Perancangan Sipiso-Piso Park Hotel Resort dengan Konsep Vernakular
DAFTAR PUSTAKA
Badan Pusat Statistik. Sumatera Utara. Jumlah pengunjung hotel berbintang 2014. https://www.bps.go.id/Subjek/view/id/16#subjekViewTab3|accordion-daftar-subjek2 diakses pada 12 Mei 2016
D.K. Ching, Francis. 2008. Arsitektur Bentuk, Ruang dan Tatanan. Erlangga; Jakarta.
Ginting, N. & Rahman Vinky N. (2015).” Maimoon Palace Heritage District in Medan, Indonesia: What we preserve and why we preserve?”, Procedia - Social and Behavioral Sciences 222 ( 2016 ) 332 – 341
Ginting, N. & Wahid Julaihi (2015).”Exploring Identity’s Aspect of Continuity of Urban Heritage Tourism”, Procedia - Social and Behavioral Sciences 202. 234 – 241
http://www.agoda.com/grand-tjokro-yogyakarta/hotel/yogyakarta-id.
www.repository.usu.ac.id SK Menparpostel Nomor: KM 34/ HK 103/ MPPT 1987 diakses pada 8 agustus 2016
http://www.kemendagri.go.id/news/2016/07/27/gubsu-perlu-adanya-tindakan-tegas-dalam-pengembangan-geopark-kaldera-toba diakses pada 1 Oktober 2016
http://www.scribd.com/doc/106054166/Persyaratan-Dan-Kriteria-Hotel-ResortBintang diakses pada 2 juni 2016
Kristiningrum, N. D. 2014. Heritage Tourism dan Creative Tourism. Jurnal Hubungan Internasional. No.1, 43-54
Kurniasih, Sri S.T. (2006). Prinsip Hotel Resort. [online]. Tersedia : http://www.google.co.id/search?hlid&qprinsip+hotel+resort&btnGtelusuri &meta diakses pada 12 Mei 2016
(2)
Laporan Tugas Akhir: Tofani, Logi. 2011. Terminal Imbanagara Kabupaten Ciamis. Fakultas Teknik dan Ilmu Komputer, Universitas Komputer Indonesia
Lilianny S Arifin. 2008. Arsitektur Nusantara Ala Mangunwijaya:Membangkitkan Makna Vernakular Lewat Jiwa Tradisi dalam http://www.architerian.net/myforum/viewtopic.php? Diakses pada 3 juni 2016
Manuaba, A. ”Hubungan Simbiotik Kepariwisataan dan Lingkungan”, dalam Harian Umum Bali Post Rabu 22 Maret 1989
Manuaba, IB Adnyana, 1998. Makalah Pembangunan Pariwisata Berkelanjutan, PS. Pariwisata, Denpasar
Marlina, Endy. 2008. Panduan Perancangan Bangunan Komersial. Yogyakarta: C.V Andi Offset
Mulyana, Deddy. 2001. metodologi Penelitian Kualitatif: Paradigma Baru Ilmu Neufert, Ernest and Peter. 2006 “Architecture Data Third Edition” Blackwell
Science
Pemerintah Daerah Kabupaten Karo. Sumatera Utara. Rata-Rata Kelembaban Udara, Curah Hujan Dan Hari Hujan 2015. http://www.karokab.go.id/in/index.php/data-statistik?start=30 diakses pada 2 juni 2016
Suharjanto. 2011. “Membandingkan Istilah Arsitektur Tradisional Versus Arsitektur Vernakular: Studi Kasus Bangunan Minangkabau Dan bangunan Bali”. Binus University. Tahun ke-2. Nomor 2.
Yoeti, A. Oka. 2006. Perencanaan dan Pengembangan Pariwisata. Jakarta : Pradnya Paramitha
(3)
BAB III
METODOLOGI
3.1 Jenis PenelitianPada bab ini menjelaskan tentang metodologi yang diterapkan pada perancangan Sipiso-piso Park Hotel Resort yang terletak di Desa Tongging Kecamatan Merek Kabupaten Karo. Metodologi yang dilakukan adalah metodologi etnografi.
Menurut Mulyana (1999) Metodologi etnografi merupakan ilmu antropologi yang pada dasarnya adalah kegiatan penelitian untuk memahami cara orang berinteraksi dan bekerjasama melalui fenomena sehari-hari. Bertujuan untuk menguraikan suatu budaya secara menyeluruh yakni semua aspek budaya yang bersifat material, seperti artefak budaya dan yang bersifat abstrak, seperti pengalaman, kepercayaan norma, dan sistem nilai kelompok yang diteliti.
Etnografi adalah uraian dan penafsiran suatu budaya atau sistem kelompok sosial dengan mempelajari pola perilaku, kebiasaan, dan cara hidup. Etnografi adalah sebuah proses dan hasil dari sebuah penelitian. Sebagai proses, etnografi melibatkan pengamatan yang cukup panjang terhadap suatu kelompok, dimana dalam pengamatan tersebut peneliti terlibat dalam keseharian hidup responden atau melalui wawancara satu per satu dengan anggota kelompok tersebut. Peneliti mempelajari arti atau makna dari setiap perilaku, bahasa, dan interaksi dalam kelompok.
Etnografi pada dasarnya lebih memanfaatkan teknik pengumpulan data pengamatan berperan serta (partisipant observation).
Spradley mengungkapkan beberapa tujuan penelitian etnografi, sbb:
a. Untuk memahami rumpun manusia. Dalam hal ini, etnografi berperan dalam menginformasikan teori-teori ikatan budaya; menawarkan suatu strategi yang baik sekali untuk menemukan teori grounded .
(4)
b. Etnografi ditujukan guna melayani manusia, yakni menyuguhkan problem solving bagi permasalahan di masyarakat, bukan hanya sekadar ilmu untuk ilmu.
Etnografi merupakan sebuah pendekatan kualitatif. Pendekatan kualitatif adalah suatu proses penelitian dan pemahaman yang berdasarkan pada metodologi yang menyelidiki suatu fenomena sosial dan masalah manusia. Pada pendekatan ini, peneliti membuat suatu gambaran kompleks, meneliti kata-kata, laporan terinci dari pandangan responden, dan melakukan studi pada situasi yang.
Metode etnografi memiliki ciri unik yang membedakannya dengan metode penelitian kualitatif lainnya, yakni: observatory participant —sebagai teknik pengumpulan data, jangka waktu penelitian yang relatif lama, berada dalam setting tertentu, wawancara yang mendalam dan tak terstruktur serta mengikutsertakan interpretasi penelitinya.
Dalam pendekatan kualitatif langsung dijelaskan tentang semua permasalahan yang belum diketahui secara rinci, sehingga akan memberikan kemudahan bagi orang yang ingin mengetahui tentang semua pembahasan dalam penelitian tersebut.
Penelitian kualitatif memiliki enam ciri yaitu:
a. Memperdulikan konteks dan situasi (concern of contexs) b. Berlatar alamiah (natural setting)
c. Manusia sebagai instrument utama (human instrument) d. Data bersifat deskriptif (descriptive data)
e. Rancangan penelitian muncul bersamaan dengan pengamatan (emergent desain)
(5)
3.2 Metoda Pengumpulan Data
Berikut adalah tahapan dalam pengumpulan data : a. Melakukan studi pustaka
Data sekunder yang digunakan sebagai acuan dalam perencanaan dan perancangan.
b. Melakukan Obeservasi
Metode observasi adalah metode pengamatan dan pencatatan sesuatu obyek dengan sistematika fenomena yang diselidiki. Menganalisa data melalui survey langsung dilokasi untuk mendapatkan informasi keadaan site, analisa data RDTR, dan analisa perencanaan penataan kawasan pariwisata.
c. Metoda Pengumpulan Data
Menurut Koentjoroningrat, metode dokumentasi adalah metode pengumpulan data yang bersifat dokumentasi atau catatan. Metode dokumentasi dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu dokumentasi dalam arti luas yang berupa foto-foto, moment, dan rekaman.Sedangkan dokumen dalam arti sempit adalah kumpulan data verbal yang berbentuk tulisan.
d. Membuat catatan etnografis
Catatan berupa laporan ringkas, laporan yang diperluas, jurnal lapangan, dan analisis atau interpretasi.
e. Melakukan studi literatur yang berkaitan dengan perancangaan kawasan wisata.
(6)
3.3 Metoda Analisa Data
Analisis data dilakukan setelah semua data terkumpul. Proses analisis adalah proses mengatur urutan data, mengorganisasikan ke dalam suatu pola, kategori dan suatu uraian dasar. Dari data yang telah diperoleh, perancang melakukan beberapa analisa berupa analisa pengunjung sehingga dapat menentukan jumlah kamar hotel yang dibutuhkan. Kemudian analisa iklim, analisa kebisingan, analisa keadaan tapak, analisa drainase, analisa utilitas, analisa kondisi masyarakat dan budaya, analisa pedestrian, analisa vegetasi, dan analisa potensi lahan sehingga perancang dapat menentukan konsep-konsep yang cocok untuk diterapkan mulai dari bentuk massa bangunan, orientasi bangunan, material bangunan, desain fasad, tata ruang luar, tata ruang dalam, dan lain-lain.
(7)
3.4 Bagan Proses Penelitian Kualitatif
Tahap Deskripsi
Memberikan gambaran tentang kawasan kabupaten karo
Data dan informasi yang tidak dibutuhkan Data dan informasi yang terekam tetapi tidak dibutuhkan
Temuan – Temuan Akhir (Merancang Sipiso-piso Park Hotel Resort)
Informasi Deskriptif
Informasi yang menjelaskan objek yang ada
Informasi Komparatif
Informasi yang menjelaskan perbedaan dan persamaan yang ada pada objek tersebut
Informasi Aosisatif
Informasi yang menjelaskan saling hubungan antar variable dalam gejala pada objek tersebut Temuan Sementara II
Mendapatkan
informasi tentang kawasan pariwisata kabupaten karo
Waste Tahap Seleksi
Mengolah data menjadi sebuah rencana perancangan bangunan
Tahap Reduksi
Mengulas masalah yang terdapat di lokasi perancangan
Temuan Sementara I
Memajukan pariwisata yang ada di kawasan tersebut dengan daya tarik objek wisata yang ada di kawasan Kabupaten Karo dan sekitar Danau Toba.
(8)
BAB IV
ANALISA PERANCANGAN
4.1 Analisa kondisi tapak dan lingkunganKondisi tapak perancangan Sipiso-piso Park Hotel Resort memiliki kontur yang curam karena berada di daerah perbukitan.
4.1.1 Lokasi
Gambar 4.1 Lokasi
Lokasi perancangan terletak di sipiso-piso Desa Tongging Kecamatan Merek Kabupaten Karo Provinsi Sumatera Utara.
