hasil belajar, untuk sebagian adalah berkat tindak guru, suatu pencapain tujuan pengajaran. Pada bagian lain, merupakan peningkatan kemampuan mental siswa (Dimyati dan Mudjiono, 2006:3 )

Menurut (Abdurrahman dalam Haris dan Jihad, 2008:17 ) ” Hasil belajar adalah kemampuan anak yang diperoleh anak setelah melalui kegiatan belajar. ” Setelah belajar, siswa memiliki keterampilan, pengetahuan, sikap dan nilai. Timbulnya kemampuan tersebut adalah dari stimulasi yang berasal dari lingkungan dan proses kognitif yang dilakukan oleh siswa (Darsono, 2000:15). Hasil belajar akan melekat pada siswa dalam bentuk keterampilan intelektual, sikap dan siasat (Darsono, 2000: 15). Hasil belajar siswa merupakan kemampuan siswa yang akan dicapai sebagai berikut:

1. Kemampuan verbal adalah kemampuan untuk mengungkapkan pengetahuan dalam bentuk bahas baik lisan maupun tertulis, pemilihan informasi verbal memungkinkan individu berperan dalam kehidupan.

2. Kemampuan keterampilan intelektual, adalah kepekaan yang berhubungan dengan lingkungan hidup serta mempresentasikan konsep dan lambang.

3. Kemampuan kognitif, adalah kemampuan menyalurkan dan mengarahkan kognitifnya sendiri, kemampuan ini meliputi konsep dan kaidah dalam memecahkan masalah.

4. Keterampilan motorik, adalah kemampuan serangkaian gerak jasmani antara koordinasi otak dengan tubuh. Sehingga terwujudnya otomatisme gerak jasmani.

5. Kemampuan sikap, adalah kemampuan menerima atau menolak obyek berdasarkan penilaian terhadap obyek tersebut.

Jadi hasil belajar adalah suatu yang dicapai atau diperoleh siswa setelah mengikuti kegiatan belajar mengajar menimbulkan suatu perubahan kemampuan siswa secara utuh baik pengetahuan, keterampilan dan sikap yang menentukan berhasil tidaknya seseorang dalam belajar.

Pada penelitian ini, yang dimaksud dengan hasil belajar adalah hasil belajar matematika yang didapat oleh siswa setelah diterapkan pembelajaran Problem Posing berupa tes tertulis dimana kemampuan yang diukur adalah kemampuan kognitif.

E. Perilaku Belajar

Perilaku merupakan ekspresi untuk beraksi terhadap suatu objek dengan cara-cara tertentu. Kesiapan yang dimaksudkan merupakan kecenderungan potensial untuk bereaksi apabila dihadapkan pada stimulus yang menghendaki adanya respon ole.h karena itu, bahwa perilaku gerak-gerik seseorang dalam suatu tindakan yang dilakukan seseorang baik secara sengaja maupun tidak sengaja dilihat dari perbuatan, tingkah laku yang dipengaruhi oleh jiwanya masing-masing.

Perilaku manusia merupakan refleksi dari berbagai gejala kejiwaan, seperti pengetahuan, keinginan, perhatian, motivasi, kreativitas, persepsi, keaktifan, sikap, dan sebagainya. (Mursidin, 2010:47)

Bahar Soeharto merumuskan ”Perilaku sebagai hasil belajar Dalam proses belajar itu terjadi interaksi antara individu dan dunia sekitarnya sebagai

hasil interaksi maka jawaban yang terlihat dari seseorang individu akan dipengaruhi oleh hal-hal atau kejadian-kejadian yang pernah dialami oleh

individu tersebut maupun oleh situasi masa kini” (Tulus, 2004 : 63). Perilaku belajar yang baik adalah mencakup indikator dan deskriptor

yang telah di tetapkan.

F. Hipotesa Penelitian

1. UJI HIPOTESIS 1

Ho : Rata-rata hasil belajar siswa yang menggunakan metode problem posing sama dengan rata-rata hasil belajar siswa yang menggunakan metode ceramah dan penugasan

Ha : Rata-rata hasil belajar siswa yang menggunakan metode problem posing lebih baik dari rata-rata hasil belajar siswa yang menggunakan metode ceramah dan penugasan

Ho : µ 1 =µ 2 Ha : µ 1 >µ 2

Keterangan : µ 1 = Rata-rata hasil belajar siswa yang menggunakan metode pembelajaran problem posing µ 2 = Rata-rata hasil belajar siswa yang menggunakan metode ceramah dan penugasan

