Kelebihan dan Kekurangan Pedekatan Kontekstual

4. Kelas dalam pembelajaran Kontekstual bukan sebagai tempat untuk memperoleh informasi, akan tetapi sebagai tempat untuk menguji data hasil temuan mereka di lapangan 5. Materi pelajaran dapat ditemukan sendiri oleh siswa, bukan hasil pemberian dari guru 6. Penerapan pembelajaran Kontekstual dapat menciptakan suasana pembelajaran yang bermakna Sedangkan kelemahan dari pembelajaran Kontekstual adalah sebagai berikut:  Diperlukan waktu yang cukup lama saat proses pembelajaran Kontekstual berlangsung  Jika guru tidak dapat mengendalikan kelas maka dapat menciptakan situasi kelas yang kurang kondusif  Guru lebih intensif dalam membimbing. Karena dalam metode pembelajaran kontekstual, guru tidak lagi berperan sebagai pusat informasi. Tugas guru adalah mengelola kelas sebagai sebuah tim yang bekerja bersama untuk menemukan pengetahuan dan ketrampilan yang baru bagi siswa. Siswa dipandang sebagai individu yang sedang berkembang. Kemampuan belajar seseorang akan dipengaruhi oleh tingkat perkembangan dan keluasan pengalaman yang dimilikinya. Dengan demikian, peran guru bukanlah sebagai instruktur atau ”penguasa” yang memaksa kehendak melainkan guru adalah pembimbing siswa agar mereka dapat belajar sesuai dengan tahap perkembangannya.  Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk menemukan atau menerapkan sendiri ide- ide dan mengajak siswa agar dengan menyadari dan dengan sadar menggunakan strategi-strategi mereka sendiri untuk belajar. Namun dalam konteks ini tentunya guru memerlukan perhatian dan bimbingan yang ekstra terhadap siswa agar tujuan pembelajaran sesuai dengan apa yang diterapkan semula.

1.1.6. Langkah-langkah Pembelajaran Kontekstual

Langkah –langkah pembelajaran kontekstual yaitu: 1. Langkah pertama, mengembangkan pemikiran siswa untuk melakukan kegiatan belajar lebih bermakna apakah dengan cara bekerja sendiri, menemukan sendiri, dan mengonstruksi sendiri pengetahuan dan keterampilan baru yang harus dimilikinya. 2. Langkah kedua, melaksanakan sejauh mungkin kegiatan inquiry untuk semua topik yang diajarkan. 3. Langkah ketiga, mengembangkan sifat ingin tahu siswa dengan memunculkan pertanyaan-pertanyaan. 4. Langkah keempat, menciptakan masyarakat belajar, seperti melalui kegiatan kelompok, berdiskusi, tanya jawab, dan sebagainya. 5. Langkah kelima, menghadirkan model sebagai contoh pembelajaran, bisa melalui ilustrasi, model bahkan media yang sebenarnya. 6. Langkah keenam, membiasakan anak untuk melakukan refleksi dari setiap kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan. 7. Langkah ketujuh, melakukan penilaian secara objektif, yaitu menilai kemampuan yang sebenarnya pada setiap siswa.

1.2. Peranan Pendekatan Kontekstual dalam Peningkatan Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa

Peranan pendekatan kontekstual dalam pembelajaran IPA di SD Negeri 2 Margodadi sangat penting untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa. Pembelajaran IPA menggunakan pendekatan kontekstual menitik beratkan pada konteks dalam kehidupan sehari-hari. Model pembelajaran ini diawali dengan membagi siswa menjadi kelompok kecil, setiap kelompok terdiri atas 4 sampai 5 orang, kemudian setiap kelompok diberikan masalah untuk dipecahkan. Hasil diskusi tersebut disampaikan di depan untuk di presentasikan. Berdasarkan definisi yang dikemukakan di atas, penulis simpulkan bahwa dengan menggunakan pendekatan kontekstual dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa di kelas IV SD Negeri 2 Margodadi.

Dokumen yang terkait

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI METODE DEMONTRASI MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ALAM DI KELAS V SD NEGERI 2 BULUKARTO KECAMATAN GADINGREJO KABUPATEN PRINGSEWU TAHUN AJARAN 2011/ 2012

2 19 61

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN PRESTASI BELAJAR IPS MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI 3 MARGODADI AMBARAWA KABUPATEN PRINGSEWU

0 2 19

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN PRESTASI BELAJAR IPS MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI 3 MARGODADI AMBARAWA KABUPATEN PRINGSEWU

0 5 30

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR ILMU PENGETAHUAN ALAM PADA POKOK BAHASAN PERUBAHAN WUJUD ZAT MELALUI PENDEKATAN KONTEKSTUAL PADA SISWA DI KELAS IV SD NEGERI 2 MARGODADI KECAMATAN AMBARAWA KABUPATEN PRINGSEWU TAHUN PELAJARAN 2012/2013

1 11 55

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA KELAS IV SD NEGERI 2 MARGODADI KECAMATAN AMBARAWA KABUPATEN PRINGSEWU TAHUN PELAJARAN 2012/2013

0 12 47

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL PADA SISWA KELAS V SD NEGERI 2 REJOSARI KECAMATAN PRINGSEWU TAHUN PELAJARAN 2012/2013

0 5 52

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN IPA MELALUI METODE DEMONSTRASI KELAS IV SD NEGERI 2 REJOSARI TAHUN PELAJARAN 2012/2013

0 4 42

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI PENDEKATAN KONTEKSTUAL PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI 1 KAMPUNG KOTAAGUNG KABUPATEN TANGGAMUS TAHUN PELAJARAN 2012/2013

0 5 34

MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPS MELALUI STRATEGI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW SISWA KELAS IV SD NEGERI 2 PRINGSEWU BARAT KECAMATAN PRINGSEWU KABUPATEN PRINGSEWU TAHUN PELAJARAN 2012/2013

0 9 47

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR ILMU PENGETAHUAN SOSIAL MELALUI PENDEKATAN KONTEKSTUAL SISWA KELAS IV SD NEGERI 7 METRO BARAT

0 4 76