1. Kriteria Pemilihan Lokasi
a. Tinjauan terhadap struktur kota
1. Lokasi perancangan berada di daerah kawasan wisata. 2. Lokasi perancangan tidak terlalu dekat dengan jalan
(b) peta kawasan Danau Toba
(c) peta Kabupaten Karo
(e) peta site sipiso-piso (d) Peta Kawasan Tongging (a) peta Sumatera
(9)
3. Tapak mudah dicapai baik dengan kendaraan umum maupun kendaraan pribadi.
b. Pencapaian
Dari Kota Medan menuju ke Kota Berastagi. Setelah itu, menuju kota Kabanjahe lalu ke Desa Tongging.
Gambar 4.2 Pencapaian c. Area pelayanan
Area pelayanan Sipiso-piso Park Hotel Resort mencakup wisatawan domestik dan wisatawan mancanegara yang berkunjung di kawasan wisata Kabupaten Karo dan Danau Toba.
d. Persyaratan lain
Status kepemilikan tapak perancangan adalah dimiliki dan dikelola oleh pemerintah. Nilai lahan di sipiso-piso sangat strategis karena banyak potensi yang dapat di tonjolkan melalui potensi alam yang sudah ada. Jika dikelola dengan baik, maka akan sangat menguntungkan bagi kawasan sekitar. 2. Deskripsi kondisi eksisting lokasi sebagai tapak rancangan
(10)
b. Status Proyek : Fiktif c. Pemilik Proyek : Pemerintah
d. Lokasi Tapak : Sipiso-piso Desa Tongging e. Batas-batas Tapak
Batas Utara : Ladang
Batas Timur : Bukit Sipiso-piso Batas Selatan : Lembah desa Tongging Batas Barat : Air terjun sipiso-piso f. Luas Lahan : ± 3 Ha (± 30.000 ) g. Peruntukan Lahan : Pariwisata
h. Kontur : Curam
i. Pemilik Lahan : Pemerintah j. Fungsi Eksisting : Pariwisata 4.1.2 Kondisi dan Potensi lahan
a. Analisa Iklim
Pada gambar 4.2 (a) menjelaskan tentang arah matahari terhadap kondisi site. Gambar 4.2 (b) menjelaskan tentang arah angin yang berhembus dari arah tenggara menuju arah barat laut, analisa arah angin berguna untuk menentukan bukaan pada bangunan.
(11)
Gambar 4.3 Analisa Iklim
b. Analisa Kebisingan
Pada gambar 4.3 dapat dijelaskan bahwa sumber kebisingan berasal dari kendaraan, akan tetapi tidak terlalu memiliki dampak negatif terhadap site karena lalu lintas kendaraan tidak terlalu padat.
(a) analisa matahari
(12)
c. Analisa Keadaan Tapak
Pada gambar 4.4 terlihat keadaan tapak pada lokasi perancangan di Sipiso-piso Park Hotel Resort memiliki kontur yang curam sehingga harus mempertimbangkan struktur dan keadaan tanah ketika mendesain. Dalam hal ini, perancang melakukan cut and fill.
(13)
Gambar 4.5 Analisa Keadaan Tapak
d. Analisa Drainase
Sistem drainase pada tapak perancangan tergolong baik karena memiliki selokan atau parit disepanjang jalan.
(a) peta topografi
(b) potongan kontur a-a
(14)
Gambar 4.6 Analisa Drainase
e. Analisa Utilitas
Sistem utilitas pada site perancangan Sipiso-piso Park Hotel Resort adalah dengan memanfaatkan limbah padat dan limbah cair untuk perkebunan dengan menggunakan pesawat sederhana. f. Analisa Kondisi Masyarakat dan Budaya
Kondisi masyarakat Karo pada umumnya bergerak dalam bidang pertanian dan perkebunan sehingga dikenal sebagai Kabupaten penghasil buah-buahan dan sayuran.
(15)
g. Analisa Pedestrian
Pada gambar 4.6 menunjukkan desain pedestrian yang berada di lokasi tapak perancangan dengan ukuran yang berbeda-beda.
Gambar 4.7 Pedestrian
h. Analisa Vegetasi
Pada gambar 4.7 menunjukkan jenis vegetasi atau tanaman yang berada pada tapak perancangan.
(16)
i. Analisa Potensi Lahan
Pada site perancangan di sipiso-piso terdapat banyak potensi yang dapat di tonjolkan. Beberapa potensi tersebut terdiri dari perkebunan tomat, cabe, kol dll, terdapat juga gunung sipiso-piso yang dapat menjadi objek wisata paralayang dan pendakian. Di arah selatan terlihat pemandangan danau toba dan Desa Tongging sehingga sangat cocok untuk menjadi objek fotografi. Di arah barat terdapat objek wisata air terjun sipiso-piso dengan ketinggian 120 m.
(17)
4.1.3 Bangunan Sekitar
Lokasi site perancangan sipiso-piso dikelola oleh pemerintah. Akan tetapi, terdapat beberapa tanah yang disewa oleh masyarakat kemudian mendirikan bangunan di tanah tersebut dengan fungsi sebagai toko souvenir dan warung makan. Dari segi arsitektur, bangunan yang terdapat di site tersebut didesain dengan bentuk yang sederhana dan tidak mencirikan arsitektur Karo. Selain itu, terdapat restoran dan beberapa gazebo yang dibangun oleh pemerintah dengan desain arsitektur Karo.
(18)
4.1.4 Prasarana
Site perancangan Sipiso-piso Park Hotel Resort berada jauh dari sarana dan prasarana. Ketersediaan fasilitas umum seperti Rumah Sakit, Kantor Polisi, halte dll masih belum ditemukan. Hal ini menjadi salah satu masalah pengembangan sektor pariwisata di Kabupaten Karo.
4.1.5 Karakter Lingkungan
Sipiso-piso berada di Desa Tongging yang merupakan tempat yang menarik untuk dikunjungi. Tongging berada di tengah-tengah daerah yang didiami oleh 3 suku yaitu Batak Toba, PakPak, dan Karo. Desa Tongging merupakan salah satu kawasan wisata yang banyak dikujungi oleh wisatawan karena memiliki panorama alam yang memukau. Dari Desa Tongging, wisatawan dapat menikmati keindahan danau toba, air terjun sipiso-piso, gunung sipiso-piso dan perkebunan.
4.1.6 Pemandangan
Pemandangan yang ditawarkan adalah air terjun sipiso-piso, danau toba, gunung sipiso-piso dan perkebunan.
Gambar 4.11 Pemandangan
(a) perkebunan (b) gunung sipiso-piso
(d) danau toba (c) air terjun sipiso-piso
(19)
4.1.7 Orientasi
Orientasi bangunan sebagian besar menghadap ke arah selatan dan arah barat karena memiliki view yang menarik yaitu danau toba dan air terjun sipiso-piso.
Gambar 4.12 Orientasi bangunan 4.1.8 Lalu Lintas
Jalur menuju site perancangan Sipiso-Piso Park Hotel Resort merupakan jalur lintas Kabupaten. Kemacetan sering terjadi pada saat hari libur.
4.1.9 Sirkulasi
Sirkulasi kendaraan disekitar site perancangan terdiri dari sirkulasi 2 arah dengan lebar jalan adalah 4 m.
(20)
Gambar 4.13 Sirkulasi 4.2 Analisa Fungsional
4.2.1 Analisa Ruang
Berdasarkan hasil perhitungan pada Bab II, jumlah kamar yang dibutuhkan di Kabupaten Karo berdasarkan wisata danau toba adalah 243 kamar dengan jumlah pengunjung 1.930.393 wisatawan. Diagram Matrix
(21)
Diagram Hubungan Antar Ruang
Diagram 4.2 Diagram Hubungan Antar Ruang
Diagram 4.1 dan Diagram 4.2 menunjukkan hubungan antar ruang pada Sipiso-piso Park Hotel Resort. Kamar hotel memiliki hubungan langsung dengan fasilitas penunjang dan fasilitas rekreasi.
Tabel Kebutuhan Ruang
Pada Tabel 4.1 menunjukkan bahwa jumlah kamar hotel yang terdapat pada Sipiso-piso Park Hotel Resort adalah 63 kamar dengan spesifikasinya adalah 24 unit kamar deluxe, 23 unit kamar premiere dan 16 unit kamar suite dan juga memiliki Cottage dengan 2 tipe yang berbeda.
Sipiso-piso Park Hotel Resort juga dilengkapi dengan fasilitas penunjang seperti Fitness Centre, Spa and Sauna, Restoran, Coffee Shop, Bar and Lounge, Toko Souvenir, Function Room, Gallery Geopark dan Ruang Tenun.
