Prosedur Penilaian Kelayakan UUPI

14 a. Tim penilai mengadakan pertemuan untuk membahas temuan ketidaksesuaian; b. Tim penilai melakukan analisa dan evaluasi temuan ketidaksesuaian serta membuat laporan hasil penilaian; c. Ketua tim penilai membuat laporan ringkas resume ketidaksesuaian yang memuat pernyataan singkat mengenai hasil yang ditemukan tim penilai.

3.1.6. Pertemuan Penutup

Closing Meeting a. Ketua Tim penilai memimpin pertemuan penutup antara tim penilai dan penanggung jawab UUPI; b. Ketua Tim menyampaikan hasil temuan ketidaksesuaian atau ringkasan hasil akhir penilaian kesimpulan; c. Tim penilai memberikan kesempatan kepada penanggungjawab UUPI untuk memberikan tanggapan terhadap temuan ketidaksesuian; d. Penanggung jawab UUPI menyampaikan rencana dan waktu tindakan perbaikan; e. Rencana perbaikan dan batas waktu penyelesaian harus disepakati antara penilai dengan penanggung jawab IKI.

3.1.7. Evaluasi Tindakan Perbaikan

Tim penilai melakukan evaluasi terhadap tindakan perbaikan yang telah dilakukan dan membuat laporan tindakan perbaikan sesuai form kepada Kepala Pusat Karantina Ikan.

