H = b
1,
b
2,
b
3
,
H = 0 Sumber daya manusia, Prasarana dan Lingkungan kerja secara
parsial tidak berpengaruh terhadap kinerja pegawai
1
= b
1,
b
2,
b
3
secara parsial berpengaruh terhadap kinerja pegawai. ≠ 0 Sumber daya manusia, Prasarana dan Lingkungan kerja
Nilai t hitung akan dibandingkan dengan t tabel dengan kriteria pengambilan keputusan yaitu:
t
hitung
t
tabel
t , maka H0 diterima pada
α = 0,025
hitung
≥ t
tabel
, maka H0 ditolak pada α = 0,025
3.9. Koefisien Determinasi R
2
Uji ini digunakan untuk mengukur kedekatan hubungan dari model yang dipakai. Koefisien Determinasi R
2
yaitu angka yang menunjukan besarnya kemampuan varians atau penyebaran dari variabel-variabel bebas yang menerangkan variabel tidak bebas atau
angka yang menunjukan seberapa besar variabel tidak bebas dipengaruhi oleh variabel- variabel bebas lainnya. Besarnya nilai koefisien determinasi adalah antara 0 hingga 1 0
R
2
1, dimana nilai koefisien mendekati 1, maka model tersebut dikatakan baik karena semakin dekat antara variabel bebas dengan variabel tidak bebasnya.
3.10. Pengujian Asumsi Klasik
Sebelum dilakukan pengujian hipotesis dengan menggunakan analisis regresi, maka diperlukan pengujian asumsi klasik yang dimaksudkan untuk memastikan bahwa
model regresi linier berganda dapat digunakan. Adapun pengujian asumsi klasik meliputi:
3.10.1. Uji Normalitas
Ghozali 2009 menyatakan bahwa uji normalitas bertujuan untuk menguji dalam model regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal. Seperti
diketahui bahwa uji t dan uji F mengasumsikan bahwa nilai residual mengikuti distribusi normal. Kalau asumsi ini dilanggar maka uji statistik menjadi tidak valid untuk jumlah
Universitas Sumatera Utara
sampel kecil. Ada dua cara untuk mendeteksi residual berdistribusi normal atau tidak yaitu dengan analisis statistik dan analisis grafik.
3.10.1.1. Analisis Statistik
Uji normalitas dilakukan dengan mengamati penyebaran stochastic term error yang dihasilkan oleh model regresi. Secara statistik ada dua komponen normalitas yaitu
skewness dan kurtosis. Skewness berhubungan dengan simetri distribusi sedangkan kurtosis berhubungan dengan puncak dari suatu distribusi. Metode yang dipakai adalah
metode Jargue – Bera, dengan rumus: JB = N {S
2
6 + K-3
2
JB, S dan K masing-masing dalam statistic Jargue-Bera, koefisien Skewness dan koefisien Kurtosis. Nilai z dibandingkan dengan nilai kritisnya untuk alpha
α 0,05 nilai kritisnya 1,96.
24}
3.10.1.2. Analisis Grafik
Cara untuk melihat normalitas residual adalah dengan melihat grafik normal probability plot yang membandingkan distribusi kumulatif dari distribusi normal.
Distribusi normal akan membentuk satu garis lurus diagonal, dan ploting data residual akan dibandingkan dengan garis diagonal. Jika distribusi data residual normal, maka garis
yang menggambarkan data sesungguhnya akan mengikuti garis diagonalnya.
3.10.2. Uji Multikolinieritas
Ghozali 2009 menyatakan bahwa uji multikolinieritas bertujuan untuk menguji model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas independent variabel.
Jika terjadi korelasi, maka terdapat masalah multikolinieritas. Pada model regresi yang baik tidak terjadi korelasi di antara variabel bebas. Ada beberapa cara yang dapat
dilakukan untuk mendeteksi gejala multikolinieritas, yaitu:
Universitas Sumatera Utara
1. Dengan melakukan analisis koefisien korelasi antara variabel bebasnya. Apabila terdapat koefisien korelasi yang tinggi umumnya di atas 0,90 maka dapat
diprediksi akan terjadi multikolinieritas. 2. Dengan melihat toleransi variabel dan Variance Inflation Factor VIF. Jika nilai
Variance Inflation Factor VIF tidak lebih dari 10 dan nilai toleransi tidak kurang dari 0,1 maka model dapat dikatakan terbebas dari multikolinieritas.
