Perubahan sekunder Komplikasi Hubungan usia menarche dengan kejadian mioma uteri

mikrokuretase umtuk pemeriksaanpatologi anatomi kemungkinan kombinasi daengan endometrial karsinoma. c. Pemeriksaan penunjang 1 USG abdominaltransvaginal Dengan pemeriksaan ini maka terlihat uterus membesar 2 CT Scan untuk konfirmasi lebih jelas Ida ayu, ida bagus gede fajar, ida bagus gede, 2010.

6. Perubahan sekunder

a. Atrofi Sesudah menopause ataupu sesudah kehamilan mioma uteri akan menjadi kecil. b. Degenerasi hialin Perubahan ini sering terjadi pada penderita yang berusia lanjut. Tumor kehilangan struktur aslinya menjadi homogen. Dapat meliputi sebagian atau hanya sebagian kecil daripadanya seolah-olah memisahkan satu kelompok serabutotot dari kelompok lainnya. c. Degenerasi kistik Dapat meliputi daerh kecil maupun luas, dimana sebagian dari mioma menjadi cair, sehingga terbentuk ruangan-ruangan yang tidak teratur berisi seprti agar- agar, dapat terjadi pembengkakan yang luas dan bendungan yang menyerupai limfangioma. Dengan konsistensi yang lunak ini tumor sukar dibedakan dari kista ovarium atau suatu kehamilan. d. Degenerasu membatu calsireous degeneration Universitas Sumatera Utara Terutama terjadi pada wanita berusia lanjut oleh karena adanya gangguan dalam sirkulasi. Dengan adanya pengendapan garam dapur pada mioma maka mioma menjadi keras dan memberikan bayangan pada foto Rontgen e. Degenerasi merah carneous degeneration Perubahan ini biasany terjadi pada kehamilan dan nifas. Pathogenesis: diperkirakan karena suatu nekrosis subakut sebagai gangguan vaskularisasi. Pada pembelaha dapat dilihat sarang mioma seperti daging mentah berwana merah disebabkan oleh pigmen hemosiderin dan hemofusin. f. Degenerasi lemak Jarang terjadi, merupakan kelanjutan dari degenerai hialin Hanafi Wiknjosastro, 2008.

7. Komplikasi

a. Degenerasi ganas Mioma uteri yang menjadi leiomiosarkoma ditemukan hanya 0,32 – 0,6 dari seluruh mioma. Kecurigaan akan keganasan uterus apabila mioma uteri cepat membesar dan apabila terjadi pembesaran sarang mioma dalam menopause. b. Torsi putaran tangkai Sarang mioma yang bertangkai dapat mengalami torsi, timbul gangguan sirkulasi Sehingga menalami nekrosis. Dengan demikian terjadi sindrom abdomen akut Hanafi Wiknjosastro, 2008.

8. Penanganan a. Pengobatan operatif

Miomektomi adalah pengambilan sarang mioma saja tanpa pengangkatan uterus. Tindakan ini dapat dikerjakan misalnya pada mioma submukosum pada Universitas Sumatera Utara myoma gemburt denga cara ekstirpasi lewat vagina. Apabila miomektomi dilakuakn karena ingin punya anak , maka kemungkinan akan terjadi kehamilan adalah 30 – 50. 1 25 – 35 dari penderita mioma uteri masih memerlukan histerektomi. Histerektomi adalah pengangkatan uterus. Histerektomi total umumnya dilakukan dengan alasan mencegah timbulnya karsinoma serviks uteri. histerktomi supravaginal hanya dilakukan apabila terdapat kesukaran teknis dalam mengangkat uterus keseluruhannya. 2 Radioterapi bertujuan agar ovarium tidak berfungsi lagi sehingga penderita mengalami menopause. Dikerjakan jika terdapat kontra indikasi untuk tindakan opratif dan tidak ada keganasan pada uterus.

b. Pengobatan konservatif

1 Tidak semua mioma uteri memerlukan pengobatan bedah, 55 dari semua mioma uteri tidak membutuhkan suatu pengobatan dalam bentuk apapun, terutama apabila mioma itu masih kecil dan tidak menimbulkan gangguan atau keluhan. Walupun demikian mioma uteri memerlukan pengamatan setiap 3 – 6 bulan. 2 Dalam dekade terakhir ada usaha untuk mengobati mioma uteri dengan GnRH agonist GnRHa. Hal ini didasrkan atas pemikiran leiomioma uterus terdiri dari sel-sel otot yang diperkirakan dipengaruhi oleh estrogen. GnRH yang mengatur reseptor gonadotropin di hipofisis akan mengurangi sekresi gonadotropin yang mempngaruhi leiomioma. 3 Pemberian GnRHa buseriline acetat selam 16 minggu pada mioma uteri mengahasilkan degenerasi hialin di miometrium hingga uterus dalam keseluruhannya menjadi lebih kecil. Akan tetapi setelah pemberian Universitas Sumatera Utara GnRHa, dihentikan leiomioma yang lisut itu tumbuh kembali di bawah pengaruh estrogen oleh karena mioma itu masih mengndung reseptor estrogen dalam konsentrasi yang tinggi. Perlu diingat bahwa penderita mioma uteri sering mengalami menopause yang terlambat.

