Konsultan Nasional Pengembangan Program - Transisi KNPPT 1
PENGEMBANGAN WILAYAH DESA
Yuni Pranoto
I. Pendahuluan
Diundangkannya UU No.62014 dan perangkat peraturan turunan atau yang terkait memberikan ruang yang besar bagi Desa dalam menentukan pilihan-pilihan
kebijakan dan kegiatan dengan muara akhir peningkatan kesejahteraan masyarakat Desa.
Dengan semangat dari Desa membangun Indonesia atau membangun Indonesia dari pinggiran maka seharusnya Desa menjadi lebih hiruk pikuk dengan kegiatan
pembangunan. Pilihan kebijakan dan kegiatan pembangunan di Desa bisa terbatas pada lingkup
Desa bersangkutan itu sendiri maupun diarahkan berupa kegiatan kerjasama dengan Desa lainnya. Perwujudan Desa mandiri dengan segala pertimbangannya
dalam pengertian membebaskan Desa dari ketergantungan pemenuhan kebutuhannya dari Desa lainnya, bisa dilaksanakan di dalam lingkup Desa itu
sendiri. Pada pilihan lain, baik karena pertimbangan keterkaitan maupun ketergantungan dengan Desa lain, kerjasama antar Desa menjadi pilihan strategis.
Pilihan manapun yang akan diambil, semua didasarkan pada perlunya mendapatkan hasil yang optimal dari kegiatan pembangunan dengan pemanfaatan potensi-potensi
Desa. UU No.62014, Permendagri No. 1142014 maupun Permendesa No. 52015
menegaskan pemberian hak kepada masyarakat Desa untuk terlibat aktif sejak perencanaan,
pelaksanaan, pengawasan
dan pemeliharaan
hasil-hasil pembangunan di Desa.
Pilihan untuk bekerjasama dengan Desa lain juga harus diputuskan bersama masyarakat Desa bahkan perlu didorong prakarsanya timbul dari masyarakat Desa
sendiri prakarsa dari bawah ke atas ketimbang dari atas ke bawah.Di sini peran fasilitasi dan pendampingan menjadi posisi yang penting dan strategis.
Konsultan Nasional Pengembangan Program - Transisi KNPPT 2
II. Pengembangan Wilayah Melalui Kerjasama Desa
Kepentingan strategis adanya kerjasama antar Desa bukan saja untuk keperluan tercapainya peningkatan kesejahteraan jangka pendek tetapi juga perlu diarahkan
untuk keperluan jangka menengah dan jangka panjang. Hal yang mendasarinya adalah agar kerjasama antar Desa tidak gagal di tengah
jalan namun dari waktu ke waktu semakin mendatangkan manfaat antar Desa, disamping sebagai langkah antisipatif terhadap adanya kebijakan kawasan atau
daerah sehingga tidak perlu terjadi adanya tambal sulam hasil kerjasama. Pengembangan antar desa sebagai kesatuan wilayah dapat dilakukan dengan
mendasarkan beberapa isu strategis antara lain : 1. Adanya kesamaan kebutuhan untuk pelayanan publik antar Desa, misalnya
jaringan air bersih, jaringan irigasi dalam kewenangan Desa, sarana prasarana dasar dsb.
2. Pengendalian bersama dalam pengelolaan tata ruang DAS, hutan lindung, situs-situs purbakala
3. Kebutuhan bersama
dalam pengembangan
ekonomi lokal
untuk pengurangan angka kemiskinan peningkatan pendapatan dan kesenjangan
antar Desa perbedaan tingkat pendapatan, kemampuan produksi dan pemasaran, dsb.
Selain alasan-alasan berdasarkan isu-isu strategis, kerjasama antar Desa bisa dilatarbelakangi oleh hal-hal sbb :
1. Agar dicapai perpaduan dalam peningkatan potensi masing-masing Desa 2. Dicapainya alih ketrampilan dan kepandaian demi kemajuan bersama
3. Untuk menjadi lebih berdaya dalam memperjuangkan kepentingan bersama 4. Mencegah atau memperkecil kemungkinan konflik antar Desa
5. Sama-sama memperoleh akses informasi untuk keadilan bersama
III. Skema Kerjasama Antar Desa Yang Adil dan Saling Menguntungkan