13
▲ ▼ ◆❖P◗ ❘◗ ❙
❚❖
wat Interaksi Sosial
Belajar perlu diciptakan suasana yang memungkinkan terjadi interaksi di antara subjek belajar. Piaget percaya bahwa belajar bersama akan membantu
perkembangan kognitif anak. Dengan interaksi sosial, perkembangan kognitif anak akan mengarah ke banyak pandangan, artinya khasanah
kognitif anak akan diperkaya dengan macam-macam sudut pandangan dan alternatif tindakan.
3. Belajar Lewat Pengalaman Sendiri
Perkembangan kognitif anak akan lebih berarti apabila didasarkan pada pengalaman nyata dari pada bahasa yang digunakan untuk berkomunikasi.
Jika hanya menggunakan bahasa tanpa pengalaman sendiri, perkembangan kognitif anak cenderung mengarah ke verbalisme Suryosubroto, 2002: 36.
Piaget dengan teori konstruktivisnya berpendapat bahwa pengetahuan akan dibentuk oleh siswa apabila siswa dengan objekorang dan siswa selalu
mencoba membentuk pengertian dari interaksi tersebut.
Tujuan pengajaran ditetapkan oleh guru berdasarkan kurikulum, berupa tujuan pembelajaran khusus yang menjabarkan tujuan pengajaran beserta
bahan pengajarannya. Siswa harus giat belajar untuk mencapai tujuan pengajaran melalui interaksi belajar mengajar bersama guru. Pemilihan
metode mengajar yang tepat sangat mendukuang keberhasilan dan proses pembelajaran di sekolah.
14 Dikaitkan dengan pendidikan dan pengajaran di sekolah, maka setiap
pendidik guru harus dapat memulih dan mampu menerapkan metode pengajaran yang baik dan tepat agar terjadi interaksi edukatif dan produktif.
Pemberian kecakapan dan pengetahuan kepada anak didik merupakan proses pengajaran yang dilakukan oleh guru dengan menggunakan metode-
metode pengajaran tertentu. Metode pengajaran yang tepat akan
mempengaruhi proses dan hasil belajar siswa.
Pembelajaran Sebagai Suatu Sistem Ditinjau dan pendekatan sistem, maka dalam proses pembelajaran akan melibatkan berbagai komponen yang saling
berinteraksi satu sama lain membentuk satu sistem yang utuh untuk mencapai tujuan pembelajaran. Menurut
Suryosubroto 2002:
30, komponen-komponen pembelajaran tersebut sebagai berikut.
1. Tujuan, secara eksplisit diupayakan pencapaiannya melalui kegiatan
pembelajaran, berupa pengetahuan, dan ketrampilan atau sikap yang dirumuskan secara eksplisit dalam PTK.
2. Subyek belajar, merupakan komponen utama karena berperan sebagal
subyek sekaligus obyek. Sebagai subyek karena siswa adalah individu yang melakukan proses belajar-mengajar. Sebagai obyek karena
kegiatan pembelajaran diharapkan dapat mencapai perubahan perilaka pada diri subyek belajar.
3. Materi pelajaran, merupakan komponen utama dalam proses
pembelajaran, karena materi pembelajaran akan memberi warna dan bentuk dan kegiatan pembelajaran.
4. Strategi pembelajaran, merupakan pola umum mewujudkan proses
pembalajaran yang diyakini efektivitatasnya untuk mencapai tujuan pembelajaran.
5. Media pembelajaran, adalah alat atau wahana yang digunakan guru
dalam proses pembelajaran untuk membantu penyampaian pesan pembelajaran.
6. Penunjang, berfungsi memperlancar, melengkapi dan mernpermudah
terjadinya proses pembelajaran.
