Koefisien Determinasi R Karakteristik Responden

H = b 1, b 2, b 3 , H = 0 Sumber daya manusia, Prasarana dan Lingkungan kerja secara parsial tidak berpengaruh terhadap kinerja pegawai 1 = b 1, b 2, b 3 secara parsial berpengaruh terhadap kinerja pegawai. ≠ 0 Sumber daya manusia, Prasarana dan Lingkungan kerja Nilai t hitung akan dibandingkan dengan t tabel dengan kriteria pengambilan keputusan yaitu: t hitung t tabel t , maka H0 diterima pada α = 0,025 hitung ≥ t tabel , maka H0 ditolak pada α = 0,025

3.9. Koefisien Determinasi R

2 Uji ini digunakan untuk mengukur kedekatan hubungan dari model yang dipakai. Koefisien Determinasi R 2 yaitu angka yang menunjukan besarnya kemampuan varians atau penyebaran dari variabel-variabel bebas yang menerangkan variabel tidak bebas atau angka yang menunjukan seberapa besar variabel tidak bebas dipengaruhi oleh variabel- variabel bebas lainnya. Besarnya nilai koefisien determinasi adalah antara 0 hingga 1 0 R 2 1, dimana nilai koefisien mendekati 1, maka model tersebut dikatakan baik karena semakin dekat antara variabel bebas dengan variabel tidak bebasnya.

3.10. Pengujian Asumsi Klasik

Sebelum dilakukan pengujian hipotesis dengan menggunakan analisis regresi, maka diperlukan pengujian asumsi klasik yang dimaksudkan untuk memastikan bahwa model regresi linier berganda dapat digunakan. Adapun pengujian asumsi klasik meliputi:

3.10.1. Uji Normalitas

Ghozali 2009 menyatakan bahwa uji normalitas bertujuan untuk menguji dalam model regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal. Seperti diketahui bahwa uji t dan uji F mengasumsikan bahwa nilai residual mengikuti distribusi normal. Kalau asumsi ini dilanggar maka uji statistik menjadi tidak valid untuk jumlah Universitas Sumatera Utara sampel kecil. Ada dua cara untuk mendeteksi residual berdistribusi normal atau tidak yaitu dengan analisis statistik dan analisis grafik.

3.10.1.1. Analisis Statistik

Uji normalitas dilakukan dengan mengamati penyebaran stochastic term error yang dihasilkan oleh model regresi. Secara statistik ada dua komponen normalitas yaitu skewness dan kurtosis. Skewness berhubungan dengan simetri distribusi sedangkan kurtosis berhubungan dengan puncak dari suatu distribusi. Metode yang dipakai adalah metode Jargue – Bera, dengan rumus: JB = N {S 2 6 + K-3 2 JB, S dan K masing-masing dalam statistic Jargue-Bera, koefisien Skewness dan koefisien Kurtosis. Nilai z dibandingkan dengan nilai kritisnya untuk alpha α 0,05 nilai kritisnya 1,96. 24}

3.10.1.2. Analisis Grafik

Cara untuk melihat normalitas residual adalah dengan melihat grafik normal probability plot yang membandingkan distribusi kumulatif dari distribusi normal. Distribusi normal akan membentuk satu garis lurus diagonal, dan ploting data residual akan dibandingkan dengan garis diagonal. Jika distribusi data residual normal, maka garis yang menggambarkan data sesungguhnya akan mengikuti garis diagonalnya.

3.10.2. Uji Multikolinieritas

Ghozali 2009 menyatakan bahwa uji multikolinieritas bertujuan untuk menguji model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas independent variabel. Jika terjadi korelasi, maka terdapat masalah multikolinieritas. Pada model regresi yang baik tidak terjadi korelasi di antara variabel bebas. Ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk mendeteksi gejala multikolinieritas, yaitu: Universitas Sumatera Utara 1. Dengan melakukan analisis koefisien korelasi antara variabel bebasnya. Apabila terdapat koefisien korelasi yang tinggi umumnya di atas 0,90 maka dapat diprediksi akan terjadi multikolinieritas. 2. Dengan melihat toleransi variabel dan Variance Inflation Factor VIF. Jika nilai Variance Inflation Factor VIF tidak lebih dari 10 dan nilai toleransi tidak kurang dari 0,1 maka model dapat dikatakan terbebas dari multikolinieritas.

