DAN KEWAJIBAN TENAGA KESEHATAN DALAM PEL

HAK DAN KEWAJIBAN TENAGA KESEHATAN DALAM PELAKSANAAN PERMENKES RI NO. 631/MENKES/III/2011 TENTANG JAMINAN PERSALINAN (STUDI KASUS DI RSUD SUNAN KALIJAGA DEMAK) TESIS

Untuk memenuhi sebagian persyaratan

Mencapai derajat sarjana S-2

Program Studi Magister Ilmu Hukum

Konsentrasi Hukum Kesehatan

Diajukan oleh

Machfudloh

NIM: 09.930062

Kepada ROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS KATOLIK SOEGIJAPRANATA

SEMARANG 2012

Perpustakaan Unika

TESIS HAK DAN KEWAJIBAN TENAGA KESEHATAN DALAM PELAKSANAAN PERMENKES RI NO. 631/MENKES/III/2011 TENTANG JAMINAN PERSALINAN (STUDI KASUS DI RSUD SUNAN KALIJAGA DEMAK)

Diajukan oleh Machfudloh NIM: 09.93.0062

Telah disetujui oleh:

Pembimbing Utama

dr. Sofwan Dahlan, Sp(F) Tanggal,............................

Pembimbing Pendamping

Yohanes Budi Sarwo, SH.MH Tanggal,............................

ii

Perpustakaan Unika

TESIS HAK DAN KEWAJIBAN TENAGA KESEHATAN DALAM PELAKSANAAN PERMENKES RI NO. 631/MENKES/III/2011 TENTANG JAMINAN PERSALINAN (STUDI KASUS DI RSUD SUNAN KALIJAGA DEMAK)

Yang dipersiapkan dan disusun oleh Machfudloh NIM: 09.93.0062 Telah dipertahankan didepan Dewan Penguji Pada Tanggal Susunan Dewan Penguji

Pembimbing Utama Anggota Tim Penguji Lain

dr. Sofwan Dahlan, Sp(F) Dr. Endang Wahyati Y, SH., MH

Pembimbing Pendamping

Yohanes Budi Sarwo, SH., MH

Tesis ini telah diterima sebagai salah satu persyaratan Untuk memperoleh gelar Magister dalam Ilmu Hukum Tanggal............................................ Ketua Program Studi Magister Ilmu Hukum Prof. Dr. Agnes Widanti S, SH., CN

iii

Perpustakaan Unika

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr. Wb Dengan mengucap puji syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayahnya sehingga penulis dapat menyelesaikan Tesis ini dengan judul

” HAK DAN KEWAJIBAN TENAGA KESEHATAN DALAM PELAKSANAAN PERMENKES RI NO.631/MENKES/III/2011 TENTANG

JAMINAN PERSALINAN DI RSUD SUNAN KALIJAGA DEMAK”. Program Jampersal merupakan bagian dari upaya pencapain target Millenium Development Goals (MDG’s) untuk menekan angka kematian ibu dan anak saat melahirkan. Jaminan Persalinan adalah jaminan pembiayaan pelayanan persalinan yang meliputi pemeriksaan kehamilan, pertolongan persalinan, pelayanan nifas termasuk pelayanan KB paska persalinan dan pelayanan bagi bayi baru lahir. Tujuan dari Jaminan persalinan adalah meningkatnya akses terhadap pelayanan persalinan yang dilakukan oleh dokter atau bidan dalam rangka menurunkan Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB). Kehadiran Jampersal merupakan solusi bagi masyarakat, terutama rakyat miskin untuk mendapatkan pelayanan kesehatan khususnya dalam hal melahirkan. Disamping itu, tenaga kesehatan (dokter dan bidan) merupakan sumber daya utama pemberi pelayanan kesehatan kepada

iv

Perpustakaan Unika

masyarakat. Dan mempunyai peranan yang penting karena terkait langsung dengan pemberian pelayanan kesehatan dan mutu pelayanan yang diberikan, pada peserta jampersal. Untuk itu dalam Pasal 5 Peraturan Menteri Kesehatan No:631/MENKES/PER/III/2011 tentang Petunjuk Teknis Jaminan Persalinan diatur tentang Hak dan kewajiban Tenaga kesehatan dalam upaya mendukung mutu pelayanan yang diberikan sehingga tujuan pembangunan kesehatan tercapai.

Terselesaikannya Tesis ini tidak lepas dari bimbingan dan dorongan serta bantuan baik moril maupun materil dari semua pihak. Untuk itu dalam kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih Kepada :

1. Prof. Dr. A. Widanti, SH, CN, selaku Ketua Program Studi Magister ilmu Hukum Unika Soegijapranata Semarang

2. Endang Wahyati, SH, MH, selaku Sekretaris Program Studi Magister ilmu Hukum Unika Soegijapranata Semarang dan selaku dosen penguji yang telah memberikan masukan dalam penulisan tesis ini

3. Dr. Sofwan dahlan, SpF, selaku Pembimbing I yang telah banyak memberikan bimbingan hingga terselesaikannya penulisan tesis ini

4. Yohanes Budi sarwo, SH, MH, selaku Pembimbing II yang telah banyak memberikan kesempatan kepada penulis untuk mendapatkan bimbingan, pengarahan, dorongan semangat, masukan serta bantuan

Perpustakaan Unika

atas kesabarannya untuk mengarahkan penulis dalam menyelesaikan tesis

5. Kepala RSUD Sunan Kalijaga Kabupaten Demak dan jajarannya yang telah banyak membantu dan kerjasamanya yang baik selama dalam proses penelitian.

6. Seluruh Staf pengajar Program Studi Magister ilmu Hukum Unika Soegijapranata Semarang

7. Rekan-Rekan angkatan XII Program Studi Magister ilmu Hukum Unika Soegijapranata Semarang khususnya angkatan XII tahun 2010 Semarang, atas segala bantuannya untuk selalu bersedia saling berbagi suka duka, pengalaman, ilmu pengetahuan dan memberi dorongan semangat serta kerjasamanya yang baik selama menempuh pendidikan pada Program Studi Pasca Sarjana Magister Hukum Kesehatan Universitas Khatolik Soegijapranata Semarang.

8. Orang tua handa tercinta yang telah merawat, membesarkan dan memberikan dorongan serta dukungannya yang tak ternilai harganya kepada penulis dan jasanya tidak akan terlupakan serta adik-adikku yang telah memberikan dorongan moril dan doa semuanya sehingga tesis ini dapat selesai dengan baik.

9. Semua keluarga, rekan-rekan sejawat, sahabat, dan Aufklarungku yang selalu mendampingiku dan memberikan support dalam penyusunan tesis ini, serta semua pihak yang tidak dapat penulis

vi

Perpustakaan Unika

sebutkan satu persatu, yang turut serta memberikan nasehat, kritik dan saran serta semangat, sehingga penulis dapat menyelesaikan tesis ini.

