Perumusan Masalah Pembatasan Masalah Tujuan Penelitian Manfaat Penelitian

kelamin perempuan. Melihat kondisi tersebut keterwakilan perempuan perlu mendapatkan perhatian yang serius di daerah yang mengadopsi budaya matrilineal dalam kehidupaan budayanya. Provinsi Sumatera Barat merupakan salah satu daerah yang sangat kental dengan budaya Matrilineal. Dimana hubungan antara ibu sangat kuat, karena sentralnya posisi perempuan di dalam keluarga. Namun berdasarkan data Komisi Pemilihan Umum, hanya terdapat enam perempuan yang mewakili kaum perempuannya di lembaga legislatif tahun 2014-2019. Keenam perempuan tersebut adalah, dari partai NasDem yakni Endarmy berasal dari daerah pemilihan 2, dari PDI-P Riva Melda berasal dari daerah pemilihan 4, dari partai Golkar Siti Izzati Aziz berasal dari daerah pemilihan 2 dan Marlina Suswati berasal dari daerah pemilihan 6, dari partai Hanura yakni Armiati yang berasal dari daerah pemilihan 3 se rta Zusmawati yang berasal dari daerah pemilihan 4. Hal inilah yang membuat peneliti tertarik bagaimana bisa struktur budaya dan kondisi sosial yang mengagungkan perempuan sebagai pemimpin namun dalam bidang politik hal ini tidak tercermin, bahkan negara dengan kebijakan Affirmative action telah mendukung perempuan agar kiranya bisa lebih banyak perempuan yang ikut mengambil peran dalam bidang politik. Namun, jika kita melihat kuota sebesar 30 yang telah ditentukan pemerintah seharusnya sebanyak 19-20 orang perempuan yang duduk di DPRD, namun melihat kenyataannya hal itu masih sangat jauh dari harapan.

I.2 Perumusan Masalah

Perumusan masalah adalah usaha untuk menyatakan secara tersurat pertanyaan- pertanyaan penelitian yang perlu dijawab dan dicarikan jalan pemecahannya dan perumusan masalah merupakan konteks dari penelitian dimana memberikan arah terhadap penelitian yang dilakukan. Berdasarkan pemaparan pada bagian latar belakang di atas maka dapat Universitas Sumatera Utara dirumuskan masalah dalam penelitian ini yaitu, Mengapa keterwakilan perempuan di DPRD Sumatera Barat rendah padahal di Sumbar menganut budaya matrilineal?

I.3 Pembatasan Masalah

Pembatasan masalah adalah usaha untuk menetapkan dalam batasan penelitian yang akan diteliti. Batasan masalah ini berguna untuk mengidentifikasikan faktor mana saja yang tidak termasuk kedalam ruang penelitian tersebut. Maka untuk memperjelas dan membatasi ruang lingkup penelitian dengan tujuan menghasilkan uraian yang sistematis diperlukan adanya batasan masalah. Adapun masalah yang ingin diteliti dalam penelitian ini adalah: 1. Bagaimana budaya matrilineal yang berkembang dalam hubungan bermasyarakat di kota Padang? 2. Mengapa budaya matrilineal tidak berpengaruh terhadap keterwakilan perempuan di DPRD Sumatera Barat?

I.4 Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah: 1. Untuk mengeksplorasi budaya matrilineal yang berekambang dalam kehidupan bermasyarakat di Provinsi Sumatera Barat 2. Untuk menganalisis mengapa budaya matrilineal tidak berpengaruh terhadap keterwakilan perempuan di DPRD Sumatera Barat tahun 2014 Universitas Sumatera Utara

I.5 Manfaat Penelitian

Penelitian ini dilakukan agar mampu memberikan manfaat sebagai berikut: 1. Secara Teoritis, Penelitian ini merupakan kajian ilmu politik yang dapat memberikan kontribusi pemikiran mengenai pengaruh budaya terhadap keterwakilan perempuan. Diharapkan hasil penelitian ini secara konseptual bermanfaat untuk pengembangan ilmu pengetahuan. 2. Secara Lembaga, penelitian ini diharapkan mampu memberikan kontribusi kepada lembaga apakah itu lembaga adat atau lembaga legislatif dalam membuat kebijakan khusunya yangberkaitan dengan perempuan. Serta dapat menjadi referensi bagi departemen Ilmu Politik FISIP USU. 3. Bagi masyarakat, penelitian ini diharapkan mampu membantu masyarakat Sumatera Barat secara khusus dalam memahami pengaruh budaya matrilineal terhadap keterwakilan politik perempuan.

I.6 Kerangka Teori 1.6.1 Feminisme