Cover Desain : Tim Editorial Photo Properties : (Pantai Putih Doh, Pesawaran) Redaksi

KATA PENGANTAR

Puji Syukur Kehadirat Allah SWT karena Penyusunan Jurnal “AQUASAINS” telah selesai. Jurnal ini disusun untuk mengapresiasi dan mempublikasi hasil-hasil penelitian, dan kajian ilmiah bidang perikanan dan sumberdaya perairan. Untuk mendukung tujuan tersebut, jurnal ini mengkhususkan diri dengan materi-materi dalam bidang perikanan dan sumberdaya perairan. Edisi kelima Nomor dua ini memuat enam artikel yang diharapkan akan menambah wawasan dan pemahaman di bidang perikanan dan sumberdaya perairan.

Pada kesempatan ini redaksi menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah mengirimkan artikelnya-artikelnya. Redaksi akan membuka kesempatan seluas-luasnya bagi seluruh kalangangan akademisi maupun praktisi baik dari dalam lingkungan maupun diluar Universitas Lampung untuk mempublikasikan hasil-hasil penelitiannya.

Akhir kata semoga jurnal ilmu perikanan dan sumberdaya perairan “AQUASAINS’ ini dapat memberi manfaat yang sebesar-besarnya.

Bandar Lampung, April 2017

Redaksi

Panduan Untuk Penulis

Persyaratan Legal Legal Requirement

Penulis harus menjamin bahwa naskah tidak akan The author(s) guarantee(s) that the manuscript will dipublikasikan dimanapun dalam bahasa yang not be published elsewhere in any language without sama atau berbeda tanpa izin dari pemilik hakcipta, the consent of the copyright owners, that the rights yang menjamin hak pihak ketiga tidak akan of third parties will not be violated, and that the dilanggar, dan penerbit tidak akan bertanggung publisher will not be held legally responsible should jawab jika ada klaim dari pihak ketiga.

there be any claims for compensation. Penulis yang menyertakan bagian gambar atau teks Authors wishing to include figures or text passages

yang sudah dipublikasikan di lain tempat yang that have already been published elsewhere are membutuhkan izin dari pemilik harus menyertakan required to obtain permission from the copyright bukti seperti izin atau persetujuan yang diperoleh owner(s) and to include evidence that such ketika akan megirimkan makalahnya. Materi yang permission has been granted when submitting their

papers. Any material received without such diterima tanpa bukti akan dianggap asli dari penulis. Naskah harus dilengkapi dengan “Pernyataan evidence will be assumed to originate from the

Pemindahan Hakmilik” authors.

Manuscripts must be accompanied by the

‘‘Copyright Transfer Statement’’.

Prosedur Editorial Editorial Procedure

Makalah harus merupakan hasil penelitian yang Papers must present scientific results that are relatif baru. Semua naskah adalah subjek untuk essentially new. All manuscripts are subject to peer peer review. Penulis harus mengirimkan naskahnya review. dalam bentuk elektronik dengan format LYX atau Authors

submit their manuscripts Word dan PDF ke alamat redaksi:

should

electronically as Postscript or PDF to: Jurusan Jurusan Budidaya Perairan

Budidaya Perairan

Fakultas Pertanian Universitas Lampung Fakultas Pertanian Universitas Lampung Jl. Prof. Dr. Soemantri Brodjonegoro No.1 Bandar Jl. Prof. Dr. Soemantri Brodjonegoro No.1 Bandar Lampung 35145

aquasains@yahoo.com aquasains@yahoo.com aquasains@gmail.com

aquasains@gmail.com Naskah yang dikembalikan ke penulis untuk revisi Manuscripts which are returned to the authors for

harus dikirim kembali dalam waktu 4 minggu, revision should be sent back within 4 weeks; sebaliknya jika tidak akan dipertimbangkan telah otherwise they will be considered withdrawn. menyatakan menarik diri.

Rejected manuscripts will not be returned to the Naskah yang diyatakan ditolak tidak akan authors (except for original illustrations). dikembalikan ke penulis (kecuali Ilustrasi asli).

Papers that do not conform to the journal norms may be returned to the authors for revision before

Makalah yang tidak sesuai dengan aturan jurnal being considered for publication.

akan dikembalikan ke penulis untuk direvisi sebelum The author is responsible for the accuracy of the dipertimbangkan

untuk

dipublikasi.

Penulis references.

bertanggung jawab terhadap keakuratan pustaka.

Persiapan Naskah Manuscript Preparation

Untuk membantu penulis menyiapkan naskah,  General remarks To help you prepare your Aquasains akan menyediakan template dalam

a LYX bentuk paket makro LYX dan template dalam bentuk

manuscript,

Aquasains offers

macropackage as well as a template that can word yang dapat digunakan dengan MS Office Word

be used with Winword 2007 or 2010 or higher.  Title page The title page should include:

2007 dan 2010 atau versi yang lebih tinggi sesuai  The name(s) of the author(s) dengan perkembangan teknologi.

 A concise and informative title  Halaman Judul.Halaman judul harus

 The affiliation(s) and address(es) of the termasuk:

author(s)

– Nama(nama) Penulis  The e-mail address, telephone and fax – Judul harus ringkas dan informatif

numbers of the communicating author – Intitusi yang berafiliasi dengan penulis  Abstract. Each paper must be preceded by an dan alamat penulis

abstract presenting the most important results – Alamat Email, telpon/HP dan nomor fax and conclusions in english or Indonesian in no

untuk korespondensi dengan penulis more than 300 words.  Keywords. Three to six keywords should be

 Abstrak.Tiap Makalah harus didahuli dengan supplied after the Abstract for indexing abstrak berisikan hasil yang paling penting

purposes.

dan kesimpulan yang dapat ditulis dalam  Abbreviations Abbreviations should be defined bahasa indonesia atau bahasa inggris dengan

at first mention in the abstract and again in the tidak lebih dari 300 kata.

main body of the text and used consistently  Kata Kunci. Tiga atau enam katakunci harus

thereafter.

disediakan setelah abstrak untuk tujuan  A list of symbols should follow the abstract if pengindekskan.

such a list is needed. Symbols must be written  Singkatan. Singkatan harus didefinisikan

clearly. The numbering of chapters should be pada saat pertama kali disebutkan dalam

in decimal form. The international system of abstaks dan disebutkan ulang pada tubuh

units (SI units) should be used. naskah utama dan digunakan secara  Essential footnotes to the text should be konsisten untuk selanjutnya.

numbered consecutively and placed at the  Daftar simbol yang harus mengikuti abstraks

bottom of the page to which they refer. dalam bentuk daftar jika diperlukan.  Footnotes on the title page are not given Penomoran Bab harus dalam bentuk desimal.

