Hasil Wawancara Berikut hasil wawancara yang dilakukan peneliti terhadap 6 orang responden.

Pada pukul 17.45 WIB, sekretaris umum tiba di sekretariat dan menjadi responden terakhir yang diwawancarai.

4.1.1 Hasil Wawancara Berikut hasil wawancara yang dilakukan peneliti terhadap 6 orang responden.

Wawancara yang peneliti lakukan dilengkapi peralatan seperti alat perekam suara atas dasar persetujuan narasumber: Responden I Renti Rosmalis Renti merupakan mahasiswa jurusan Sastra Jepang Fakultas Ilmu Budaya angkatan 2011. Ia mendaftar di SUARA USU pada rekrutmen periode pertama untuk mahasiswa angkatan 2011. Di tahun pertama, Renti adalah staf kepustakaan bagian litbang. Tahun selanjutnya, ia naik jabatan menjadi koordinator kepustakaan bagian litbang SUARA USU. Kini, tahun 2014 ia menjabat sebagai kepala litbang. Tahun ini adalah tahun terakhirnya mengabdi di SUARA USU dan akan menjadi alumni pada akhir tahun nanti. Renti mengatakan SUARA USU memiliki logo yang digunakan pada semua produk dan setiap kegiatan yang digelar SUARA USU. Ia berpendapat logo SUARA USU sudah sesuai karena simpel dan warna logo jelas. Ia merasa logo SUARA USU tidak perlu diubah karena sudah menjadi brand SUARA USU. Tak hanya logo, Renti juga merasa sekretariat SUARA USU sekarang mendukung kegiatan-kegiatan SUARA USU. Luas sekretariat SUARA USU menurutnya masih kurang karena banyak kegiatan seperti rapat yang menjadi tidak kondusif ketika jumlah anggota yang hadir banyak terutama ketika banyak anggota magang. Belum lagi banyaknya barang-barang dan inventaris. Namun ia merasa letak sekretariat stategis, berada di belakang hingga kondusif dan fasilitas yang ada sudah cukup, hanya tinggal mengadakan kembali wifi. Selain logo dan sekretariat, SUARA USU juga memiliki seragam khusus yang digunakan untuk kegiatan yang dilakukan SUARA USU seperti kunjungan media massa lokal dan kegiatan kerjasama dengan pihak luar. Seragam tersebut menurut Renti sangat penting dan sudah sesuai dengan budaya yang berlaku di SUARA USU. Baginya seragam berfungsi sebagai identitas anggota ketika liputan atau pada acara-acara. Kesesuaian seragam dengan budaya terlihat dari desain seragam yang simpel dan warna yang identik dengan warna SUARA USU, merah dan hitam hingga kelihatan tegas. Bukan paduan warna yang terkesan berlebihan. Universitas Sumatera Utara Bukan hanya itu, SUARA USU juga memiliki merchandise yang penentuannya disesuaikan dengan kebutuhan anggota. Banyak kegiatan mengolah data seperti tugas kuliah, berita dan lain-lain. Pada kesehariaan anggota juga terlihat pentingnya flashdisk karena anggota sering teriak-teriak mencari flashdisk. Sebagai Kalit, Renti merasa senang agenda penerimaan anggota dilakukan sangat rutin. Agenda tersebut juga sangat sistemis di mana sistem tersebut sesuai dengan kebutuhan SUARA USU. Seperti tahun ini, sistem sosialisasi diluaskan dengan cara membuka stan di fakultas- fakultas. Jadi mahasiswa 2013 bisa mendaftar langsung dan memudahkan SUARA USU untuk menghubungi mereka kembali. Selain membuka stan, sosialisasi juga dilakukan dengan memasang spanduk rekrutmen di bus kampus. Dengan cara ini, lebih banyak calon anggota yang ada hingga lebih banyak pilihan saat proses seleksi menjadi anggota dilakukan. Hal ini nantinya berguna untuk menutupi sedikitnya jumlah anggota SUARA USU saat ini. Rapat harian yang sangat rutin juga dilakukan SUARA USU sebanyak 2 kali seminggu. Rapat tersebut dirasa Renti sangat sesuai dengan kebutuhan SUARA USU. Alasannya kebutuhan waktu untuk melaksanakan kegiatan di program kerja seperti ulas buku, proyeksi berita dan lain- lain. Kalau kurang dari 2 kali, akan banyak pekerjaan yang tidak