3.2. Prosedur Penilaian Kelayakan UUPI

1. UUPI mengajukan permohonan kepada Unit Pelaksana Teknis BKIPM di wilayah tersebut. Permohonan yang diajukan harus dilengkapi dengan dokumen pendukung yang berupa Company Profile dan Prosedur SCKIB. Dokumen terdiri dari: a. Dokumen administratif Profile unit usaha budidaya  Struktur organisasi  Deskripsi perusahaan  Daftar Fasilitas  Denah ruang karantina b. Dokumen teknis  Alur proses SCKIB 15  Analisa bahaya  Prosedur kegiatan dan formulir Contoh terlampir 2. Petugas UPT BKIPM yang ditunjuk melalui SK Kepala UPT melakukan verifikasi terhadap persyaratan administrasi meliputi identifikasi kelengkapan dan keabsahan dokumen. 3. Apabila hasil verifikasi dokumen dianggap lengkap dan sah, maka Kepala UPT akan menugaskan tim yang terdiri dari 3 tiga orang PHPI petugas dari UPT tersebut, untuk melakukan peninjauan dan penilaian terhadap kelayakan sarana, prasarana dan proses dalam kegiatan di UUPI. 4. PHPIPetugas membuat laporan hasil penilaian secara tertulis dan melaporkan kepada Kepala UPT BKIPM dan ditembuskan kepada Kepala Pusat Karantina Ikan untuk dievaluasi. 5. Hasil akhir penilaian akan diberitahukan kepada pemilikpengelola UUPI melalui surat resmi yang dikeluarkan oleh Pusat Karantina Ikan. 6. Apabila hasil penilaian UUPI telah memenuhi persyaratan kelayakan, maka dilakukan penandatanganan Pakta Integritas antara pemilikpengelola UUPI dengan Kepala UPT BKIPM setempat dan diketahui Kepala Pusat, sebagai bentuk komitmen pemilik usaha tersebut dalam menerapkan SCKIB berbasis in- line inspection. 7. Apabila hasil penilaian tidak memenuhi persyaratan kelayakan, maka UUPI disarankan melakukan tindakan perbaikan sesuai standar yang sudah ditetapkan, dan apabila UUPI telah memenuhi persyaratan maka Ka.UPT BKIPM menerbitkan SK Kelayakan UUPI tersebut dan dilaporkan ke Puskari. 8. Badan Karantina Ikan menerbitkan Surat Keputusan Penetapan In-Line Inspection untuk UUPI tersebut yang ditandatangani oleh Ka.Puskari BKIPM. 9. Terhitung mulai tanggal penandatanganan Pakta Integritas, maka kepada UUPI tersebut dilakukan pemantauan HPIKHPI tertentu secara periodik oleh UPT BKIPM setempat, minimal 1 kali per bulan selama 6 bulan berturut-turut. 10. UPT BKIPM setempat wajib melaporkan ke Puskari hasil pemantauan di UUPI yang bersangkutan setiap bulan. 11. Apabila hasil pemantauan terhadap penerapan Biosecurity pengendalian HPIK HPI tertentu dalam 6 bulan berturut-turut tidak ditemukan, maka kepada UUPI tersebut diberikan Sertifikat Cara Karantina Ikan yang Baik SCKIB yang berlaku selama 1 satu tahun. 12. Minimal 1 kali dalam 6 bulan, terhitung mulai tanggal penandatangan Pakta Integritas, Puskari wajib melakukan evaluasi dan monitoring pelaksanaan 16 penerapan tindakan karantina ikan secara terintegrasi berbasis in-line inspection di UUPI tersebut. 13. UUPI yang telah dimonitor selama 6 bulan dan tidak ditemukan HPIKHPI tertentu akan memperoleh SCKIB. 14. Selama masa berlaku SCKIB, pemilik wajib menjaga konsistensi pelaksanaan SCKIB di UUPInya. 15. Selama masa berlakunya SCKIB, UPT melakukan surveilans HPIKHPI tertentu secara periodik untuk memonitor konsistensi dari penerapan SCKIB di UUPI . Proses penilaian kelayakan UUPI untuk mendapatkan SCKIB meliputi : persyarataan administrasi, sarana, prasarana dan proses dalam kegiatan di UUPI pembenihan, pembesaran, penampunganpengumpul ikan. Adapun penilaian kelayakan UUPI oleh UPT BKIPM meliputi : administrasi, persyaratan utama sarana, prasarana dan prosedur, dan pendukung ditambah dengan dokumen mutu. A. Persyaratan Administrasi a. Surat Permohonan b. Dokumen mutu c. Sertifikat pelatihan personel d. Lay out B. Persyaratan Utama B1. Sarana Bangunan 1. Sarana instalasi 2. Sarana sanitasi 3. Sumber air 4. Ruang ganti pakaian 5. Kamar mandi 6. Sarana pengasingan dan pengamatan 7. Sarana pemeriksaan 8. Sarana perlakuanpengobatan 9. Sarana pemusnahan B2. Prasarana 1. Lokasi 2. Pagar keliling 3. Pos penjagaan B3. Prosedur 1. SOP 17 2. Personel 3. Prosedur sanitasi dan desinfektan untuk personel 4. Prosedur sanitasi dan desinfektan untuk sarana C. Persyaratan pendukung 1. Ruang penyimpanan bahan kimiaobat 2. Ruang penyimpanan alat 3. Ruang penyimpanan pakan 4. Ruang genset 5. Ruang istirahat personel 6. Ruang makankantin 7. Toilet 8. Wastafel 9. Mess pegawai 10. Loading dock kendaraan bongkar muat menuju ruang instalasi karantina. BAB IV PENUTUP Petunjuk Teknis persyaratan dan prosedur penilaian di UUPI ini merupakan acuan dasar bagi Unit Pelaksana Teknis UPT BKIPM dalam melakukan prosedur penilaian kelayakan administrasi dan teknis di unit UUPI sesuai dengan persyaratan yang berlaku dalam rangka memperoleh Sertifikat Cara Karantina Ikan yang Baik SCKIB. 