reference symbols. Footnotes to the text are Satuan Internasional (SI) harus digunakan.

numbered consecutively; those to tables  Catatan kaki yang mendasar pada teks harus

should be indicated by superscript lower-case diberi

letters (or asterisks for significance values and ditempatkan pada bagian bawah halaman

nomor secara

berurutan

dan

other statistical data). dimana dirujuk

 Acknowledgements. These should be as brief  Catatan Kaki. Catatan pada halaman judul

as possible. Any grant that requires acknowledgement should be mentioned. The

tidak diberikan simbol perujuk. Catatan kaki names of funding organizations should be pada teks diberi nomor secara berurutan,

written in full.

begitu juga dengan tabel harus ditunjukkan  Funding. Authors are expected to disclose any dengan huruf kecil superscript (atau bintang

commercial or other associations that might untuk nilai signifikan dan data statistik

pose a conflict of interest in connection with lainnya).

submitted material. All funding sources  Pendanaan. Penulis diharapkan untuk

supporting the work and institutional or mengungkapkan

corporate affiliations of the authors should be komersialisasi atau asosiasi lain yang

mungkin memici konflik kepentingan yang  Appendix. If there is more than one appendix, berhubungan dengan materi yang dikirim.

they should be numbered consecutively. Semua sumber pendanaan yang mendukung

Equations in appendices should be designated pekerjaan dan institusi atau perusahaan yang

differently from those in the main body of the berafiliasi dengan penulis harus diakui.

paper, e.g. (A1), (A2) etc. In each appendix  Apendiks. Jika ada satu atau lebih apendiks,

equations should be numbered separately. harus diberi nomr secara berurutan.  References The list of References should only

Persamaan dalam apendiks harus ditujukan include works that are cited in the text and that secara berbeda dari bagian utama makalah

have been published or accepted for seperti (A1), (A2) dsb. Pada tiap apendiks

publication.

persamaan harus diberi nomor secara Personal communications should only be terpisah.

mentioned in the text. If available the DOI can

 Pustaka. Daftar pustaka hanya yang termasuk kata dalam naskah yang disitir dan yang sudah dipublikasikan atau diterima untuk publikasi. Kominikasi pribadi hanya disebutkan dalam teks. Jika tersedia DOI (Digital Object Identifier) dapat ditambahkan pada akhir dari pustaka dalam bentuk pertanyaan. Pensitiran dalam teks harus ditunjukan dengan nomor dalam kurung kuadrat seperti [1], [2] dsb. Pustaka harus diberi nomor dalam urutan dimana terlihat dalam teks dan didaftar dalam urutan numerik. Judl jurnal harus disingkat sesuai dengan aturan internasional yang berlaku. Pustaka dengan tanda baca yang benar harus mengikuti gaya seperti berikut:

Artikel jurnal:

Hijau T, Hitam J, Biru W (2010) Judul artikel. Singkatan Jurnal.Volume Nomor:halaman- halaman

Buku:

Hijau T, Hitam J (2012) Judul Buku. Lokasi: Penerbit. hal

Buku dengan banyak Penulis:

Biru W (2011) Judul Bab.Dalam: Hijau T, Hitam J (Eds) Judul Buku. Lokasi:Penerbit., pp 1-50

Pustaka seperti “komunikasi pribadi” atau “data tidak dipublikasikan” tidak dapat

dimasukkan dalam daftar pustak, tetapi harus disebutkan dalam tanda kurung: hal ini juga diterapkan

pada makalah yang dipresentasikan pada pertemuan tetapi belum dipublikasikan atau diterima untuk publikasi. Tanggal harus diberikan untuk kedua bentuk

“komunikasi pribadi” atau “data tidak dipublikasikan”

Makalah yang telah diterima untuk publikasi harus dimasukkan dalam daftar pustaka dengan nama jurnal dan ditambahkan

keterangan “in press”. Komunikasi oral hanya disebutkan dalam

Pengakuan/ucapan terima kasih. Makalah yang dipoblikasikan online tetapi belum atau tidak dicetak dapat disitir menggunakan Digital Object Indentifier (DOI). DOI harus ditambahkan pada akhir pustaka dalam bentuk pertanyaan Contohnya: Ward J, Robinson PJ (2004) How to detect hepatocellular carcinoma in cirrhosis. Eur Radiol DOI 10.1007/s00330-004-1450-y

be added at the end of the reference in question. Citations in the text should be identified by numbers in square brackets. References should be numbered in the order in which they appear in the text and listed in numerical order. Journal

titles

should

be abbreviated. References with correct punctuation should be styled as follows:

Journal articles:

Green T, Black J, Blue W (2010) Title of article. Abbreviated journal title Vol No: page-page

Books:

Green T, Black J (2012) Book title. Publisher, location

Multiauthor books:

Blue W (2011) Chapter title. In: Green T, Black J (eds) Book title. Publisher, location, pp 1 –50 References

such as ‘‘personal communications’’ or ‘‘unpublished data’’ cannot

be included in the reference list, but should be mentioned in the text in parentheses: this also applies to papers presented at meetings but not yet published or accepted for publication.A date

should be given for both ‘‘personal communications’’ and ‘‘unpublished data’’. Papers which have been accepted for publication should be included in the list of references with the name of the journal and ‘‘in press’’.

Oral communications should only be mentioned in the acknowledgements.

A paper published online but not (yet) in print can be cited using the Digital Object Identifier (DOI). The DOI should be added at the end of the reference in question. Example: Ward J, Robinson PJ (2004) How to detect hepatocellular carcinoma in cirrhosis. Eur Radiol DOI 10.1007/s00330-004-1450-y

 Illustrations

and

Tables. All figures (photographs, graphs or diagrams) and tables should be cited in the text, and each numbered consecutively throughout. Lowercase letters (a,

b etc.) should be used to identify figure parts. If illustrations are supplied with uppercase labeling, lowercase letters will still be used in the figure legends and citations. Line drawings. Please submit good-quality prints. The inscriptions should be clearly legible. Half-tone illustrations (black and white and color).

Please

submit well-contrasted photographic prints with the top indicated on the back.

