akan lebih senang menabung dari pada memutarkan uangnya pada sektor-sektor yang dinilai produktif. Sebaliknya, jika tingkat suku bunga terlalu rendah, JUB di
masyarakat akan bertambah karena orang lebih senang memutarkan uangnya pada sektor-sektor yang dinilai produktif.
Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Jaka Sriyana 2001 yang berjudul “Dampak Ekspansi Fiskal Terhadap Inflasi”. Penelitian ini
menelaah bagaimana dampak kebijakan fiskal terhadap inflasi, yang menyatakan bahwa jumlah uang beredar berpengaruh secara signifikan terhadap laju pertumbuhan
inflasi. Penelitian juga mendukung penelitian yang dilakukan oleh TB. Rully Ferdian 2001, Studi yang berjudul ”Independensi Bank Indonesia Dalam Mengendalikan
Inflasi, yang menyatakan bahwa pengendalian jumlah uang beredar dan atau suku bunga akan mempengaruhi laju inflasi.
b. Koefisien PDB b
2
PDB X
2
tidak signifikan terhadap inflasi, hal ini karena dalam periode 1998 – 1999 ekspektasi masyarakat sangat tinggi dan mengakibatkan kenaikan jumlah uang
beredar. Besarnya produk domestik bruto dinyatakan dalam satuan uang namun nilai satuan berubah sepanjang waktu. Perubahan nilai produksi total dipengaruhi kuantitas
output yang diproduksi maupun tingkat harga. Nilai produk domestik bruto tidak dipengaruhi oleh harga barang-barang. Nilai-nilai produk domestik bruto penting
karena mencerminkan pertumbuhan output atau produksi yang sesungguhnya terjadi. Besarnya produk domestik bruto tidak mencerminkan pertumbuhan output yang
sesungguhnya bila terjadi perubahan tingkat harga secara umum maka efeknya akan menaikkan besarnya produk domestik bruto meskipun sebenarnya tidak terjadi
kenaikan output atau produksi.
c. Koefisien Tingkat Suku Bunga b
3
Tingkat Suku Bunga X
3
mempunyai pengaruh yang negatif dan signifikan terhadap Inflasi, dengan koefisien regresi sebesar 0.709 yang artinya apabila tingkat
suku bunga meningkat sebesar 1 , maka Inflasi akan menurun sebesar 70.9 dengan asumsi bahwa variabel Jumlah uang beredar, PDB, dan Kurs dalam kondisi
umlah uangberedar akan bertambah konstan. Berarti bahwa antara tingkat suku bunga dan Inflasi menunjukkan hubungan yang berbanding terbalik. Bank Sentral dapat
membuat perubahan ke atas jumlah uang beredar dengan cara melakukan jual beli surat-surat berharga. Bentuk langkah yang akan dijalani tergantung pada masalah
ekonomi yang dihadapi. Pada waktu perekonomian mengalami resesi, untuk mendorong perkembangan kegiatan perekonomian maka jumlah uang beredar perlu
ditambah. Bank Sentral dapat menciptakan keadaan seperti itu dengan membeli surat- surat berharga, dengan itu jumlah uang beredar akan bertambah karena apabila Bank
Sentral melakukan pembayaran atas pembeliannya itu cadangan yang ada pada Bank- bank umum telah menjadi bertambah tinggi. Dengan danya kelebihan cadangan
tersebut mereka dapat memberikan pinjaman yang lebih banyak. Begitu pula sebaliknya apabila terjadi inflasi maka untuk mengurangi kegiatan ekonomi yang
berlebih-lebihan,jumlah uang berdar harus dikurangi. Tujuan ini dapat dicapai oleh
Bank Sentral dengan membeli surat-surat berharga , karena dengan penjualan itu tabungan giral masyarakat dan cadangan yang dipegang bank-bank umum akan
berkurang.
d. Koefisien Kurs Valuta Asing b