B. Usia menarche

Menarche adalah menstruasi pertama yang biasa terjadi dalam rentang usia 10-16 tahun atau pada masa awal remaja di tengah masa pubertas sebelum memasuki masa reproduksi. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi terjadinya usiA menarche seseorang antara lain yaitu faktor suku, genetik, gizi, sosial, ekonomi, dan lain-lain. Wanita yang mengalami menstruasi pertama kali pada usia 16 tahun atau disebut amenorea sekunder. Bila hal ini terjadi, perlu dilakukan pemeriksaan medis untuk mengetahui penyebabnya. Biasanya penyebabnya adalah karena tidak terdapat lubang aliran menstruasi pada selaput dara. Menstruasi pada usi dini disebabkan faktor internal dan eksternal. Faktor internal karena ketidak seimbangan hormone bawaan lahir. Faktor eksternal seprti asupan gizi dan makanan yang dikonsumsi belum memenuhi atau masih kurang Atikah, 2009 Universitas Sumatera Utara

C. Siklus Mensrtuasi

Umumnya siklus menstruasi terjadi secara periodik setiap 28 hari ada pula setiap 21 hari dan 35 hari Siklus menstruasi terdiri dari 4 fase yaitu: a. Fase menstruasi yaitu peristiwa luruhnya sel ovum matang yang tidak dibuahi bersama dengan dinding endometrium yang robek. Dapat juga diakibatkan karena berhentinya sekresi hormone dalam darah menjadi tidak ada. b. Fase proliferasifasefolikuler ditandai dengan menurunnya hormone progesterone sehingga memacu kelenjar hipofisis untuk mensekresikan FSH dan merangsang folikel dalam ovarium, serta dapat membuat hormone estrogen diproduksi kembali. Sel folikel berkembang menjadi folikel de graff yang masak menghasilkan hormone estrogen yang merangsang keluarnya LH dari hipofisis. Estrogen dapat menghambat sekresi FSH tetapi dapat memperbaiki dinding endonetrium yang robek. c. Fase ovulasifase luteal ditandai dengan sekresi LH yang memacu matangnya sel ovum pada hari ke-14 sesudah menstruasi. Sel ovum yang matang akan meninggalkan folikel dan folikel akan mengkerut dan berubah menjadi korpus luteum. Korpus luteum berfungsi untuk menghasilkan hormone progesterone yang berfungsi untuk mempertebal dinding endometrium yang kaya akan pembuluh darah. d. Fase pasca ovulasifase sekresi ditandai dengan korpus luteumyang mengecil dan menghilang dan berubah menjadi korpus albikans yang berfungsi untuk menghambat sekresi hormone estrogen dan progesterone sehingga hipofisis aktif mensekresikan FSH dan LH. Dengan terhentinya sekresi progesterone maka penebalan dinding endometrium akan terhenti sehingga menyebabkan Universitas Sumatera Utara endometrium mongering dan robek. Terjadilah fase perdarahanmenstruasi Atikah, 2009 Lamanya siklus menstruasi berkisar antara 21 – 35 hari. Lamanya menstruasi antara 3 – 7 hari . Ada juga wanita yang mengalami menstruasi 1 – 2 hari, kemudian diikuti dengan perdarahan sedikit-sedikit. Sebagian lagi mengalami menstruasi yang lama, yaitu 7 – 10 hari. Jumlah darah haid yang dikeluarkan selama menstruasi sekitar 35 cc 2 – 3 kali ganti pembalut perhari Atikah, dkk, 2009 Siklus menstruasi terjadi selama masa reproduksi dari masa pubertas hingga masa reproduksi sebagai reaksi terhadap variasi-variasi gerak hormon.

D. Hubungan Usia Menarche dan Siklus Mentruasi dengan Kejadian Mioma Uteri

1. Hubungan usia menarche dengan kejadian mioma uteri

Statistik menunjukan bahwa usia menarche dipengaruhi oleh faktor keturunan, keadaan gizi, kesehatan umum yang membaik dan berkurangnya penyakit menahun Prawirohardjo, 2007. Peningkatan pertumbuhan mioma uteri merupakan respon dari stimulus estrogen Victory, et al 2006 yang dikutip dari Muzakir 2008. Marshall dan Faerstein mengemukakan insidensi mioma uteri meningkat signifikan pada wanita yang mengalami menarche sebelum umur 11 tahun. Paparan estrogen yang semakin lama akan meningkatkan insidensi mioma uteri. Menarche dini 10 tahun ditemukan meningkatkan resiko relatif mioma uteri, dan menarche lambat 16 tahun menurunkan resiko relatif mioma uteri Atikah, dkk, 2009. Universitas Sumatera Utara

2. Hubungan siklus menstruasi dengan kejadian mioma uteri