 Ilustrasi dan Tabel. Semua gambar (Foto, Plates. Several figures or figure parts should be grafik atau diagram) dan tabel harus disitir

grouped in a plate on one page. dalam teks, dan diberi penomeran secara

Figure legends must be brief, self-sufficient berurutan dengan nomer arab (1, 2, dst) untuk

explanations of the illustrations. The legends mengidentifikasi gambar atau tabel. Gambar

should be placed at the end of the text. atau foto atau grafik harus dikirimkan dalam

Tables should have a title and a legend kualitas terbaik untuk dicetak, untuk gambar

explaining any abbreviation used in that table. dua warna (hitam dan putih) harus dikirim

Footnotes to tables should be indicated by dengan kontrs yang jelas. Beberapa gambar

superscript lower-case letters (or asterisks for yang ditempatkan dalam satu plate dalam

significance values and other statistical data). For color illustrations the authors will be

satu halaman harus dibuat legenda dengan expected to make a contribution (£ 308, plus singkat dan jelas yang dapat menjelaskan VAT) towards the extra costs, irrespective of gambar. Legenda ditempatkan di bawah the number of color figures. gambar, diats sitiran untuk gambar.

Tabel harus memiliki judul dan legenda untuk menjelaskan jika menggunakan singkatan dalam tabel.Catatan kaki untuk tabel digunakan untuk menjelaskan keterangan dari isi tabel dengan meggunakan superscript huruf kecil. Untuk menjelaskan signifikansi atau data statistik digunakan lambang bintang (asterik).

Pengiriman Elektronik Electronic Submission

Teks dan gambar harus dikirim dalam file terpisah. Text and figures must be sent as separate files Panduan teknis untuk menyiapkan naskah.

Technical instructions for preparing your  Teks

manuscript

Jurnal aquasain hanya menerima file dengan  Text format LYX (lebih disukai untuk yang sudah

This journal accepts either LaTeX or Word familier) atau format dokumen MS word.

documents.

Untuk pengiriman naskah menggunakan LaTeX: The electronic version should include perangakt lunah pengolah kata LYX harus

the original source (including all style files and menyertakan sumber aslinya dan dalam

figures) and a PostScript or PDF version of the bentuk postscript atau pdf. Penulis dapat

compiled submission. Authors who prepare their papers with

menggunakan paket makro LYX ataupun LaTeX are encouraged to use macropackage template word yang akan disediakan oleh

for this journal.

radaksi.

Layout guidelines

Panduan layout

1. Use a normal, plain font (e.g., Times

1. Menggunakan huruf normal sederhana

Roman) for text.

(seperti timesRoman) untuk teks Other style options: • Pilihan style yang lain:

o for textual emphasis use italic types. • Untuk teks yang membutuhkan

o for special purposes, such as for perhatian, istilah asing, dan nama latin

mathematical vectors, use boldface menggunakan tipe italik

type.

2. Untuk tujuan khusus seperti vektor

2. Use the automatic page numbering function matematik gunakan tipe huruf tebal

to number the pages.

3. Gunakan penomoran halaman secara

3. Do not use field functions. otomatis

4. For indents use tab stops or other

4. Untuk Indentasi menggunakan tab stops commands, not the space bar. dan tidak diperkenankan menggunakan

5. Use the table functions of your word space bar

processing program, not spreadsheets, to

5. Untuk tabel menggunakan fungsi tabel

make tables.

dalam MS word, tidak menggunkan dalam MS word, tidak menggunkan

6. Use the equation editor of your word membuat tabel

processing program or MathType for

6. Menggunakan editor persamaan dalam

equations.

MS word

7. Place any figure legends or tables at the

7. Tabel dan gambar diletakkan di halaman end of the manuscript. akhir naskah

8. Submit all figures as separate files and do

8. Semua gambar yang ada dalam teks not integrate them within the text.

dikirimkan delam file terpisah  Illustrations

 Ilustrasi The preferred figure formats are EPS for vector Siapkan gambar yang akan dikirim dalam graphics exported from a drawing program and TIFF

for halftone illustrations. EPS files must always format EPS untuk grafik vektor yang dapat contain a preview in TIFF of the figure. The file name dikspor dari program pengolah gambar atau (one file for each figure) should include the figure

perangkat lunak image converter, dan untuk number. Figure legends should be included in the gambar

dua warna (hitam-putih) text and not in the figure file. menggunakan format TIFF. Nama file (satu file

– Scan resolution: Scanned line drawings untuk tiap gambar) juga termasuk nomor

should be digitized with a minimum gambar. Legenda gambar harus disertakan

resolution of 800 dpi relative to the final dalam teks tidak dalam file gambar.

figure size. For digital halftones, 300 dpi is – Resolusi pemindaian:gambar yang

usually sufficient. dipindai harus didigitasi dengan resolusi

– Color illustrations: Store color illustrations minimum 800 dpi untuk gambar berwarna

as RGB (8 bits per channel) in TIFF dan 300 dpi untuk gambar dua warna.

format.

– Warna gambar disimpan dalam format – Vector graphics: Fonts used in the vector RGB (8 bits tiap saluran).

graphics must be included. Please do not – Grafik vektor: huruf yang digunakan dalam

draw with hairlines. The minimum line grafik vektor harus sudah termasuk, tidak

width is 0.2 mm (i.e., 0.567 pt) relative to diperkenankan

menggambar

the final size.

menggunakan hairline, minimum tebal Data formats garis adalah 0.2 mm (0.567 pt).

Save your file in two formats: Format Data

1. Text: RTF (Rich Text Format) or Microsoft Untuk naskah awal pengiriman file disimpan

Word compatible formats dalam bentuk RTF (Rich Text Format) atau

Figures: EPS or TIFF.

DOC atau DOCX atau format lain yang PDF (a single PDF file including text, tables

and figures). Make sure that all fonts are kompatibel dengan pengolah kata MS Word. embedded. name (one file for each figure) Gambar dalam format EPS dan atau TIFF. should include the figure number. Figure Jika menggunakan pengolah kata LYX file

legends should be included in the text and not disimpan dalam format berekstensi .lyx dan

in the figure file.

termasuk sumber aslinya dari makropaketnya General information on data delivery Please dan dalam format postscript atau pdf.

send a zip file (text and illustrations as Informasi umum yang berisi judul, Operating

separate files) to:

system yang digunakan, program pengolah aquasains@yahoo.com atau kata, program pengolah gambar, dan program

aquasains@gmail.com kompresi file ditulis dalam program notepad Please always supply the follow- ing information with

atau wordpad. your data: journal title, operating system, word Semua file teks, ilustrasi atau gambar dan processing program, drawing program, image

informasi umum dikirim dalam bentuk file processing program, compression program. kompresi ZIP, file diberi nama dengan hal The file name should be memorable (e.g., author yang mudah diingat (seperti nama penulis) name), have no more than 8 characters, and include tidak lebih dari 8 karakter tidak menggunakan no accents or special symbols. Use only the simbol khusus.

extensions that the program assigns automatically .