15
❯❱ ❲❳❨❩❬❩❨ ❭ ❪
❫❴❵❭ ❛❭ ❜
Pada diri siswa terdapat kekuatan mental yang menjadi penggerak belajar, kekuatan mental itulah yang mendorong siswa untuk belajar. Kekuatan mental
itu berupa keinginan, perhatian, kemauan atau cita-cita, ahli psikologi pendidikan menyebutkan kekuatan mental yang mendorong terjadinya belajar
tersebut sebagai aktivitas.
Menurut Hamalik 2010: 22, aktivitas adalah segala kegiatan yang dilaksanakan baik secara jasmani atau rohani. Aktivitas siswa selama proses
belajar mengajar merupakai salah satu indikator adanya keinginan siswa untuk belajar. Aktivitas siswa merupakan kegiatan atau perilaku yang terjadi selama
proses belajar mengajar. Aktivitas-aktivitas yang dimaksud dalam kegiatan pembelajaran adalah kcgiatan aktivitas siswa yang mengarah pada proses
belajar. Aktivitas tersebut dibagi menjadi dua antara lain
Mengerjakan tugas ekonomi mengandung makna aktivitas guru mengatur kelas sebaik-baiknya dan mcnciptakan kondisi yang kondusif sehingga murid dapat
belajar ekonomi. Hamalik 2010: 24 mengatakan, aktifnya siswa selama proses belajar mengajar merupakan salah satu indikator adanya keinginan atau
motivasi siswa untuk belajar. Siswa dikatakan memiliki keaktifan apabila ditemukan ciri-ciri perilaku sebagai berikut:
1. Bertanya pada guru 2. Menjawab pertanyaan guru
3. Menjawah pertanyaan teman 4. Memberi pendapat dalam diskusi
5. Menyalesaikan tugas dan guru 6. Ketepatan mengumpulkan tugas
16 Semua ciri perilaku tersebut diatas merupakan instrument yang terdapat dalam
lembar observasi aktivitas belajar siswa dalam kegiatan belajar mengajar untuk setiap siklus. Majid 2007: 23, menyatakan bahwa hal yang paling
mendasar yang dituntut dalam proses pembelajaran adalah keaktifan siswa . Keaktifan siswa dalam proses pembelajaran akan menyebabkan interaksi yang
tinggi antara guru dengan siswa ataupun dengan siswa itu sendiri. Hal ini akan mengakibatkan suasana kelas menjadi segar dan kondusif, dimana masing -
masing siswa dapat melibatkan kemampuannya semaksimal mungkin. Aktivitas yang timbul dan siswa akan mcngakibatkan pula tcrbentuknya
pcngetahuan dan yang akan mengarah pada peningkalan presetasi.
Proses pembelajaran dapat dilakukan simulasi terlebih dahulu yang mirip dengan pesawat dan memiliki karakteristik yang sama. Alat yang dapat
membantu proses belajar ini adalah media atau alat peraga pembelajaran. Untuk memahami peranan media dalam proses mendapatkan pengalaman
belajar bagi siswa,
Salah satu faktor yang penting dalam proses pendidikan adalah belajar. Dengan belajar manusia akan dapat meningkatkan kemampuanya baik
dibidang pengetahuan, keterampilan, nilai, dan sikap yang dapat bermanfaat bagi dirinya dalam masyarakat. Kegiatan atau tingkah laku belajar terdiri dari
kegiatan psikhis dan fisik yang saling bekerjasama secara terpadu dan komprehensif integral. Sejalan dengan itu, belajar dapat dipahami sebagai
berusaha atau berlatih supaya mendapat suatu kepandaian. Hal ini sesuai dengan pendapat Sanjaya 2006: 5 belajar adalah suatu proses untuk
17 memperoleh modifikasi dalam pengetahuan, keterampilan, kebiasaan, dan
tingkah laku. Belajar adalah pengetahuan keterampilan yang diperoleh dari intruksi .
Proses dalam belajar dituntut adanya suatu aktivitas yang harus dilakukan oleh siswa sebagai usaha untuk meningkatkan hasil belajar. Hal ini sesuai dengan
yang dikemukakan oleh Hamalik 2010: 171 yang menyatakan pengajaran yang efektif adalah pengajaran yang menyediakan kesempatan siswa belajar
sendiri atau melakukan aktivitas.