Semoga jasa dan amal baik yang telah diberikan kepada penulis mendapat pahala dari Allah SWT sesuai dengan amal Kebaikannya . Akhirnya penulis berharap semoga ini dapat digunakan untuk dasar penelitian dan bermanfaat bagi pembaca. Wassalamualaikum Wr. Wb

Semarang , Maret 2012

Penulis

vii

Perpustakaan Unika

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 : Penurunan AKI (Angka Kematian Ibu) di Indonesia. Hlm.36 Tabel 2.2

:Persentase Distribusi penduduk yang terlindungi oleh Berbagai Macam Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Berdasarkan Latar Belakang. Hlm. 46 Tabel 2.3

: Besaran Tarif Pelayanan Jaminan Persalinan

Pada Pelayanan Tingkat Pertama. Hlm.50 Tabel 3.1

: Jenis Tenaga Kesehatan Hlm. 78 Tabel 3.2

: Jenis Ruang Inap Hlm. 79 Tabel 3.3

:Hasil tabulasi tentang Prosedur Jaminan Persalinan Hlm. 82

Tabel 3.4 :Hasil tabulasi tentang kewajiban Nakes dalam pelaksanaan Jaminan Persalinan. Hlm. 85 Tabel 3.5

:Hasil tabulasi tentang hak Nakes dalam pelaksanaan Jaminan Persalinan. Hlm. 86

Tabel 3.6 :Hasil tabulasi tentang hambatan-hambatan yang ditemukan dalam pelaksanaan Jaminan Persalinan Hlm. 87

Perpustakaan Unika

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Tabulasi Prosedur Pelaksanaan Jaminan Persalinan Lampiran 2

: Tabulasi Kewajiban Nakes dalam Pelaksanaan

Jaminan Persalinan

Lampiran 3 : Tabulasi hak Nakes dalam Pelaksanaan Jaminan

Persalinan

Lampiran 4 : Tabulasi Hambatan yang ditemukan dalam Prosedur Pelaksanaan Jaminan Persalinan Lampiran 5

: Jadwal Penelitian

Lampiran 6

: Ijin Survey penelitian

Lampiran 7

: Surat Balasan Survey Penelitian

xi

Perpustakaan Unika

PERNYATAAN

Yang bertanda tangan dibawah ini saya, Machfudloh, Peserta Program Studi Magister Hukum Kesehatan, Nim 09.930062,

Menyatakan :

1. Bahwa dalam tesis ini tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu Perguruan Tinggi.

2. Bahwa sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar Pustaka.

Demikian pernyataan ini dibuat dan dapat dipergunakan sebagaimana mestinya.

Semarang, ..............................

Machfudloh

xii

Perpustakaan Unika

ABSTRAK

Berdasarkan Survey Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2007 Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia adalah 228 per 100.000 kelahiran hidup, dan pada tahun 2008 menjadi 235 per 100.000 kelahiran hidup, sedangkan Angka Kematian Bayi (AKB) di Indonesia 34 per 1000 kelahiran hidup. Berdasarkan Kesepakatan global Millenium Development Goals (MDG’s 2000) pada tahun 2015, diharapkan Angka Kematian Ibu (AKI) menurun dari 228 pada tahun 20007 menjadi 102 per 100.000 KH. Berbagai upaya pemerintah untuk menurunkan AKI dan mendukung tercapainya MDG’s salah satunya adalah dengan dikeluarkannya PERMENKES RI NO. 631/MENKES/III/2011 tentang Program Jampersal (Jaminan Persalinan)

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah yuridis empiris/sosiologis, dengan spesifikasi deskriptif analitis yaitu untuk mengelompokkan, menghubungkan dan memberi makna terhadap data yang berkaitan dengan hak dan kewajiban tenaga kesehatan dalam pelaksanaan Permenkes RI No 631/MENKES/III/2011 tentang Jaminan Persalinan di RSUD Sunan Kalijaga.

Hasil penelitian ini bahwa prosedur pelaksanaan PERMENKES RI NO. 631/MENKES/III/2011 tentang Program Jampersal di RSUD Sunan Kalijaga Demak belum dilakukan sesuai prosedur, dimana ruang lingkup dan paket manfaat jampersal selain pelayanan pada ibu hamil, bersalin, nifas, dan bayi dengan resiko tinggi dan komplikasi juga memberikan pelayanan normal yang seharusnya diberikan pada pelayanan tingkat pertama, selain itu fasilitas pelayanan maupun sumberdaya manusia tenaga medis dalam memberikan pelayanan pasien masih kurang karena peserta yang menggunakan jampersal mengalami peningkatan setiap harinya. Dalam memberikan pelayanan kesehatan tenaga kesehatan bekerja sesuai dengan kewajibannya yaitu memberikan pelayanan baik pada ibu maupun pada bayi, namun hak yang didapatkan tenaga kesehatan belum seimbang dengan kewajibannya dimana jumlahnya sudah tidak utuh lagi melainkan karena ada potongan. Adapun hambatan yang ditemukan dalam pelaksanaan PERMENKES RI NO. 631/MENKES/III/2011 tentang Program Jampersal di RSUD Sunan Kalijaga Demak adalah dari pihak Rumah sakit dan dari pihak pasien. Hambatan dari pihak RS yaitu SDM tenaga medis masih kurang serta sarana prasarana dan peralatan yang masih kurang. Sedangkan hambatan dari pihak pasien karena minimnya pengetahuan dan kurangnya sosialisasi baik dari pemerintah maupun tenaga kesehatan tentang program jampersal sehingga dalam melengkapi persyaratan pasien mengalami banyak kendala.

Kata kunci: Hak dan Kewajiban, tenaga kesehatan, program JAMPERSAL.

xiii

Perpustakaan Unika

ABSTRACT

Based on the Indonesia Demographic and Health Survey (IDHS) 2007, Maternal Mortality Rate (MMR) in Indonesia is 228 per 100,000 live births, and in 2008 to 235 per 100,000 live births, while infant mortality rate (IMR) in Indonesia 34 per 1000 births of life. Under the global agreement of the Millennium Development Goals (MDG's 2000) in 2015, is expected to Maternal Mortality Rate (MMR) declined from 228 in 20 007 to 102 per 100,000 KH. Government efforts to reduce maternal mortality and support the achievement of MDG's one of them is by the release of NO Permenkes RI. 631/MENKES/III/2011 about Jampersal Program (Labor Warranty).

The method used in this study is the juridical empirical / sociological, with specification of descriptive analysis is to classify, correlate and give meaning to the data relating to the rights and duties of health personnel in the implementation of Decree No. Permenkes 631/MENKES/III/2011 Maternity Coverage in Sunan Kalijaga Hospital.

The results of this study that the implementation procedures Permenkes RI NO. 631/MENKES/III/2011 Jampersal Program at the Hospital of the Sunan Kalijaga Demak has not done according to the procedure, in which the scope and benefits package in addition to service jampersal in pregnant women, maternity, childbirth, and infants with high risk of complications also provide normal services should given at the first level of service, in addition to service facilities and human resources of medical personnel in providing patient care still less for those who use jampersal increasing every day. In providing health services of health personnel working in accordance with its obligation of providing good service to the mother and the baby, but obtained the rights of health workers have not been balanced with the obligations which the numbers are no longer intact, but because there are pieces. The barriers are found in the implementation of RI Permenkes NO. 631/MENKES/III/2011 Jampersal Program at the Hospital of the Sunan Kalijaga Demak is part of the hospital and from the patient. The resistance of the RS is still lack of human resources and medical infrastructure and equipment are lacking. While the resistance of the patient due to lack of knowledge and lack of socialization both the government and health workers about the program so that the complete requirements jampersal patients experienced a lot of obstacles.