dikerjakan. Sistem reward juga berlaku. Anggota yang dianggap berprestasi sangat dihargai dengan memberi reward yang sangat bepengaruh positif pada anggota. Reward yang diberikan juga disesuaikan dengan kebutuhan SUARA USU yakni berupa buku dan pujian. Baginya buku adalah sebuah kebutuhan. Dengan adanya reward, pastinya anggota lebih bersemangat bekerja untuk mendapat hadiah atau sekedar pujian. Tak hanya diberi penghargaan, punishment pun berlaku di SUARA USU dan bentuknya juga disesuaikan dengan kebutuhan SUARA USU. Punishment diberi berupa penambahan kewajiban jumlah sirkulasi untuk yang tidak memenuhi kuota kewajiban sirkulasi atau cuci piring untuk yang tidak piket. Hukuman tersebut juga berpengaruh positif pada anggota. Untuk hukuman yang tidak piket misalnya, berguna karena semua anggota pasti membutuhkan piring, hingga hukuman cuci piring berguna dan tidak hanya sekedar hukuman. Hukuman untuk yang tidak sirkulasi yakni penambahan kuota membuat secara otomatis tabloid yang terjual selalu banyak dan hampir terjual habis. Anekdot pun ada di SUARA USU. Renti mencontohkan anekdot seperti galau itu egois, banyak yang diberi akan banyak yang didapat serta bertahan itu pemenang dan menyerah itu pecundang. Ia juga mengatakan hanya beberapa anggota yang perhatian saja yang tahu tentang anekdot yang ada dan hanya beberapa yang mengerti saja yang dapat menerima. Menurut Renti, Universitas Sumatera Utara anekdot memberi pengaruh positif pada SUARA USU. Karena anekdot tersebut beberapa kali disebutkan pada rapat harian sebagai alat menyadarkan anggota untuk tetap loyal dan militan, membuat intensitas mengeluh pada anggota berkurang. Renti juga bilang SUARA USU memiliki moto dan tertera pada semua produk. Awalnya Renti mengatakan moto tersebut digunakan pada setiap kegiatan, namun ia ragu dan kemudian membuka situs online SUARA USU suarausu.co untuk memastikan. Ia melihat logo SUARA USU di pojok kiri atas dan meralat jawaban pertamanya, dan mengatakan moto digunakan di semua kegiatan. Moto tersebut sangat sesuai dengan SUARA USU karena dapat melihat semua permasalahan dari mata mahasiswa dan dari cara berpikir mahasiswa. Sama seperti organisasi lain, SUARA USU juga memiliki sejarah yang sangat berpengaruh positif terhadap anggota. Ketika sejarah SUARA USU diceritakan pada anggota muda, mereka menjadi tambah bersemangat. Misalnya cerita ketika SUARA USU dibredel tahun 2004, anggota muda mengatakan “berarti tulisan kita berpengaruh ya, kak”. Namun sayangnya sejarah tersebut tidak diketahui seluruh anggota. Dalam program kerja SUARA USU ditetapkan kuantitas hasil kerja yang harus dipenuhi anggota. Bagi Renti, kuantitas hasil kerja yang dihasilkan anggota sudah sesuai dengan yang ditentukan. Masih ada anggota yang kuantitasnya belum sesuai karena masalah pribadi atau ketidakpedulian dan sibuk dengan kegiatan di luar SAURA USU. Sebagai Kalit, Renti jelas sangat menyoroti adanya anggota yang keluar sebelum masa keanggotannya habis. Beberapa alasan yang melatarbelakangi hal tersebut adalah tidak kuat mental, tidak tahan tekanan dan tidak mengerti dampak baik SUARA USU untuk masa depan. Hal tersebut sangat mengganggu kinerja anggota lainnya dan berpengaruh terhadap kelangsungan SUARA USU. Rapat jadi pending karena anggota tersebut belum diberi SP3 dan tetap dihitung sebagai anggota, namun ia tidak datang hingga rapat tidak bisa dimulai karena belum kourum. Ia masih dihitung anggota namun tidak pernah datang. Selain itu, hal ini juga mempengaruhi kualitas hasil kerja karena pekerjaan anggota yang keluar harus dikerjakan oleh anggota yang tinggal. Padahal anggota yang masih tinggal tersebut sudah memiliki