3.10.3. Uji Heteroskedastisitas
Ghozali 2009 menyatakan uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu
pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut homoskedastisitas dan jika berbeda disebut
heteroskedastisitas. Untuk mendeteksi ada tidaknya heteroskedastisitas dalam model regresi menurut
Ghozali 2009 adalah dengan melihat grafik antara nilai prediksi variabel terikat yaitu ZPRED dengan SRESID. Deteksi ada tidaknya heteroskedastisitas dapat dilakukan
dengan melihat ada tidaknya pola tertentu antara lain dengan cara melihat grafik scatterplot antara SRESID dan ZPRED dimana sumbu Y adalah Y yang diprediksi, dan
sumbu X adalah residual Yprediksi – Y sesungguhnya yang telah di studentized.
Dasar analisisnya adalah: 1. Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang membentuk pola tertentu yang teratur
bergelombang, melebar kemudian menyempit maka mengindikasikan telah terjadi heteroskedastisitas.
2. Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar diatas dan dibawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas.
Universitas Sumatera Utara
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1.Gambaran Umum Kopertis Wilayah I Medan
Dasar Hukum Pembentukan Kopertis Wilayah I Kopertis adalah singkatan dari Koordinasi Perguruan Tinggi Swasta yang
dibentuk pertama sekali pada tahun 1972, berdasarkan: 1. Surat Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI No. 05401972
tanggal 25 maret 1972 yang meliputi wilayah I sd VII, untuk Kopertis Wilayah I, wilayah kerjanya yaitu: Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Barat
dan Riau. 2. Surat Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI No. 22701975
tentang pembagian wilayah Koordinator Perguruan Tinggi Swasta. 3. Surat Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI No.06201982
tanggal 2 februari 1982 tentang perincian tugas bagian dan sub bagian pada sekretaris pelaksana Kopertis Wilayah I.
4. Surat Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI No. 02301983 tentang perincian tugas bagian dan sub bagian di lingkungan Kopertis
Wilayah I. 5. Dan terakhir setelah perkembangan Kopertis Wilayah I yang meliputi
wilayah I sd XII, untuk Kopertis Wilayah I dengan type A yang wilayah kerjanya meliputi NAD dan Sumatera Utara yang tercantum pada SK
Mendikbud No. 013501990 tanggal 15 maret 1990.
Universitas Sumatera Utara
6. Surat Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI No. 030001992 tanggal 7 juli 1992 tentang Perincian Tugas Sekretaris Pelaksana, Bagian
dan Sub Bagian di Lingkungan Kopertis Wilayah I. 7. Surat Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI No.184U2001
tanggak 23 Nopember 2001 tentang Pedoman Pengawasan, Pengendalian dan Pembinaan Program Diploma Sarjana dan Pasca Sarjana di Perguruan
Tinggi.
4.1.1. Tugas dan Fungsi serta Struktur Organisasi
Aspek strategis yang dapat digunakan untuk mendukung kedudukan Kopertis Wilayah I sebagai salah satu unit kerja di bawah Direktorat Jenderal
Pendidikan Tinggi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan adalah Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 0135O1990 tanggal 15 Maret 1990
tentang Organisasi dan Tata Kerja Koordinasi Perguruan Tinggi Swasta, sebagai berikut:
a. Kopertis Wilayah I Tugas Kopertis Wilayah I adalah melaksanakan kebijaksanaan
pembinaan terhadap perguruan tinggi swasta secara operasional di wilayah kerjanya dengan mendapat bantuan teknis akademik dari
perguruan tinggi negeri. Untuk menyelenggarakan tugas tersebut, fungsi Kopertis Wilayah I
adalah : 1. Melaksanakan bimbingan penyelenggaraan Tri Dharma Perguruan
Tinggi pada perguruan tinggi swasta di wilayah kerjanya;
Universitas Sumatera Utara
2. Memberi dorongan dan saran-saran dalam rangka pengembangan perguruan tinggi swasta sesuai dengan kebijaksanaan yang
ditentukan oleh Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi; 3. Memberikan bantuan sarana dan tenaga kepada perguruan tinggi
swasta dalam rangka peningkatan kemampuan untuk mandiri; 4. Melaksanakan pengendalian teknis dan pengayoman kepada
perguruan tinggi swasta di wilayah kerjanya; 5. Melaksanakan tugas lain atas petunjuk Direktur Jenderal Pendidikan
Tinggi. Untuk dapat menjalankan tugas dan fungsinya, Kopertis Wilayah I
memiliki susunan organisasi. Bagan struktur organisasi Kopertis Wilayah I Medan dapat dilihat pada lampiran 15, sebagai berikut:
1 Koordinator Kopertis dalam melaksanakan tugasnya dibantu oleh Sekretariat Pelaksana Kopertis selanjutnya disebut Sekretaris
Pelaksana dan Kelompok Tenaga Fungsional; 2 Sekretariat Pelaksana adalah unit pelaksana teknis Direktorat
Jenderal Pendidikan Tinggi; 3 Sekretaris Pelaksana bertanggung jawab kepada Direktur Jenderal
Pendidikan Tinggi dan sehari-hari secara teknis operasional bertanggung jawab kepada Koordinator;
4 Sekretariat Pelaksana dipimpin oleh seorang Sekretaris; 5 Kelompok Tenaga Fungsional, secara teknis bertanggung jawab
kepada Koordinator dan secara adminisitratif berada dalam Koordinasi Sekrertariat Pelaksana.