Keywords: Rights and Obligations, health workers, program JAMPERSAL.

xiv

Perpustakaan Unika

BAB I PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG Pembangunan kesehatan merupakan upaya untuk memenuhi salah satu hak dasar rakyat, yaitu hak untuk memperoleh pelayanan kesehatan. Kesehatan adalah hak fundamental setiap warganegara, oleh karena itu setiap individu, keluarga dan masyarakat berhak memperoleh perlindungan terhadap kesehatannya. Hal tersebut sebagaimana ditetapkan dalam konstitusi Organisasi Kesehatan Sedunia, World Health Organization (WHO). Dalam UUD 1945 Pasal

28 H ayat (1) menyebutkan bahwa setiap orang berhak hidup sejahtera lahir dan batin, bertempat tinggal, dan mendapatkan lingkungan hidup yang baik dan sehat serta berhak memperoleh pelayanan kesehatan. Selanjutnya pada Pasal 34 ayat (3) ditegaskan bahwa negara bertanggung jawab atas penyediaan fasilitas pelayanan kesehatan dan fasilitas pelayanan umum yang layak.

Di dalam Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan, pada Pasal 5 ayat (1) menegaskan bahwa setiap orang mempunyai hak yang sama dalam memperoleh akses atas sumber daya di bidang kesehatan. Selanjutnya pada ayat (2) ditegaskan bahwa setiap orang mempunyai hak dalam memperoleh pelayanan kesehatan yang aman, bermutu, dan terjangkau. Kemudian pada ayat

Perpustakaan Unika

(3) bahwa setiap orang berhak secara mandiri dan bertanggung jawab menentukan sendiri pelayanan kesehatan yang diperlukan bagi dirinya. Selanjutnya pada Pasal 6 ditegaskan bahwa setiap orang berhak mendapatkan lingkungan yang sehat bagi pencapaian derajat kesehatan.

Berbagai ketentuan tersebut di atas, dapat dipahami bahwa untuk menjamin terpenuhinya hak hidup sehat bagi seluruh penduduk termasuk penduduk miskin dan tidak mampu, pemerintah bertanggung jawab atas ketersediaan sumber daya di bidang kesehatan yang adil dan merata bagi seluruh masyarakat untuk memperoleh derajat kesehatan yang setinggi-tingginya.

Pada saat ini kondisi kesehatan masyarakat di Indonesia saat ini masih sangat memprihatinkan ditandai dengan masih tingginya Angka Kematian Ibu (AKI) dan ini merupakan suatu problem kesehatan yang

sampai saat ini belum dapat diatasi secara tuntas. Berdasarkan Survey Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2007 Angka

Kematian Ibu (AKI) di Indonesia adalah 228 per 100.000 kelahiran hidup, dan pada tahun 2008 menjadi 235 per 100.000 kelahiran hidup, Angka Kematian Bayi (AKB) 34 per 1000 kelahiran hidup, dan Angka

Kematian Neonatus (AKN) 19 per 1000 kelahiran hidup. 1 Berdasarkan Kesepakatan global Millenium Development Goals (MDG’s 2000)

pada tahun 2015, diharapkan Angka Kematian Ibu (AKI) menurun dari

1 SDKI (Survey Demografi dan Kesehatan Indonesia), 2007, Online, Internet, 5 November 2011, www.menegpp.go.id/aplikasidata/index.php?option=com .

Perpustakaan Unika

228 pada tahun 20007 menjadi 102 per 100.000 KH dan Angka Kematian Bayi (AKB) menurun dari 34 pada tahun 2007 menjadi 23

per 1000 KH. 2 Upaya penurunan Angka Kematian Ibu (AKI) harus difokuskan

pada penyebab langsung kematian ibu, yang terjadi 90 % pada saat persalinan dan segera setelah persalinan yaitu perdarahan (28%),

eklamsia (24%), infeksi (11%) dan sisanya lain-lain. 3 Kematian Ibu juga diakibatkan beberapa factor keterlambatan (3 Terlambat),

diantaranya terlambat dalam pemeriksaan kehamilan, terlambat dalam memperoleh pelayanan persalinan dari tenaga kesehatan, dan terlambat sampai di fasilitas kesehatan pada saat dalam keadaan emergensi.

Pemerintah melalui Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) maupun Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) telah memberikan program yang ditujukan untuk rakyat miskin. Berbagai program pengentasan kemiskinan telah dilakukan antara lain pemberian Bantuan Langsung Tunai (BLT), Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM), Program Keluarga Harapan, dan dalam bidang kesehatan adalah Jaminan Persalinan (JAMPERSAL). Akan tetapi apakah semua program tersebut benar-benar bisa

2 Direktur Kesehatan dan Gizi Masyarakat Bappenas, 2008, Pencapaian MDG’s

dalam Perspektif Pemerintah, Jakarta:Rakernas dan Semiloka Aliansi Pita Putih Indonesia. Hlm.3

3 SKRT (Survey Kesehatan Rumah Tangga), 2001, Online, Internet, 13 November 2011, www.indonesia.usaid.gov/.../Studi.Tindak_Lanjut_kesehatan_Anak_SKR .

Perpustakaan Unika

membantu masyarakat ataukah hanya sebagai hiasan dan pemanis agar masyarakat bersimpatik pada pemerintah.

Menurut hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2010, persalinan oleh tenaga kesehatan pada kelompok sasaran miskin (Quintile 1) baru mencapai sekitar 69,3%. Sedangkan persalinan yang dilakukan oleh tenaga kesehatan difasilitas kesehatan baru mencapai 55,4%. Selain masalah medis, tingginya Angka Kematian Ibu juga ternyata masih ada faktor lain yang juga cukup penting. Misalnya, pemberdayaan perempuan yang tak begitu baik, latar belakang pendidikan, sosial ekonomi keluarga, lingkungan masyarakat dan politik, kebijakan juga berpengaruh.

Berbagai upaya untuk menurunkan AKI telah dilaksanakan oleh pemerintah, salah satunya adalah dengan dikeluarkannya PERMENKES RI NO. 631/MENKES/III/2011 tentang Program Jampersal (Jaminan Persalinan). Jaminan Persalinan adalah jaminan pembiayaan pelayanan persalinan yang meliputi pemeriksaan kehamilan, pertolongan persalinan, pelayanan nifas termasuk pelayanan KB paska persalinan dan pelayanan bagi bayi baru lahir. Tujuan dari Jaminan persalinan adalah meningkatnya akses terhadap pelayanan persalinan yang dilakukan oleh dokter atau bidan dalam rangka menurunkan Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian

Bayi (AKB). Surat Edaran Menkes RI No. TU/Menkes/E/391/II/2011

Perpustakaan Unika

menyebutkan bahwa jaminan persalinan itu bisa dimanfaatkan oleh semua warga.

Program Jampersal merupakan bagian dari upaya pencapain target Millenium Development Goals (MDG’s) untuk menekan angka kematian ibu dan anak saat melahirkan. Kehadiran Jampersal merupakan solusi bagi masyarakat, terutama rakyat miskin untuk mendapatkan pelayanan kesehatan khususnya dalam hal melahirkan, dengan demikian, kehadiran Jaminan Persalinan diharapkan dapat mengurangi terjadinya Tiga terlambat tersebut sehingga dapat mengakselerasi tujuan pencapaian Millenium Development Goals (MGD’s).