3.10.3. Uji Heteroskedastisitas

Ghozali 2009 menyatakan uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut homoskedastisitas dan jika berbeda disebut heteroskedastisitas. Untuk mendeteksi ada tidaknya heteroskedastisitas dalam model regresi menurut Ghozali 2009 adalah dengan melihat grafik antara nilai prediksi variabel terikat yaitu ZPRED dengan SRESID. Deteksi ada tidaknya heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan melihat ada tidaknya pola tertentu antara lain dengan cara melihat grafik scatterplot antara SRESID dan ZPRED dimana sumbu Y adalah Y yang diprediksi, dan sumbu X adalah residual Yprediksi – Y sesungguhnya yang telah di studentized. Dasar analisisnya adalah: 1. Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang membentuk pola tertentu yang teratur bergelombang, melebar kemudian menyempit maka mengindikasikan telah terjadi heteroskedastisitas. 2. Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar diatas dan dibawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas. Universitas Sumatera Utara

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1.Gambaran Umum Kopertis Wilayah I Medan Dasar Hukum Pembentukan Kopertis Wilayah I Kopertis adalah singkatan dari Koordinasi Perguruan Tinggi Swasta yang dibentuk pertama sekali pada tahun 1972, berdasarkan: 1. Surat Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI No. 05401972 tanggal 25 maret 1972 yang meliputi wilayah I sd VII, untuk Kopertis Wilayah I, wilayah kerjanya yaitu: Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Barat dan Riau. 2. Surat Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI No. 22701975 tentang pembagian wilayah Koordinator Perguruan Tinggi Swasta. 3. Surat Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI No.06201982 tanggal 2 februari 1982 tentang perincian tugas bagian dan sub bagian pada sekretaris pelaksana Kopertis Wilayah I. 4. Surat Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI No. 02301983 tentang perincian tugas bagian dan sub bagian di lingkungan Kopertis Wilayah I. 5. Dan terakhir setelah perkembangan Kopertis Wilayah I yang meliputi wilayah I sd XII, untuk Kopertis Wilayah I dengan type A yang wilayah kerjanya meliputi NAD dan Sumatera Utara yang tercantum pada SK Mendikbud No. 013501990 tanggal 15 maret 1990. Universitas Sumatera Utara 6. Surat Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI No. 030001992 tanggal 7 juli 1992 tentang Perincian Tugas Sekretaris Pelaksana, Bagian dan Sub Bagian di Lingkungan Kopertis Wilayah I. 7. Surat Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI No.184U2001 tanggak 23 Nopember 2001 tentang Pedoman Pengawasan, Pengendalian dan Pembinaan Program Diploma Sarjana dan Pasca Sarjana di Perguruan Tinggi.

