II. Pendahuluan
Kedelai Glycine max L. Merr. merupakan salah satu komoditas
pertanian yang penting dan potensial. Kacang-kacangan seperti kedelai dapat menyumbang banyak protein dan zat gizi bagi masyarakat di Negara
maju dan Negara berkembang. Kedelai sebagai tanaman palawija diperlukan oleh masyarakat dalam upaya pemenuhan akan protein nabati. Kedelai
merupakan salah satu sumber protein nabati yang murah dan mudah dikembangkan. Gizi yang terkandung pada kedelai cukup lengkap, yaitu
mengandung protein sekitar 40 dan penghasil minyak bebas kolesterol sebesar 20, juga kaya akan kandungan asam amino, vitamin, mineral dan
lemak Govindarao, 2010. Minyak kedelai juga digunakan sebagai bahan mentah pada industri antibiotik, cat, pernis, perekat, pelumas, dan lain-lain.
Perkembangan manfaat kedelai selain sebagai sumber protein nabati, makanan berbahan kedelai dapat dipakai juga sebagai penurun kolesterol
darah yang dapat mencegah penyakit jantung. Senyawa isoflavon yang terdapat pada kedelai ternyata berfungsi sebagai antioksidan Ginting
Antarlina, 2009. Antioksidan pada kedelai dapat mencegah penyakit kanker Banaszkiewicz, 2011. Oleh karena itu, ke depan proyeksi kebutuhan
kedelai akan meningkat seiring dengan kesadaran masyarakat tentang makanan sehat.
Produk olahan kedelai, seperti tempe, tahu, kecap, tauco, susu kedelai, dan taoge merupakan menu penting dalam pola konsumsi sebagian
besar masyarakat Indonesia, terutama sebagai sumber protein yang relatif murah harganya. Menurut data FAO, pada tahun 2009 tingkat konsumsi
kedelai Indonesia sebesar 1 kgkapitatahun. Sedangkan b erdasarkan data
BPS dan Angka Ramalan I ARAM I tahun 2012, produksi kedelai 2011 sebesar 851,29 ribu ton biji kering atau mengalami penurunan sebesar
55,74 ribu ton 6,15 persen dibandingkan 2010. Tahun 2012 ARAM I diperkirakan sebesar 779,74 ribu ton biji kering atau turun sebesar 71,55
ribu ton 8,40 persen dibandingkan 2011. Penurunan produksi tersebut terjadi karena adanya perkiraan penurunan luas panen seluas 55,56 ribu
hektar 8,93 persen, sedangkan produktivitas mengalami kenaikan sebesar 0,08 kuintalhektar 0,58 persen.
Untuk memenuhi kebutuhan tersebut diperlukan impor kedelai sekitar 1,3 juta ttahun FAOSTAT, 2012.
239
Upaya peningkatan produksi dan menekan laju impor kedelai adalah melalui strategi peningkatan produktivitas, perluasan areal tanam,
peningkatan efisiensi produksi, penguatan kelembagaan petani, peningkatan kualitas produk, peningkatan nilai tambah, perbaikan akses
pasar, perbaikan sistem permodalan, pengembangan infra struktur, serta pengaturan tataniaga dan insentif usaha Simatupang dkk., 2005. Selain
itu, diperlukan perbaikan genetik tanaman yang dikelompokkan pada perbaikan cekaman biotik, cekaman abiotik, alterasi morfologi maupun
fisiologi tanaman serta kualitas dan kuantitas hasil tanaman. Untuk mendukung upaya peningkatan produksi dan produktivitas
kedelai tidak hanya perluasan wilayah tanam, tetapi juga penggunaan varietas unggul. Varietas unggul merupakan salah satu syarat penting
dalam mencapai peningkatan produksi kedelai. Disamping itu, varietas unggul sangat menentukan tingkat produktivitas tanaman dan merupakan
komponen teknologi yang relatif mudah diadopsi petani [ CITATION Sub08 \l 1057 ]. Varietas kedelai unggul adalah yang berdaya hasil tinggi serta
beradaptasi luas. Untuk mendapatkan varietas unggul salah satunya melalui perakitan varietas baru.
Perbaikan dan peningkatan kualitas dan kuantitas biji juga dirasa perlu mengingat pentingnya kandungan gizi dari biji kedelai. Perbaikan
kualitas pada biji kedelai di Indonesia dapat diarahkan pada kualitas fisik dan kimiawi. Dengan perbaikan kualitas dan kuantitas biji ini juga dapat
mendukung perakitan varietas unggul baru, sehingga varietas unggul baru yang dihasilkan sesuai dengan preferensi konsumen dan industri.
Salah satu kendala peningkatan produksi kedelai adalah tidak tersedianya benih kedelai yang bermutu tinggi setiap saat, sehingga masih
banyak petani yang menggunakan benih dengan kualitas rendah. Secara nasional penggunaan benih kedelai bersertifikat masih rendah. Terjaminnya
tersedianya benih bermutu tinggi setiap musim tanam dapat ditempuh melalui teknologi produksi benih dan teknologi penyimpanan benih yang
tepat. Selain itu aplikasi teknik budidaya tanaman belum dilakukan secara
utuh. Teknik pengolahan lahan, pemberian pupuk berimbang, tersedianya air secara cukup dan pengendalian hama penyakit secara terpadu
merupakan pendukung tercapainya potensi hasil suatu kultivar unggul.
240
Dengan demikian pencapaian produksi kedelai Indonesia dapat segera tercapai, sehingga dapat mengurangi impor kedelai.
Penelitian ini dalam jangka pendek bertujuan untuk melakukan beberapa uji dan kajian berbagai teknologi dari berbagai disiplin ilmu dan
mendaftarkan galur-galur baru terseleksi untuk proses pelepasan varietas tanaman dan HKI PVT. Dalam jangka panjang bertujuan untuk mendukung
program pemerintah mengupayakan swasembada kedelai tahun 2015 dan menyediakan kedelai varietas baru berdaya hasil tinggi dan sesuai dengan
preferensi konsumen dan industri yang tahan cekaman biotik maupun abiotik.
241
III. Studi Literatur I.1