Jaminan Persalinan merupakan program Kemenkes RI yang sudah dimulai sejak awal tahun 2011, dan petunjuk teknisnya sudah dapat diakses langsung dari internet sejak 9 Febuari 2011 lalu. Petunjuk teknis Jaminan Persalinan mengatur secara jelas bagaimana Hak dan kewajiban seorang tenaga Kesehatan.

Dalam Pasal 5 Peraturan Menteri Kesehatan No:631/MENKES/PER/III/2011 tentang Petunjuk Teknis Jaminan Persalinan Hak Tenaga kesehatan :

1. Memperoleh pembayaran dari pihak pertama atas nama kementerian kesehatan atas biaya pelayanan yang telah dilaksanakan.

2. Mengajukan klaim tagihan/pertanggung jawaban atas biaya pelayanan kesehatan yang telah diberikan.

3. Melakukan klarifikasi jika terdapat perbedaan antara klaim tagihan biaya dan realisasi pembayaran klaim.

Perpustakaan Unika

4. Memperoleh umpan balik atas hasil monitoring dan evaluasi tentang kepesertaan, pelayanan kesehatan, dan keuangan dari

pihak kedua.

5. Mengajukan usul/keluhan sehubungan penyelenggaraan program jaminan persalinan dalm upaya peningkatan pelayanan.

Adapun Kewajibannya :

1. Memberikan pelayanan program persalinan kepada pengguna program mengacu kepada petunjuk teknis program persalinan

2. Menyediakan fasilitas pelayanan rawat jalan serta fasilitas pertolongan persalinan sesuai standar pelayanan yang berlaku

3. Tidak menarik biaya tambahan kepada pengguna program jaminan persalinan diluar tarif yang ditentukan dengan alasan apapun

4. Mempersiapkan sumberdaya manusia yang berkompeten untuk memberikan pelayanan kesehatan sesuai dengan standar ketenagaan yang berlaku.

5. Menyerahkan klaim tagihan biaya pelayanan kesehatan kepada pihak pertama untuk diverifikasi.

Sesuai dengan Petunjuk Teknis (Juknis) Jaminan Persalinan dalam BAB IV tentang pendanaan Jaminan persalinan dijelaskan, besaran tarif pelayanan Jampersal tingkat pertama untuk persalinan normal sebesar Rp 350.000. Sedangkan pemeriksaan kehamilan dipatok tarif Rp 10.000 tiap kali periksa. Tarif untuk pelayanan nifas termasuk pelayanan bayi baru lahir dan KB pasca persalinan Rp 10.000. Pelayanan tingkat pertama diberikan di Puskesmas dan Puskesmas PONED serta jaringannya termasuk Polindes dan Poskesdes, fasilitas kesehatan swasta termasuk bidan yang membuka praktik sendiri.

Sistem pendanaan dari Jaminan persalinan mempunyai tujuan agar penyelenggaraan dari Jaminan Persalinan terlaksana secara

Perpustakaan Unika

baik, lancar, transparan dan akuntabel namun dengan besaran nominal sesuai dengan petunjuk teknis Jampersal dirasa belum seimbang oleh tenaga kesehatan jika dibandingan dengan kewajiban yang harus diberikan oleh tenaga kesehatan dalam memberikan pelayanan kesehatan, selain itu pencairan proses klaim yang berulang kali direvisi oleh tim Verifikasi menyebabkan dana insentif tenaga

kesehatan tidak berjalan lancar. 4

B. PERUMUSAN MASALAH

Berdasarkan latar belakang tersebut maka dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut:

1. Bagaimana prosedur pelaksanaan Permenkes RI No. 631/Menkes/III/2011 tentang Jaminan Persalinan di RSUD Sunan Kalijaga Demak?

2. Bagaimana hak dan kewajiban Tenaga kesehatan dalam menjalankan Permenkes RI No. 631/Menkes/III/2011 tentang Jaminan Persalinan di RSUD Sunan Kalijaga Demak?

3. Bagaimana hambatan-hambatan yang timbul dalam menjalankan Permenkes RI No. 631/Menkes/III/2011 tentang Jaminan Persalinan di RSUD Sunan Kalijaga Demak?

4 Internet, 30 April 2011, http://www.epuskesmas.com/kabar-kesehatan/terkini/69- jampersal-antara-solusi-dan-paradigma

Perpustakaan Unika

B. TUJUAN PENELITIAN

1. Tujuan Umum

Menganalisa sejauh mana prosedur pelaksanaan Permenkes RI No. 631/Menkes/III/2011 tentang Jaminan Persalinan, hak dan kewajiban serta hambatan Tenaga Kesehatan Dalam Pelaksanaan Program Jaminan Persalinan Di RSUD Sunan Kalijaga Demak.

2. Tujuan Khusus

a. Untuk mengetahui prosedur pelaksanaan Permenkes RI No. 631/Menkes/III/2011 tentang Jaminan Persalinan di RSUD Sunan Kalijaga Demak.

b. Untuk mengetahui hak dan kewajiban Tenaga kesehatan dalam menjalankan Permenkes RI No. 631/Menkes/III/2011 tentang Jampersal.

c. Untuk mengetahui hambatan-hambatan yang terjadi dalam melaksanakan Permenkes RI No. 631/Menkes/III/2011 tentang Jaminan Persalinan di RSUD Sunan Kalijaga Demak.

C. Manfaat Penelitian

Manfaat yang hendak dicapai dalam penelitian ini antara lain :

1. Manfaat teoritis

Menambah referensi bagi peneliti selanjutnya. Memberi wacana /wawasan baru untuk pengembangan penelitian selanjutnya.

Perpustakaan Unika

2. Manfaat Praktis

a. Diharapkan akan berguna bagi ibu hamil yang mendapatkan pelayanan jaminan persalinan.

b. Dapat memberikan informasi dan gambaran kepada pemerintah serta semua pihak yang terkait dan khususnya kepada tenaga kesehatan yang memberikan pelayanan pada program Jampersal.

D. METODE PENELITIAN

1. Metode Pendekatan

Metode pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah yuridis empiris/sosiologis, yaitu dengan mempelajari berbagai ketentuan yang berkaitan dengan program jaminan persalinan, khususnya Permenkes Republik Indonesia Nomor : 631/MENKES/III/2011 tentang Petunjuk Teknis Jaminan Persalinan. Metode berasal dari kata methodos yang berarti

sesudah atau di atas dan hodos berarti jalan atau cara. 5 Metode penelitian di bidang hukum mempunyai arti sebagai suatu sistem

dari prosedur dan teknik penelitian serta logika dari penelitian ilmiah.