(22)
Tabel 4.1 program ruang
No. Nama Ruang
Luas standart
(m2)
Kapasitas Jumlah Total (m2) RUANG DALAM
FRONT OF THE HOUSE
AREA PRIVAT 8068
1 Kamar Hotel 5833
Deluxe 48 24 1152
Premiere 64 23 1472
Suite 98 16 1568
Sirkulasi (30%) 1641
2 Cottage 2235
Tipe 1 100 6 600
Tipe 2 150 6 900
Sirkulasi (30%) 735
AREA PUBLIK 1319,1
3 Lobby 297,2
Entrance hall 0,6 60
1
80
Toilet umum 0,96 20 24
Biro perjalanan 0,19 2 30,4
Area duduk 1,6 70 112
Ruang informasi 10 2 10
Resepsionis 1,2 2 4,8
Area lift 0,6 15 36
4 Toko souvenir 0,9 3 20 360
5 Ruang tenun 1,6 60 1 300
6 Drug Store 0,19 8 1 30
7 Money changer 0,19 2 1 30,4
8 Gallery Geopark 301,5
Resepsionis 1,2
1
4,5
(23)
Pertunjukan
Ruang Pegawai 49
Kamar Mandi 0,96 28
FOOD AND BEVERAGES 2215
9 Restoran 963,8
Ruang makan 1,5 132
2
220
Dapur 20% ruang
makan
40
Gudang 50% dapur 28 20
Loading dock 12
Toilet - Pria - Wanita 0.96 0.96 10 6 10 18
Kasir 1,2 2 2,4
Ruang saji 4.2 5 25
Ruang chef 12 4 48
Wastafel 0,6 5 6
Sirkulasi (20%) 161
10 Coffee Shop
1
316
Ruang makan 1,5 100 180
Kasir 1,2 16
Dapur 20% Ruang
makan
15
Pantry 1/3 dapur 8
Gudang 50% Dapur 6
Wastafel 0,6 4 10
Toilet 0,96 16 28
Sirkulasi (20%) 53
11 Bar & Lounge
1
369,9
Kasir 1,2 2,4
Bar counter 1,5 22,5
Ruang makan 1,44 43
Ruang dansa 150
(24)
Dapur 20% ruang makan
9
Pantry 1/3 dapur 6
Toilet 0,96 25
Sirkulasi (20%) 62
FASILITAS PENUNJANG
12 Spa & Sauna
1
218,4
Loker 1,5 20 30
Ruang ganti 1,5 40 60
Ruang mandi 1 40 40
Ruang terapi 1 40 40
Pengelola 1,5 10 12
Sirkulasi (20%) 36,4
13 Function room
1
346
Ruang persiapan 0,3 20 40
Ballroom 0,9 200 200
Gudang 20
Toilet 28
Sirkulasi (20%) 58
PENGELOLA OLAHRAGA DAN REKREASI 168
14 Pengelola 140
Ruang pengelola 112
Kamar mandi 28
Sirkulasi (20%) 28
BACK OF THE HOUSE
PENGELOLA 1183,4
15 Eksekutif 163,9
General manager
4,5 3 13,5
Ruang staff 5 15 75
Ruang rapat 2,4 16 38,4
Ruang tamu 5,4 5 27
Toilet 0,96 5 10
(25)
Ruang manager 4,5 3 13,5
Ruang staff 5 5 25
17 Front office 38,5
Ruang manager 4,5 3 13,5
Ruang staff 5 5 25
18 House keeping & laundry 174
Laundry washer 8 8 64
Laundry dryer 5 8 40
Ruang House
keeping
8 2 20
Gudang linen 0,32 2 50
19 Uniform service 2 30
20 Engineering & department 38,5
Ruang manager 4,5 3 13,5
Ruang staff 5 5 25
21 Food and
beverage
4,5 3 13,5
22 Purchasing & store 212,5
Ruang staff 4,5 22,5
Gudang 100
Loading dock 5 50
R. sampah 20 40
23 Security department 174
Ruang chief 4,5 3 13,5
Ruang staff 4,5 5 22,5
Pos satpam 6 33 18
Ruang genset 20 1 20
Ruang chiller 20 1 20
Ruang pompa 20 1 20
Ruang AHU 20 1 20
Panel & shaft 20 1 20
CCV 20 1 20
Sirkulasi (30%) 300
(26)
4.2.2 Suasana Ruang
Suasana ruang dirancang dengan memberikan kesan yang menarik dan terukur dengan baik sehingga akan menciptakan suasana yang sesuai dengan tema yang di pikirkan oleh perancang.
4.2.3 Bentuk
Beberapa bentuk hotel pada gambar ini dapat menjadi referensi dalam merancang Sipiso-Piso Park Hotel Resort.
4.14 Bentuk 1
(Sumber : Panduan Perancangan Bangunan Komersial)
RUANG LUAR
OLAHRAGA DAN REKREASI
24 Taman bunga 2500
25 Camping
Ground 1500
26 Kolam renang 800
27 Perkebunan 2000
28 Arena outbond 1500
LAYANAN
29 Jogging track
30 parkir 2500
(27)
Gambar 4.15 Bentuk 2
(Sumber : Panduan Perancangan Bangunan Komersial)
Gambar 4.16 Bentuk 3
(Sumber : Panduan Perancangan Bangunan Komersial) 4.3 Analisa Teknologi
4.3.1 Analisa Struktur
Dasar pemilihan suatu sistem struktur untuk bangunan tinggi adalah harus memenuhi syarat kekuatan dan kekakuan. Sistem struktur harus mampu menahan gaya lateral dan beban gravitasi yang dapat menyebabkan deformasi geser horisontal dan lentur. Hal lain yang penting dipertimbangkan dalam perencanaan skema struktural dan layout adalah persyaratan-persyaratan meliputi detail arsitektural,
(28)
utilitas bangunan, transportasi vertikal, dan pencegahan kebakaran. Efisiensi dari sistem struktur dinilai dari kemampuannya dalam menahan beban lateral yang tinggi, dimana hal ini dapat menambah tinggi rangka. Suatu bangunan dinyatakan sebagai bangunan tinggi bila efek beban lateral tercermin dalam desainnya. Defleksi lateral dari suatu bangunan tinggi harus dibatasi untuk mencegah kerusakan elemen struktural dan non-struktural. Kecepatan angin di bagian atas bangunan juga harus dibatasi sesuai dengan kriteria kenyamanan, untuk menghindari kondisi yang tidak nyaman bagi penghuninya.
Gambar 4.17 Pengelompokan sistem bangunan tinggi (Sumber:Chen & Liu, 200)
(29)
a. Struktur Pondasi
Struktur pondasi bangunan utama menggunakan pondasi tiang pancang. Pondasi ini sangat cocok untuk Sipiso-Piso Park Hotel Resort karena terdiri dari 8 lantai sehingga kuat untuk menahan beban.
b. Sistem Sirkulasi
Pada bangunan Sipiso-piso Park Hotel Resort menggunakan 2 sistem sirkulasi yaitu sirkulasi vertikal berupa tangga dan lift dan sirkulasi horizontal berupa koridor.
4.3.2 Analisa Utilitas a. Plumbing
Sistem Air Bersih
Kebutuhan air bersih direncanakan berasal dari PDAM. Sirkulasi aliran air bersih setelah dari PDAM adalah menuju meteran, lalu menuju penampungan air sentral yang dilanjutkan ke pompa sehingga pada akhirnya dialirkan ke penampungan air penunjang lainnya.
Sistem Air Kotor
Sistem air kotor setelah di proses akan dialirkan ke saluran pembuangan yang tersedia.
b. Elektrikal
Sumber daya listrik yang digunakan pada seluruh bangunan berasal dari PLN.
c. Pengkondisian Udara
Sistem pengkondisian udara yang digunakan pada bangunan utama adalah sitem pengkondisian alami dengan
(30)
memanfaatkan udara luar melalui bukaan dan pengkondisian buatan dengan menggunakan AC.
4.4 Analisa dan Penerapan Tema
Penerapan tema Arsitektur Vernakular pada bangunan yang dirancang adalah sebagai berikut :
a. Seluruh atap pada bangunan menggunakan atap tradisional Karo. b. Menggunakan ukiran tradisional Karo pada bagian fasad bangunan
utama.
c. Bangunan cottage dirancang dengan arsitektur tradisional Karo sehingga menyerupai rumah adat Karo.
d. Terdapat panggung pagelaran seni budaya Karo pada area panatapan. e. Terdapat ruang untuk menenun sebagai wujud mempertahankan khas
kebudayaan Karo. 4.5 Kesimpulan
Sipiso-piso Park Hotel Resort merupakan bangunan yang menerapkan konsep arsitektur vernakular Karo yang didesain dengan mengikuti kontur tanah. Penerapan arsitektur vernakular terdapat pada desain atap yang menyerupai atap rumah adat Karo dan ukiran/gerga yang terlihat pada fasad bangunan. Pada area ruang luar terdapat panggung pagelaran seni budaya Karo untuk memperkenalkan budaya Karo kepada wisatawan.
(31)
BAB V
KONSEP PERANCANGAN 5.1 Konsep Dasar
Arsitektur Vernakular adalah istilah yang digunakan untuk mengkatagorikan metode kontruksi yang menggunakan sumber daya orisinal lokal untuk memenuhi kebutuhan lokal. Arsitektur vernakular berkembang setiap waktu untuk merefleksikan lingkungan, budaya, dan sejarah dari daerah dimana karya arsitektur tersebut muncul dan berada atau eksis (Suharjanto 2011).
Struktur bangunan vernakular mudah dipelajari dan dimengerti. Terbuat dari material local yang cocok secara ekologi, yaitu sesuai dengan iklim lokal, flora, fauna dan pola kehidupan. Dengan demikian, bangunan vernakular memiliki kesesuaian dengan lingkungan setempat dan memiliki skala manusia atau skala rakyat biasa, bukan skala keagungan istana kerajaan ataupun skala bangunan keagamaan yang megah.
5.2 Konsep Perancangan Tapak
Perancangan tapak merupakan perancangan yang berkaitan dengan lanskap yang melibatkan beberapa bagian antara lain tata guna lahan, akses, sirkulasi, drainase dan lain-lain yang dilakukan dengan elemen lahan, tananman, air, bangunan.
(32)
5.2.1 Pemintakan
Pemintakan perkampungan rumah adat Karo terbagi atas kelompok yang masing-masing memiliki rumah adat, lesung, lumbung, geriten dengan pola hierarki benua bawah (kuburan), benua tengah (hunian), benua atas (geritan).
Gambar 5.1 Pemintakan rumah adat karo
Pemintakan pada Hotel Resort terdiri dari zona public yaitu parkir, zona semi public yaitu panatapan serta zona privat yaitu hotel dan cottage.
Gambar 5.2 Pemintakan Sipiso-piso Park Hotel Resort Zona
Public Zona
semi Public
Zona privat
(33)
5.2.2 Tata Ruang Luar
Orientasi dan Pola Perkampungan suku Karo yaitu mengikuti arah aliran-aliran sungai yang terdapat di sekitarnya. Alasan pembangunan rumah tradisional Batak Karo mengikuti arah aliran sungai adalah karena masih adanya kepercayaan terhadap kekuatan-kekuatan gaib yang dapat mengganggu apabila pembangunan rumah tidak seperti yang telah ditetapkan.
Gambar 5.3 Tata Ruang Luar
Pada Gambar 5.3 menunjukkan tata ruang luar pada Sipiso-piso Park Hotel Resort. Pola orientasi hampir sama dengan pola orientasi perkampungan Karo yaitu menghadap aliran air (Air terjun sipiso-piso dan Danau Toba).
(34)
Pada area panatapan Air terjun sipiso-piso dan Danau Toba terdapat sebuah panggung pagelaran seni Budaya Karo yang berfungsi untuk melestarikan serta memperkenalkan budaya Karo kepada Wisatawan.
Gambar 5.4 Panggung Pagelaran Seni
(35)
5.2.3 Gubahan Massa
Bentuk massa bangunan di desain dengan bentuk melengkung dan menghadap ke arah selatan agar dapat merekam semua panorama alam yang tersedia yaitu pemandangan air terjun sipiso-piso yang berada di arah barat, pemandangan danau toba serta keindahan desa Tonging yang berada di arah selatan dan pemandangan gunung sipiso-piso yang berada di arah tenggara. Ketiga panorama tersebut merupakan view terbaik yang bisa dinikmati.
Gambar 5.6 Gubahan massa hotel
(36)
Hotel terdiri dari 8 lantai. Basement 1 dan 2 berfungsi sebagai kamar hotel, groundplan dan lantai 2 berfungsi sebagai kantor pengelola dan fasilitas penunjang hotel, lantai 3-6 berfungsi sebagai kamar hotel. Sirkulasi terdiri dari sirkulasi horizontal dan sirkulasi vertical yaitu tangga, lift dan koridor.