File dikirim ke alamat redaksi jurnal Aquasains di : aquasains@yahoo.com atau File dikirim ke alamat redaksi jurnal Aquasains di : aquasains@yahoo.com atau

Materi Elektronik Pelengkap (MEP) Electronic supplementary material Untuk artikel dalam jurnal ini yang akan (ESM)

dipublikasikan disediakan materi: for an article in the journal will be published in o Dikirim ke Editor dalam bentuk elektronik aquasains provided the material is:

bersama dengan makalah sebagai subjek untuk o submitted to the Editor(s) in electronic form peer review

together with the paper and is subject to peer o Diterima Editor

review o accepted by the journals Editor(s) MEP terdiri atas:

– Informasi yang tidak mungkin dicetak ESM may consist of seperti animasi, klip video, rekaman suara

 information that cannot be printed: dsb.

animations, video clips, sound recordings – Informasi yang lebih tepat dalam bentuk

 information that is more convenient in elektronik seperti rangkaian/sequence,

electronic form: sequences, spectral data spektral dsb.

data, etc.

– Data asli yang besar yang berhubungan  large original data that relate to the dengan makalah seperti tabel tambahan,

paper, e.g. additional tables, illustrations ilustrasi (berwarna dan atau hitam putih)

(color and black & white), etc. dsb.

After acceptance by the journals Editor(s) ESM will

be published as received from the author in the Setelah makalah dinyatakan diterima oleh Editor online version only. Reference will be given in the

MEP akan dipublikasikan sebagaimana yang printed version. diterima dari penulis hanya dalam versi online. Referensi akan diberikan pada versi cetak.

Perbaikan/Koreksi

Proofreading

Penulis harus menyertakan membuat bukti koreksi Authors should make their proof corrections on a pada printout dalam file pdf, pengecekkan bahwa printout of the pdf file supplied, checking that the text teks sudah lengkap dimana gambar dan tabel sudah is complete and that all figures and tables are termasuk di dalamnya. Setelah publikasi online, included. After online publication, further changes selanjutnya perubahan hanya dapat dilakukan can only be made in the form of an Erratum, which dalam bentuk Erratum yang akan di hyperlink-kan will be hyperlinked to the article. The author is dengan artikel.

entitled to formal corrections only. Substantial Penulis hanya. Perubahan mendasar dalam isi changes in content, e.g. new results, corrected

seperti hasil terbaru, nilai terkoreksi, judul dan values, title and authorship are not allowed without kepengarangan

tidak diperkenankan tanpa the approval of the responsible editor. In such a case persetujuan dari editor yang bertanggung jawab. please contact the Editor-in-Chief before returning

the proofs to the

Dalam kasus ini harap menghubungi Pimpinan publisher. Redaksi sebelum mengembalikan bukti ke penerbit.

D AFTAR I SI Vol 5 No. 2

Subhan, A. Ginong Pratikino Coral Recruitment onto Concrete Artificial Reef In Hari Island, Southeast Sulawesi ………………………………………………………. ………………..

463 - 468

Vivi Endar Herawati, Ristiawan Agung Nugroho, Tristiana Yuniarti, Trisnani Dwi Hapsari, Pinandoyo, Johannes Hutabarat

Analysis of Different Natural Feed Consupmtion On Growth and Survival Rate of Eel (Monoptherus albus) in Clear Water System …...

469 - 474 Muhammad Zamhar Auli Shubhi, Yohana S. Kusumadewi, Denah

Suswati Study of Suitability and Environmental Carrying Capacity for Barramundi (Lates calcarifer. Bloch) Culture in Waters of Lemukutan

Island and Penata Besar Island, Bengkayang Region, West Kalimantan ……………………………………………………………….…

475 - 488

Ristiawan Agung Nugroho, Pinandoyo, Tristiana Yuniarti, Vivi Endar

Herawati Deposit Structure Character CaCO 3 on The Shells of Scallop (Amusium pleuronectes) as Bio-Indicators of Environmental Conditions in The Batang Waters ............................................ ………

489 - 494 Pinandoyo, Johanes Hutabarat, Ristiawan Agung Nugroho, Vivi Endar

Herawati Effects of Vitamin C in High-Energy Feeds on Growth and Survival Rate of Tiger Grouper Seeds (Epinephelus fuscoguttatus) …………....

495 – 500

Ahmad Mustawa, Esti Harpeni, Moh. Muhaemin Effectivity of Light Intensity on Color Gradation and Carotenoids Content of Lobophyllia hemprichii ………………………………………..

501 - 506

AQUASAINS (Jurnal Ilmu Perikanan dan Sumberdaya Perairan) (Vol 5 No. 2 Tahun 2017) CORAL RECRUITMENT ONTO CONCRETE ARTIFICIAL REEF IN HARI ISLAND, SOUTHEAST SULAWESI

Subhan 1 · Asrin Ginong Pratikino 1

Ringkasan Study on coral recruitment in ar-

PENDAHULUAN

tificial reefs was carried out in Hari Island, Southeast Sulawesi. Data collection was con-

Terumbu buatan (Artificial reefs) merupakan ducted by calculating the number of genus co-

bentuk upaya nyata dalam rehabilitasi dan res- lony and measuring coral size using visual cen-

torasi terumbu karang yang telah mengalami sus method equipped with scuba diving and an

kerusakan baik yang disebabkan oleh alam ma- underwater camera. The construction of artifi-

upun manusia. Terumbu buatan dapat berupa cial reefs would vertically expand the profile of

satu atau beberapa objek dari bahan alami atau the survival of juvenile coral recruitment, whe-

buatan manusia yang sengaja diletakkan di da- re 95 new colonies of the recruitment had su-

sar laut (Lam, 2003), (SalinasdeLeon et al., 2011). ccessfully been observed. Moreover, there we-

Struktur terumbu buatan dapat dibuat dari ber- re 10 genus of stony coral (Scleractinia) ma-

bagai material seperti ban bekas (Collins et al., naged to be identified with the abundance pro-

2002), struktur beton baik yang berbentuk ku- portion of Pocillopora, Acropora, Fungis, Lep-

bah atau piramida, tumpukan batu/rock piles toseris, Cynarina, Seriotopora, Acanthastrea,

(McClanahan et al., 2005), mobil bekas, ger- Favites, Montipora, Oxypora. The entire coral

bong kereta atau kapal bekas (Fowler and Bo- recruitment was dominated by genus Pocillo-

oth, 2012). Terumbu buatan yang disusun se- pora reaching 80.0%. The coral recruitment in

demikian rupa sehingga dapat menjadi rumah, artificial reefs showed that there was potential

pelindung, tempat mencari makan serta tempat coral recovery in the island.

memijah dan berkembang biak berbagai bio- ta laut dan ikan dapat terwujud (Folpp et al., 2011), (Harris, 2009), (Langhamer, 2012) dan