Universitas Sumatera Utara
b. Sekretariat Pelaksana Sekretariat Pelaksana mempunyai tugas membantu Koordinator dalam
melaksanakan tugasnya serta memberikan pelayanan teknis administratif kepada semua unsur di lingkungan Kopertis yang
diselenggarakan dalam fungsi, yaitu: 1 Melaksanakan pengumpulan, pengolahan, dan mengadministrasikan
datainformasi tentang evaluasiakreditasi, kelembagaan, kemahasiswaan serta melaksanakan sistem informasipublikasi dan
kerjasama perguruan tinggi swasta; 2 Melaksanakan pengumpulan, pengolahan, dan mengadministrasikan
hasil kegiatan bimbingan penyelenggaraan Tri Dharma pada perguruan tinggi swasta;
3 Melaksanakan pengumpulan, pengolahan, dan mengadministrasikan bahan pertimbangan dalam rangka pemberianbantuan sarana dan
tenaga kepada perguruan tinggi swasta; 4 Membina penyelenggaraan urusan kepegawaian, keuangan, dan
urusan umum di lingkungan Kopertis. c. Bagian Administrasi Akreditasi dan Kelembagaan
Bagian Administrasi Akreditasi dan Kelembagaan mempunyai tugas menghimpun, mengolah, dan mengadministrasikan datainformasi
tentang evaluasiakreditasi dan kelembagaan perguruan tinggi swasta serta melaksanakan sistem informasipublikasi dan kerjasamayang
diselenggarakan dalam fungsi, yaitu:
Universitas Sumatera Utara
1 Menghimpun dan mengolah bahan serta mengadministrasikan datainformasi tentang evaluasi akreditasi di perguruan tinggi
swasta; 2 Menghimpun dan mengolah bahan serta mengadministrasikan
datainformasi tentang kelembagaan perguruan tinggi swasta; 3 Melaksanakan sistem informasipublikasi dan kerjasama dalam
rangka pembinaan perguruan tinggi swasta;menyiapkan bahan pertimbangan dalam rangka pemberian bantuan sarana dan tenaga
kepada perguruan tinggi swasta. d. Bagian Administrasi Ujian Negara dan Kemahasiswaan
Bagian Administrasi Ujian Negara dan Kemahasiswaan mempunyai tugas menghimpun dan mengadministrasikan datainformasi
kemahasiswaan serta bimbingan penyelenggaraan Tri Dharma pada perguruan tinggi swasta.
e. Bagian Tata Usaha Mempunyai tugas melaksanakan urusan kepegawaian, keuangan, dan
urusan umum di lingkungan Kopertis yang diselenggarakan dalam fungsi, yaitu :
1 Melakukan urusan kepegawaian; 2 Melakukan urusan keuangan;
3 Melakukan urusan surat menyurat, kearsipan, dan kerumahtanggaan. Berdasarkan data pada Pangkalan Data Pendidikan Tinggi PDPT
keadaan desember 2012, jumlah beban kerja dalam pelaksanaan pengawasan, pengendalian dan pembinaan Wasdalbin program Diploma, Sarjana, dan Pasca
Universitas Sumatera Utara
Sarjana adalah 359 perguruan tinggi swasta yang tersebar di provinsi Aceh dan provinsi Sumatera Utara. Sedangkan jumlah dosen pegawai negeri sipil PNS
dipekerjakan sebanyak 1.068 orang dan dosen tetap yayasan sebanyak 9.152 orang, yang tersebar di 1.277 program studi pada 40 universitas, 3 institut, 132
sekolah tinggi, 18 politeknik, dan 166 akademi.