2. UJI HIPOTESIS 2

Ho : Pembelajaran menggunakan metode Problem posing tidak meningkatkan hasil belajar siswa pada materi sistem persamaan linier dua variabel Ha : Pembelajaran menggunakan metode Problem posing dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada materi sistem persamaan linier dua variabel

Ho : µ 1 ≥µ 2

Ha : µ 1 <µ 2 Keterangan :

µ 1 = Nilai rata-rata postest kelas eksperimen

µ 2 = Nilai rata-rata pretest kelas eksperimen

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitian ini merupakan jenis penelitian randomized control-group pretest-posttest design .

Tujuan penelitian eksperimental adalah untuk menetapkan hukum kausal (sebab-akibat) (Emzir, 2010:63 ). Penelitian ini menggunakan data kuantitatif yang bertujuan untuk mengetahui gambaran dengan menggunakan metode pembelajaran Problem Posing dalam pembelajaran matematika siswa di MTs. Aisyiyah Palembang, yang dilihat melalui hasil belajar.

B. Rancangan Penelitian

Penelitian ini menggunakan desain randomized control-group pretest- posttest design . Paradigma dalam penelitian eksperimen model ini dapat digambarkan sebagai berikut:

Group

Posttest Exp. Group (R)*

Pretest

Treatment

Contr. Group (R)

T Keterangan : T 1 = nilai pretest (sebelum diterapkan metode problem posing)

2 T = nilai posttest (setelah diterapkan metode problem posing) Pengaruh metode problem posing terhadap hasil belajar siswa = (T 2.e –T 1.e ) – (T 2.c –T 1.c )

(Suryabrata,

C. Variabel Penelitian

Dalam penelitian ini terdapat dua variabel pokok, yaitu metode Problem Posing sebagai variabel bebas dan perilaku serta hasil belajar sebagai variabel terikat. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada sketsa berikut:

Variabel bebas Variabel tidak bebas

Metode Problem Posing Perilaku dan hasil belajar siswa

D. Definisi Operasional Variabel

1. Penerapan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah pelaksanaan metode pembelajaran Problem Posing pada pembelajaran matematika.

2. Metode Problem posing yang dimaksud dalam penelitian ini adalah guru membagikan Lembar Problem Posing I (LPP I) yang berisi contoh soal yang dibuat oleh guru kemudian siswa diminta membuat soal baru yang sejenis ataupun berbeda dalam satu kelompok dan pada LPP II siswa diminta menjawab soal yang dibuat oleh kelompok yang berbeda, misalnya: soal yang dibuat kelompok 1 dikerjakan oleh kelompok 2 dan seterusnya.

3. Perilaku belajar yang dimaksud dalam penelitian ini adalah kegiatan siswa dalam mengikuti pembelajaran matematika yang sedang berlangsung dengan metode Problem Posing. Adapun indikator perilaku siswa yaitu : perhatian siswa, keaktifan siswa, dan kreativitas siswa.

4. Hasil belajar yang dimaksud dalam penelitian ini adalah konsep dan kaidah dalam memecahkan masalah.

5. Metode konvensional yang dimaksud dalam penelitian ini adalah metode pembelajaran yang menggunakan metode ceramah dan penugasan.

6. Materi yang diteliti adalah Sistem Persamaan Linier Dua Variabel di kelas VIII.

E. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian. Adapun yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah keseluruhan siswa kelas VIII MTs Aisyiyah Palembang angkatan 2012 – 2013, yang terdiri dari dua kelas dengan jumlah populasi sebanyak 62 orang siswa.

2. Sampel

Sampel yang diteliti oleh peneliti ada dua kelas, yaitu kelas yang pertama VIII.a sebagai kelas eksperimen sebanyak 31 siswa dan kelas yang kedua VIII.b adalah kelas kontrol sebanyak 31 siswa.

F. Prosedur Penelitian

Adapun langkah-langkah yang dilakukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Perencanaan - Penyusunan rancangan kegiatan dan bahan pelajaran - Guru mengorganisasikan bahan pelajaran dan persiapannya - Guru menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran.

2. Pelaksanaan Pada tahap ini peneliti mengamati, memotivasi, menyajikan informasi dan mengorganisasikan, mengarahkan, evaluasi dan presentasi, menarik kesimpulan prilaku dan hasil belajar siswa pada tiap-tiap pertemuan sampai tes akhir dalam melakukan proses mengajar.