4.1.1. Tugas dan Fungsi serta Struktur Organisasi

Aspek strategis yang dapat digunakan untuk mendukung kedudukan Kopertis Wilayah I sebagai salah satu unit kerja di bawah Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan adalah Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 0135O1990 tanggal 15 Maret 1990 tentang Organisasi dan Tata Kerja Koordinasi Perguruan Tinggi Swasta, sebagai berikut: a. Kopertis Wilayah I Tugas Kopertis Wilayah I adalah melaksanakan kebijaksanaan pembinaan terhadap perguruan tinggi swasta secara operasional di wilayah kerjanya dengan mendapat bantuan teknis akademik dari perguruan tinggi negeri. Untuk menyelenggarakan tugas tersebut, fungsi Kopertis Wilayah I adalah : 1. Melaksanakan bimbingan penyelenggaraan Tri Dharma Perguruan Tinggi pada perguruan tinggi swasta di wilayah kerjanya; Universitas Sumatera Utara 2. Memberi dorongan dan saran-saran dalam rangka pengembangan perguruan tinggi swasta sesuai dengan kebijaksanaan yang ditentukan oleh Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi; 3. Memberikan bantuan sarana dan tenaga kepada perguruan tinggi swasta dalam rangka peningkatan kemampuan untuk mandiri; 4. Melaksanakan pengendalian teknis dan pengayoman kepada perguruan tinggi swasta di wilayah kerjanya; 5. Melaksanakan tugas lain atas petunjuk Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi. Untuk dapat menjalankan tugas dan fungsinya, Kopertis Wilayah I memiliki susunan organisasi. Bagan struktur organisasi Kopertis Wilayah I Medan dapat dilihat pada lampiran 15, sebagai berikut: 1 Koordinator Kopertis dalam melaksanakan tugasnya dibantu oleh Sekretariat Pelaksana Kopertis selanjutnya disebut Sekretaris Pelaksana dan Kelompok Tenaga Fungsional; 2 Sekretariat Pelaksana adalah unit pelaksana teknis Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi; 3 Sekretaris Pelaksana bertanggung jawab kepada Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi dan sehari-hari secara teknis operasional bertanggung jawab kepada Koordinator; 4 Sekretariat Pelaksana dipimpin oleh seorang Sekretaris; 5 Kelompok Tenaga Fungsional, secara teknis bertanggung jawab kepada Koordinator dan secara adminisitratif berada dalam Koordinasi Sekrertariat Pelaksana. Universitas Sumatera Utara b. Sekretariat Pelaksana Sekretariat Pelaksana mempunyai tugas membantu Koordinator dalam melaksanakan tugasnya serta memberikan pelayanan teknis administratif kepada semua unsur di lingkungan Kopertis yang diselenggarakan dalam fungsi, yaitu: 1 Melaksanakan pengumpulan, pengolahan, dan mengadministrasikan datainformasi tentang evaluasiakreditasi, kelembagaan, kemahasiswaan serta melaksanakan sistem informasipublikasi dan kerjasama perguruan tinggi swasta; 2 Melaksanakan pengumpulan, pengolahan, dan mengadministrasikan hasil kegiatan bimbingan penyelenggaraan Tri Dharma pada perguruan tinggi swasta; 3 Melaksanakan pengumpulan, pengolahan, dan mengadministrasikan bahan pertimbangan dalam rangka pemberianbantuan sarana dan tenaga kepada perguruan tinggi swasta; 4 Membina penyelenggaraan urusan kepegawaian, keuangan, dan urusan umum di lingkungan Kopertis. c. Bagian Administrasi Akreditasi dan Kelembagaan Bagian Administrasi Akreditasi dan Kelembagaan mempunyai tugas menghimpun, mengolah, dan mengadministrasikan datainformasi tentang evaluasiakreditasi dan kelembagaan perguruan tinggi swasta serta melaksanakan sistem informasipublikasi dan kerjasamayang diselenggarakan dalam fungsi, yaitu: Universitas Sumatera Utara 1 Menghimpun dan mengolah bahan serta mengadministrasikan datainformasi tentang evaluasi akreditasi di perguruan tinggi swasta; 2 Menghimpun dan mengolah bahan serta mengadministrasikan datainformasi tentang kelembagaan perguruan tinggi swasta; 3 Melaksanakan sistem informasipublikasi dan kerjasama dalam rangka pembinaan perguruan tinggi swasta;menyiapkan bahan pertimbangan dalam rangka pemberian bantuan sarana dan tenaga kepada perguruan tinggi swasta. d. Bagian Administrasi Ujian Negara dan Kemahasiswaan Bagian Administrasi Ujian Negara dan Kemahasiswaan mempunyai tugas menghimpun dan mengadministrasikan datainformasi kemahasiswaan serta bimbingan penyelenggaraan Tri Dharma pada perguruan tinggi swasta. e. Bagian Tata Usaha Mempunyai tugas melaksanakan urusan kepegawaian, keuangan, dan urusan umum di lingkungan Kopertis yang diselenggarakan dalam fungsi, yaitu : 1 Melakukan urusan kepegawaian; 2 Melakukan urusan keuangan; 3 Melakukan urusan surat menyurat, kearsipan, dan kerumahtanggaan. Berdasarkan data pada Pangkalan Data Pendidikan Tinggi PDPT keadaan desember 2012, jumlah beban kerja dalam pelaksanaan pengawasan, pengendalian dan pembinaan Wasdalbin program Diploma, Sarjana, dan Pasca Universitas Sumatera Utara Sarjana adalah 359 perguruan tinggi swasta yang tersebar di provinsi Aceh dan provinsi Sumatera Utara. Sedangkan jumlah dosen pegawai negeri sipil PNS dipekerjakan sebanyak 1.068 orang dan dosen tetap yayasan sebanyak 9.152 orang, yang tersebar di 1.277 program studi pada 40 universitas, 3 institut, 132 sekolah tinggi, 18 politeknik, dan 166 akademi.