Penelitian hukum sosiologis adalah penelitian dengan pendekatan ilmu-ilmu sosial untuk memahami dan menganalisis

5 Bambang Waluyo, 1991, Penelitian Hukum dalam Praktek, Jakarta :Sinar Grafika, hlm.17

Perpustakaan Unika

hukum sebagai gejala. 6 Secara faktual, penelitian-penelitian ilmu hukum dilakukan dengan menggunakan langkah-langkah methode

penelitian ilmu social. Pendekatan penelitian hukum yuridis sosiologis dilakukan dengan membahas aspek yuridisnya dan sekaligus membahas aspek-aspek sosial yang melingkupi gejala hukum tertentu Oleh karena itu sumber datanya berupa data primer dan data sekunder. Data sekunder sendiri terdiri dari bahan hukum primer, sekunder

dan tertier 7 . Pendekatan penelitian ini dilakukan dengan menggunakan

metode berpikir deduktif serta kriterium kebenaran koheren 8 . Yang dimaksud dengan metode berpikir deduktif adalah cara berpikir

dalam penarikan kesimpulan yang ditarik dari sesuatu yang sifatnya umum dan sudah dibuktikan kebenarannya serta ditujukan untuk

sesuatu yang sifatnya khusus. 9 Pada pendekatan yuridis sosiologis ini, diperlukan penyusunan kerangka analisis hipotesis hubungan

antar variabel dan merupakan hal yang mutlak diperlukan. Analisis hukum yang dihasilkan oleh suatu penelitian yuridis sosiologis ini akan lebih akurat bila dibantu oleh satu atau lebih pendekatan lain

6 Podgorecki and Whelen,1867, Guide to Legal Research, Melbourne : Monash University, 1967.hlm.1

7 Amiruddin & Zainal Asikin, 2003, Pengantar Metode Penelitian Hukum, Jakarta: Raja Grafindo Persada, hlm.118 8

Hilman Hadikusuma, 1995, Metode Pembuatan Kertas Kerja atau Skripsi Ilmu Hukum, Bandung: Mandar Maju, hlm. 58-61

9 Sedarmayanti & Syarifudin Hidayat, 2002,Metodologi Penelitian, Bandung: Mandar Maju, hlm.23

Perpustakaan Unika

yang cocok guna memperkaya pertimbangan-pertimbangan hukum yang tepat untuk menghadapi problem hukum yang dihadapi 10 .

Aspek yuridis yang dibahas mengenai ketentuan hukum dan aturan-aturan yang mengatur tentang Jaminan persalinan dan aspek sosiologis mengenai hak dan kewajiban tenaga kesehatan dalam pelaksanaan Permenkes RI No:631/MENKES/PER/III/2011 tentang Jaminan persalinan.

Penelitian terhadap efektifitas hukum merupakan penelitian yang membahas bagaimana hukum beroperasi dalam masyarakat, penelitian ini mensyaratkan penelitinya disamping mengetahui ilmu hukum juga mengetahui ilmu sosial, dan memiliki pengetahuan dalam penelitian ilmu sosial (social science research).

Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi hukum itu berfungsi dalam masyarakat, yaitu (1) kaidah hukum/ peraturan itu sendiri; (2) petugas/ penegak hukum; (3) sarana atau fasilitas yang digunakan

oleh penegak hukum; (4) kesadaran masyarakat. 11

2. Spesifikasi Penelitian

Berdasarkan pada permasalahan yang diambil, maka spesifikasi penelitian yang digunakan adalah deskriptif analitis. Bersifat deskriptif, karena penelitian ini dimaksudkan untuk memberikan gambaran secara rinci, sistematis dan menyeluruh

10 Johnny Ibrahim, 2006 ,Teori & Metodologi Penelitian Hukum Normatif, Malang, hlm. 305

11 Ali Zainuddin, 2010, Metode Penelitian Hukum, Jakarta :Sinar grafika

Perpustakaan Unika

mengenai suatu keadaan secara objektif. 12 . Sedangkan analitis, berarti mengelompokkan, menghubungkan dan memberi makna

terhadap data yang berkaitan dengan hak dan kewajiban tenaga kesehatan dalam pelaksanaan Permenkes RI No 631/MENKES/III/2011 tentang Jaminan Persalinan di RSUD Sunan Kalijaga Demak. Metode ini berusaha menggambarkan peraturan yang berlaku yang kemudian dikaitkan dengan hak dan kewajiban Tenaga kesehatan di RSUD Sunan Kalijaga Demak. Analisis dari data yang diperoleh diharapkan dapat memberikan jawaban dari permasalahan dalam tesis ini.

12 Riduwan, 2008, Metode dan Teknik Menyusun Tesis, Bandung, Alfabeta, hlm 56

Perpustakaan Unika

3. Desain Penelitian

Desain penelitian ini dapat digambarkan melalui skema kerangka analisa hipotesis hubungan antar variabel sebagai berikut.

Bagan. 1.1 Kerangka Pemikiran

AKI & AKB Tinggi Pencapaian MDG’s (TH 2008 : 235/100.000)

Upaya Pemerintah (Program Jampersal)

Prosedur/Juknis Jampersal

Hak dan Kewajiban Hak dan Kewajiban Nakes sesuai Nakes Tidak sesuai

Hambatan-hambatan yang ditemukan

Perlindugan Hukum

4. Variabel dan Definisi Operasional

Definisi operasional adalah mendefinisikan variabel secara operasional dan berdasarkan karakteristik yang diamati, memungkinkan peneliti untuk melakukan observasi atau pengukuran secara cermat terhadap suatu obyek atau fenomena.

a. Hak dan kewajiban Tenaga kesehatan adalah Kewenangan dan kewajiban Tenaga kesehatan dalam melaksanakan program Jampersal

Perpustakaan Unika

Alat ukur : angket/kuesioner dan wawancara (Wawancara

mendalam/depth interview)

Skala : nominal

b. Pelaksanaan Permenkes RI No. 631/Menkes/III/2011 tentang Jaminan Persalinan adalah Pelaksanaan Peraturan tentang Jaminan persalinan sudah sesuai dengan ketentuan apa belum. Alat ukur

: bahan bahan hukum

5. Lokasi Penelitian, Populasi dan Sampel

a. Lokasi

Penelitian ini dilakukan di RSUD Sunan Kalijaga Demak

b. Populasi. Populasi atau universe adalah seluruh individu atau

seluruh kejadian atau seluruh unit yang akan diteliti. 13 Populasi adalah keseluruhan atau himpunan obyek atau subjek, seluruh

individu, seluruh gejala atau seluruh unit yang akan diteliti, yang terdapat pada suatu wilayah dan memenuhi syarat-syarat

tertentu yang berkaitan dengan masalah penelitian. 14 Ada dua jenis populasi yaitu populasi terbatas dan populasi tak

terhingga. 15 Populasi dapat berupa himpunan orang, benda, kejadian, kasus-kasus, waktu atau tempat dengan ciri atau sifat

13 Ronny Hanitijo Soemitro, 1988, Metodologi Penelitian Hukum dan Jurimetri, Jakarta: Ghalia Indonesia, hlm.44.

14 Ibid, hal 31. 15 Riduwan, op.cit, hlm 55.

Perpustakaan Unika

yang sama. Sebagai populasi dalam penelitian ini adalah adalah tenaga kesehatan yang ada di ruang VK/bersalin, Nifas dan Perinatal di RS Sunan Kalijaga Demak sebagai pemberi pelayanan kesehatan di Kab Demak. sejumlah 10 tenaga kesehatan.

c. Sampel Pengambilan sampel merupakan suatu proses dalam memilih suatu bagian yang representatif dari sebuah populasi. Hal ini berlainan dengan proses enumerisasi lengkap dimana semua anggota populasi diteliti. Penelitian sampel merupakan cara penelitian yang dilakukan hanya terhadap sampel-sampel dari populasi saja, cara ini kerapkali dipilih karena alasan- alasan sebagai berikut:

1) Penelitian sampel dapat dilakukan lebih cepat dan lebih murah.