Aktivitas belajar tiedak hanya mencatat dan mendengar seperti lazimnya terdapat pada pengajaran tradisional. Pengajaran modern tidak menolak
seluruhnya pendapat tersebut namun menitikberatkan pada aktivitas atau keikutsertaan siswa dalam proses pembelajaran akan menumbuhkan kegiatan
dalam belajar sendiri. Aktivitas belajar diartikan sebagai pengembangan diri melalui pengalaman bertumpu pada kemampuan diri belajar dibawah
bimbingan tenaga pengajar. Menurut Sadirman 2007: 99, tidak ada belajar kalau tidak ada aktivitas .
Belajar tidak terjadi secara kebetulan tetapi belajar merupakan suatu proses atau aktivitas pemikiran maupun aktivitas fisik, sebagai suatu proses dalam
belajar dituntut adanya suatu aktivitas yang harus dilakukan oleh siswa sebagai usaha untuk meningkatkan hasil belajar. Menurut Sadirman 2007: 38
belajar penemuan sesuai dengan pencarian pengetahuan secara aktif oleh manusia, dan dengan sendirinya memberi hasil yang lebih baik.
18 Selain dari usaha yang dilakukan oleh siswa, peran serta guru sangat
dibutuhkan agar selama proses pembelajaran aktivitas siswa meningkat, yaitu dengan cara memberikan arahan-arahan dan selanjutnya secara bertahap siswa
melakukan kegiatan secara mandiri dengan penuh kesadaran akan pentingnya belajar. Menurut Sanjaya 2006: 36 aktivitas belajar adalah suatu kegiatan
yang direncanakan dan disadari untuk mencapai suatu kegiatan tujuan belajar yaitu perubahan sikap, pengetahuan dan keterampilan pada siswa yang
melakukan kegiatan belajar . Berdasarkan perdapat tersebut, jelas bahwa manusia dengan belajar dapat merubah tingkah laku, pengetahuan,
keterampilan, dan sikap-sikap yang diperoleh dan aktivitas mental dan berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungannya.
Menurut Hamalik 2010: 172, aktivitas belajar dapat digolongkan menjadi delapan jenis.
1. Visual Activities, misalnya: membaca, memperhatikan gambar demontrasi, percobaan, pekerjaan orang lain.
2. Oral Activities, masalnya: mengemukakan suatu fakta, menghubungkan suatu kejadian, mengajukan pertanyaan, mamberi saran, mengemukan
pendapat. 3. Listening Activities, misalnya: mendengarkan penyajian bahan, percakapan,
diskusi, musik dan pidato. 4. Writing Activities, misalnya: menulis cerita, karangan, laporan dan angket.
5. Drawing Activities, antara lain: menggambar, membuat grafik, chart, peta, diagram.
6. Motor Activities, seperti: melakukan percoban, membuat kontruksi, model, mereparasi, bermain, berkebun, berternak.
7. Mental Activities, seperti: merenungkan, mengingat, memecahkan masalah, menganalisis, melihat hubungan dan mengambil keputusan.
8. Emotional Activities, misalnya: menaruh minat, merasa bosan, gembira, bersemangat, bergairah, berani, tenang, gugup.
19 Menurut Hamalik 2010: 38, terdapat indikator terhadap aktivitas yang relevan
dalam pembelajaran meliputi. 1. Interaksi anak dalam mengikuti Proses Belajar Mengajar PBM dalam
kelompok meliputi kegiatan berdiskusi dan bekerjasama dalam menyelesaikan maslah,
2. Keberanian anak dalam bertanyamengemukakan pendpat, 3. Partisipasi anak dalam Proses Belajar Mengajar melihat dan aktif dalam
diskusi, 4. Motivasi dan kegairahan anak dalam mengikuti Proses Belajar Mengajar
menyelesaikan tugas dan aktif dalam memecahkan masalah, 5. Hubungan anak dengan anak selama Proses Belajar Mengajar,
6. Hubungan anak dengan guru selama Proses Belajar Mengajar.
Prinsipnya belajar adalah berbuat untuk mengubah tingkah laku dan tindakan yang dialami oleh siswa itu sendiri. Dimyati dan Mudjiono 1999: 7
menyatakan bahwa belajar merupakan tindakan dan perilaku siswa yang kompleks. Sebagai tindakan, maka belajar hanya dialami oleh siswa sendiri.