4.1.2. Visi dan Misi Kopertis Wilayah I

Perguruan tinggi termasuk perguruan tinggi swastaPTS merupakan unsur strategis untuk menyediakan sumber daya yang memiliki daya saing untuk mewujudkan pembangunan pendidikan nasional dalam menghadapi globalisasi yang semakin kompetitif. Oleh karena itu, Kopertis Wilayah I akan mewujudkannya dengan menyelaraskan kebijakan dan program-program kegiatan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi sesuai dengan visi dan misinya. Visi Kopertis Wilayah I adalah Menjadi Katalisator peningkatan Manajemen Penyelenggaraan Pendidikan Tinggi melalui kegiatan pengawasan, pengendalian dan pembinaan Perguruan Tinggi Swasta di Kopertis Wilayah I Aceh dan Sumatera Utara. Kopertis Wilayah I, dalam rangka mewujudkan visi tersebut, mengemban misi sebagai berikut: 1. Mendorong terlaksananya penyelenggaraan Pendidikan Tinggi pada Perguruan Tinggi Swasta yang sehat, otonom dan memiliki daya saing. 2. Meningkatkan kualitas Perguruan Tinggi Swasta di Wilayah I melalui pengawasan, pengendalian dan pembinaan penyelenggaraan kegiatan Pendidikan Tinggi. Universitas Sumatera Utara 3. Meningkatkan kualitas Perguruan Tinggi Swasta di Wilayah I melalui pembinaan penyelenggaraan kegiatan Pendidikan Tinggi. 4. Menumbuh kembangkan proses pengawasan, pengendalian dan pembinaan penyelenggaraan Pendidikan Tinggi PTS di Wilayah I.

4.1.3. Arah Kebijakan dan Strategi Kopertis Wilayah I

Arah kebijakan dan strategi pembangunan pendidikan nasional tahun 2010- 2014 khususnya bidang pendidikan tinggi adalah perluasan dan pemerataan akses pendidikan bermutu, berdaya saing Internasional, berkesetaraan gender, dan relevan dengan kebutuhan bangsa dan negara. Arah kebijakan dan strategi tersebut kemudian dijabarkan dalam Rencana Strategis Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi 2010-2014 yaitu : 1. Terbangunnya sistem pendidikan tinggi yang bermutu menjalankan tugas dan fungsinya secara efisien dan efektif; 2. Ketersediaan pendidikan tinggi Indonesia yang bermutu dan relevan dengan kebutuhan pembangunan nasional sehingga berkontribusi secara nyata kepada peningkatan daya saing bangsa; 3. Keterjangkauan, kesetaraan, dan keterjaminan akses untuk menempuh pendidikan tinggi; 4. Perguruan tinggi yang otonom dan akuntabel sejalan dengan Undang- Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan nasional; 5. Interaksi perguruan tinggi dengan masyarakat yang mencerminkan hubungan timbal balik yang selaras dan saling menguntungkan. Pengukuran sasaran tersebut di atas, ditentukan indikator kinerja Universitas Sumatera Utara performance indicator yang terukur untuk memudahkan manajemen untuk mencapainya dengan dukungan sumber daya yang tersedia.