4.1.2. Visi dan Misi Kopertis Wilayah I
Perguruan tinggi termasuk perguruan tinggi swastaPTS merupakan unsur strategis untuk menyediakan sumber daya yang memiliki daya saing untuk
mewujudkan pembangunan pendidikan nasional dalam menghadapi globalisasi yang semakin kompetitif. Oleh karena itu, Kopertis Wilayah I akan
mewujudkannya dengan menyelaraskan kebijakan dan program-program kegiatan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi sesuai dengan visi dan misinya.
Visi Kopertis Wilayah I adalah Menjadi Katalisator peningkatan Manajemen Penyelenggaraan Pendidikan Tinggi melalui kegiatan pengawasan,
pengendalian dan pembinaan Perguruan Tinggi Swasta di Kopertis Wilayah I Aceh dan Sumatera Utara.
Kopertis Wilayah I, dalam rangka mewujudkan visi tersebut, mengemban misi sebagai berikut:
1. Mendorong terlaksananya penyelenggaraan Pendidikan Tinggi pada Perguruan Tinggi Swasta yang sehat, otonom dan memiliki daya saing.
2. Meningkatkan kualitas Perguruan Tinggi Swasta di Wilayah I melalui pengawasan, pengendalian dan pembinaan penyelenggaraan kegiatan
Pendidikan Tinggi.
Universitas Sumatera Utara
3. Meningkatkan kualitas Perguruan Tinggi Swasta di Wilayah I melalui pembinaan penyelenggaraan kegiatan Pendidikan Tinggi.
4. Menumbuh kembangkan proses pengawasan, pengendalian dan pembinaan penyelenggaraan Pendidikan Tinggi PTS di Wilayah I.
4.1.3. Arah Kebijakan dan Strategi Kopertis Wilayah I
Arah kebijakan dan strategi pembangunan pendidikan nasional tahun 2010- 2014 khususnya bidang pendidikan tinggi adalah perluasan dan pemerataan akses
pendidikan bermutu, berdaya saing Internasional, berkesetaraan gender, dan relevan dengan kebutuhan bangsa dan negara. Arah kebijakan dan strategi tersebut
kemudian dijabarkan dalam Rencana Strategis Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi 2010-2014 yaitu :
1. Terbangunnya sistem pendidikan tinggi yang bermutu menjalankan tugas dan fungsinya secara efisien dan efektif;
2. Ketersediaan pendidikan tinggi Indonesia yang bermutu dan relevan dengan kebutuhan pembangunan nasional sehingga berkontribusi secara
nyata kepada peningkatan daya saing bangsa; 3. Keterjangkauan, kesetaraan, dan keterjaminan akses untuk menempuh
pendidikan tinggi; 4. Perguruan tinggi yang otonom dan akuntabel sejalan dengan Undang-
Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan nasional; 5. Interaksi perguruan tinggi dengan masyarakat yang mencerminkan
hubungan timbal balik yang selaras dan saling menguntungkan. Pengukuran sasaran tersebut di atas, ditentukan indikator kinerja
Universitas Sumatera Utara
performance indicator yang terukur untuk memudahkan manajemen untuk mencapainya dengan dukungan sumber daya yang tersedia.
4.2. Karakteristik Responden
Analisa Karakteristik pegawai Kopertis Wilayah I Medan merupakan pemaparan komposisi pegawai Kopertis Wilayah I Medan berdasarkan beberapa
karakteristik yang dimiliki. Analisa ini diperlukan untuk memberi gambaran yang lengkap mengenai responden penelitian ini. Karakteristik pegawai Kopertis
Wilayah I Medan pada penelitian ini meliputi jenis kelamin, masa kerja, tingkat pendidikan, Jabatan, dan usia. Di dalam penelitian ini dari 72 kuesioner yang
disebarkan, sebanyak tiga kuesioner tidak kembali dikarenakan pegawai tersebut memasuki masa persiapan pensiun dan empat kuesioner tidak lengkap
pengisiannya, sehingga hanya 65 kuesioner yang dapat dianalisis lebih lanjut.
4.2.1. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
Data karakteristik pegawai Kopertis Wilayah I Medan berdasarkan jenis kelamin terdapat padal Tabel 4.1.