Peneliti melakukan proses mengajar dengan bertahap dan diadakan 2 kali pertemuan, sebagai berikut: - Guru menjelaskan tentang pelajaran kepada siswa dengan

harapan mereka dapat memahami tujuan serta dapat mengikuti dengan baik proses pembelajaran.

- Guru membagi peserta didik kedalam sejumlah kelompok - Setiap kelompok ditugaskan meresume dan masing-masing

siswa dalam kelompok membuat petanyaan dari hasil resume dalam lembar Problem Posing I

- Kesemua tugas membentuk pertanyaan dikumpulkan

kemudian dilimpahkan pada kelompok lainnya. - Setiap siswa dalam kelompoknya melakukan diskusi internal untuk menjawab pertanyaan yang mereka terima dari kelompok lain disertai dengan tugas resume yang telah dibuat kelompok lain tersebut. Setiap jawaban atas pertanyaan tersebut ditulis pada lembar Problem Posing II.

- Pertanyaan yang ditulis pada lembar Problem Posing I dikembalikan kepada kelompok asal untuk kemudian - Pertanyaan yang ditulis pada lembar Problem Posing I dikembalikan kepada kelompok asal untuk kemudian

- Setiap kelompok mempresentasikan hasil rangkuman dan pertanyaan yang telah dibuatnya pada kelompok lain. - Siswa diberi tes oleh guru.

3. Observasi Observasi dilakukan secara kolaboratif dengan teman sejawat dengan menggunakan instrument berupa lembar pengamatan, lembar penilaian kinerja yang telah disiapkan.

G. Teknik Pengumpulan Data dan Analisis Data

1. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik tes dan observasi.

a) Tes

“Tes adalah serentetan pertanyaan atau latihan serta alat lain yang digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan

intelegensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok “ (Arikunto, 2006 : 150).

Data yang dikumpulkan adalah hasil kerja siswa dalam proses pembelajaran dan tes hasil belajar. Hasil kerja siswa dalam proses pembelajaran merupakan latihan dalam membentuk soal dan penyelesaian soal yang dibuatnya. Sedangkan tes hasil belajar Data yang dikumpulkan adalah hasil kerja siswa dalam proses pembelajaran dan tes hasil belajar. Hasil kerja siswa dalam proses pembelajaran merupakan latihan dalam membentuk soal dan penyelesaian soal yang dibuatnya. Sedangkan tes hasil belajar

b) Observasi

“Obeservasi adalah suatu teknik yang dilakukan dengan cara mengadakan pengamatan secara teliti serta pencatatan secara

sistematis” (Arikunto, 2010 :265). Observasi dalam penelitian ini bertujuan untuk memperoleh

gambaran perilaku belajar siswa selama diterapkannya metode pembelajaran Problem Posing pada materi Sistem Persamaan Linier Dua Variabel (SPLDV) di MTs Aisyiyah.

Selama kegiatan berlangsung dilakukan pengamatan dengan menggunakan lembar observasi yang terdiri dari tiga indikator dan setiap indikator terdiri dari tiga deskriptor. Adapun item penelitian kegiatan observasi adalah sebagai berikut: (1) Perhatian

a. Siswa memperhatikan penjelasan guru saat menyampaikan

materi

b. Siswa memperhatikan ketika guru menyimpulkan materi

pembelajaran

c. Siswa membaca materi dari sumber lain (2) Keaktifan

a. Siswa mengajukan pertanyaan kepada guru

b. Siswa menjawab pertanyaan dari guru

c. Siswa mengemukakan pendapat

(3) Kreativitas

a. Siswa membuat rangkuman dari materi tersebut

b. Siswa mengerjakan latihan yang diberikan oleh guru

c. Siswa menulis jawaban dari hasil diskusi

(Mursidin,2010:47)

Dalam setiap observasi, pengamat (observer) 26escri tanda ceklist (√) pada 26escriptor yang tampak pada lembar observasi berikut:

Tabel 1. Lembar Observasi Perilaku Belajar Siswa Kelas VIII MTs Aisyiyah Palembang

Petunjuk : Berilah tanda ( √) pada setiap deskriptor yang muncul

No Nama Siswa Indikator dan Deskriptor

1 Skor

2 Skor

3 Skor Jumlah

a bc

2. Teknik Analisis Data

a) Analisis Data Tes

Data yang telah terkumpul akan dianalisis, dimana tujuan penganalisisan ini untuk mengetahui hasil belajar siswa setelah diterapkan metode Problem Posing pada materi geometri di MTs Aisyiyah Palembang.