4.2. Karakteristik Responden

Analisa Karakteristik pegawai Kopertis Wilayah I Medan merupakan pemaparan komposisi pegawai Kopertis Wilayah I Medan berdasarkan beberapa karakteristik yang dimiliki. Analisa ini diperlukan untuk memberi gambaran yang lengkap mengenai responden penelitian ini. Karakteristik pegawai Kopertis Wilayah I Medan pada penelitian ini meliputi jenis kelamin, masa kerja, tingkat pendidikan, Jabatan, dan usia. Di dalam penelitian ini dari 72 kuesioner yang disebarkan, sebanyak tiga kuesioner tidak kembali dikarenakan pegawai tersebut memasuki masa persiapan pensiun dan empat kuesioner tidak lengkap pengisiannya, sehingga hanya 65 kuesioner yang dapat dianalisis lebih lanjut.

4.2.1. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Data karakteristik pegawai Kopertis Wilayah I Medan berdasarkan jenis kelamin terdapat padal Tabel 4.1. Tabel 4.1. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin No Jenis Kelamin Jumlah Orang Persentase 1 Pria 45 69,2 2 Wanita 20 30,8 Jumlah 65 100 Sumber : Hasil Penelitian, 2012 Data diolah dari Lampiran 1 Dari data responden berdasarkan jenis kelamin dapat dilihat bahwa pegawai Kopertis Wilayah I Medan lebih dominan adalah pria, yakni 69,2 Universitas Sumatera Utara daripada wanita hanya sebesar 30,8 . Hal ini dikarenakan pada waktu perekrutan pegawai didominasi oleh pria.

4.2.2. Karakteristik Responden Berdasarkan Masa Kerja

Dari data responden berdasarkan masa kerja pada Tabel 4.2, dapat kita lihat bahwa pegawai Kopertis Wilayah I Medan sebagian masa kerjanya diantara 11 tahun – 15 tahun yakni sekitar 30,8 . Sedangkan yang terendah pada masa kerja ≥ 15 tahun, yakni sebesar 20 . Hal ini menunjukkan bahwa pegawai yang mempunyai masa kerja diatas 10 tahun, diharapkan dalam pengisian angket yang telah diedarkan menjadi lebih bermakna karena pegawai yang dijadikan sampel sudah memiliki pengalaman kerja yang cukup, selain itu pegawai lebih memahami persoalan-persoalan yang terjadi dilingkungan kerjanya. Tabel 4.2. Karakteristik Responden Berdasarkan Masa Kerja No Masa Kerja Tahun Jumlah Orang Persentase 1 1-5 14 21,5 2 6-10 18 27,7 3 11-15 20 30,8 4 15 13 20 Jumlah 65 100 Sumber : Hasil Penelitian, 2012 Data diolah dari Lampiran 1

4.2.3. Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan

Data karakteristik pegawai pegawai Kopertis Wilayah I Medan berdasarkan pendidikan terdapat pada Tabel 4.3. Universitas Sumatera Utara Tabel 4.3. Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan No Pendidikan Jumlah Orang Persentase 1 SMA 22 33,8 2 D3 9 13,8 3 S1 24 36,9 4 S2 10 15,4 Jumlah 65 100 Sumber : Hasil Penelitian, 2012 Data Diolah dari Lampiran 1 Dari data responden berdasarkan tingkat pendidikan terlihat bahwa pegawai Kopertis Wilayah I Medan sebagian besar berpendidikan S1, yakni sebesar 36,9 . Hal ini dikarenakan berdasarkan lama kerja, sebagian besar masa kerja pegawai Kopertis Wilayah I Medan diantara 11 tahun – 15 tahun yang berarti pegawai Kopertis Wilayah I Medan fokus pada pekerjaannya, sehingga jarang ada pegawai yang mau melanjutkan pendidikannya kejenjang yang lebih tinggi lagi.