18 DAFTAR PUSTAKA Cameron, A. 2002. Survey toolbox for aquatic animal diseases: a practical manual and software package. ACIAR Monograph No 47. 375p. CEFAS. Central Enviroment Centre for Enviroment, Fisheries Aquaculture Science Kementerian Kelautan dan Perikanan, 2011. Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomer 11 tahun 2011 tentang Instalasi Karantina Ikan. Jakarta. 19 Offices des International des Epizooties. 2008. OIE Terrestrial Manual. Paris-French Sekretaris Negara, 1992. Undang – Undang Nomer 16 Tahun 1992 tentang Karantina Hewan, Ikan dan Tumbuhan. Jakarta Sekretaris Negara, 2002. Peraturan Pemerintah Nomer 15 Tahun 2002 tentang Karantina Ikan. Jakarta 20 LAMPIRAN 1. SK Kepala BKIPM tentang Petunjuk Teknis Penilaian Kelayakan Unit Usaha Pembenihan Ikan dalam Rangka Penerapan CKIB LAMAN : httpwww.bkipm.kkp.go.id , POS ELEKTRONIK : bkipmbkipm.kkp.go.id KEPUTUSAN KEPALA BADAN KARANTINA IKAN, PENGENDALIAN MUTU DAN KEAMANAN HASIL PERIKANAN NOMOR 227KEP-BKIPM2014 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PENILAIAN KELAYAKAN UNIT USAHA PEMBENIHAN IKAN DALAM RANGKA PENERAPAN CARA KARANTINA IKAN YANG BAIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN KARANTINA IKAN, PENGENDALIAN MUTU DAN KEAMANAN HASIL PERIKANAN Menimbang : a. Bahwa dalam rangka mencegah masuk dan tersebarnya hama dan penyakit ikan karantina sesuai dengan Undang-Undang nomor 16 Tahun 1992 tentang karantina hewan, ikan, dan tumbuhan; b. Bahwa dalam rangka memberikan jaminan kesehatan ikan terhadap media pembawa yang dilalulintaskan, Unit Usaha Pembenihan Ikan UUPI harus menerapkan Cara Karantina Ikan yang Baik CKIB; c. Bahwa untuk sertifikasi CKIB pada UUPI perlu dilakukan penilaian dan verifikasi terhadap persyaratan administrasi, sarana, prasarana, dan proses kegiatan dalam UUPI; d. Bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, b, dan c tersebut diatas, perlu disusun dan ditetapkan dengan keputusan Kepala Badan Karantina Ikan, Pengendalian Mutu, dan Keamanan Hasil Perikanan tentang Petunjuk Teknis penilaian kelayakan UUPI dalam rangka CKIB. KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN BADAN KARANTINA IKAN, PENGENDALIAN MUTU DAN KEAMANAN HASIL PERIKANAN JALAN MEDAN MERDEKA TIMUR NO. 16 JAKARTA 10110, KOTAK POS 4130 JKP 10041 TELEPON 021 3519070 LACAK, FAKSIMILE 021 35113282 21 Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 16 tahun 1992 tentang Karantina Hewan, Ikan dan Tumbuhan Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1992 Nomor 56, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3482; 2. Peraturan Pemerintah Nomor 15 tahun 2002 tentang Karantina Ikan Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2002 Nomor 36, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4197; 3. Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor PER.03MEN2005 tentang Tindakan Karantina Ikan oleh pihak ke tiga. 4. Keputusan Kepala Badan Karantina Ikan, Pengendalian Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan Nomor. Kep. 460BKIPMXII2011 tentang Petunjuk Teknis Teknis Tindakan Karantina Ikan Secara Terintegrasi Berbasis In Line Inspection di Unit Pembenihan, Pembesaran dan Penampungan Pengumpul Ikan. 5. Keputusan Kepala Badan Karantina Ikan, Pengendalian Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan Nomor. 62KEP-BKIPM2014 tentang Petunjuk Teknis Penyusunan Dokumen Mutu Cara Karantina Ikan yang Baik MEMUTUSKAN : Menetapkan : KEPUTUSAN KEPALA BADAN KARANTINA IKAN, PENGENDALIAN MUTU DAN KEAMANAN HASIL PERIKANAN TENTANG PETUNJUK TEKNIS PENILAIAN KELAYAKAN UNIT USAHA PEMBENIHAN IKAN DALAM RANGKA PENERAPAN CARA KARANTINA IKAN YANG BAIK. KESATU : Menetapkan Petunjuk Teknis Penilaian Kelayakan Unit Usaha Pembenihan Ikan dalam Rangka Cara Karantina Ikan yang Baik, sebagaimana tercantum dalam lampiran Surat Keputusan ini. KEDUA : Petunjuk Teknis Penilaian Kelayakan Unit Usaha Pembenihan Ikan dalam Rangka Cara Karantina Ikan yang Baik ini wajib digunakan sebagai dasar bagi pejabat fungsional pengendali hama dan penyakit karantina atau inspektur karantina yang akan melakukan penilaian kelayakan pada UUPI yang akan disertifikasi CKIB. KETIGA : Biaya yang timbul sebagai akibat ditetapkannya keputusan ini dibebankan kepada anggaran BKIPM. 22 KEEMPAT : Keputusan Kepala Badan ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan. Le m