pekerjaan sendiri. Walaupun ada hal yang mengganggu, anggota SUARA USU tetap merasa nyaman melakukan kegiatan SUARA USU. Terlihat dari kehadiran anggota yang selalu ramai baik dalam rapat atau hari lainnya. Dengan mereka masih datang, artinya mereka nyaman dan mau beraktivitas di SUARA USU. Anggota juga sangat mampu bekerjasama satu sama lain. Karena Universitas Sumatera Utara semua kerjaan sistemik, saling terhubung dna benar-benar harus bersinergi, dengan adanya produk, iklan dan kerjasama yang masuk membuktikan anggotanya bisa bekerjasama. Namun untuk kualitas hasil kerja, menurutnya SUARA USU tidak mengatur kualitas hasil kerja di program kerja, namun menetapkan kualitas setinggi-tinggi di setiap kerja. Artinya SUARA USU berusaha perfeksionis. Misalnya di tabloid edisi pertama terjadi kesalahan penlisan nama narasumber, maka di tabloid edisi selanjutnya kesalahan tersebut tidak boleh terulang lagi. Kesesuaian kualitas kerja anggota terlihat dari berita yang lebih dalam, rubrik- rubrik yang tidak hanya seperti artikel namun sudah ada hasil wawancara di dalamnya. Selain kuantitas, SUARA USU juga mengatur program menghasilkan keuntungan dalam program kerjanya. Program tersebut menurut Renti sesuai dengan kebutuhan SUARA USU. Misalnya kebutuhan uang yang tertutupi dengan program iklan, program jasa cetak spanuk yang membantu pemasukan SUARA USU. Sayang, program tersebut tidak selalu terlaksana namun mampu mendatangkan keuntungan sesuai kebutuhan SUARA USU. Tidak semua anggota terlibat dalam pelaksanaan program. Hanya sebagian program yang mengharuskan seluruh anggota ikutserta. Selain program menghasilkan keuntungan, SUARA USU juga pernah melakukan kerjasama dengan pihak luar. Alasannya, menurut Renti untuk mendapatkan keuntungan nama dan dana. Kerjasama tersebut baginya sangat bermanfaat untuk SUARA USU. Manfaatnya adalah nama baik SUARA USU, pemasukan dana, serta melatih kemampuan kerjasama anggota. Secara keseluruhan, Renti menilai SUARA USU adalah organisasi yang efektif karena punya produk yang konsisten, punya pemasukan dari iklan, anggota cukup bagus dan sudah punya branding di USU, rapat juga konsisten. SUARA USU menjadi efektif karena simbol- simbol budaya organisasi yang dimiliki juga diterapkan dengan konsisten. Responden II Aulia Adam Adam adalah rekan seangkatan Renti di SUARA USU. Ia adalah mahasiswa jurusan Ilmu Politik Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik. Adam memulai karirnya di SUARA USU sebagai reporter kemudian naik menjadi koordinator online dan sekarang sebagai pemimpin redaksi. Tahun ini juga merupakan tahun terakhirnya di SUARA USU. Adam juga sependapat dengan Renti tentang adanya logo. Namun menurut Adam, logo tersebut tidak sesuai dengan SUARA USU karena zaman yang berubah dan logo dirasa terlalu Universitas Sumatera Utara konservatif dan tidak eye catching. Perubahan logo mungkin dilakukan hanya pada rapat umum anggota di akhir kepengurusan karena logo diatur dalam AD-ART. Sekretariat SUARA USU bagi Adam sangat mendukung kegiatan-kegiatan SUARA USU. Hampir semua pusat kegiatan di sekretariat, yang menyediakan fasilitas untuk menulis berita dan aktivitas lainnya. Luas sekretariat juga cukup menampung anggota yang saat ini terbilang sedikit. Menurut Adam juga seragam SUARA USU penting bagi anggota dan pengurus dan sudah sesuai dengan budaya yang dianut SUARA USU karena menjadi simbol SUARA USU dan membuat anggota kelihatan lebih formal dan profesional. Dalam acara besar, anggota terlihat bagus secara visual. Adam juga berpendapat merchandise SUARA USU sangat sesuai dengan kebutuhan anggota. Pembicaraan merchandise melewati proses rasionalisasi dianggota. Merchandise