2) Penelitian sampel dapat menghasilkan informasi yang lebih komprehensif.

3) Penelitian sampel lebih akurat

4) Oleh karena penghematan yang diperoleh dalam waktu dan biaya. 16

Berdasarkan pertimbangan tersebut diatas, maka penulis menganggap perlu adanya sampel dalam penelitian ini. Dalam penelitian ini digunakan teknik Purposive Sampling atau penarikan sampel bertujuan dilakukan dengan cara mengambil subyek didasarkan pada tujuan tertentu. Untuk menentukan

16 Ronny Hanitijo Soemitro, op.cit, hlm 46.

Perpustakaan Unika

sampel berdasarkan tujuan tertentu haruslah dipenuhi persyaratan sebagai berikut:

1) Harus didasarkan pada ciri-ciri, sifat-sifat atau karakteristik

tertentu yang merupakan ciri-ciri utama populasi.

2) Subyek yang diambil sebagai sampel harus benar-benar merupakan subyek yang paling banyak mengandung ciri-ciri yang terdapat pada populasi.

3) Penentuan karakterisik populasi dilakukan dengan teliti dalam studi pendahuluan. 17

Besarnya sample yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

1) Sebanyak 10 Tenaga Kesehatan yang bertugas di RSUD Sunan Kalijaga Demak.

2) Nara Sumber yaitu Direktur RSUD Sunan Kalijaga Demak dan Team verifikator di RSUD Sunan Kalijaga Demak.

6. Jenis dan Sumber Data

Jenis dan sumber data yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan data primer dan data sekunder.

a. Data primer Data primer diperoleh langsung dari informasi tenaga kesehatan melalui angket/kuesioner dan wawancara dengan responden

b. Data sekunder Jenis data sekunder yang digunakan oleh penulis dalam penulisan tesis ini adalah :

1) Bahan Hukum Primer

17 Ronny Hanitijo Soemitro, op.cit, hlm.46.

Perpustakaan Unika

Bahan hukum yang di peroleh melalui kepustakaan (libery research) yaitu sebagai teknik untuk mendapatkan

informasi melalui penelusuran peraturan perundangan- undangan, bacaan-bacaan lain yang ada relevansinya. Bahan-bahan hukum yang mengikat antara lain:

a) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945

b) Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan

c) Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 1996 Tentang Tenaga Kesehatan

d) Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1464/MENKES/PER/X/2010 Tentang Registrasi dan Praktik Bidan

e) Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 631/MENKES/III/2011 Tentang Jaminan Persalinan

2) Bahan Hukum sekunder Bahan-bahan yang ada kaitannya dengan bahan hukum primer, berupa dokumen laporan, literatur bahan bacaan berupa buku, artikel, dan kamus-kamus hukum, jurnal-jurnal hukum, dan komentar atas putusan serta dokumen tindakan tenaga kesehatan dalam melakukan

Perpustakaan Unika

pelayanan (rekam medik) yang berkaitan dengan Hak dan Kewajiban Tenaga Kesehatan dalam pelaksanaan Permenkes RI No : 631/Menkes/III/2011 tentang Jaminan Persalinan.

3) Bahan Hukum Tertier Bahan-bahan yang bersifat menjelaskan baik hukum

primer maupun bahan hukum sekunder, seperti kamus hukum, kamus bahasa Indonesia.

7. METODE PENGUMPULAN DATA

Metode atau cara yang digunakan untuk pengumpulan data dalam penelitian tidak hanya menggunakan satu cara/metode saja, misalnya disamping menggunakan metode wawancara (interview), kadang perlu dilengkapi dengan pengamatan (observation),atau sebaliknya. Metode angket juga kadang-kadang perlu dilengkapi dengan wawancara guna menggali data yang lebih dalam

Menurut Ronny, 18 Untuk pengumpulan data dalam penelitian ini dapat digunakan beberapa tekhnik diantaranya :

a. Studi kepustakaan;

b. Wawancara (interview);

c. Daftar pertanyaan (kuesioner)

Dalam penelitian ini pengumpulan data akan dilakukan dengan cara pemberian angket / kuesioner kepada responden. Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan

18 Ronny Hanitijo Soemitro, op.cit, hlm. 51

Perpustakaan Unika

dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk menjawabnya. Disamping itu peneliti juga menggunakan tekhnik wawancara (Wawancara mendalam/depth interview) dimana dalam pelaksanaan wawancara merupakan prosedur yang dirancang untuk membangkitkan pernyataan-pernyataan secara bebas yang dikemukakan bersungguh-sungguh secara terus terang. Pelaksanaan penelitian tersebut sebagai berikut :

a. Meneliti Prosedur pelaksanaan Permenkes RI No : 631/Menkes/III/2011 tentang Jaminan Persalinan di RSUD Sunan Kalijaga Demak.

b. Meneliti tentang Hak dan Kewajiban Tenaga Kesehatan dalam melaksanakan Permenkes RI No : 631/Menkes/III/2011 tentang Jaminan Persalinan di RSUD Sunan Kalijaga Demak.

c. Meneliti tentang Hambatan-hambatan yang ditemukan dalam pelaksanaan Permenkes RI No : 631/Menkes/III/2011 tentang Jaminan Persalinan di RSUD Sunan Kalijaga Demak.

8. Pengolahan dan Analisis Data

a. Pengolahan Data

Setelah semua data dikumpulkan dengan teknik pemberian angket / kuesioner, maka dilakukan pengolahan data dengan cara mengelompokkan data yang diperoleh dari

Perpustakaan Unika

kuesioner yang telah diisi oleh responden menurut batas ruang lingkup masalahnya sehingga mempermudah analisis data yang akan disajikan sebagai hasil penelitian.

b. Analisis Data

Analisis data dalam penelitian ini dilakukan secara kualitatif, yaitu dari data yang diperoleh kemudian disusun secara sistematis dan dianalisis secara kualitatif untuk mencapai kejelasan dari masalah yang dibahas.

Analisis data kualitatif adalah suatu cara penelitian yang menghasilkan data deskriptif analisis, yaitu dengan menjelaskan dan menginterpretasikan secara logis dan sistematis data-data yang diperoleh dari hasil penelitian. Logis dan sistematis menunjukkan cara berpikir deduktif-induktif dan mengikuti tata tertib dalam penulisan laporan-laporan penelitian ilmiah. Setelah analisis data selesai, maka hasilnya akan disajikan secara deskriptif, yaitu dengan menuturkan dan menggambarkan apa adanya sesuai permasalahan yang diteliti. Dari hasil tersebut kemudian ditarik kesimpulan yang merupakan jawaban atas permasalahan yang diangkat dalam penelitian ini

Analisis kualitatif dilakukan berdasarkan asas hukum, kaidah hukum dan ketentuan hukum yang berkaitan dengan Permenkes RI No. 631/Menkes/III/2011 tentang Jaminan Persalinan. Data yang telah terkumpul di olah dengan

Perpustakaan Unika

mengimplementasikan data menurut jenisnya berdasarkan masalah pokok. Karena datanya mengarah pada kajian penelitian inferensial maka analisis data dilakukan dengan cara normatif sosiologis, artinya penulis berusaha menggambarkan keadaan yang ada dengan berdasarkan kepada data-data yang diperoleh melalui data primer dan data sekunder. Kemudian data dianalisis dengan di hubungkan kepada pendapat para ahli dan teori-teori yang mendukung dalam pembahasan.