Belajar merupakan bagian dari aktivitas. Tidak ada belajar jika tidak ada aktivitas. Aktivitas siswa dalam kegiatan pembelajaran tidak hanya
mendengarkan dan mencatat saja. Aktivitas belajar harus dilakukan siswa sebagai usaha untuk meningkatkan hasil belajar. Seiring dengan itu, Djamarah
2002: 67 menyatakan bahwa belajar sambil melakukan aktivitas lebih banyak mendatangkan hasil bagi anak didik, sebab kesan yang didapatkan
oleh anak didik lebih tahan lama tersimpan didalam benak anak didik .
Sanjaya, Edgar Dale, 2006: 199, melukiskannya dalam sebuah kerucut yang kemudian dinamakan kerucut pengalaman cone of experience, seperti pada
gambar berikut:
20
Berdasarkan gambar kerucut pengamatan dari Edgar Dale di atas, dapat dijelaskan bahwa dalam proses belajar siswa mempunyai kecenderungan
mengenai hal mengingat yaitu: ketika dalam proses belajar siswa hanya membaca saja, maka siswa akan mampu mengingat 10 dari hal yang mereka
baca. Kemudian ketika dalam proses belajar siswa hanya mendengar saja, maka siswa hanya mampu mengingat 20 dari yang mereka dengar.
Membaca
Mendengar Kata
Melihat Gambar
Menonton Film Menonton Pameran
Menonton Sebuah Demonstrasi
BerpartisipasiIkut Serta dalam Diskusi Memberi Sepatah Kata
Presentasi yang Berkaitan dengan Penampilan yang Dramatis, Simulasi
Melakukan Hal yang Nyata Kita cenderung mengingat
Kita cenderung mengingat
70 dari apa yang kita katakan
Penerimaan dan penglihatan
10 dari apa yang kita baca 20 dari apa yang kita dengar
30 dari apa yang kita lihat
50 dari apa yang kita dengar dan lihat
70 dari apa yang kita katakana dan
lakukan Penerimaan verbal berkaitan
dengan kata
Penerimaan visual berkaitan dengan penglihatan
Melakukan
P A
S I
F
A K
T I
F
Gambar Kerucut Pengalaman dan Edgar Dale sumber sanjaya. 2004: 200
21 Selanjutnya ketika siswa hanya melihat, contohnya: melihat gambar, menonton
film, menonton pameran dan menonton sebuah demonstrasi, maka kemampuan siswa untuk mengingat hanya 30 dari apa yang mereka lihat. Hal tersebut
dalam kategori siswa yang termasuk pasif. Kemudian ketika siswa dalam proses belajar hanya mendengar dan melihat, contohnya: berpartisipasi ikut
serta dalam diskusi dan memberi sepatah kata. Maka, kemampuan siswa untuk mengingat sebesar 50 dari yang mereka dengar dan mereka lihat. Kemudian
siswa yang dalam proses belajarnya, melakukan atau merasakan sendiri, seperti presentasi yang berkaitan dengan penampilan yang dramatis, simulasi dan
melakukan hal yang nyata. Maka, siswa akan mampu mengingat sebesar 70 dari apa yang mereka katakan atau lakukan. Berdasarkan uraian di atas,
semakin aktif siswa maka semakin banyak hal yang mereka ingat dan itu akan meningkatkan hasil belajar mereka.
3. Hasil Belajar