Keywords Artificial reef, Coral Recruitmen, (Walker and Schlacher, 2014). Pocillopora, Hari Island

Sebagaimana halnya terumbu karang alami, ter- umbu buatan memiliki beberapa fungsi, yaitu :

Received : 7 Februari 2017 mengumpulkan organisme laut untuk mening- katkan efisiensi penangkapan (sebagai aktrakt-

Accepted : 27 Februari 2017 an), melindungi dan menyediakan area asuh- an, meningkatkan prodiktifitas alami dengan menyediakan habitat baru yang permanen ba-

gi biota penempel (sessile) dan menjaga kese- )Fakulttas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universi-

tas Halu Oleo, Jl. H.E.Mokodompit Kampus Bu- imbangan siklus rantai makanan, serta menyi- mi tridharma Anduonohu Kendari 93232 phone/Fax:

apkan habitat dan simulasi karang alami un- +62401 393782

tuk spesies tertentu (Burt et al., 2009). Ter- E-mail: lasubhan@gmail.com

umbu buatan juga berfungsi untuk memperce-

490 Subhan 1 , Asrin Ginong Pratikino 1

pat proses pemulihan (recovery) dari ekosis- tem terumbu karang yang rusak melalui pe- nyediaan media penempelan (settlement) dan pertumbuhan larva karang (Burt et al., 2009); (Burt et al., 2011); dan (Finkel and Benayahu, 2007).

Pengukuran kelimpahan rekruitmen karang pa-

da habitat alami berdasarkan jumlah anakan karang atau juvenile yang didefinisikan seba- gai koloni karang berukuran ≤5 cm (Zamani et al., 2011a); (Golbuu et al., 2007), 2 dan 5 cm (Miller et al., 2006), 0.5-5.0 cm (McClanah- an et al., 2005). Di dalam penilaian resiliensi terumbu karang, rekruitmen karang diestima- si berdasarkan jumlah koloni karang yang ber- ukuran kecil, yaitu yang mempunyai diame-

Gambar 1 Lokasi penelitian dan penempatan modul ter koloni terpanjang ≤10 cm (Bachtiar et al.,

terumbu buatan (tanda panah)

2012), (Obura and Grimsditch, 2009). Batasan ukuran koloni ini tidak memiliki makna seca- ra biologis dan ekologis, tetapi dapat menun-

MATERI DAN METODE jukkan ada tidaknya proses rekruitmen karang

di terumbu karang tersebut. Penelitian dilaksanakan pada bulan Desember 2015 bertempat di gosong karang Pulau Hari,

Penelitian mengenai rekrutmen karang pada ter- Kabupaten Konawe, Sulawesi Tenggara. Lo- umbu karang di Indonesia masih sedikit dila-

kasi penempatan terumbu buatan berada pada kukan. Bachtiar and Prayoga (2011) telah me-

posisi 4 o 02’02.38”LS dan 122 o 46’31.01”BT (Gam- laporkan keberhasilan rekrutmen karang pada

bar 1). Sebanyak 5 unit terumbu buatan beton modul Reef Ball di Teluk Benete, Pulau Sum-

(Gambar 2) ditempatkan pada rataan subtrat bawa NTB. Hasil penelitian Zamani et al. (2011b)

yang didominasi oleh pasir dan patahan karang menjelaskan bahwa terumbu buatan beton da-

(rubble) di kedalaman 4-6 m. pat digunakan secara efektif untuk membuat

Pengamatan karang rekrut meliputi identifika- habitat baru bagi karang, ikan karang dan bi- si berdasarkan genus, lifeform dan diameter ko- ota lainnya terutama pada ekosistem terumbu loni anakan karang. Pengambilan data dilakuk- karang yang telah rusak. an dengan menghitung jumlah koloni genus dan

ukuran karang yang tampak secara visual (vi- Pulau Hari menjadi tempat penempatan terum- sual census method ) (Burt et al., 2009), (Finkel bu buatan karena kondisi terumbu karang di and Benayahu, 2007). Pengamatan dilakukan sebagian wilayah ini telah rusak akibat pem- dengan cara mengamati semua permukaan sub- boman ikan. Kondisi tersebut mendorong be- trat beton untuk merekrut karang dengan ban- berapa aktifis lingkungan yang didukung oleh tuan alat selam SCUBA. Setiap rekrut karang program CSR salah satu perusahaan BUMN difoto secara tegak lurus menggunakan kame- untuk melakukan kegiatan rehabilitasi dalam ra bawah air dengan pengaturan makro beserta bentuk penenggelaman terumbu buatan. Keber- penggaris disisi koloni sebagai acuan ukuran. hasilan rehabilitasi karang dengan metode ter- Proses identifikasi karang dilakukan dengan me- umbu buatan dapat ditandai dengan kehadir- lihat kenampakan dari karang tersebut melalui an rekrut koloni karang baru yang melekat pa- foto koloni dan foto close up koralit dan diban-

da permukaan terumbu buatan. Penelitian ini dingkan dengan buku identifikasi karang (Su- bertujuan untuk mengetahui pertumbuhan ka- harsono, 2008) dan (Veron, 2000). rang yang menempel (rekrutmen) pada terum-

bu buatan modul beton setelah 1 tahun pasca Sebagai data pendukung dilakukan penilaian penenggelaman.

kondisi terumbu karang disekitar lokasi pene-

Coral’s Recruitment Artificial Reef 491

Gambar 2 Modul terumbu buatan beton yang di teng- gelamkan di peraian Pulau Hari yang ditenggelamkan pada November 2013.

litian yaitu pada daerah rataan terumbu dan le- reng terumbu yang dekat dengan posisi terum- bu buatan. Penilaian dilakukan dengan metote (line intercept transect, LIT) berdasarkan ben- tuk pertumbuhan life form dan genus karang (Harris, 2009).

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil pengamatan (Gambar 3) setelah se-tahun masa penenggelaman terumbu buatan di per- airan Pulau Hari memperlihatkan adanya pro- ses rektrutmen karang yang terjadi pada per- mukaan terumbu. Sekitar 95 anakan (rekrut) karang muda berhasil ditemukan selama pe- nelitian. Berdasarkan sebaran ukuran diame- ter koloni kisaran 15-25 mm mendominasi dari keseluruhan pengamatan (Gambar 4).

Rekrutmen karang yang berhasil diidentifika- si pada terumbu buatan di perairan Pulau Ha- ri terdiri dari 10 genus karang batu (Sclera- ctinia ). Dari rekutmen karang tersebut, Genus Pocillopora merupakan karang yang paling do- minan dengan proporsi sebesar (80.0%), disu- sul dengan Genus Acropora (9.47%), Genus Fungia (3.16%) (Gambar 5). Beberapa genus karang lainnya yang berhasil diidentifikasi an- tara lain Leptoseris, Cynarina, Seriotopora, Acan- thastrea, Favites, Montipora, Oxypora , masing- masing dalam proporsi yang sama (1.05%).