ba r

Pe ng es ah an Salinan sesuai dengan aslinya Kepala Bagian Kepegawaian Hukum dan Organisasi, Sugiman Ditetapkan di Jakarta pada tanggal 14 November 2014 KEPALA BADAN KARANTINA IKAN, PENGENDALIAN MUTU DAN KEAMANAN HASIL PERIKANAN, ttd. NARMOKO PRASMADJI 23 LAMPIRAN 2. Kuesioner Penilaian UUPI Milik Perorangan atau Badan Hukum PENILAIAN UNIT USAHA PEMBUDIDAYAAN IKAN UUPI MILIK PERORANGAN ATAU BADAN HUKUM PUSAT KARANTINA IKAN Nama Perusahaan Nama Pemilik Penanggung jawab Alamat Kantor Pusat beserta nomor Telepon dan Fax Alamat UUPI beserta nomor Telepon dan Fax Komoditas Jenis kegiatan Pembenihanpembesaransupplier Kapasitas Daya Tampung Tanggal pelaksanaan Lingkup UPT 24 A PERSYARATAN ADMINISTRASI NILAI NILAI OLEH TIM PENILAI PENJELASAN KETERANGAN

1. Dokumen surat ijin usaha perikanan

1. Tidak ada ada tetapi sudah kadaluarsa atau tidak sesuai peruntukannya 2. Ada dan masih berlaku, tetapi tidak bisa menunjukkan aslinya 3. Ada dan masih berlaku sesuai peruntukannya dan dapat menunjukkan aslinya 3 5 Critical Control Point Surat ijin usaha bidang perikanan atau surat ijin lainnya yang relevan dengan usaha bidang perikanan. 2 Status penggunaan UUPI: 1. Sewa secara bersama dalam 1 satu unit produksi 2. Sewa unit produksi hanya dipergunakan sendiri 3. Milik sendiri dan digunakan sendiri tidak bersamaan dengan unit produksi yang lain 1 3 5

3. Profil perusahaan

1. Tidak ada 2. Ada tetapi tidak lengkap informasinya 3. Ada dan informasinya lengkap 1 3 Diisi pada saat verifikasi di lapangan

4. Struktur organisasi

1. Mempunyai penanggung jawab instalasi 2. Mempunyai penanggung jawab instalasi dan petugas kegiatan operasional 3. Mempunyai penanggung jawab instalasi, 1 3 5 25 petugas kegiatan operasional instalasi, petugas rekaman

5. Laporan Audit

1. Audit hanya dilakukan terhadap persyaratan administrasi 2. Audit terhadap media pembawa yang masuk sampai dengan keluar sesuai dengan alur proses

3. Audit terhadap kesesuaian tindakan,

sarana dan fasilitas sesuai standar Otoritas Kompeten BKIPM : Karantina Ikan 1 3 5 Audit internal dan eksternal