Tabel 4.1. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin No
Jenis Kelamin Jumlah Orang
Persentase 1
Pria 45
69,2 2
Wanita 20
30,8 Jumlah
65 100
Sumber : Hasil Penelitian, 2012 Data diolah dari Lampiran 1 Dari data responden berdasarkan jenis kelamin dapat dilihat bahwa
pegawai Kopertis Wilayah I Medan lebih dominan adalah pria, yakni 69,2
Universitas Sumatera Utara
daripada wanita hanya sebesar 30,8 . Hal ini dikarenakan pada waktu perekrutan pegawai didominasi oleh pria.
4.2.2. Karakteristik Responden Berdasarkan Masa Kerja
Dari data responden berdasarkan masa kerja pada Tabel 4.2, dapat kita lihat bahwa pegawai Kopertis Wilayah I Medan sebagian masa kerjanya diantara
11 tahun – 15 tahun yakni sekitar 30,8 . Sedangkan yang terendah pada masa kerja
≥ 15 tahun, yakni sebesar 20 . Hal ini menunjukkan bahwa pegawai yang mempunyai masa kerja diatas 10 tahun, diharapkan dalam pengisian angket yang
telah diedarkan menjadi lebih bermakna karena pegawai yang dijadikan sampel sudah memiliki pengalaman kerja yang cukup, selain itu pegawai lebih
memahami persoalan-persoalan yang terjadi dilingkungan kerjanya. Tabel 4.2. Karakteristik Responden Berdasarkan Masa Kerja
No Masa Kerja Tahun
Jumlah Orang Persentase
1 1-5
14 21,5
2 6-10
18 27,7
3 11-15
20 30,8
4 15
13 20
Jumlah 65
100
Sumber : Hasil Penelitian, 2012 Data diolah dari Lampiran 1
4.2.3. Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan
Data karakteristik pegawai pegawai Kopertis Wilayah I Medan berdasarkan pendidikan terdapat pada Tabel 4.3.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.3. Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan No
Pendidikan Jumlah Orang
Persentase 1
SMA 22
33,8 2
D3 9
13,8 3
S1 24
36,9 4
S2 10
15,4 Jumlah
65 100
Sumber : Hasil Penelitian, 2012 Data Diolah dari Lampiran 1 Dari data responden berdasarkan tingkat pendidikan terlihat bahwa
pegawai Kopertis Wilayah I Medan sebagian besar berpendidikan S1, yakni sebesar 36,9 . Hal ini dikarenakan berdasarkan lama kerja, sebagian besar masa
kerja pegawai Kopertis Wilayah I Medan diantara 11 tahun – 15 tahun yang berarti pegawai Kopertis Wilayah I Medan fokus pada pekerjaannya, sehingga
jarang ada pegawai yang mau melanjutkan pendidikannya kejenjang yang lebih tinggi lagi.
4.2.4. Karakteristik Responden Berdasarkan Usia
Data karakteristik pegawai Kopertis Wilayah I Medan berdasarkan usia dapat dilihat pada Tabel 4.4.
Tabel 4.4. Karakteristik Responden Berdasarkan Usia No
Usia Tahun Jumlah Orang
Persentase 1
≤ 25 3
4,6 2
26-35 15
23,1 3
36-45 21
32,3 4
46-55 16
24,6 5
55 10
15,4 Jumlah
65 100
Sumber : Hasil Penelitian, 2012 Data Diolah dari Lampiran 1
Universitas Sumatera Utara
Dari data responden berdasarkan usia dapat dilihat bahwa pegawai Kopertis Wilayah I Medan yang lebih dominan adalah berusia 36 - 45 tahun. Hal
ini menunjukkan bahwa pada usia tersebut produktivitas kerja sedang pada tahap optimal sehingga kinerja pegawai diharapkan akan lebih baik.
4.2.5. Karakteristik Responden Berdasarkan Jabatan
Dari data responden berdasarkan jabatan pada Tabel 4.5, menunjukkan bahwa pegawai Kopertis Wilayah I Medan lebih dominan memiliki jabatan staf
sebesar 89,23 dari pada jabatan lainnya. Hal ini disebabkan karena pada umumnya pegawai tidak menginginkan jabatan dalam bekerja.
Tabel 4.5. Karakteristik Responden Berdasarkan Jabatan No
Jabatan Jumlah Orang
Persentase 1
Kepala bagian 2
3,07 2
Kepala sub bagian 5
7,7 3
Staf 58
89,23 Jumlah
65 100
Sumber : Hasil Penelitian, 2012 Data Diolah dari Lampiran 1
4.3. Analisa Statistik Deskriptif Penjelasan Responden atas Variabel Penelitian