Pocillopora merupakan genus karang yang me- nonjol dalam penelitian ini (80%), hal yang sa-

ma ditemukan juga dalam penelitian yang di- lakukan oleh (Lee et al., 1978), (Nozawa et al., 2011), (Price, 2010), dan (SalinasdeLeon et al., 2011). Dalam penelitiannya Lee et al. (1978) menemukan bahwa Pocillopora domicornis rek- rut setelah 3 hari pelepasan larva oleh induk- nya, planulasi P. domicornis mengikuti siklus bulan dan pelepasan larva terjadi setelah bul- an baru. Karang dari anggota Pocilloporidae merupakan salah satu karang perintis di eko- sistem terumbu karang, keberadaannya sangat menentukan keberhasilan rekrutmen karang je- nis lainnya (Veron, 2000), Pocilloporidae mam- pu mengkolonisasi substrat sesegera mungkin, sehingga anggota family ini merupakan jenis pionir dalam mengkolonisasi substrat baru (Bai- rd and Morse, 2004), (Petersen et al., 2005). Selain itu, anggota Pocilloporidae dilaporkan mampu memijah sepanjang tahun, sehingga ke- beradaanya di komunitas karang dewasa yang sudah mantap sering mendominasi (Golbuu et al., 2007), Rahman et al. (2014).

Sebagai pembanding, penelitian yang dilakuk- an oleh Munasik et al. (2006) di perairan Pulau Panjang, Jawa Tengah bahwa karang dan larva karang P. damicornis melimpah di salah sisi selatan pulau diduga akibat pola arus di telah mempertahankan larva di perairan yang ditan- dai oleh keberhasilan rekruitmen di sisi selatan sehingga wilayah ini berperan sebagai larval trap. Begitu pula penelitian Rudi et al. (2005) menjelaskan adanya dominasi Genus Pocillo- pora yang menempel pada subtrat uji diper- kirakan berhubungan erat dengan strategi rep- roduksinya. Jenis ini menghasilkan keturunan baru melalui pengeraman (brooding), berbeda dengan misalnya dengan Acropora yang ber- sifat memijah (spawning). Pada spesies yang mengerami, telur-telur dibuahi secara internal, lalu embrio berkembang menjadi larva planula di dalam polip karang itu sendiri. Sebaliknya spesies yang memijah akan melepaskan telur dan sperma ke dalam kolom air, berikutnya di- ikuti dengan fertilisasi eksternal dan perkem- bangan embrio.

Pada dasarnya, proses rekrutmen karang dia- wali dengan perubahan planula karang dari fa- se planktonik menjadi bentik dan siap untuk melakukan penempelan pada subtrat di dasar perairan. Menurut Burt et al. (2009), Burt et al. (2011), reproduksi dan rekruitmen adalah dua

492 Subhan 1 , Asrin Ginong Pratikino 1

Gambar 3 Beberapa genus karang yang teramati (A=Pocillopora, B=Acropora, C=Fungia, D=Leptoseris, E=Cynarina, F=Seriatopora, G=Acanthastrea, H=Favites, I=Montipora, J=Oxypora).

proses penting yang menentukan keberadaan dan kelansungan suatu terumbu karang. Proses reproduksi menjamin terbentuknya koloni ba- ru, sedangkan rekrutmen adalah proses bagai- mana koloni baru hasil reproduksi sukses men- jadi anggota baru dalam populasi. Proses rek- rutmen ditandai dengan kemunculan calon ko- loni baru dalam ukuran relatif kecil (juvenile) pada habitat baru dan beradaptasi dengan ba- ik dengan relung ekologisnya. Peristiwa ini di- kenal juga dengan kolonisasi yang sangat ter- gantung dengan ketersediaan larva dan subtrat untuk penempelan.

Selain faktor internal biologis terdapat bebera- pa faktor lain (eksternal) yang mempengaruhi

Gambar 4 Jumlah koloni semua genus karang berda- penempelan larva karang pada terumbu buatan sarkan kelas ukuran diameter (mm)

seperti ketersediaan subtrat keras dan kompe- tisi. Jika sebuah terumbu buatan ditempatkan diperairan, proses suksesi biota penempel akan terjadi. Kontruksi terumbu buatan akan mem- perluas profil secara vertikal bagi kehidupan biota penempel (sessile) (Walker and Schla- cher, 2014). Diawali dengan penempelan mik- roorganisme terutama oleh bakteri (Cyanoba- cteria ) dan diatom yang tumbuh berlipat kali secara cepat. Bersama dengan debris dan bah- an organik partikulat lainnya, mikroorganisme ini membentuk lapisan film pada permukaan benda. Tahap ini merupakan tahap primer di- mana mikroorganisme berperan sebagai perin- tis bagi organisme penempel berikutnya yang

Gambar 5 Distribusi kelimpahan rekrut (anakan) ka- umumnya berukuran lebih besar. Selanjutnya, rang pada terumbu buatan di Pulau Hari

organisme seperti alga coklat dan merah, ter- itip, ascidian dan zooantid akan bersaing de-

Coral’s Recruitment Artificial Reef 493 ngan larva karang yang menempel (Salinasde-

Burt, J., Bartholomew, A., Bauman, A., Saif, A., and Leon et al., 2011).

Sale, P. F. (2009). Coral recruitment and early ben- thic community development on several materials

Proses rekrutmen karang hanya dapat dipaha- used in the construction of artificial reefs and bre- mi melalui studi terumbu karang dalam sua-

akwaters. Journal of Experimental Marine Biology tu area yang luas, tidak hanya pada tempat-

and Ecology , 373(1):72–78. Burt, J., Bartholomew, A., and Sale, P. F. (2011). Ben-

tempat kecil yang terpisah-pisah (Rudi et al., thic development on large-scale engineered reefs: a 2005). Dengan demikian pengelolaan terum-

comparison of communities among breakwaters of bu karang sebaiknya didasarkan pada pema-

different age and natural reefs. Ecological Engine- haman mengenai rekrutmen yang menentukan

ering , 37(2):191–198. Collins, K., Jensen, A., Mallinson, J., Roenelle, V., and

kondisi terumbu karang di masa yang akan da- Smith, I. (2002). Environmental impact assessment tang. Lebih lanjut Bachtiar et al. (2012) me-

of a scrap tyre artificial reef. ICES Journal of Ma- nambahkan bahwa mengetahui potensi rekrui-

rine Science: Journal du Conseil , 59(suppl):S243– tmen karang sangat penting di dalam pengelo-

S249.

laan terumbu karang, karena potensi pemulih- Finkel, S. P. and Benayahu, Y. (2007). Differential re- cruitment of benthic communities on neighboring an terumbu karang tergantung pada rekruitmen

artificial and natural reefs. Journal of Experimental karang.