E. PENYAJIAN THESIS

Hasil penelitian yang telah dilakukan dirangkum dan dituangkan dalam bentuk karya ilmiah yang disebut tesis. Penyajiannya tentulah berdasarkan sistematika yang logis dan koheren sehingga keilmiahan penelitian ini dapat tersajikan dengan akurat dan mudah dipahami dengan jelas. Tesis terdiri dari tiga bagian yaitu bagian awal, bagian utama dan bagian akhir. Penyajian tesis pada dasarnya hampir sama dengan usulan penelitian namun isinya lebih luas. Adapun rencana penyajian tesis adalah sebagai berikut :

BAB I : PENDAHULUAN

Adapun urutan masing-masing bab dan pokok bahasannya adalah sebagai berikut : Berisi uraian tentang hal-hal yang merupakan pendahuluan dari penelitian tesis ini. Dalam bab ini diuraikan mengenai Latar Belakang

Perpustakaan Unika

Masalah, Perumusan Masalah, Tujuan Penelitian, Manfaat dan Metode Penelitian.

BAB II : TINJAUAN PUSTAKA

Di dalam Bab II akan diuraikan mengenai tinjauan pustaka tentang permenkes RI No.631/menkes/III/2011 tentang Jampersal dan bagaimana hak dan kewajiban tenaga kesehatan dalam memberikann pelayanan kesehatan serta tanggung jawab hukumnya diuraikan secara yuridis sosiologis.

BAB III : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Berisi uraian tentang hasil penelitian dan pembahasan dari penelitian tesis ini. Uraian tersebut merupakan hasil analisis dari penerapan kerangka teoritis terhadap masalah-masalah yang dirumuskan dalam bab pendahuluan dengan menggunakan metode pendekatan yuridis sosiologis dan dianalisa secara kuantitatif dan kualitatif sehingga dihasilkan uraian yang dalam bentuk kalimat yang konsisten, logis dan efektif serta sistematis. Untuk itu uraian dalam bab ini secara lengkap akan menjelaskan tentang bagaimana prosedur kebijakan Pemerintah dalam pelaksanaan permenkes RI No. 631/menkes/III/2011 tentang jampersal, bagaimana hak dan kewajiban tenaga kesehatan dalam pelaksanaan program jampersal dan bagaimana hambatan –

Perpustakaan Unika

hambatan yang terjadi dalam pelaksanaan pelayanan kesehatan dalam program jampersal dan bagaimana mengatasinya.

BAB IV : PENUTUP

Dalam bab ini diuraikan mengenai kesimpulan dari hasil penelitian dan pembahasan penelitian tesis ini. Ditambahkan pula dengan saran- saran yang bersifat yuridis sosiologis berkaitan dengan analisa hasil penelitian dan dapat memberikan kontribusi positif di masa selanjutnya. Selanjutnya dibagian akhir dicantumkan daftar pustaka serta lampiran dalam penelitian ini.

DAFTAR PUSTAKA

Berisi mengenai buku-buku dan pustaka yang menjadi referensi serta panduan bagi penelitian ini yang juga berguna bagi pembaca apabila ingin lebih memperluas wacana serta mencocokkan dengan penelitian.

LAMPIRAN

Berisi mengenai lampiran-lampiran yang mendukung sebagai hasil dari penelitian dan bukti telah melakukan penelitian.

Perpustakaan Unika

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. SISTEM JAMINAN KESEHATAN DI INDONESIA

1. Pentinganya Sistem Jaminan Kesehatan Bagi Pembangunan Bangsa

Kesehatan adalah hak asasi manusia dan sekaligus investasi untuk keberhasilan pembangunan bangsa. Untuk itu diselenggarakan pembangunan kesehatan secara menyeluruh dan berkesinambungan, dengan tujuan guna meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya. Kesinambungan dan keberhasilan pembangunan kesehatan ditentukan oleh tersedianya pedoman penyelenggaraan pembangunan kesehatan. Penyelenggaraan pembangunan kesehatan di Indonesia berpedoman pada Sistem Kesehatan Nasional (SKN) tahun 2009, yaitu suatu tatanan yang menghimpun berbagai upaya Bangsa Indonesia secara terpadu dan saling mendukung guna menjamin derajat kesehatan yang setinggi- tingginya sebagai perwujudan kesejahteraan umum seperti

diamanatkan dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945. 19

Departemen Kesehatan RI, 2009, Sistem Kesehatan Nasional, Jakarta. Hlm:2

Perpustakaan Unika

Menurut Sistem Kesehatan Nasional 2009.” paling tidak terdapat enam subsistem yang turut menentukan kinerja sistem kesehatan nasional yaitu subsistem upaya kesehatan, pembiayaan kesehatan, sumber daya kesehatan, sediaan farmasi, alat kesehatan dan makanan minuman, manajemen dan informasi kesehatan, dan pemberdayaan masyarakat”. 20 Sesuai dengan

pengertian Sistem Kesehatan Nasional (SKN) tahun 2009, maka subsistem pertama SKN adalah Upaya kesehatan. Untuk dapat mencapai derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya perlu diselenggarakan berbagai upaya kesehatan dengan menghimpun seluruh potensi Bangsa Indonesia.

Penyelenggaraan berbagai upaya kesehatan tersebut memerlukan dukungan dana, sumberdaya manusia, sumberdaya obat dan perbekalan kesehatan sebagai masukan SKN. Dukungan dana sangat berpengaruh terhadap pembiayaan kesehatan yang semakin penting dalam menentukan kinerja SKN. Mengingat kompleksnya pembiayaan kesehatan, maka pembiayaan kesehatan

ditetapkan menjadi subsistem kedua SKN. 21 Tingginya angka kesakitan juga berdampak terhadap biaya

kesehatan yang pada gilirannya akan memperberat beban ekonomi. Hal ini terkait dengan besarnya dana yang harus dikeluarkan untuk berobat, serta hilangnya pendapatan akibat tidak bekerja. Oleh karena itu, Pemerintah melalui Departemen

20 Sistem Kesehatan Nasional, op. Cit, hlm:6 21 Sistem Kesehatan Nasional, op. Cit, hlm:7

Perpustakaan Unika

Kesehatan RI telah menetapkan Visi Indonesia sehat 2010, yaitu pembangunan berwawasan Kesehatan, Profesionalisme, Desentralisasi, Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Masyarakat yang kemudian perwujudannya didorong melalui penetapan 10 indikator rumah tangga sehat yang salah satunya adalah mempunyai jaminan pemeliharaan kesehatan dan penetapan standar besaran cakupan kepesertaan jaminan pemeliharaan kesehatan prabayar sebagai salah satu standar pelayanan minimal dibidang kesehatan di Kabupaten/Kota. Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 1457/Menkes/SK/X/2003 tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan di Kabupaen/Kota juncto Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 1091/MENKES/SK/X/2004 tentang Petunjuk Teknis Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan di Kabupaten/Kota. 22

Visi dan Misi tersebut sekarang telah dirubah kearah masyarakat yang mandiri untuk hidup sehat dengan strategi utamanya menggerakkan dan memberdayakan masyarakat hidup sehat, meningkatkan akses pelayanan kesehatan bermutu, meningkatkan sistem surveilan dan meningkatkan pembiayaan kesehatan yang ini semua sangat sejalan dengan Jamkesda.