B. PERSYARATAN UTAMA

B.1 SARANA 1 Untuk unit usaha pembudidayaan ikan UUPI pembenihan pembesaran supplier apakah dilengkapi dengan : a. Sarana dan fasilitas pembenihan : 1. Tidak ada 2. Ada tetapi tidak sesuai dengan standar 3. Ada dan sesuai dengan standar b. Sarana dan fasilitas pembesaran: 1. Tidak ada 2. Ada tetapi tidak sesuai dengan standar 3. Ada dan sesuai dengan standar 1 3 1 3 Pilih sesuai dengan kegiatan yang dilakukan UUPI establishment supplier adalah penyedia ikan ke konsumen eksportir pembudidaya industri perikanan yang memiliki fasilitas 26 c. Sarana dan fasilitas supplier : 1. Tidak ada 2. Ada tetapi tidak sesuai dengan standar 3. Ada dan sesuai dengan standar 1 3 sarana dan prasarana untuk penampungan dan transportasi sesuai dengan peruntukannya 2 Unit usaha pembudidaya ikan UUPI pembenihan pembesaran supplier dilengkapi dengan sarana dan fasilitas : penerimaan seleksi, karantina pengasinganpengamatan dan perlakuan : 1. Sarana dan fasilitas pembenihan : a. Tidak Ada b. Ada, tetapi tidak lengkap c. Ada dan lengkap 2. Sarana dan fasilitas pembesaran : a. Tidak Ada b. Ada, tetapi tidak lengkap c. Ada dan lengkap 3. Sarana dan fasilitas supplier : a. Tidak Ada b. Ada, tetapi tidak lengkap c. Ada dan lengkap 1 3 1 3 1 3 27

3. Bangunan

a. Konstruksi dan bangunan instalasi : 1. Permanen dan mempunyai penerangan yang cukup, instalasi didesain khusus mencegah serangga dan tikus masuk, lantai dan dinding tidak mudah dibersihkan 2. Permanen dan mempunyai penerangan yang cukup, instalasi didesain khusus mencegah serangga dan tikus masuk, lantai dan dinding mudah dibersihkan 3. Permanen dan mempunyai penerangan yang cukup, instalasi didesain khusus mencegah serangga dan tikus masuk, lantai dan dinding mudah dibersihkan, harus dapat dikunci terkendali 1 3 5 Permanen yang dimaksud tidak dapat dipindah pindahkan menetap di satu tempat b. Kondisi bak : 1. Ada jarak antara deret grup bak untuk akses pemeriksaan 2. Ada jarak antara deret grup bak untuk akses dan adanya identitas yang permanen 3. Ada jarak antara deret grup bak untuk akses pemeriksaan, adanya identitas yang permanen dan setiap bak ada penutup pembatas khusus 1 3 5 Fungsi penutup pembatas adalah untuk menghindari percikan air antar bak sumber kontaminasi silang 28

4. Sarana alatsanitasi dan desinfeksi untuk

kendaraan 1. Tidak ada Ada, tetapi tidak berfungsi 2. Ada tetapi tidak sesuai kebutuhan 3. Ada sesuai kebutuhan dan berfungsi 3 5 Critical Control Point

5. Sarana

sanitasi dan desinfeksi untuk Personil dan Tamu 1. Tidak ada Ada, tetapi tidak berfungsi 2. Ada tetapi tidak sesuai kebutuhan 3. Ada sesuai kebutuhan dan berfungsi 3 5 Critical Control Point

6. Sumber air :

1. Air sungaiperairan umum yang tidak bersih tanpa proses pengendapan treatment apapun 2. Air tanah perairan umum yang bersih dan layak tanpa proses pengendapan 3. Air tanah perairan umum sumber lain yang layak dan melalui proses pengendapan 4. Air tanah perairan umum sumber lain yang layak dan disterilisasi melalui proses perlakuan dan tersertifikasi kualitasnya 1 3 5 Critical Control Point

7. Ruang Ganti Pakaian

1. Tidak ada 2. Ada, tetapi tidak ada sarana loker 3. Ada, tetapi sarana loker bercampur 1 3 29 antara pakaian kerja dan pakaian pribadi. 4. Ada, dilengkapi dengan sarana loker yang terpisah antara pakaian kerja dan pakaian pribadi 5