Marine Biology and Ecology , 340(1):25 – 39. Folpp, H., Lowry, M., Gregson, M., and Suthers, I. M. (2011). Colonization and community development of fish assemblages associated with estuarine arti-

SIMPULAN ficial reefs. Brazilian Journal of Oceanography , 59(SPE1):55–67.

Berdasarkan hasil penelitian rekrutmen karang Fowler, A. and Booth, D. (2012). How well do sun- ken vessels approximate fish assemblages on coral

pada terumbu buatan di Pulau Hari menunjukk- reefs? conservation implications of vessel-reef de- an bahwa Genus Pocillopora dengan mendo-

ployments. Marine biology, 159(12):2787–2796. minasi anakan (rekrut) karang secara keselu-

Golbuu, Y., Victor, S., Penland, L., Idip, D., Emaurois, ruhan dengan nilai kelimpahan rekrut menca-

C., Okaji, K., Yukihira, H., Iwase, A., and Van Wo- esik, R. (2007). Palaus coral reefs show differen-

pai 80.0%. Adanya rekrutmen karang yang ter- tial habitat recovery following the 1998 bleaching jadi pada terumbu buatan menunjukkan ada-

event. Coral Reefs, 26(2):319 – 332. nya potensi pemulihan karang di Pulau Hari.

Harris, L. E. (2009). Artificial reefs for ecosystem res- toration and coastal erosion protection with aqua- culture and recreational amenities. Reef Journal,

Acknowledgements Kami mengucapkan terima ka-

sih yang sebesar-besarnya kepada program Corpora- Lam, K. K. (2003). Coral recruitment onto an expe- te Social Responsibility (CSR) PT Garuda Indonesia

rimental pulverised fuel ash–concrete artificial reef. Airlines Tbk atas bantuan dan kerjasamanya mulai da-

Marine pollution bulletin , 46(5):642–653. ri pengadaan terumbu buatan sampai proses penengge-

Langhamer, O. (2012). Artificial reef effect in rela- laman. Selain itu ucapan terima kasih diberikan kepada

tion to offshore renewable energy conversion: state Langkoe Diving Club (LDC) Fakultas Perikanan dan

of the art. The Scientific World Journal, 2012. Ilmu Kelautan UHO, serta Hari Diving Club (HDC)

Lee, C. D., wang, S. B., and Kuo, C. L. (1978). Bhentic atas bantuan persiapan peralatan selam Scuba dan re-

and fish as biological indicator of water quality with lawan tenaga penyelam.

references of water pollution control in developing countries. bangkok.

McClanahan, T., Maina, J., Starger, C., Herron- Pustaka

Perez, P., and Dusek, E. (2005). Detriments to post-bleaching recovery of corals. Coral Reefs ,

Bachtiar, I., Abrar, M., and Budiyanto, A. (2012). Rek-

ruitmen karang scleractinia di perairan pulau lem- Miller, R. J., Sharp, G. J., and O’Brien, E. M. (2006). bata (recruitment of scleractinian corals at lembata

Laboratory experiments on artificial reefs for ame- island waters). ILMU KELAUTAN: Indonesian Jo-

rican lobsters. Journal of Crustacean Biology , 26(4):621–627.

urnal of Marine Sciences , 17(1):1–7. Munasik, M., Sugianto, D. N., Pranowo, W. S., Suhar- Bachtiar, I. and Prayoga, W. (2011). Coral recruitment

sono, S., Situmorang, J., and Kamiso, H. (2006). on reef balltm modules at the benete bay, sumbawa

Pola arus dan kelimpahan karang pocillopora dami- island, indonesia. Journal of Coastal Development,

cornis di pulau panjang, jawa tengah. ILMU KE- 13(2):119–125.

LAUTAN: Indonesian Journal of Marine Sciences , Baird, A. H. and Morse, A. N. (2004). Induction of me-

tamorphosis in larvae of the brooding corals acro- Nozawa, Y., Tanaka, K., and Reimer, J. D. (2011). Re- pora palifera and stylophora pistillata. Marine and

consideration of the surface structure of settlement Freshwater Research , 55(5):469–472.

494 Subhan 1 , Asrin Ginong Pratikino 1

plates used in coral recruitment studies. Zoological Studies , 50(1):53–60.

Obura, D. and Grimsditch, G. (2009). Resilience as- sessment of coral reefs: assessment protocol for co- ral reefs, focusing on coral bleaching and thermal stress . IUCN Gland.

Petersen, D., Laterveer, M., and Schuhmacher, H. (2005). Spatial and temporal variation in larval sett- lement of reefbuilding corals in mariculture. Aqua- culture , 249(1):317–327.

Price, N. (2010). Habitat selection, facilitation, and biotic settlement cues affect distribution and perfor- mance of coral recruits in french polynesia. Oeco- logia , 163(3):747–758.

Rahman, A., Harris, A., and Jamaluddin (2014). Po- la rekrutmen karang scleractinia pada kondisi ling- kungan berbeda.

Jurnal Sains dan Teknologi , 14(3):209–219. Rudi, E., Soedharma, H., S, S. S., and Pariwono, J. I. (2005). Affinity of coral (scleractinia) recruitment on hard subtrate. Indonesian Journal of Aquatic Sci- ences and Fisheries , 12(2):129–137.

SalinasdeLeon, P., Carrera, A. C., Zeljkovic, S., Smith, D. J., and Bell, J. J. (2011). Scleractinian settlement patterns to natural cleared reef substrata and artifi- cial settlement panels on an indonesian coral reef. Estuarine, Coastal and Shelf Science , 93(1):80–85.

Suharsono (2008). Jenis-jenis Karang di Indonesia. LIPI-Coremap Program. Veron, J. E. (2000). Corals of the world, vol. 1–3. Aus- tralian Institute of Marine Science, Townsville , pa- ges 404–405.

Walker, S. J. and Schlacher, T. A. (2014). Limited habi- tat and conservation value of a young artificial reef. Biodiversity and conservation , 23(2):433–447.

Zamani, N. P., Abrar, M., and Nurwijaya, I. W. (2011a). Coral recuitment, survival and growth of coral species at pari island, thousand islands; jakar- ta: a case study of coral resilience. Journal of Indo- nesia Coral Reefs , 1(1):7–14.