Gambar 5.8 Rumah adat Karo
Dibentuk oleh aspek kosmologi dengan analogi tubuh manusia: (atap-kepala, hunian-badan, kolong-kaki).
Gambar 5.9 Gubahan massa Cottage
Gubahan massa cottage menyerupai bentuk rumah adat Karo yang menerapkan prinsip kosmologi.
(37)
5.2.4 Hirarki Ruang
Hirarki ruang yang terdiri dari ruang publik, ruang semi publik, ruang semi private dan ruang private. Zona tersebut terbagi atas Ture-ture, Kembang labah, daliken, dan ruang pribadi.
Gambar 5.10 Hirarki Rumah Adat Karo
Hotel Resort menerapkan sistem hirarki ruang yang terdiri dari Ture-ture (entrance utama), Kembang Labah (entrance memasuki bangunan), Daliken (lobby), ruang pribadi (Cottage dan Kamar Hotel).
(38)
5.2.5 Sirkulasi
Sistem sirkulasi adalah prasaran penghubung vital yang menghubungkan berbagai kegiatan dan penggunaan suatu lahan di atas suatu area dan di dalam bangunan yang mempertimbangkan aspek fungsional, ekonomis, keluwesan dan kenyamanan (Tofani, 2011).
Sirkulasi umum tidak teratur, tetapi ada ketentuan khusus dengan adanya pola distribusi massa Rumah Adat, Lesung, Lumbung, Geriten (mengarah ke cluster).
Gambar 5.11 Sirkulasi perkampungan Karo Sirkulasi tapak mendukung sirkulasi bangunan, yaitu linier terpusat, dengan pusat sirkulasi berupa Hotel, Taman dan Cottage.
(39)
Gambar 5.12 Sirkulasi Sipiso-piso Park Hotel Resort
5.2.6 Parkir
Parkiran pada site terletak pada bagian depan tapak untuk mempermudah pengunjung. Parkiran terbagi atas 2 jenis yaitu parkiran untuk tamu hotel serta cottage dan parkiran untuk engunjung yang menikmati panorama alam.
Gambar 5.13 Parkir
5.2.7 Tata Hijau
Site didesain dengan memiliki banyak ruang terbuka hijau yang terdiri dari taman geopark dan taman bunga. Pada site juga terdapat perkebunan dan hutan untuk menambah suasana alam yang sejuk dan sehat.
(40)
Gambar 5.14 Tata Hijau
5.3 Konsep Perancangan Bangunan
Sipiso-piso Park Hotel Resort dirancang dengan konsep arsitektur vernakular Karo. Bangunan utama berfungsi sebagai Hotel yang terdiri dari 8 lantai. Selain hotel, terdapat juga cottage yang terdiri dari 2 tipe, toko souvenir dan restoran.
5.3.1 Pemintakan
Pemintakan bangunan terbagi atas ruang publik, ruang semi privat, ruang privat dan ruang servis. Ruang publik tediri dari koridor, lift, tangga dan lobby. Ruang semi privat tediri dari kantor pengelola dan fasilitas penunjang. Ruang privat tediri dari kamar hotel dan cottage. Ruang servis terdiri dari ruang panel, Shaft, gudang, Ruang satpam dll.
(41)
Gambar 5.15 Pemintakan Bangunan 5.3.2 Tata Ruang Dalam
Tata ruang dalam pada rumah dat Karo terdiri dari Jabu (ruangan) dan daliken (dapur). Terdapat koridor di tengah ruangan yang berfungsi sebagai sirkulasi sekaligus untuk memisahkan jabu yang satu dengan lainnya.
(42)
Persamaan antara tata ruang dalam rumah adat karo dengan ruang dalam hotel dan cottage adalah terbagi atas beberapa jabu (ruangan) yang tersusun sesuai zona yang telah ditentukan kemudian dihubungkan oleh koridor.
Gambar 5.17 Zoning Ruangan
5.3.3 Sirkulasi
Sirkulasi pada bangunan Sipiso-piso Park Hotel Resort terdiri dari koridor, tangga dan lift.
(a) zoning groundplan
(b) zoning lantai 2
(d) zoning basement 1
(c) zoning lantai tipikal 3-6
(e) zoning basement 2
(43)
Gambar 5.18 Sirkulasi Horizontal Rumah adat Karo
Gambar 5.19 Sirkulasi Ruangan (a) Sirkulasi groundplan
(b) Sirkulasi lantai 2
(d) Sirkulasi basement 1
(c) Sirkulasi lantai tipikal 3-6
(e) Sirkulasi basement 2
(44)
5.3.4 Bentuk dan Estetika Bentuk
Ornamen rumah tradisional Karo berhubungan dengan lambang terkait dengan adat-istiadat. Sebagai suatu produk budaya yang diciptakan nenek moyang sebagai hasil dari belajar khususnya melalui alam yang dipercayai mengandung makna khusus. Lebih khusus lagi, menurut Sitepu (dalam Surbakti, 2008), ornamen dipercaya sebagai penolak bala, penangkal roh jahat, dan sebagai media pengobatan juga memperindah bangunan. Bangunan dan ornamen menjadi suatu kesatuan yang utuh serta memberikan kesan keagungan dan keindahan.
(45)
Gambar 5.21 Fasad Hotel
Atap bangunan utama mengadopsi bentuk atap rumah adat Karo. Atap tersebut menggunakan material baja ringan dan seng. Pada bagian fasad hotel terdapat ukiran atau gerga khas Karo sehingga menambah estetika pada hotel tersebut.
(46)
Bentuk cottage dirancang dengan menyerupai rumah adat Karo agar menambah kesan budaya pada Sipiso-piso Park Hotel Resort sehingga para pengunjung dapat merasakan susasana rumah adat Karo.
5.4 Konsep Perancangan Struktur Bangunan
Dalam merancang sebuah bangunan perlu diketahui perilaku dari struktur tersebut. Hal yang perlu di perhatikan adalah :
a. Setiap struktur memiliki respon yang berbeda terhadap beban yang bekerja padanya.
b. Ditinjau dari segi geometri dari respon struktur dapat bersifat linier dan non linear.
c. Ditinjau dari segi properti material dapat bersifat elastis dan inelastis. d. Respon struktur tergantung dari waktu, temperatur dan kondisi
lingkungan.
e. Respon dari struktur terhadap beban luar yang bekerja padanya dapat dilihat dari perilaku struktur.
5.4.1 Struktur dan Konstruksi
Struktur pondasi bangunan utama menggunakan pondasi tiang pancang. Pondasi ini sangat cocok untuk Sipiso-Piso Park Hotel Resort karena terdiri dari 8 lantai sehingga kuat untuk menahan beban.
(47)
Gambar 5.23 Struktur Bangunan Utama
5.4.2 Pemilihan Jenis Struktur, Bahan dan Sistem Konstruksi Material yang digunakan pada bangunan utama adalah beton dan kaca. Bagian atap menggunakan rangka baja sedangkan penutup atap menggunakan seng.
Material yang digunakan pada bangunan cottage adalah kayu, bambu dan ijuk.
5.4.3 Konsep, Metoda dan Tahapan Pembangunan
Urutan kegiatan pelaksanaan metode pembangunan adalah:
1. pekerjaan persiapan pengaturan arus transportasi. 2. Penggalian tanah.
3. Pembuatan pondasi.
4. pembuatan dinding penahan tanah.
5. Pembuatan kolom diteruskan pembuatan lantai dan balok lantai diatas kolom secara berulang hingga lantai atas sampai atap.
(48)
5.5 Konsep Perancangan Utilitas Bangunan
Utilitas bangunan adalah suatu kelengkapan fasilitas bangunan yang digunakan untuk menunjang tercapainya unsur-unsur kenyamanan, kesehatan, keselamatan, kemudian komunikasi dan mobilitas dalam bangunan.
5.5.1 Sistem Plumbing
Sistem plumbing adalah suatu pekerjaan meliputi sistem pembuangan limbah / air buangan (air kotor dan air bekas), sistem venting, air hujan dan sistem penyediaan Air bersih.
5.5.2 Sistem Jaringan Listrik
Diagram 5.2 Skema Jaringan Listrik
Sistem elektrikal merupakan suatu rangkaian peralatan penyediaan daya listrik untuk memenuhi kebutuhan daya listrik tegangan rendah. Dalam rangkaian peralatan yang disediakan meliputi sarana penyesuaian tegangan listrik (trafo/ transformator), sarana penyaluran utama (Kabel feeder) dan panel hubung utama atau LVMDP (Low Voltage Main Distribution Panel) dan panel distribusi utama di tiap gedung (SDP / Sub Distribution Panel) dan terakhir panel-panel di tiap lantai (PP-LP untuk penerangan, Panel Stop Kontak, Panel Stop Kontak UPS, Panel UPS OK dan PVAC utuk power AC).
(49)
5.5.3 Sistem Penanggulangan Kebakaran
Sistem fire Fighting atau sistem pemadam kebakaran disediakan di gedung sebagai preventif (pencegah) terjadinya kebakaran. Sistem ini terdiri dari sistem sprinkler, sistem hidran dan Fire Extinguisher. Dan pada tempat-tempat tertentu digunakan juga sistem fire gas.Tetapi pada umumnya sistem yang digunakan terdiri dari: sistem sprinkler, hidran dan fire extinguisher.
5.5.4 Sistem Pengkondisian Udara
Secara umum sistem tata udara berfungsi mempertahankan kondisi udara ruanga baik suhu maupun kelembaban agar udara terasa lebih nyaman. Kenyamanan dalam suatu ruangan diperkantoran / fungsi gedung lainnya merupakan kebutuhan psikologis yang mulai banyak diperhatikan di zaman modern ini. 5.5.5 Sistem Transportasi Vertikal (lift)
Sudah menjadi suatu kebutuhan pada bangunan-bangunan tingkat tinggi diperlukan suatu alat transportasi vertical, untuk memudahkan transportasi pengguna dan efisiensi bangunan itu sendiri. Sistem transportasi vertikal didalam bangunan gedung adalah suatu sistem peralatan yang digunakan untuk memindahkan orang / barang dari lantai bawah ke atas atau sebaliknya, yang disebut lift.
(50)
BAB VI
PERANCANGAN ARSITEKTUR
6.1 Sketsa Suasana Eksterior
Suasana eksterior Sipiso-piso Park Hotel Resort dikelilingi oleh panorama alam seperti Pemandangan Danau Toba, Air terjun Sipiso-piso, Pegunungan dan Perkebunan. Untuk merespon panorama tersebut maka di desain sebuah ruang publik yaitu panatapan yang berfungsi sebagai tempat untuk menikmati panorama sekitar. Terdapat sebuah panggung pagelaran seni budaya Karo untuk memperkenalkan budaya Karo terhadap wisatawan, camping ground, arena outbond, jogging track dll.