bisa sesuatu yang tidak dibutuhkan, namun ketika ada yang dibutuhkan maka pemilihan merchandise disesuaikan dengan kebutuhan tersebut. Di akhir tahun lalu, flashdisk dipilih karena SUARA USU sebagai pers punya banyak tulisan, desain, foto hingga butuh alat menyimpan data. Sependapat dengan Renti, Adam juga mengatakan agenda penerimaan anggota baru sangat rutin dilakukan dengan sangat sistemis dan sistem tersebut sangat sesuai dengan kebutuhan SUARA USU. Sistem yang diberlakukan adalah masa magang selama 6 bulan yang harus dilalui calon anggota. Sistem tersebut dibuat untuk mengenalkan SUARA USU dari kulit paling luar hingga daging sejak awal kepada anggota agar mampu bertahan hingga masa baktinya habis. Rapat harian juga sangat rutin dilakukan dan sangat sesuai dengan kebutuhan. SUARA USU adalah pers, produknya harus cepat. Namun anggotanya masih berstatus mahasiswa hingga 2 kali seminggu dirasa sesuai. Rapat harian mampu memenuhi kebutuhan koordinasi dan komunikasi, membicarakan segala perkembangan. Jika dibuat sekali seminggu dirasa kurang, 2 kali sesuai dan 3 kali berlebihan karena anggotanya masih mahasiswa. Mengenai penghargaan, Adam juga punya jawaban yang sama dengan Renti. Prestasi anggota sangat dihargai supaya anggota tetap bekerja dengan baik dan penghargaan yang diberikan disesuaikan dengan kebutuhan SUARA USU dan berpengaruh positif berupa motivasi. Penghargaan diberi dalam bentuk buku yang menambah wawasan sesuai jobdesc. Contohnya, anggota yang jumlah sirkulasinya banyak dapat penghargaan, diumumkan di forum rapat harian. Penghargaan berefek pada adanya anggota yang menjadi best seller berturut-turut. Ada penghargaan, ada pula hukuman yang berlaku. Hukuman tersebut disesuaikan dengan kebutuhan dalam bentuk punishment untuk yang tidak piket harian. Kata Adam, hukuman tersebut Universitas Sumatera Utara berpengaruh positif pada anggota. Anggota SUARA USU tidak digaji, jadi hukuman diberikan agar anggota tidak lalai. Misalnya, kewajiban sirkulasi sebanyak 27 ekspemplar tiap anggota. Jika ada anggota yang tidak memenuhi kewajiban, maka sisa kewajibannya akan ditambahkan pada kewajiban sirkulasi selanjutnya. Hukuman ini berefek pada banyak tabloid yang terjual dan hampir sold out. Adam juga mengatakan ada anekdot yang berkembang di SUARA USU yakni galau itu egois. Menurutnya, anekdot tersebut memberi pengaruh positif. Pengurus jadi bisa mengetahui apa yang ada, iklim apa yang ada di luar. Anekdot ini bahkan disebutkan pimpinan umum pada saat rapat harian untuk mengingatkan anggota bahwa galau adalah bentuk keegoisan. Moto dianggap Adam sangat sesuai karena SUARA USU adalah pers kampus. Loyalitas utama pers adalah warganya. Loyalitas suara usu dicerminkan dari moto itu. Sebagai pemimpin redaksi, ia merasa sejarah sangat berpengaruh positif. Anggota jadi tahu budaya-budaya yang pernah ada, tahu bagaimana gerak cepat kepengurusan sebelumnya. Sejarah jadi seperti tiang yang jadi panduan anggota dalam bekerja. Ia juga bertugas memantau kuantitas hasil kerja berupa kuota berita yang sampai saat ini menurutnya sesuai dengan yang telah ditentukan di program kerja. Beberapa anggota masih mangkir dari tugas liputan karena berbagai alasan seperti motivasi dan tingkat kesadaran yang berbeda. Kehilangan gairah, sistem yang dianggap terlalu keras adalah beberapa alasan yang sering dikeluhkan anggota yang keluar sebelum masa keanggotannya habis. Hal tersebut juga mengganggu kinerja dan sedikit banyak berpengaruh terhadap keberlangsungan. Misalnya dia koordinator online, tiba-tiba hilang, dampaknya tanggungjawabnya diambil alih atasannya. Tanggungjawab anggota yang keluar dialihkan ke anggota