Proyeksi Kilas Balik Backcasting Jumlah dan Laju Pertumbuhan Penduduk

21 P r o y e k s i P e n d u d u k I n d o n e s i a 2 0 1 0 - 2 0 3 5

2.6. Proyeksi Kilas Balik Backcasting

Selain proyeksi ke depan, dirasa perlu juga untuk melakukan proyeksi ke belakang. Jumlah penduduk ke belakang dibutuhkan untuk mendapatkan gambaran terbaru mengenai jumlah penduduk sejak tahun 2000-2010 dengan menggunakan data jumlah penduduk yang didapatkan dari hasil SP2010 yang disesuaikan ke bulan Juni 2010. Berikut adalah tahapan langkah yang dilakukan dalam melakukan proyeksi kilas balik: a. Menghitung rata-rata Laju Pertumbuhan Pendududuk LPP tahunan dengan metode geometrik dari tahun 2000-2010 untuk nasional dan provinsi berdasarkan data hasil SP2000 dan SP2010 dengan rumus: dimana: P t = Jumlah penduduk pada tahun t 2010 P = Jumlah penduduk pada tahun dasar 2000 r = Laju pertumbuhan penduduk t = Periode waktu antara tahun dasar dan tahun t Khusus untuk Provinsi Aceh, LPP tahunan dipisah menjadi dua bagian, yaitu LPP tahunan antara tahun 2000-2005 dan LPP tahunan antara tahun 2005-2010 yang dihitung berdasarkan hasil SPAN2005 dan SP2010. b. Mengestimasi jumlah penduduk tahun 2001-2009 berdasarkan LPP yang sudah terbentuk dengan menggunakan metode geometrik, dengan rumus: dimana: P t = Jumlah penduduk pada tahun t P = Jumlah penduduk pada tahun dasar r = Laju pertumbuhan penduduk t = Periode waktu antara tahun dasar dan tahun t P r o y e k s i P e n d u d u k I n d o n e s i a 2 0 1 0 - 2 0 3 5 23 P r o y e k s i P e n d u d u k I n d o n e s i a 2 0 1 0 - 2 0 3 5

3.1. Jumlah dan Laju Pertumbuhan Penduduk

Hasil proyeksi menunjukkan bahwa jumlah penduduk Indonesia selama dua puluh lima tahun mendatang terus meningkat yaitu dari 238,5 juta pada tahun 2010 menjadi 305,6 juta pada tahun 2035 Tabel 3.1. Walaupun demikian, pertumbuhan rata-rata per tahun penduduk Indonesia selama periode 2010-2035 menunjukkan kecenderungan terus menurun. Dalam periode 2010-2015 dan 2030-2035 laju pertumbuhan penduduk turun dari 1,38 persen menjadi 0,62 persen per tahun Tabel 3.2. Turunnya laju pertumbuhan ini ditentukan oleh turunnya tingkat kelahiran dan kematian. Tingkat penurunan karena kelahiran lebih cepat daripada tingkat penurunan karena kematian. Angka Kelahiran Kasar Crude Birth RateCBR turun dari sekitar 21,0 per 1000 penduduk pada awal proyeksi menjadi 14,0 per 1000 penduduk pada akhir periode proyeksi, sedangkan Angka Kematian Kasar Crude Dead RateCDR naik dari 6,4 per 1000 penduduk menjadi 8,8 per 1000 penduduk dalam kurun waktu yang sama. Salah satu ciri penduduk Indonesia adalah persebaran antar pulau dan provinsi yang tidak merata. Sejak tahun 1930, sebagian besar penduduk Indonesia tinggal di Pulau Jawa, padahal luas pulau itu kurang dari tujuh persen dari luas total wilayah daratan Indonesia. Namun, secara perlahan persentase penduduk Indonesia yang tinggal di Pulau Jawa terus menurun dari sekitar 57,4 persen pada tahun 2010 menjadi 54,7 persen pada tahun 2035. Sebaliknya persentase penduduk yang tinggal di pulau-pulau lain meningkat, seperti, Pulau Sumatera naik dari 21,3 persen menjadi 22,4 persen, Kalimantan naik dari 5,8 persen menjadi 6,6 persen pada periode yang sama. Selain pertumbuhan alami di pulau-pulau tersebut memang lebih tinggi dari pertumbuhan alami di Jawa, faktor arus perpindahan yang mulai menyebar ke pulau-pulau tersebut juga menentukan distribusi dan komposisi penduduk.

BAB III HASIL PERHITUNGAN