2. Jaminan Kesehatan Sebagai amanah Undang-Undang

Konstitusi RI telah menentukan Pasal 28 H ayat (3) UUD 1945 bahwa “setiap orang berhak atas jaminan sosial yang memungkinkan pengembangan dirinya secara utuh sebagai

manusia yang bermartabat.” Tentunya program jaminan sosial tersebut, diantaranya termasuk jaminan pemeliharaan kesehatan

22 Ali Ghufron Mukti, 2007, Sistem Jaminan Kesehatan:konsep Desentralisasi

Terintegrasi, cetakan ke IV Yogyakarta:Magister Kebijakan Pembiayaan dan Manajemen Asuransi Kesehatan hlm:4

Perpustakaan Unika

prabayar yang bersifat sosial. Dan agar hak warganegara atas jaminan kesehatan sosial tersebut dapat terpenuhi, konstitusi RI pada Pasal 34 ayat (2) UUD 1945 telah mengamanatkan bahwa “Negara mengembangkan sistem Jaminan sosial bagi seluruh rakyat dan memberdayakan masyarakat yang lemah dan tidak mampu sesuai dengan martabat kemanusiaan.”

Jaminan sosial merupakan salah satu bentuk perlindungan sosial yang diselenggarakan negara guna menjamin warganegaranya untuk memenuhi kebutuhan dasar hidup yang layak, sebagaimana dalam Deklarasi PBB tentang HAM tahun 1948 dan konvensi ILO No. 102 tahun 1952.

Menurut George E. Rejda dalam bukunya berjudul “Social Insurance and Economic security” edisi ke 3 tahun 1998, menyatakan bahwa masih belum ada definisi atau arti yang merupakan persetujuan umum tentang jaminan sosial (Social

Security). 23 Tetapi demikian salah satu karakteristik pendekatan pelaksanaan program jaminan sosial berupa asuransi sosial yang

menjadi bagian dari program jaminan sosial. Menurut Allen dan Simmon (1974:26), asuransi sosial didefinisikan sebagai “ Soccial insurance is the attempt off goverment to apply the principle of

23 George E. Rejda, 1998, Social Insurance and Economic security” edisi ke 3.

Perpustakaan Unika

insurance to the prevention and alleviation of poverty”. 24 Dalam tulisan Magee dan Bickelhaupt (1964:29), asuransi sosial

didefinisikan bahwa: “social insurance is compulsory and is designed to provided

a minimum of economic security for the lower-income groupps; it concern it self primarily injuries, sickness, old age, unemployment, and thhe premture death of family wage earner. The term social insurance could conceivably include all insurance, since all insurance possess widespread social implications and involve large

groups.” 25

Kemudian dalam Black’s Law Dictionary (1979:724) disebutkkan bahwa: “Social insurance is a comprehensive welfare plan establised by

law, generally compulsory in nature, and based on a program which spreads the cost of benefit among the entire population rather than

on individual recepients.” 26

Selanjutnya dalam Pasal 1 angka 3 Undang-undang Nomor 40 tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN), mendefinisikan “Asuransi Sosial adalah suatu mekanisme pengumpulan dan yang bersifat wajib yang berasal dari iuran guna memberikan perlindungan atas resiko sosial ekonomi yang menimpa peserta dan/atau anggota keluarganya.”

Di Indonesia jaminan sosial diamanatkan dalam UUD 1945 dan perubahannya Tahun 2002, Pasal 5 ayat (1), Pasal 20, Pasal

28 H ayat (1) dan ayat (3), serta Pasal 34 ayat (1) dan ayat (2).

Allen dan Simmon, 1974, Social Insurance, hlm:26. 25 Magee dan Bickelhaupt, 1964, Social Insurance and Economic security hlm:29.

26 Black’s Law Dictionary, 1979, Social Insurance, hlm:724.

Perpustakaan Unika

TAP MPR RI No. X/MPR/2001 menugaskan kepada Presiden RI untuk membentuk Sistem Jaminan Sosial Nasional. Setelah melalui proses panjang pada akhirnya pemerintah RI bersama Dewan Perwakilan Rakyat secara resmi menetapkan UU No. 40 tahun 2004 tentang SJSN pada tanggal 19 Oktober Tahun 2004.

Menindaklanjuti amanat konstitusi tersebut, telah ditetapkan kewajiban daerah dan prioritas belanjanya untuk mengembangkan sistem jaminan sosial berdasarkan Pasal 22 huruf h dan Pasal 167 Undang-undang nomor 32 tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah (UU Pemerintah Daerah) berikut peraturan pelaksanaannya, sebagai sub-sistem jaminan sosial nasional yang diatur dalam Undang-undang nomor 40 tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional (UU SJSN) sebagaimana telah ditegaskan dalam putusan Mahkamah Konstitusi Republik Indonesia (MKRI) terhadap perkara nomor 007/PUU-III/2005 tentang pengujian UU SJSN. Sehingga upaya mengembangkan sistem jaminan sosial didaerah untuk mewujudkan cakupan terlindunginya seluruh penduduk (Univeral Converage), sudah seharusnya tidak hanya disadari oleh daerah sekedar untuk memenuhi standar pelayanan minimal bidang kesehatan saja, tetapi lebih dari itu juga untuk melaksanakan kewajiban konstitusional.

Perpustakaan Unika

3. Pembangunan Bidang Kesehatan dalam Pencapaian MDG’s

a. Sasaran Sasaran Pembangunan Milenium (bahasa Inggris : Millennium Development Goals atau disingkat dalam bahasa Inggris MDGs) adalah Deklarasi Milenium hasil kesepakatan kepala negara dan perwakilan dari 189 negara Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) yang mulai dijalankan pada September 2000, berupa delapan butir tujuan untuk dicapai pada tahun 2015. Targetnya adalah tercapai kesejahteraan rakyat dan pembangunan masyarakat pada 2015. Target ini merupakan tantangan utama dalam pembangunan di seluruh dunia yang terurai dalam Deklarasi Milenium, dan diadopsi oleh 189 negara serta ditandatangani oleh 147 kepala pemerintahan dan kepala negara pada saat Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Milenium di

New York pada bulan September 2000 tersebut. 27 Pemerintah Indonesia turut menghadiri Pertemuan Puncak

Milenium di New York tersebut dan menandatangani Deklarasi Milenium itu. Deklarasi berisi komitmen negara masing-masing dan komunitas internasional untuk mencapai 8 buah sasaran pembangunan dalam Milenium ini (MDG), sebagai satu paket

27 Badan PBB untuk Program Pembangunan: Informasi Dasar Sasaran Pembangunan Milenium, 2004, Online, Internet, 27 Desember 2011

http://www.undp.org/mdg/basics.shtml.

Perpustakaan Unika

tujuan yang terukur untuk pembangunan dan pengentasan kemiskinan. 28