18
Tujuannya : a.
Menanyakan ibu tentang penyakit – penyakit yang dialami.
b. Memberikan konseling untuk
KB secara dini Mochtar, 1998.
B. SECTIO CAESAREA 1. Definisi
Istilah Sectio Caesarea berasal dari perkataan latin caedera yang artinya memotong. Pengertian ini sering dijumpai dalam roman law lex
regia dan emporer’s law lex Caesare yaitu undang-undang yang menghendaki supaya janin dalam kandungan ibu-ibu yang meninggal harus
keluarkan dari dalam rahim Mochtar, 1998. Sectio Caesarea adalah suatu cara melahirkan janin dengan membuat sayatan
pada dinding uterus melalui dinding depan perut atau vagina. Muchtar, 1998.
Sectio Caesarea adalah suatu persalinan buatan dimana janin dilahirkan melalui insisi pada dinding perut dan dindina rahim dengan syarat
rahim dalam keadaan utuh serta berat janin di atas 500 gram Prawirohadjo, 2002.
2. Jenis-jenis Sectio Caesarea
19
a. Sectio Caesarea Transperitoneal 1. Sectio Caesarea Kkasik atau Korporal yaitu dengan melakukan
sayatan vertical sehingga memungkinkan ruangan yang lebih baik untuk jalan keluar bayi.
2. Sectio Caesarea Ismika atau Profunda yaitu dengan melakukan sayataninsisi melintang dari kiri kekanan pada segmen bawah
rahim dan diatas tulang kemaluan. b. Sectio Caesarea Ekstraperitoneal
Yaitu tanpa membuka peritoneum parietalis, dengan demikian tidak membuka kavum abdominal. Mochtar,1998
3. Indikasi
Menurut Prawiroharjo, 2002 Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal, indikasi Sectio Caesarea adalah :
a. Indikasi ibu 1. Disproporsi kepala panggulCPDFPD
2. Disfungsi Uterus 3. Distosia Jaringan Lunak
4. Plasenta Previa. b. Indikasi Anak
1. Janin besar 2. Gawat janin
3. Letak Lintang.
20
Adapun indikasi lain dari Sectio Caesarea menurut Sulaiman 1987 Buku Obstetri Operatif adalah :
a. Sectio sesarea ke III b. Tumor yang menhhalangi jalan lahir
c. Pada kehamilan setelah operasi vagina, misal vistel vesico d. Keadaan-keadaan dimana usaha untuk melahirkan anak pervaginam
gagal.
4. Komplikasi
a. Pada Ibu 1. Infeksi Puerperalisnifas bias terjadi dari infeksi ringan yaitu
kenaikan suhu beberapa hari saja, sedang yaitu kenaikan suhu lebih tinggi disertai dehidrasi dan perut sedikit kembung, berat yaitu
dengan peritonitis dan ileus paralitik. 2. Perdarahan akibat atonia uteri atau banyak pembuluh darah yang
terputus dan terluka pada saat operasi 3. Trauma kandung kemih akbat kandung kemih yang terpotong saat
melakukan sectio caesarea. 4. Resiko rupture uteri pada kehamilan berikutnya karena jika pernah
mengalami pembedahan pada didind rahim insisi yang dibuat menciptakan garis kelemahan yang sangat berisiko untuk rupture
pada persalinan berikutnya. b. Pada Bayi
21
1. Hipoksia 2. Depresi pernafasan
3. Sindrom gawat pernafasan 4. Truma persalinan
www.tutorialkuliah.blogspot.com2009 .
5. Penatalaksaan