20 BUKU PANDUAN BENDAHARA
Pengambilan, pengisian, Penandatanganan, dan Penyampaian Surat Pemberitahuan.
g. Peraturan Menteri Keuangan Nomor : 80PMK.032010 tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Keuangan Nomor : 184
PMK.032007 tentang Penentuan Tanggal Jatuh tempo Pembayaran dan Penyetoran Pajak, Penentuan Tempat Pembayaran Pajak,
dan Tata Cara Pembayaran, Penyetoran dan Pelaporan Pajak, Serta Tata Cara Pengangsuran dan Penundaan Pembayaran Pajak;
h. Peraturan Menteri Keuangan Nomor : 186PMK.032007 tentang Wajib Pajak Tertentu yang Dikecualikan dari Pengenaan Sanksi
Administrasi Berupa Denda karena Tidak Menyampaikan Surat Pemberitahuan Dalam Jangka Waktu yang Ditentukan;
i. Peraturan Menteri Keuangan Nomor : 190PMK.032007 tentang
Tata Cara Pengembalian Pembayaran Pajak yang Seharusnya Tidak Terutang;
j. Peraturan Menteri Keuangan Nomor : 246PMK.032008 tentang
Beasiswa yang Dikecualikan dari Objek Pajak Penghasilan; k. Peraturan Menteri Keuangan Nomor : 250PMK.032008 tentang
Besarnya Biaya Jabatan atau Biaya Pensiun yang Dapat Dikurangkan dari Penghasilan Bruto Pegawai Tetap atau Pensiunan;
l. Peraturan Menteri Keuangan Nomor : 252PMK.032008 tentang
Petunjuk Pelaksanaan Pemotongan Pajak Atas Penghasilan Sehubungan Dengan Pekerjaan, Jasa, dan Kegiatan Orang
Pribadi;
m. Peraturan Menteri Keuangan Nomor : 254PMK.032008 tentang Penetapan Bagian Penghasilan Sehubungan Dengan Pekerjaan
Dari Pegawai Harian dan Mingguan Serta Pegawai Tidak Tetap Lainnya yang Tidak Dikenakan Pemotongan Pajak Penghasilan;
n. Peraturan Direktur Jenderal Pajak No. PER-57PJ2009 tanggal 25 Mei 2009 tentang Perubahan Peraturan Direktur Jenderal
Pajak No. PER-31PJ2009 tanggal 25 Mei 2009 tentang Pedoman Teknis Tata Cara Pemotongan, Penyetoran dan Pelaporan
Pajak Penghasilan Pasal 21 danAtau Pajak Penghasilan Pasal 26 sehubungan dengan Jasa, Dan Kegiatan Orang Pribadi;
Bab II — Bendahara Sebagai Pemotong Pajak Penghasilan Pasal 2126
21
o. Peraturan Direktur Jenderal Pajak No. PER-32PJ2009 tanggal 25 Mei 2009 tentang Bentuk Formulir Surat Pemberitahuan
Masa Pajak Penghasilan Pasal 21 danatau Pasal 26 dan Bukti PemotonganPemungutan Pajak Penghasilan Pasal 21 danatau
Pasal 26.
2. PPh PASAL 2126
Pajak Penghasilan Pasal 21 adalah Pajak atas penghasilan sehubungan dengan pekerjaan, jasa, dan kegiatan dengan nama dan bentuk apapun
yang diterima atau diperoleh Wajib Pajak Orang Pribadi dalam negeri.
Pajak Penghasilan Pasal 26 adalah Pajak Penghasilan atas deviden, bunga termasuk premium, diskonto, premi swap dan imbalan
sehubungan dengan jaminan pengembalian utang, royalti, sewa, dan penghasilan lain sehubungan dengan penggunaan harta, imbalan
sehubungan dengan jasa, pekerjaan dan kegiatan, hadiah dan penghargaan, pensiun dan pembayaran berkala lainnya, yang diterima
atau diperoleh Wajib Pajak luar negeri selain bentuk usaha tetap di Indonesia.
3. PEMOTONG PPh PASAL 2126
Termasuk pemotong PPh Pasal 2126 adalah Bendahara atau Pemegang Kas Pemerintah termasuk Bendahara atau Pemegang Kas
pada Pemerintah Pusat termasuk institusi TNI dan POLRI, Pemerintah Daerah, Instansi atau lembaga pemerintah, lembaga-lembaga negara
lainnya dan Kedutaan Besar Republik Indonesia di luar negeri.
4. PENGHASILAN YANG DIPOTONG PPh PASAL 2126
1. Penghasilan yang Diterima Oleh Pejabat Negara, Pegawai Negeri Sipil PNS, Tentara Nasional lndonesia TNI, POLRI Dan Para
Pensiunan yang Dibebankan Kepada Keuangan NegaraDaerah APBNAPBD
a Penghasilan yang diterima berupa:
22 BUKU PANDUAN BENDAHARA
Gaji dan tunjangan-tunjangan lain yang sifatnya tetap dan terkait dengan gaji yang diterima oleh Pegawai
Negeri Sipil dan anggota Angkatan Bersenjata Republik Indonesia;
Gaji kehormatan dan tunjangan-tunjangan lain yang terkait atau imbalan tetap sejenisnya yang diterima
Pejabat Negara;
Uang pensiun dan tunjangan-tunjangan lain yang sifatnya tetap dan terkait dengan uang pensiun yang
diterima oleh pensiunan termasuk janda atau duda dan atau anak-anaknya, yang dibebankan kepada Keuangan
Negara atau Keuangan Daerah APBNAPBD.
b Penghasilan berupa honorarium, uang sidang, uang hadir, uang lembur, imbalan prestasi kerja dan imbalan lain dengan
nama apapun yang dibebankan kepada Keuangan Negara atau Keuangan Daerah APBNAPBD.
2. Penghasilan yang Diterima oleh Penerima Penghasilan selain
Pejabat Negara, Pegawai Negeri Sipil, Anggota TNI, POLRI dan Para Pensiunan Yang Dibebankan Kepada Keuangan Negara
Daerah, antara lain berupa:
- Upah harian, upah mingguan, upah satuan, uang saku harian
dan upah borongan; -
Honorarium, uang saku, hadiah, penghargaan, komisi, serta pembayaran lain sebagai imbalan sehubungan dengan
pekerjaan, jasa, dan kegiatan yang diterima bukan pegawai. Bukan Pegawai meliputi :
Tenaga ahli pengacara, akuntan, arsitek, dokter, konsultan, notaris, penilai dan aktuaris.
Pemain musik, pembawa acara, penyanyi, pelawak, bintang fi
lm, sutradara, kru fi lm, foto model,
peragawanperagawati, pemain drama, penari, pemahat, pelukis, dan seniman lainnya;
Olahragawan;