(51)
Hotel terdiri dari 63 kamar dengan spesifikasinya adalah 24 unit kamar deluxe, 23 unit kamar premiere dan 16 unit kamar suite dan juga memiliki Cottage dengan 2 tipe yang berbeda yaitu tipe 100 dan tipe 150.
Gambar 6.2 Potongan Tapak
(52)
Setiap jenis cottage memiliki 2 kamar tidur yang menawarkan panorama danau toba dan air terjun sipiso-piso. Pada teras bagian belakang terdapat sebuah jacuzzi dan tempat untuk bersantai.
Gambar 6.4 Hotel
(53)
Selain kamar hotel dan cottage, Sipiso-piso Park Hotel Resort juga menyediakan camping ground untuk pengunjung yang ingin menginap dan merasakan langsung suasana dengan tenda yang telah disediakan.
Agar pengunjung hotel, cottage dan camping ground tetap bugar, maka disediakan arena jogging track yang berada disekitar cottage.
Gambar 6.6 Camping Ground dan Cottage
(54)
Untuk mempertahankan dan memperkenalkan budaya Karo kepada pengunjung, maka terdapat sebuah panggung pagelaran seni budaya Karo yang terletak di sekitar panatapan.
Selain fasilitas rekreasi, Sipiso-piso Park Hotel Resort memiliki toko souvenir yang menjual souvenir khas Karo.
Gambar 6.9 Toko Souvenir
(55)
Salah satu fasilitas penunjang yang terdapat di Sipiso-Piso Park Hotel Resort adalah restoran.
Gambar 6.10 Restoran
(56)
6.2 Sketsa Suasana Interior
Berikut sketsa interior beberapa ruangan yang terdapat pada Sipiso-piso Park Hotel Resort. Kamar Hotel terdiri dari 3 tipe yaitu deluxe, Premiere dan Suite.
Gambar 6.12 Roof Garden 2
(57)
Gambar 6.15 Suite Room Gambar 6.14 Premiere Room
(58)
Selain kamar, terdapat salah satu fasilitas penunjang yaitu Bar & Lounge yang dilengkapi dengan panggung.
Gambar 6.16 Kamar Cottage
(59)
Salah satu ruang pada fasilitas penunjang adalah ruang rapat yang termasuk sebagai ruang pengelola.
6.3 Tampak
Berikut sketsa tampak pada Sipiso-piso Park Hotel Resort.
Gambar 6.19 Tampak Depan Gambar 6.18 Ruang Rapat
(60)
Gambar 6.20 Tampak Belakang
Gambar 6.21 Tampak Kiri
(61)
6.4 Foto Maket
Gambar 6.23 Maket Hotel
(62)
Gambar 6.25 Maket Hotel
(63)
Gambar 6.27 Maket Cottage tipe 150
(64)
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Terminologi JudulJudul proyek pada perancangan ini adalah Sipiso-piso Park Hotel Resort. Sipiso-piso merupakan nama air terjun yang terdapat di Tanah Karo yang merupakan salah satu situs geopark di Sumatera Utara. Park adalah Sebuah taman atau tempat rekreasi. Hotel Resort adalah sebuah hotel yang terletak didekat kawasan wisata alam seperti ditepi pantai atau pegunungan yang dilengkapi dengan fasilitas rekreasi untuk kegiatan berlibur dan beristirahat yang umunya jauh dari pusat kota (Kurniasih, 2006)
2.2 Tinjauan Fungsi
Menurut SK Menparpostel Nomor KM34/HK 103/MPPT1987 bahwa Hotel adalah suatu jenis akomodasi yang mempergunakan sebagian atau seluruh bangunan untuk menyediakan jasa pelayanan penginapan, makanan dan minuman, serta jasa lainnya untuk umum, yang dikelola secara komersial serta memenuhi persyaratan yang ditetapkan di dalam keputusan pemerintah.
Resort merupakan tempat wisata yang dikunjungi oleh orang dimana pengunjung datang untuk menikmati potensi alamnya. Hotel Resort adalah sebuah hotel yang terletak di kawasan wisata yang memiliki potensi alam dengan fasilitas rekreasi, olahraga dan hiburan yang biasanya jauh dari pusat kota.
(65)
Jenis-jenis hotel resort :
a. Resort town/city resort hotel yaitu hotel resort yang berada di kota. b. Beach resort/sea side resort yaitu Hotel resort yang terletak di pantai
atau tepi laut, dengan fokus utamanya adalah laut itu sendiri sebagai obyek yang rekreatif.
c. Golf resort yaitu Hotel resort yang memiliki fasilitas yang berkaitan dengan olahraga golf.Biasanya terletak juga pada area golf tersebut. d. Spa resort yaitu Hotel resort yang memiliki fasilitas spa sebagai salah
satu akomodasi hotel dan sebagai daya tarik utama.
e. Ski resort yaitu Hotel resort yang berada pada area rekreasi ski, biasanya menyediakan fasilitas olahraga salju dengan olahraga utamanya adalah ski.
f. Health resort (sanatorium) yaitu Hotel resort yang menyediakan fasilitas utama yang berhubungan dengan kesehatan.Misalnya adalah hotel resor yang dilengkapi dengan fasilitas hydrotherapi.
g. Mountain resort yaitu Hotel resort yang berada di pegunungan dengan nuansa tatanan lereng gunung, terdapat di sebuah kota dengan fasilitas yang menunjang pada aspek kepariwisataannya.
(66)
2.2.1 Studi banding arsitektur yang mempunyai fungsi sejenis
The White Mountain Hotel and Resort dan The Westin Trillium House, Blue Mountain merupakan contoh studi banding fungsi sejenis Hotel Resort pegunungan yang menjadi referensi pada perancangan Sipiso-Piso Park Hotel Resort.
The White Mountain Hotel and Resort
White Mountain Hotel and Resort terletak di North Conway , New Hampshire. Pada sekitar hotel resort ini terdapat pemandangan indah gunung Cranmore, gunung kerasarge, tebing, dan danau.
Berikut gambar program ruang the white mountain hotel and resort
(67)
Gambar 2.2 The white mountain hotel and resort (Sumber : www.thewhitemountainhotelresort)
(a) Tampak
(a)
(68)
The Westin Trillium House, Blue Mountain
The Westin Trillium House, Blue Mountain merupakan hotel bintang IV yang terletak di 220 Gord Canning Drive, The Blue Mountains, ON L9Y 0V9, Kanada.
Gambar 2.3 The Westin Trillium House, Blue Mountain (Sumber : www.thewestintrilliumhouse)
(c) Lantai 2
(e) Lantai 4 (f) Lantai 5 (d) Lantai 3 (b) Groundplan (a) Perspektif Bangunan
(69)
Dari kedua contoh studi banding fungsi sejenis yang telah diulas maka dapat simpulkan bahwa Hotel Resort memiliki kamar dengan ukuran yang berbeda dengan hotel bisnis. Kamar pada Hotel Resort memiliki ukuran yang cukup luas. Selain itu, Hotel Resort memiliki fasilitas penunjang seperti Spa & Sauna, Fitness Centre, Restoran dll. 2.2.2 Deskripsi Pengguna dan Kegiatan
Pengguna hotel resort terdiri dari wisatawan dan pengelola. Wisatawan terbagi atas wisatawan domestik dan wisatawan mancanegara. Pengelola terdiri dari general manager, karyawan hotel dan karyawan teknisi.
Kegiatan Pada Hotel Resort
Kegiatan pada hotel resort terbagi atas 5 kelompok kegiatan. Kegiatan utama adalah menginap dan wisata.
Tabel 2.1 Kegiatan Hotel Resort
No.
Kelompok kegiatan
Uraian kegiatan
1 Utama - Menginap - Wisata
2 Pelayanan - Absensi kedatangan/kepulangan pengelola
- Menerima kedatangan pengunjung - Pertolongan pertama pada kecelakaan
(70)
3 Pengelolaan - Kegiatan administrtif - Kegiatan pengawasan - Kegiatan operasional - Kegiatan keamanan 4 Teknikal - Kegiiatan pengawasan
- Kegiatan pemeliharaan
- Kegiatan perawatan dan kebersihan - Kegiatan plumbing dan sanitasi 5 Kegiatan - Indoor
- Outdoor
2.2.3 Deskripsi Perilaku
Perilaku yang terjadi pada hotel resort terbagi atas 4 perilaku. Keempat perilaku tersebut memiliki tujuan yang berbeda-beda sesuai dengan kelompok kegiatan.
Tabel 2.2 Deskripsi Perilaku
No. Pelaku Alur kegiatan
(71)
2.2.4 Deskripsi kebutuhan ruang dan besaran ruang
Deskripsi kebutuhan ruang terbagi atas 2 area yaitu Front of the House dan Back of the House. Front of the house meliputi ruang publik dan ruang privat sedangkan back of the house meliputi ruang service.
Tabel 2.3 Deskripsi kebutuhan ruang.
No. Area Penjelasan
1
Front of the house
Public Area
Area pertemuan antara yang melayani dengan yang dilayani. Dalam hal ini, pertemuan antara karyawan dengan tamu atau 2 Pengelola
3 Karyawan
(72)
tamu dengan tamu lainnya.
Private Area
Area kegiatan pribadi pengunjung seperti kamar tidur.
2
Back of the house
Service Area
Area khusus pengelola dan karyawan yang berguna untuk memberikan pelayanan bagi pengunjung.
Ruang publik terdiri dari Lobby, food and beverage, function room, recreation and sport area, Ruang privat terdiri dari kamar, sedangkan ruang servis terdiri dari General & Executive Manager, HRD / Manpower, Front Office, House keeping and laundry, Uniform Service, Engineering and Department, Food & Beverage Department, Purchasing and store, dan Security department.
(73)
Tabel 2.4 Deskripsi ruang
No.
Nama ruang
Deskripsi Penjelasan
Front of the house Private area
1
Kamar
Deluxe Ruangan untuk
menginap bagi para pengunjung
Suite Cottage Public Area
2 Lobby Entrance hall Ruangan yang menghubungkan ruang luar dengan ruang dalam. Frontdesk/reception
desk
Ruangan yang mengelola administrasi pengunjung. Guest elevator Sebagai sirkulasi vertikal yang menuju guest room atau fungsi lainnya.
Sirkulasi Area yang
menghubungkan fungsi ruangan.
Seating area Area terjadinya kontak sosial antar pengunjung. Retail Area yang menyediakan
(74)
kebutuhan pengunjung.
Bell man Sarana pelayanan
terhadap tamu
Support function Sarana penunjang public lainnya seperti toilet, mesin atm, dll.