8. Shower kamar mandi

1. Tidak ada ada tetapi tidak berfungsi 2. Ada, tetapi tidak dilengkapi dengan sabun antiseptik 3. Ada, dan dilengkapi dengan sabun antiseptik 1 3

9. Sarana Pengasingan dan Pengamatan

1. Tidak tersedia sarana Pengasingan dan Pengamatan 2. Tersedia sarana Pengasingan dan Pengamatan tetapi tidak sesuai kapasitas dan peruntukannya 3. Tersedia dan sesuai dengan kapasitas dan peruntukannya 3 5 Critical Control Point

10. Sarana Pemeriksaan

1. Tidak tersedia sarana pemeriksaan 2. Tersedia sarana pemeriksaan kualitas air dan makroskopis yang kurang lengkap. 3. Tersedia sarana pemeriksaan kualitas air, makroskopis dan mikroskopis yang lengkap 3 5 30

11. Sarana Perlakuan Pengobatan

1. Tidak tersedia sarana perlakuanpengobatan 2. Tersedia sarana perlakuanpengobatan yang kurang lengkap. 3. Tersedia sarana perlakuanpengobatan yang lengkap 3 5 Critical Control Point - CCP berlaku untuk persyaratan negara tujuan yang mempersyaratkan treatment sebelum pengiriman - Untuk negara yang tidak mempersyaratkan, maka sarana perlakuan bukan merupakan CCP 12 Sistem Drainase 1. Tidak memiliki Sistem drainase 2. Sistem drainase unit IKI bercampur bersama dengan unit lainnya 3. Sistem drainase unit IKI bersifat mandiri. 1 3

13. Sarana Pengolahan Limbah

1. Tidak tersedia sarana pengolahan limbah 2. Tersedia sarana pengolahan limbah yang kurang lengkap hanya bak peresapan 3. Tersedia sarana pengolahan limbah yang lengkap ada treatment limbah sebelum ditampung di bak peresapan dan bak kontrol. 3 5 Critical Control Point 31

14. Sarana pemusnahan

1. Tidak ada sarana pemusnahan pembakaran atau ada tetapi tidak berfungsi 2. Ada, dan berfungsi, tetapi tidak sesuai kapasitas 3. Ada, berfungsi dan sesuai kapasitas 3 5 Critical Control Point B.2 PRASARANA 1. Lokasi a. Lokasi UUPI : 1. Berada daerah banjir 2. Tidak di daerah banjir dan lokasi berjarak 2 - 5 km dari unit budidaya dan perairan umum 3. Tidak di daerah banjir dan lokasi berjarak lebih dari 5 km dari unit budidaya dan perairan umum 3 5 Critical Control Point b. Akses ke dalam area UUPI: 1. Setiap orang bisa masuk secara bebas 2. Hanya petugas dan orang-orang yang berkepentingan yang diijinkan masuk tapi tidak ada tercatat pada buku logbook bukan petugas 3. Hanya petugas dan orang-orang yang berkepentingan yang diijinkan dengan pengaturan dan mengisi logbook khusus 3 5 32 c. Kondisi jalan menuju UUPI : 1. Buruk tanah rumput perairan 2. Kurang baik pasir batu 3. Baik aspal beton 1 2 3 d. Akses masuk ke lokasi UUPI : 1. Hanya Dapat dilalui kendaraan roda 2 2. Dapat dilalui kendaraan roda 4 3. Dapat dilalui kendaraan lebih dari roda 4 3 5

2. Pagar Keliling

1. Tidak ada pagar keliling 2. Ada pagar keliling dan pintu gerbang 3. Ada pagar keliling dan pintu gerbang dilengkapi dengan portal 1 3

3. Pos Penjagaan

1. Tidak ada 2. Ada 3. Ada dilengkapi dengan alat komunikasi tetapi tidak ada CCTV 4. Ada, dilengkapi dengan alat komunikasi dan CCTV 1 3 5 B.3 SISTEM PENGENDALIAN HPIK HPI TERTENTU 33

1. Dokumen Mutu

a. Panduan Mutu