Zamani, N. P., Aziz, A. M., Kamal, M. M., and Subh- an, B. (2011b). Coral settlement on concrete artifici- al reefs in pramuka island waters, kepulauan seribu, jakarta and managemnet option. Journal of Indone- sia Coral Reefs , 1(1):55–64.

AQUASAINS (Jurnal Ilmu Perikanan dan Sumberdaya Perairan) (Vol 5 No. 2 Tahun 2017) ANALYSIS OF DIFFERENT NATURAL FEED CONSUPMTION ON GROWTH AND SURVIVAL RATE OF EEL (Monoptherus albus) IN CLEAR WATER SYSTEM

Vivi Endar Herawati 1∗ · Ristiawan Agung Nugroho 1 · Tristiana Yuniarti 1 · Trisnani Dwi Hapsari 1 · Pinandoyo 1 · Johannes

Hutabarat 1

Ringkasan This study used an experimental KKP tahun 2015 memberikan data terjadi pe- method with Completely Randomized Design

ningkatan untuk produksi belut baik dari da-

4 treatment 3 replication The results showed lam dan luar negeri, ekspor belut Indonesia di- that the giving of various types of feed gave

tujukan ke beberapa negara seperti China, Hong- significant effect (P <0,05) to EPP and RGR

kong, Jepang, Singapura, Taiwan, Korea, Tha- but not significant (P> 0,05) to PER and su-

iland. Tahun 2012 sebanyak 2.189 ton, tahun rvival rate. The feed that can increase EPP

2013 ekspor sekitar 2.676 ton, dan sampai akhir and RGR is the silk worm and snail. The fe-

tahun 2014 sebanyak 4.744 ton meningkat se-

ed of silk worm and snail can produce EPP of kitar 77,2 % dibandingkan tahun 2013 (Kurnia 7.33% and 5.75% while RGR value is 2.24% /

et al., 2013). Peningkatan produksi belut mem- day and 1.73% / day. The feed that can incre-

berikan konsekuensi terhadap penyediaan be- ase PER is a silk worm capable of generating

lut yang berkualitas. Aspek penting dalam pro- PER of 0.23%. Water quality in maintenance

ses budidaya adalah pakan. Pakan merupak- media is in the appropriate range for the grow-

an faktor yang sangat penting dalam menun- th of rice eel (M. albus). Based on the results

jang pertumbuhan dan kelangsungan hidup be- of research can be concluded that the feed that

lut. Pemberian pakan yang sesuai dengan sifat can increase eel growth is by giving the silk

hewan dapat memacu pertumbuhan dan pro- worm .

duksi yang tinggi, salah satunya pemberian pak- an dengan kandungan protein tinggi (Fujiani

Keywords Feeding rate, survival rate,

et al., 2015).

growth, eel, natural feed Received : 22 Februari 2017

Pakan alami merupakan pakan terbaik ditinjau dari kualitas nutrisinya untuk pemenuhan ke-

Accepted : 15 Maret 2017 butuhan nutrisi belut. Keong mas, bekicot, ca- cing sutra dan cacing tanah merupakan pakan alami dengan protein tinggi. Keong mas me-

PENDAHULUAN miliki kandungan protein mencapai 51%, le- mak 13,61%, serat 6,09% dan abu 24% (An-

Belut sawah merupakan jenis pakan yang mem- derson et al., 2004). Melimpahnya keong mas punyai kadar protein tinggi mencapai 81,25 %.

meresahkan petani karena dianggap hama, se-

hingga pemanfaatan keong mas untuk pakan )Program Studi Budidaya Perairan, Fakultas Perikan-

an dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro. Jl. belut merupakan bentuk usaha pengendalian Prof. Soedarto, SH, Tembalang, Semarang, Jawa Te-

hama berbahaya bagi sektor pertanian, khusus- ngah – 50275, Telp/fax.+6224 7474698

nya pertanian padi. Bekicot memiliki kandung- E-mail: anshinvie@yahoo.com

an protein tinggi berkisar 51,2 - 62%. Beki-

490 Vivi Endar Herawati 1∗ et al.

cot merupakan hama yang sering mengganggu tanaman, sehingga dimanfaatkan sebagai pak- an dalam menunjang pertumbuhan. Cacing su- tra sangat baik bagi pertumbuhan ikan air ta- war karena kandungan proteinnya tinggi (Su- bandiyah and Aliyah, 2003). Kandungan gizi cacing sutra yaitu mengandung protein 57%, lemak 13,3%, serat kasar 2,04, abu 3,6% dan air 87,7% (Pursetyo et al., 2011). Cacing tanah salah satu pakan yang dapat dijadikan seba- gai sumber protein. Cacing tanah mengandung protein 64-76%, pembiakannya pun tergolong mudah, sehingga cocok dijadikan pakan belut.

Gambar 1 EPP rata-rata belut sawah pada masing- masing perlakuan.

Beberapa penelitian tentang pakan belut telah dilakukan antara lain oleh Mashuri et al. (2011)

an sebanyak satu kali sehari pada malam hari menggunakan cacing tanah, cacing sutra, ke-

ong mas, ikan rucah dan pelet sebagai perla- pukul 18.00 WIB. Pemberian pakan dilakuk- an dengan cara menimbang pakan sebanyak

kuan; Fujiani et al. (2015) menggunakan ca- cing tanah, keong mas, pelet apung dan pelet

5% dari bobot tubuh belut. Pakan yang diujik- an yaitu daging keong, daging bekicot (Acha-

tenggelam sedangkan Manurung et al. (2015) menggunakan cacing sutera yang ditambah pe-

tina sp.), cacing sutra dan cacing tanah. Pe- ngukuran pertumbuhan bobot dan panjang be-

let dan keong mas ditambah pelet. Berdasark- an beberapa penelitian tersebut maka tujuan

lut dilakukan setiap 7 hari, sedangkan pengu- dari penelitian ini mengkaji dan menganalisis

kuran faktor dari kondisi fisika dan kimia air tingkat konsumsi pakan alami berbeda terha-

media pemeliharaan meliputi suhu yang dila- dap pertumbuhan dan kelulushidupan belut (M.

kukan setiap hari, pH dan DO dilakukan seti- ap 7 hari Pengamatan pertumbuhan dilakukan

albus ) sistem budidaya air bersih. selama 30 hari, sedangkan perhitungan kelulu-

shidupan dilakukan dengan menghitung jum- lah ikan pada awal dan akhir pemeliharaan.

MATERI DAN METODE

Penelitian ini menggunakan metode eksperi- HASIL DAN PEMBAHASAN mental dengan Rancangan Acak Lengkap 4 per-

lakuan 3 ulangan. Perlakuan pemberian pakan menggunakan keong mas, bekicot, cacing su-