3 Food and Beverage
Restoran
Bertanggung jawab menyediakan makanan dan minuman bagi tamu. Bar
Coffee Shop Lounge 4 Function
room
Pameran Ruangan yang
disediakan untuk berbagai fungsi
Pertemuan
5 Recreation and sport area
Taman bunga Sarana yang disediakan untuk melakukan rekreasi, olahraga dan bersantai
Camping ground Kolam renang Kebun buah Arena outbond Back of the house
Service Area
6 General & Executive Manager Bertanggung jawab terhadap keseluruhan penglolaan hotel.
(75)
pengelolaan karyawan hotel
8 Front Office Bertanggung jawab
terhadap pelayanan informasi hotel, pemesanan kamar dan pembayaran.
9 House keeping and laundry Bertanggung jawab terhadap kebersihan seluruh area hotel, pemeliharaan inventaris hotel, mengatur perawatan linen dan pemeliharaannya, serta merawat tanaman yang berada di area hotel. 10 Uniform Service Bertanggung jawab atas
seragam karyawan hotel. 11 Engineering and Department Bertanggung jawab
terhadap pemeliharaan dan perbaikan sistem utilitas hotel serta menyediakan alat-alat pada event banquet.
(76)
12 Food & Beverage Department Bertanggungjawab dalam melayani fasilitas makanan dan minuman pada restaurant, bar, banquet serta taking to order (mengambil pesanan), menyajikan dan menyiapkan pesanan dari kamar tamu.
13 Purchasing and store Bertanggungjawab terhadap pengadaan dan pembelian barang untuk hotel.
14 Security department bertanggungjawab
terhadap keamanan hotel.
Tabel Data Pengunjung
Tabel 2.5 Jumlah Hotel Berbintang Tahun 2014
No. Kabupaten
Jumlah Hotel
Jumlah Kamar
Lama Inap
1 Karo 10 848 1.1
(77)
3 Samosir 6 407 1.45
4 Toba Samosir - - -
5 Dairi - - -
6 Humbang Hasudutan - - -
7 Tapanuli Utara - - -
Jumlah 25 1894 4.04
Rata - Rata 1.35
Tabel 2.6 Data Pengunjung 2010
No. Kabupaten Domestik
Manca Negara
Jumlah
1 Karo 136,171 14,668 150,839
2 Simalungun 105,091 27,466 132,557
3 Samosir 97,366 20,849 118,215
4 Toba Samosir 52,864 10,323 63,187
5 Dairi 100,610 500 101,110
6 Humbang Hasudutan - - -
7 Tapanuli Utara 94,755 700 95,455
(78)
Tabel 2.7 Data Pengunjung 2014
No.
Kabupaten Domestik
Manca Negara
Jumlah
1 Karo 103,244 29,055 232,299
2 Simalungun 108,358 32,569 140,957
3 Samosir 140,537 30,450 170,987
4 Toba Samosir 106,896 12,329 116,088
5 Dairi 107,911 115 108,026
6 Humbang Hasudutan 4034 82 4116
7 Tapanuli Utara 91,647 1,500 93,147
JUMLAH 758,632 106,100 864,723
Dari data diatas kita mencari jumlah wisatawan yang akan berwisata. Berdasarkan berita dalam Liputan6.com, dikatakan bahwa proyek pengembangan wisata Danau Toba akan dilaksanakan pada tahun 2019 dengan target wisatawan mancanegara sebanyak 1.000.000 wisatawan, sementara target wisatawan domestik belum diketahui jumlahnya. Untuk itu, maka kita perlu mencari jumlah wisatawan domestik dengan rumus
PO = Po + b(x) Perhitungan :
(79)
b = =
Jumlah wisatawan domestik PO = Po + b (x)
= 758.623 + 34.354 = 930.393 wisatawan - Jumlah target wisatawan pada tahun 2019 seluruhnya = Domestik + Mancanegara
= 930.393 + 1.000.000 = 1.930.393 wisatawan
Berdasarkan perbandingan data tahun 2014, pengunjung yang datang berwisata ke Kabupaten Karo berjumlah 232.299 wisatawan atau sekitar 26% dari keseluruhan pengunjung yang datang berwisata di sekitaran Danau Toba. Bila persentase pada tahun 2014 kita terapkan di tahun 2019 dengan jumlah keseluruhan wisatawan adalah 1.930.393 wisatawan, maka wisatawan yang datang di Kabupaten Karo adalah 501.902 wisatawan.
Apabila kita berasumsi bahwa wisatawan yang menginap adalh 76% dari keseluruhan wisatawan yang akan datang = 376.427 wisatawan
Jumlah kamar yang dibutuhkan adalah :
Jumlah kamar =
(80)
=
= 1091 Kamar ( Sekitaran Danau Toba)
Proyeksi wisatawan hotel berbintang di Karo tahun 2019
B= =
Po = Po + b(x)
= 232,299 + 16292 (5) = 313.759
- Jumlah Kamar =
=
= 909 kamar
- Kamar yang telah tersedia adalah = 848 kamar - Kamar yang dibutuhkan = 909 kamar
- Jadi, Kekurangan kamar adalah = 61 kamar
Kamar yang dibutuhkan Kabupaten Karo dari segi wisata Danau Toba skala besar = 1091 kamar
- Kamar yang sudah tersedia = 848 kamar - Kamar yang dibutuhkan = 243 kamar
(81)
2.2.4 Deskripsi Persyaratan dan kriteria ruang
Persyaratan dan kriteria ruang pada hotel bintang IV adalah memiliki minimal 2 restoran, bar and coffee shop minimal 1 unit, memiliki 1 function room, wajib memiliki kolam renang dan lounge seperti pada Tabel 2.8.
Tabel 2.8 Persyaratan Hotel Berbintang
No. Fasilitas Bintang I Bintang II Bintang III Bintang IV Bintang 5
1 Kamar
Tidur
Min. 15 Min 20 Min. 30 Min. 50 Min.100
Suite - Min. 1 Min. 2 Min. 4 Min. 5
Luas kamar
(m2)
18-20 18-24 18-26 18-28 20-28
2 Restaurant Perlu
min. 1 Perlu min. 1 Perlu min. 1 Perlu min. 2 Perlu min. 2 Bar & Coffee Shop
Wajib Wajib
min. 1 Wajib min. 1 Wajib min. 1 Wajib min. 1
3 Function
Room - - Wajib min. 1 Dianjur kan pre-function Wajib min. 1 Dianjurkan pre-function Wajib min. 1 Dianjur kan pre-function Wajib min. 1 Dianjurk an pre-function
(82)
room room room room
4 Rekreasi
dan olahrga Dianjur kan min. 1 jenis sarana lain Dianjur kan kolam renang Dianjur kan +2 jenis sarana lain Perlu kolam renang Dianjurkan +2 jenis sarana lain Wajib kolam renang Dianjur kan +2 jenis sarana lain Wajib kolam renang Dianjurk an +2 jenis sarana lain
5 Ruang
yang disewakan Perlu min. 1 Perlu min. 1 Perlu min. 1 Perlu min. 3 Perlu min. 3
6 Lounge - - Wajib Wajib Wajib
7 Perlu Perlu Perlu Perlu Perlu Wajib
(83)
2.3 Elaborasi Tema
Elaborasi tema merupakan interpretasi tema yang akan diterapkan pada perancangan Sipiso-piso Park Hotel Resort. Tema yang diterapkan adalah Arsitektur Vernakular Karo.
2.3.1 Pengertian Arsitektur Vernakular
Arsitektur vernakular adalah arsitektur adat yang menghadapi rintangan berdasarkan kondisi lingkungan secara spontan dan anonim. Arsitektur vernakular juga merupakan karya arsitektur yang berorientasi pada jiwa (Mangunwijaya, 2009 dalam Arifin, 2008).
2.3.2 Studi banding arsitektur yang mempunyai tema sejenis
Studi Banding tema sejenis yang diulas adalah Toraja Heritage Hotel rantepao. Hotel Resort ini terletak di Rantepao, Toraja Utara Sulawesi Selatan. Bangunan ini menyerupai tongkonan. Dilihat dari bentuk atap yang melengkung menyerupai perahu dan tanduk kerbau yang disebut dengan ratiang banua. Denah berbentuk segi 4 yang memiliki makna 4 peristiwa hidup pada manusia yaitu kelahiran, kehidupan, pemujaan, dan kematian. Segi 4 juga sebagai simbol 4 penjuru mata angin.Struktur bangunan mengikuti makro-kosmos yang memiliki 3 lapisan banua (rumah) yaitu bagian atas (rattiang banua), bagian tengah (kalle banua) dan bagian bawah (sulluk banua). Hanya saja, telah dimodifikasi dengan bentuk yang berbeda (Gambar 2.4 (a))
(84)
Terdapat ukiran pada dinding dengan 4 warna dasar khas toraja yaitu kuning (melambangkan anugrah dan kekuasaan Tuhan), hitam (melambangkan kematian dan duka), putih (melambangkan tulang yang berarti kesucian), dan merah (melambangkan kehidupan manusia). Terdapat hiasan tanduk kerbau yang melambangkan kemewahan bagi masyarakat Toraja (Gambar 2.4 (b))
Interior lobby dengan bentuk plafon yang mengikuti atap, sama seperti tongkonan (Gambar 2.4 (c)). Pada Gambar 2.4 (d) menunjukkan perpektif Toraja Heritage Hotel. Gambar 2.4 (e) Interior kamar dengan nuansa kayu dan bambu yang merupakan ciri khas material arsitektur toraja. Gambar 2.4 (f) Pelayan restoran yang menggunakan baju adat toraja.
(85)
Gambar 2.4 Toraja Heritage Hotel Rantepao
Penerapan tema arsitektur vernakular pada Toraja Heritage Hotel Rantepao sangat baik karena wisatawan dapat merasakan suasana adat Toraja melalui sebuah hunian dan fasilitas pendukung lainnya., Bentuk bangunan yang persis menyerupai tongkonan dapat menjadi referensi untuk merancang sebuah cottage yang bentuknya persis seperti rumah adat Karo. Ukran yang terdapat pada fasad bangunan menjadi inspirasi dalam merancang fasad Hotel dan
(b) Ukiran (a) Fasad Hotel
(f) Pelayan Restoran (e) Interior Kamar
(d) Perspektif (c) Interior
(86)
Cottage. Material bangunan yang menggunakan material lokal juga dapat menjadi masukan yang baru untuk memikirkan penggunaan material pada Sipiso-Piso Park Hotel Resort.
2.3.3 Interpretasi tema
Penerapan arsitektur vernakular pada perancangan Sipiso-piso park hotel resort akan di interpretasikan melalui bentukan fasad yang akan mengikuti arsitektur karo. Penerapan lain yang di ambil pada arsitektur vernakular adalah tersedianya taman bunga dan kebun buah sehingga mampu beradaptasi dengan kondisi fisik kawasan wisata Kabupaten Karo yang merupakan kawasan agrowisata.
