4
4. LANDASAN HUKUM RUKN
Penyusunan RUKN ini berdasarkan Undang-Undang Nomor 15 Tahun 1985 tentang Ketenagalistrikan dan Pasal 2 ayat 2 Peraturan Pemerintah Nomor 10
Tahun 1989 tentang Penyediaan dan Pemanfaatan Tenaga Listrik sebagaimana telah dua kali diubah terakhir dengan Peraturan Pemerintah
Nomor 26 Tahun 2006 yang mengamanatkan bahwa Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral menetapkan Rencana Umum Ketenagalistrikan Nasional
secara menyeluruh dan terpadu.
5
BAB II KEBIJAKAN SEKTOR KETENAGALISTRIKAN NASIONAL
1. PERKEMBANGAN KEBIJAKAN SEKTOR TENAGA LISTRIK
Selama tiga dasawarsa terakhir, penyediaan tenaga listrik dilakukan oleh PT PLN Persero sebagai Pemegang Kuasa Usaha Ketenagalistrikan
PKUK. Permintaan listrik yang tinggi dalam kurun waktu tersebut tidak sepenuhnya mampu dipenuhi oleh PKUK, sehingga partisipasi dari pelaku-
pelaku lain seperti koperasi, swasta dan industri sangat diperlukan untuk membangkitkan tenaga listrik baik untuk kepentingan sendiri maupun untuk
kepentingan umum. Terbitnya Keputusan Presiden Nomor 37 Tahun 1992 tentang Usaha Penyediaan Tenaga Listrik oleh Swasta, membuka jalan bagi
usaha ketenagalistrikan untuk kepentingan umum skala besar, baik bagi proyek yang direncanakan oleh Pemerintah maupun melalui partisipasi
swasta. Akibat krisis ekonomi yang menerpa Indonesia pada pertengahan tahun
1997, kemampuan Pemerintah dan swasta untuk mendanai proyek-proyek termasuk proyek kelistrikan sangat rendah, sehingga Pemerintah menerbitkan
Keputusan Presiden Nomor 39 Tahun 1997 tentang Penangguhan Pengkajian Kembali Proyek Pemerintah, Badan Usaha Milik Negara, dan
Swasta yang berkaitan dengan PemerintahBadan Usaha Milik Negara, maka proyek-proyek yang telah direncanakan oleh PemerintahBadan Usaha Milik
Negara maupun proyek yang diusulkan oleh swasta ditangguhkan atau dikaji kembali. Sejalan dengan makin membaiknya perekonomian Indonesia, maka
kebutuhan listrik kembali meningkat, sehingga pemerintah menerbitkan Keputusan Presiden Nomor 15 Tahun 2002 tentang Pencabutan Keputusan
Presiden Nomor 39 Tahun 1997 tentang PenangguhanPengkajian Kembali Proyek Pemerintah, Badan Usaha Milik Negara, dan swasta yang berkaitan
dengan PemerintahBadan Usaha Milik Negara, maka proyek 26
Independent Power Producer
IPP yang ditunda telah selesai dinegosiasi ulang. Pada tahun 2002 telah diterbitkan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2002
tentang Ketenagalistrikan. Undang-undang tersebut mengatur penyelenggaraan usaha ketenagalistrikan menurut fungsi usaha. Penyediaan tenaga listrik perlu
diselenggarakan secara efisien melalui kompetisi dan transparansi dalam iklim usaha yang sehat dengan pengaturan yang memberikan perlakuan yang sama
kepada semua pelaku usaha dan memberi manfaat yang adil dan merata kepada semua konsumen. Namun Keputusan Mahkamah Konstitusi tanggal 15
Desember 2004 menetapkan Undang-Undang tersebut dibatalkan dan memberlakukan kembali Undang-Undang Nomor 15 Tahun 1985 tentang
Ketenagalistrikan. Dengan demikian maka usaha penyediaan tenaga listrik untuk umum diselenggarakan oleh PKUK dan Pemegang Izin Usaha
Ketenagalistrikan.