4.2.4. Karakteristik Responden Berdasarkan Usia

Data karakteristik pegawai Kopertis Wilayah I Medan berdasarkan usia dapat dilihat pada Tabel 4.4. Tabel 4.4. Karakteristik Responden Berdasarkan Usia No Usia Tahun Jumlah Orang Persentase 1 ≤ 25 3 4,6 2 26-35 15 23,1 3 36-45 21 32,3 4 46-55 16 24,6 5 55 10 15,4 Jumlah 65 100 Sumber : Hasil Penelitian, 2012 Data Diolah dari Lampiran 1 Universitas Sumatera Utara Dari data responden berdasarkan usia dapat dilihat bahwa pegawai Kopertis Wilayah I Medan yang lebih dominan adalah berusia 36 - 45 tahun. Hal ini menunjukkan bahwa pada usia tersebut produktivitas kerja sedang pada tahap optimal sehingga kinerja pegawai diharapkan akan lebih baik.

4.2.5. Karakteristik Responden Berdasarkan Jabatan

Dari data responden berdasarkan jabatan pada Tabel 4.5, menunjukkan bahwa pegawai Kopertis Wilayah I Medan lebih dominan memiliki jabatan staf sebesar 89,23 dari pada jabatan lainnya. Hal ini disebabkan karena pada umumnya pegawai tidak menginginkan jabatan dalam bekerja. Tabel 4.5. Karakteristik Responden Berdasarkan Jabatan No Jabatan Jumlah Orang Persentase 1 Kepala bagian 2 3,07 2 Kepala sub bagian 5 7,7 3 Staf 58 89,23 Jumlah 65 100 Sumber : Hasil Penelitian, 2012 Data Diolah dari Lampiran 1

4.3. Analisa Statistik Deskriptif Penjelasan Responden atas Variabel Penelitian

Dokumen yang terkait

Analisis Pengaruh Sumber Daya Manusia, Prasarana dan Lingkungan Kerja terhadap Kinerja Pegawai Kopertis Wilayah – I Medan

34 148 138

Pengaruh Pengembangan Sumber Daya Manusia Terhadap Kinerja Pegawai PT. PLN (Persero) Cabang Medan

3 39 113

Lampiran 1 : Kuesioner Penelitian KUESIONER PENELITIAN ANALISIS PENGARUH SUMBER DAYA MANUSIA, PRASARANA DAN LINGKUNGAN KERJA TERHADAP KINERJA PEGAWAI KOPERTIS WILAYAH – I MEDAN

1 0 31

BAB II TINJAUAN PUSTAKA - Analisis Pengaruh Sumber Daya Manusia, Prasarana dan Lingkungan Kerja terhadap Kinerja Pegawai Kopertis Wilayah – I Medan

0 0 20

BAB I PENDAHULUAN - Analisis Pengaruh Sumber Daya Manusia, Prasarana dan Lingkungan Kerja terhadap Kinerja Pegawai Kopertis Wilayah – I Medan

0 0 7

Analisis Pengaruh Sumber Daya Manusia, Prasarana dan Lingkungan Kerja terhadap Kinerja Pegawai Kopertis Wilayah – I Medan

0 0 18

Lampiran 1 : Kuesioner Penelitian KUESIONER PENELITIAN ANALISIS PENGARUH SUMBER DAYA MANUSIA, PRASARANA DAN LINGKUNGAN KERJA TERHADAP KINERJA PEGAWAI KOPERTIS WILAYAH – I MEDAN

0 0 31

BAB II TINJAUAN PUSTAKA - Analisis Pengaruh Sumber Daya Manusia, Prasarana dan Lingkungan Kerja Terhadap Kinerja Pegawai Kopertis Wilayah – I Medan

0 0 20

BAB I PENDAHULUAN - Analisis Pengaruh Sumber Daya Manusia, Prasarana dan Lingkungan Kerja Terhadap Kinerja Pegawai Kopertis Wilayah – I Medan

0 0 7

Analisis Pengaruh Sumber Daya Manusia, Prasarana dan Lingkungan Kerja Terhadap Kinerja Pegawai Kopertis Wilayah – I Medan

0 0 18