Adapun langkah – langkah yang dilakukan untuk menganalisis data tes hasil belajar siswa pada mata pelajaran matematika adalah : (1) Memeriksa hasil jawaban tes.

(2) Menjumlahkan skor semua jawaban dari setiap soal. (3) Skor yang di peroleh siswa dikonversikan dalam bentuk nilai

dengan rentang 0 - 100

Keterangan :

: Nilai yang dicari atau diharapkan

: Skor mentah yang diperoleh siswa

SM

: Skor maksimum dari tes yang bersangkutan

: Bilangan tetap

(Purwanto, 2006:102)

(4) Nilai tes akhir yang di peroleh akan di uji menggunakan Uji T

a. Uji Normalitas Data Uji normalitas digunakan untuk menentukan statistik yang akan digunakan dalam mengolah data. Untuk menguji normalitas data sampel yang diperoleh dapat digunakan uji kemiringan.

Menentukan kemiringan (Km) dengan menggunakan rumus:

̅ Km =

Keterangan: ̅ = rata-rata (mean)

Mo = modus s = simpangan baku

Data distribusi normal apabila harga Km terletak antara -1 dan +1 dalam selang (-1<Km<+1)

b. Uji Homogenitas Data Uji homogenitas data dilakukan untuk memperoleh asumsi bahwa sampel penelitian berangkat dari kondisi yang sama atau homogen, yang selanjutnya untuk menentukan statistik uji t yang akan digunakan dalam pengujian hipotesis. Uji homogenitas dilakukan dengan penyelidikan apakah kedua sampel mempunyai varians yang sama atau tidak.

Hipotesis uji homogenitas:

Ho : σ² 1 ≤ σ² 2 Ha : σ² 1 > σ² 2

Keterangan : σ² 1 : Varians menggunakan metode problem posing (kelas eksperimen)

σ² 2 : Varians menggunakan metode konvensional (kelas kontrol)

Ho : Varians kedua data sampel sama antara kelas eksperimen dan kelas kontrol. Ha : Varians kedua data sampel tidak sama antara kelas eksperimen dan kelas kontrol.

Dalam uji homogenitas digunakan uji F adalah sebagai berikut:

F=

Keterangan: S 1 = Varians kelas eksperimen S 2 = Varians kelas kontrol

Kriteria pengujian uji pihak kanan adalah terima hipotesis tolak Ho jika F ≥ Fα(n 1 -1, n 2 -1) dan terima Ho untuk hal-hal lain.

c. Uji Hipotesis Guna membuktikan hipotesis yang telah dirumuskan dan untuk mendapatkan suatu kesimpulan maka hasil dari tes akan dianalisis dengan menggunakan uji t. Sebagai hasil dari pengolahan data tersebut nantinya dapat diambil satu kesimpulan untuk membuktikan hipotesis yang telah dirumuskan.

Adapun rumus hipotesisnya adalah:

Ho : µ 1 =µ 2 Ha : µ 1 >µ 2

Keterangan : µ 1 : Rata-rata hasil belajar siswa yang menggunakan metode problem posing.

µ 2 : Rata-rata hasil belajar siswa yang menggunakan pembelajaran konvensional.

Ho : Rata-rata hasil belajar siswa yang menggunakan metode problem posing sama dengan rata-rata hasil belajar siswa yang menggunakan pembelajaran konvensional

Ha : Rata-rata hasil belajar siswa yang menggunakan metode problem posing lebih baik dari rata-rata hasil belajar siswa yang menggunakan pembelajaran konvensional

Peneliti menggunakan statistik uji t dengan taraf signifikansi 5%

Adapun rumus statistik uji t sebagai berikut:

t= ̅ (Sudjana, 2005 : 239)

dengan:

S = (Sudjana, 2005 : 239)

Keterangan: t =t hitung

̅ = Rata-rata nilai siswa yang belajar dengan menggunakan metode problem posing ̅ = Rata-rata nilai siswa dengan menggunakan metode ceramah dan penugasan =Jumlah siswa yang belajar dengan menggunakan metode problem posing

= Jumlah siswa yang belajar menggunakan metode ceramah dan penugasan

= Nilai varians siswa yang belajar menggunakan metode problem posing

= Nilai varians siswa yang belajar menggunakan metode ceramah dan penugasan

= Nilai varians gabungan

Kriteria pengujian hipotesis dalam penelitian ini adalah terima Ho jika t < t 1- α dan tolak Ho jika t mempunyai harga-harga lain. Derajat kebebasan untuk daftar distribusi t ialah (n 1 +n 2 – 2) dengan peluang (1 – α), α = 0,05

Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada kurva berikut ini:

Daerah penerimaan

Daerah penolakan

t tabel

Gambar 1. kurva Uji Pihak Kanan

Daerah yang diarsir adalah daerah penolakan Ho, berarti Ha diterima dan daerah yang tidak diarsir adalah daerah penerimaan Ho, berarti Ha ditolak.