2.3.4 Keterkaitan tema dengan judul
Tema yang diangkat dalam perancangan Sipiso-piso Park Hotel Resort adalah tema arsitektur vernakular. Hal ini disebabkan karena Kabupaten Karo memiliki budaya yang sangat kuat dan unik. Kabudayaan yang khas dapat menjadi potensi wisata yang dapat menarik minat wisatawan untuk berkunjung. Melalui tema vernakular tersebut, diharapkan dapat memberikan sebuah hotel resort yang sesuai dengan tradisi kebudayaan karo namun tetap memberikan respon bangunan modern terhadap kondisi lingkungan sekitar.
(87)
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakangPariwisata merupakan sebuah sektor yang sangat penting dalam suatu Negara, karena dapat meningkatkan kondisi perekonomian. Untuk pengembangkan pariwisata, harus tersedia infrastruktur dan fasilitas yang memadai agar dapat menarik perhatian dan minat wisatawan. Wisatawan adalah bagian terpenting dalam pariwisata karena akan menjadi alat pemasaran yang memiliki potensi (Ginting dan Wahid, 2015). Keuntungan Pariwisata secara langsung adalah dengan memproduksi sesuatu yang menarik wisatawan agar belanja dan meningkatkan nilai ekonomi. Hal tersebut dapat menjadi faktor kenaikan upah/ gaji para karyawan pariwisata. Keuntungan secara tidak langsung adalah dengan melakukan supplier berupa kerajinan tangan oleh masyarakat sekitar sehingga dapat meningkatkan keuntungan daerah wisata tersebut (Kristiningrum, 2014). Pariwisata di Indonesia banyak dan beragam, salah satu yang sangat menarik adalah wisata alam. Keberadaan potensi alam yang indah dan sejuk sangat sulit didapatkan di perkotaan karena tingkat pertumbuhan penduduk yang padat, aktivitas pekerjaan yang melelahkan, dan udara yang penuh dengan polusi, dapat menimbulkan stress sehingga akan mempengaruhi kesehatan manusia. Menyikapi hal tersebut, untuk memulihkan kesehatan para pekerja, manula, dan lain-lain, mereka membutuhkan kesegaran jiwa dan raga serta akomodasi penginapan yang menyajikan pemandangan yang indah dengan udara yang sejuk dan memiliki fasilitas rekreasi sehingga dapat mengubah gaya hidup yang terbiasa dilakukan di perkotaan. Untuk itu, sangat penting di rancang sebuah Hotel Resort untuk mendukung keinginan tersebut.
Perancangan Hotel Resort dilakukan dengan pendekatan “New Tourism Development” merespon potensi alam yang tersedia sehingga dapat memberikan sumbangan yang besar terhadap sebuah wilayah jika
(88)
dikelola dengan baik dan profesional. selain potensi alam, kegiatan masyarakat lokal juga dapat ditonjolkan seperti pertanian, kerajinan tangan dan lain-lain yang dapat menunjang kegiatan pariwisata.
Perpaduan wisata alam dan budaya akan menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan sehingga akan muncul kekhasan yang membedakan tempat yang satu dengan yang lain (Ginting dan Wahid, 2015). Kekhasan akan menjadi indentitas yang dapat memberikan kepuasan terhadap wisatawan sehingga muncul keinginan untuk menjaganya (Ginting dan Rahman, 2015). Wujud kebudayaan merupakan perpaduan yang harmonis sehingga menghasilkan etika yang mampu menangkal kebudayaan asing yang tidak sesuai dengan pemikiran masyarakat di wilayah tersebut. Agar bidang kepariwisataan dapat bertahan, maka harus diperhatikan kelestarian lingkungan dan warisan budaya bangsa (Manuaba, 1998). Di dalam konteks arsitektur, untuk menyatukan antara bangunan dengan budaya atau tradisi setempat dapat dilakukan dengan pendekatan arsitektur vernakular yang merupakan arsitektur adat yang menghadapi rintangan berdasarkan kondisi lingkungan secara spontan dan anonim. Sipiso-piso, Desa tongging Kabupaten Karo – Sumatera Utara merupakan lokasi yang sangat strategis untuk pengembangan pariwisata. Sipiso-piso Desa tongging terletak di sebelah ujung utara danau toba dengan pemandangan yang sangat indah.
Potensi alam yang ditampilkan di Sipiso-piso Desa Tongging sangat banyak dan beragam. Oleh karena itu, saat ini pemerintah sedang gencar-gencarnya melakukan proyek skala besar untuk pengembangan wisata Danau Toba yang sebagian wilayahnya termasuk Kabupaten Karo serta isu geopark yang diusung oleh PBB melalui UNESCO untuk mendaftarkan kawasan danau Toba menjadi warisan alam dunia yang dinamai “Geopark Kaldera Toba”. Selain itu, Mentri Kordinator bidang kemaritiman, Rizal Ramli berencana menjadikan Danau toba sebagai Monaco di Asia pada tahun 2019 dengan target wisatawan mancanegara sebanyak 1 juta wisatawan (Kemendagri, 2016)
(89)
Hal tersebut menjadi acuan untuk pengembangan pariwisata di Kabupaten Karo dengan tujuan menjadikan danau toba sebagai ikon Sumatera Utara. Fokus perancangan ini adalah pengembangan danau toba sebagai kawasan geopark yang berskala interniasioanal.
Beberapa langkah yang dilakukan oleh pemerintah yaitu, diawali dengan pembersihan wilayah secara menyeluruh, mengoptimalisasi hasil produksi dari kawasan setempat, memperhatikan infrastruktur untuk memperlancar konektivitas dengan menambah jalan lingkar di pulau samosir dan membuat jalan tembus menuju Bandara Internasional Kuala Namu, serta melakukan penguatan terhadap sisi sejarah danau toba. Hal tersebut dapat menjadikan Danau Toba menjadi kiblat pariwisata Sumatera Utara bahkan Indonesia (Kemendagri 2016).
Daftar wisata lainnya yang terdapat di Kabupaten Karo antara lain Keindahan Alam yang terdiri dari Panorama Doulu, Panorama Sipiso-piso, Gundaling, Taman Simalem resort, taman hutan raya bukit barisan. Wisata Danau yang terdiri Danau lau kawar dan Danau Toba. Wisata Gunung yang terdiri dari Sibuatan, Sibayak, Sinabung dan Sipiso-piso. Wisata Air Panas Alam yang terdiri dari Semangat gunung dan debug-debug. Wisata Budaya yang terdiri dari Desa budaya Lingga, Dokan, Peceren, Lau Melas. Wisata Peninggalan Sejarah yang terdiri dari Puntungan Meriam Putri Hijau di Museum Sukanalu. Agro Wisata yang terdiri dari Kebun jeruk, kol, bunga, Stroberi, mangga udang.
Dengan dilakukannya perkembangan wisata Danau Toba maka sangat perlu untuk merancang sebuah desain yang dapat menunjang pariwisata yaitu Hotel & Resort. Tema yang akan diterapkan pada Hotel dan Resort adalah arsitektur vernakular agar tetap mempertahankan keutuhan budaya dan tradisi sehingga mengandung cipta, rasa dan karsa yang dapat memberikan nilai khusus yang akan menarik perhatian wisatawan.
(90)
1.2 Masalah Perancangan
a. Bagaimana perancangan Hotel Resort di Sipiso-piso?
b. Bagaimana menerapkan tema arsitektur vernakular pada bangunan Hotel Resort yang merupakan gambaran budaya dan tradisi masyarakat Kabupaten Karo?
1.3 Maksud dan Tujuan
Adapun maksud dan tujuan dari perancangan Hotel Resort di Sipiso-piso Desa Tongging, adalah :
a. Meningkatkan jumlah wisatawan yang berkunjung ke kawasan pariwisata karo.
b. Memberikan hunian sementara bagi para wisatawan dengan pemandangan danau toba, bukit sipiso-piso, air terjun sipiso-piso, dan desa adat tongging sehingga memberikan kesempatan bagi wisatawan untuk melakukan rekreasi alam, mempelajari sejarah tanah karo dan danau toba, melakukan penelitian dll.
1.4 Pendekatan
Adapun pendekatan yang dapat dilakukan untuk memecahkan masalah perancangan ini, antara lain :
a. Pemilihan lokasi. Lokasi perancangan terletak di Sipiso-piso, Desa Tongging Kabupaten Karo Sumatera Utara, dengan pemandangan air terjun sipiso-piso, gunung sipiso-piso, dan danau toba.
b. Melakukan survey langsung ke lokasi perancangan untuk mendapatkan data yang akurat.
c. Studi Literatur, yaitu dengan mengambil data dari sumber bacaan sehingga dapat menjadi data tambahan pada laporan perancangan.
(91)
1.5 Lingkup/Batasan
a. Tapak Hotel Resort berada di Sipiso-piso desa tongging.
b. Hotel Resort di rencanakan sebagai hunian sementara bagi wisatawan.
c. Merancang sesuai kebutuhan, standar luasan, peraturan Hotel resort di Indonesia, menerapkan tema arsitektur vernakular serta memikirkan prinsip-prinsip struktur yang tepat sehingga dapat mendukung tampilan arsitekturnya.
d. Kondisi tanah yang berkontur sehingga menjadi pertimbangan dalam merancang sebuah desain.
e. Memberikan batasan akses kepada wisatawan yang berkunjung di kawasan wisata tersebut.
(92)
Gambar 1.1 Kerangka Berpikir 1.6 Kerangka Berpikir
RUMUSAN MASALAH 1. Bagaimana Hotel Resort?
2. Bagaimana menerapkan
tema arsitektur vernakular
pada bangunan Hotel
Resort yang merupakan
gambaran budaya dan
tradisi masyarakat
Kabupaten Karo?
LATAR BELAKANG
Pariwisata merupakan sebuah sektor yang dapat meningkatkan kondisi perekonomian suatu negara. Untuk pengembangkan pariwisata, harus tersedia infrastruktur dan fasilitas yang memadai agar dapat menarik perhatian dan minat wisatawan.
TUJUAN
1. Meningkatkan jumlah
wisatawan yang
berkunjung ke kawasan pariwisata karo.
2. Memberikan hunian
sementara bagi para
wisatawan.
JUDUL PERANCANGAN
Perancangan sipiso-piso park hotel resort dengn konsep vernakular
DATA PERANCANGAN -Data Tapak -Studi Literatur -Studi Banding -Survey Lapangan DATA PERANCANGAN
Analisa Tapak (Analisa Fisik0
View,sirkulasi,orientasi,dll. Analisa Fungsional ( Analisa Nonfisik) Pengguna, alur kegiatan, dll.