Tabel 2 Kategori Hasil Belajar

Nilai Akhir

Kategori Hasil

A Sangat Baik

60 - 79

B Baik

40 - 59

C Cukup

20 - 39

D Kurang

E Sangat kurang

(Modifikasi Arikunto, 2006: 24) (Modifikasi Arikunto, 2006: 24)

Data yang diperoleh melalui lembar observasi dihitung untuk mencari skor yang melambangkan prilaku siswa terhadap pelajaran matematika dengan menggunakan metode Problem Posing. Ketentuan pemberian skor pada lembar observasi adalah sebagai berikut:

Tabel 3 Skor Data Observasi

1 Tidak satupun deskriptor tampak 2 Satu deskriptor tampak

3 Dua deskriptor tampak 4 Tiga deskriptor tampak

(Modifikasi Arikunto, 2007: 87)

Skor prilaku belajar masing-masing siswa adalah jumlah seluruh skor yang diperolehnya sesuai dengan deskriptor yang muncul pada saat pembelajaran berlangsung. Pemberian kategori dari aspek yang diamati menurut skor yang didapat dari lembar observasi didasarkan pada rentang skor seperti pada tabel berikut:

Tabel 4 Kategori Prilaku Belajar Siswa

Rentang skor

Kategori

80 - 100

Sangat baik

Cukup baik

20 – 39

Kurang baik

0 - 19

Tidak baik

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. HASIL PENELITIAN

1. Deskripsi Pelaksanaan Penelitian

Penelitian ini dilakukan di MTs Aisyiyah Palembang tahun ajaran 2012/2013 pada tanggal 19 November 2012 sampai 30 November 2012 dengan materi Sistem Persamaan Linier Dua Variabel. Subjek dalam penelitian ini adalah kelas VIIIA kelas Eksperimen dengan jumlah 31 siswa yang terdiri dari 25 siswa perempuan dan 6 siswa laki – laki dan VIIIB kelas kontrol dengan jumlah 31 siswa yang terdiri dari 19 siswa perempuan dan 12 siswa laki – laki. Adapun metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen murni.

Pembelajaran ini dilaksanakan sebanyak empat kali pertemuan dengan dua kali perlakuan dan dua kali tes, dimana pada setiap pertemuan berlangsung selama 2 x 40 menit baik untuk kelas eksperimen maupun kelas kontrol. Tes awal dilakukan untuk mengukur sejauh mana pemahaman siswa terhadap materi yang akan di ajarkan dan tes akhir dilakukan untuk mengetahui ketuntasan hasil belajar siswa secara perorangan dalam memahami materi sistem persamaan linier dua variabel dengan menggunakan metode problem posing.

2. Data Hasil Penelitian

a. Observasi Kelas Eksperimen

Observasi dilakukan pada penelitian ini bertujuan untuk mengumpulkan data prilaku belajar siswa. Observasi dilakukan selama proses pembelajaran berlangsung yang dibantu oleh tiga orang pengamat dengan melihat indikator dari prilaku belajar siswa berdasarkan metode Problem Posing. Adapun indikator dan deskriptor prilaku belajar siswa yang dilihat selama proses pembelajaran yaitu :

1) Perhatian Siswa (a) Siswa memperhatikan penjelasan guru saat menyampaikan

materi, (b) Siswa memperhatikan ketika guru menyimpulkan materi

pembelajaran, dan (c) Siswa membaca materi dari sumber lain

2) Keaktifan Siswa

(a) Siswa mengajukan pertanyaan kepada guru, (b) Siswa menjawab pertanyaan dari guru, dan (c) Siswa mengemukakan pendapat

3) Kreativitas Siswa (a) Siswa membuat rangkuman dari materi tersebut, (b) Siswa mengerjakan latihan yang diberikan oleh guru, dan (c) Siswa menulis jawaban dari hasil diskusi