Programing ( program ruang dalam dan ruang luar)
KONSEP
PERANCANGAN
Konsep ruang luar, ruang dalam, massa, thema, struktur, dan utilitas
DESAIN PERANC ANGAN
(93)
1.7 Sistematika penulisan laporan BAB I PENDAHULUAN
Berisi latar belakang, maksud dan tujuan, masalah perancangan, pendekatan, lingkup/batasan, kerangka berpikir dan sistematika penulisan laporan.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Berisi terminologi judul, lokasi, tinjauan fungsi dan elaborasi tema.
BAB III METODOLOGI
Berisi tentang uraian langkah-langkah kegiatan penelitian yang akan ditempuh. Menjelaskan kerangka pendekatan, metode, dan teknik diagnosis/analisis yang akan digunakan untuk menghasilkan desain/perancangan bangunan.
BAB IV ANALISA PERANCANGAN
Berisi tentang analisa kondisi tapak dan lingkungan, analisa fungsional, analisa teknologi, analisa dan penerapan tema serta kesimpulan.
BAB V KONSEP PERANCANGAN
Berisi tentang konsep dasar, konsep perancangan tapak, konsep perancangan bangunan, konsep perancangan struktur bangunan, dan konsep perancangan utilitas bangunan.
BAB VI PERANCANGAN ARSITEKTUR
Berisi tentang hasil rancangan berupa gambar rancangan arsitektur dan maket.
DAFTAR PUSTAKA
Berisi tentang sumber berupa pengarang, tahun terbit, judul buku/artikel/jurnal/ majalah/website.
(94)
LAMPIRAN
(95)
Abstrak
Pariwisata merupakan sebuah sektor yang sangat penting dalam suatu negara karena dapat meningkatkan perekonomian. Salah satu pariwisata yang terdapat di Sumatera Utara adalah Sipiso-piso yang merupakan sebuah situs geopark. Sipiso-piso akan dikembangkan menjadi kawasan pariwisata baru yang menawarkan potensi panorama alam , sehingga menjadi tujuan utama wisatawan yang berkunjung ke Kabupaten Karo. Tingkat pertumbuhan penduduk, aktivitas pekerjaan yang padat, dan polusi udara dapat mempengaruhi kesehatan manusia, khususnya manula. Berdasarkan hal tersebut, perancang merespon dengan melakukan tinjau lapangan untuk mengumpulkan data, membuat analisa site dan melakukan studi literatur sehingga perancang berfikir untuk mendesain sebuah fasilitas rekreasi dan hunian sementara berupa Hotel Resort dengan konsep Arsitektur Vernakular yang diberi nama Sipiso-piso Park Hotel Resort. Perpaduan wisata alam dan budaya lokal, menjadi daya tarik dan ciri khas untuk mewujudkan keharmonisan dan kemampuan, serta mampu menangkal kebudayaan asing yang tidak sesuai dengan kearifan lokal di kabupaten Karo. Sipiso-piso Park Hotel Resort terdiri dari 63 kamar yang dilengkapi dengan fasilitas rekreasi, fasilitas penunjang dan cottage.
(96)
Abstract
Tourism is a very important sector in the country because it can boost the economy. One of tourism object located in North Sumatra is Sipiso-piso which is a geopark site. Sipiso-piso will be developed into a new tourism region that offers the potential of natural landscapes, thus becoming the main destination of tourists visiting Karo. Population growth rates, solid employment activity, and air pollution can affect human health, especially the elderly. Based on this, the student responded by reviewing the field to collect data, make analysis of the site and from the literature that the student think to design a recreational facility and shelter in the form of Hotel Resort with Vernacular Architectural concept named Sipiso-piso Park Hotel Resort. The combination of nature and local culture, the main attraction and hallmark for embodying the harmony and capabilities, as well as able to ward off foreign culture that does not comply with local wisdom in Karo. Sipiso-piso Park Hotel Resort consists of 63 rooms equipped with recreational facilities, supporting facilities and cottages.
(97)
Perancangan Sipiso-Piso Park Hotel Resort
dengan Konsep Vernakular
SKRIPSI
Oleh:
Nelsusanti Lombu 120406027
DEPARTEMEN ARSITEKTUR FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN
(98)
Perancangan Sipiso-Piso Park Hotel Resort
dengan Konsep Vernakular
SKRIPSI
Sebagai Persyaratan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Teknik
Oleh:
Nelsusanti Lombu 120406027
Ir. Nurlisa Ginting, M.Sc.,Ph.D.,IPM
DEPARTEMEN ARSITEKTUR FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN
(99)
PERNYATAAN
Perancangan Sipiso-Piso Park Hotel Resort
dengan Konsep Vernakular
SKRIPSI
Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam Skripsi ini tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi, dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.
Medan, Juli 2016 Penulis,
(100)
Judul Skripsi : Perancangan Sipiso-piso Park Hotel Resort dengan Konsep Vernakular
Nama Mahasiswa : Nelsusanti Lombu Nomor Pokok : 120406027
Departemen : Arsitektur
Menyetujui Dosen Pembimbing,
Ir. Nurlisa Ginting, M.Sc.,Ph.D.,IPM NIP. 196201091987012001
Koordinator Skripsi, Ketua Departemen Arsitektur,
Dr.Ir. Nelson M. Siahaan, Dipl.TP,M.Arch Ir. N Vinky Rahman, MT
(1)
vii
5.3 Konsep perancangan bangunan ... 69
5.4 Konsep perancangan struktur bangunan ... 75
5.5 Konsep Perancangan Utilitas Bangunan ... 77
BAB VI PERANCANGAN ARSITEKTUR 6.1 Sketsa Suasana Eksterior ... 79
6.1 Sketsa Suasana Interior ... 85
6.1 Tampak ... 88
6.2 Foto Maket ... 90
DAFTAR PUSTAKA ... 93 LAMPIRAN
(2)
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Kegiatan Hotel Resort ... 14
Tabel 2.2 Deskripsi Perilaku ... 15
Tabel 2.3 Deskripsi Kebutuhan Ruang ... 16
Tabel 2.4 Deskripsi Ruang ... 18
Tabel 2.5 Jumlah Hotel Berbintang Tahun 2014 ... 21
Tabel 2.6 Data Pengunjung 2010 ... 22
Tabel 2.7 Data Pengunjung 2014 ... 23
Tabel 2.8 Persyaratan Hotel Berbintang ... 26
(3)
ix DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1 Kerangka Berpikir ... 6
Gambar 2.1 Program Ruang The white mountain hotel and resort ... 11
Gambar 2.2 The white mountain hotel and resort ... 12
Gambar 2.3 The Westin Trilium House, Blue Mountain ... 13
Gambar 2.4 Toraja Heritage Hotel Rantepao ... 30
Gambar 4.1 Lokasi ... 37
Gambar 4.2 Pencapaian... 38
Gambar 4.3 Analisa Iklim ... 40
Gambar 4.4 Analisa Kebisingan ... 41
Gambar 4.5 Analisa Keadaan Tapak ... 42
Gambar 4.6 Analisa Drainase ... 43
Gambar 4.7 Pedestrian ... 44
Gambar 4.8 Vegetasi ... 44
Gambar 4.9 Potensi Site ... 45
Gambar 4.10 Bangunan Sekitar ... 46
Gambar 4.11 Pemandangan... .... 47
Gambar 4.12 Orientasi Bangunan ... 48
Gambar 4.13 Sirkulasi ... 49
Gambar 4.14 Bentuk 1 ... 55
Gambar 4.15 Bentuk 2 ... 56
Gambar 4.16 Bentuk 3 ... 56
Gambar 4.17 Pengelompokan sistem bangunan tinggi ... 57
Gambar 4.18 Struktur Sipiso-Piso Park Hotel Resort ... 57
Gambar 5.1 Pemintakan Rumah Adat Karo... 61
Gambar 5.2 Pemintakan Hotel resort ... 61
(4)
Gambar 5.4 Panggung Pagelaran Seni ... 63
Gambar 5.5 Camping Ground ... 63
Gambar 5.6 Gubahan Massa Hotel ... 64
Gambar 5.7 Zoning Bangunan ... 64
Gambar 5.8 Rumah adat Karo ... 65
Gambar 5.9 Gubahan Massa Cottage ... 65
Gambar 5.10 Hirarki Rumah Adat Karo ... 66
Gambar 5.11 Sirkulasi Perkampungan Karo... 67
Gambar 5.12 Sirkulasi Sipiso-piso Park Hotel Resort ... 67
Gambar 5.13 Parkir ... 68
Gambar 5.14 Tata Hijau ... 69
Gambar 5.15 Pemintakan Bangunan ... 70
Gambar 5.16 Tata Ruang Dalam Rumah Adat Karo ... 70
Gambar 5.17 Zoning Ruangan ... 71
Gambar 5.18 Sirkulasi Horizontal Rumah Adat Karo ... 72
Gambar 5.19 Sirkulasi Ruangan ... 72
Gambar 5.20 Fasad Rumah Adat Karo ... 73
Gambar 5.21 Fasad Hotel ... 74
Gambar 5.22 Fasad Cottage ... 74
Gambar 5.23 Struktur bangunan Utama ... 76
Gambar 6.1 Aksonometri Siteplan ... 79
Gambar 6.2 Potongan Tapak ... 80
Gambar 6.3 Hotel dan Cottage ... 80
Gambar 6.4 Hotel ... 81
Gambar 6.5 Cottage ... 81
Gambar 6.6 Camping Ground dan Cottage ... 82
Gambar 6.7 Jogging Track ... 82
(5)
xi
Gambar 6.9 Toko Souvenir ... 83
Gambar 6.10 Restoran ... 84
Gambar 6.11 Roof Garden 1 ... 84
Gambar 6.12 Roof Garden 2 ... 85
Gambar 6.13 Deluxe Room ... 85
Gambar 6.14 Premiere Room ... 86
Gambar 6.15 Suite Room ... 86
Gambar 6.16 Kamar Cottage ... 87
Gambar 6.17 Bar & Lounge ... 87
Gambar 6.18 Ruang Rapat ... 88
Gambar 6.19 Tampak Depan ... 88
Gambar 6.20 Tampak Belakang ... 89
Gambar 6.21 Tampak Kiri ... 89
Gambar 6.22 Tampak Kanan ... 89
Gambar 6.23 Maket Hotel ... 90
Gambar 6.24 Tampak Atas Hotel ... 90
Gambar 6.25 Maket Hotel ... 91
Gambar 6.26 Maket Cottage ... 91
Gambar 6.27 Maket Cottage tipe 150 ... 92
(6)
DAFTAR DIAGRAM
Diagram 3.1 Bagan Penelitian ... 36
Diagram 4.1 Diagram Matrix ... 48
Diagram 4.2 Diagram Hubungan Antar Ruang ... 49
Diagram 5.1 Hubungan Antar Ruang ... 66