yang lain, padahal anggota tersebut tidak dipersiapkan untuk tanggungjawab tersebut. Hal ini kemudian berpengaruh pada kualitas hasil kerja dan regenerasi SUARA USU. Meski ada alasan-alasan tersebut, anggota yang masih bertahan merasa nyaman terlihat dari kuantitas anggota yang hadir. Kata Adam, SUARA USU sellau ramai di saat yang tepat yakni sore atau malam hari ketika pekerjaan sudah selesai dan sepi di saat yang tetap yakni siang hari karena anggota sibuk kuliah dan mengerjakan pekerjaan SUARA USU seperti liputan dan mencari iklan. Anggota juga sangat mampu bekerjasama satu sama lain karena budaya SUARA USU di mana semua anggota mengerjakan program kerja semua bagian jadi harus bisa bekerjasama. Universitas Sumatera Utara Rasa nyaman dan kemampuan bekerjasama juga merupakan salah satu faktor yang mendukung kesesuaian kualitas hasil kerja anggota dengan yang telah ditentukan di program kerja. Semua berita yang naik sesuai dengan kaidah SUARA USU. Di tabloid misalnya, tidak sampai 10 yang tidak sesuai. Ketidaksesuaian dikarenakan kurangnya pemahaman anggota tentang berita yang ditanggungjawabinya. Ketika proyeksi sekadar mengikuti padahal belum paham, akhirnya ketika eksekusi tidak mengerti. Program menghasilkan keuntungan yang ditetapkan di program kerja menurut Adam sangat sesuai. Tak sekedar ada, program-program tersebut selalu terlaksana dan sangat mampu mendatangkan keuntungan. Contohnya, bagian litbang membuka usulan dari anggota buku apa yang perlu ditambah di perpustakaan SUARA USU untuk meningkatkan kesadaran pentingnya membaca dan menumbuhkan minat membaca pada anggota. Selain itu ada pekan mencari iklan di mana semua anggota diajak untuk mencari iklan bersama-sama untuk menumbuhkan euforia mencari iklan. Hasilnya, ada beberapa anggota yang berhasil mendapatkan iklan dan tentu saja memberikan benefit untuk SUARA USU. Dengan alasan memperluas jaringan, mengembangkan nama, SUARA USU melakukan kerjasama yang dirasa sangat bermanfaat. Manfaat tersebut berupa jaringan semakin luas, mengasah kemampuan anggota. Dari kacamata Adam, SUARA USU adalah organisasi yang efektif karena banyaknya kerjasama yang datang membuktikan orang percaya sama SUARA USU, regenerasi anggota bagus karena sistemnya sesuai, serta mampu menambah benefit dari program yang dibuat. Responden III Mezbah Simanjuntak Sama seperti Adam, Mezbah juga seorang mahasiswa jurusan Ilmu Politik. Namun di SUARA USU, ia satu angkatan di bawah Adam dan Renti. Mezbah mendaftar di SUARA USU pada rekrutmen periode kedua untuk angkatan 2011. Ketika menjadi anggota muda, Mezbah ditempatkan sebagai reporter. Kemudian di tahun selanjutnya ia naik jabatan menjadi redaktur tulisan dan kini menjabat sebagai bendahara umum. Mezbah juga mmemberi pendapatnya tentang simbol-simbol budaya organisasi. Soal logo, ia merasa sudah sesuai dengan SUARA USU karena warna yang sesuai dengan ciri SUARA USU yakni berani. Sekretariat yang sangat mendukung karena lokasinya yang berada di lingkungan kampus hingga bisa gerak cepat ke lokasi peliputan, fasilitas yang lengkap meski belum maksimal. Namun ia merasa seragam khusus tidak penting dan tidak sesuai Universitas Sumatera Utara karena SUARA USU masih unit kegiatan mahasiswa. Identitas tidak hanya dari seragam tapi dari kartu pers yang lebih kuat. Tidak ada budaya SUARA USU yang mengharuskan memakai seragam khusus dan tidak diatur di AD-ADRT. Tapi ia merasa merchandise yang dibuat sudah sesuai dengan kebutuhan anggota SUARA USU untuk menyimpan data karena tidak semua data anggota bisa disimpan di komputer SUARA USU dan membantu anggota yang tidak punya komputer atau laptop. Agenda penerimaan anggota baru juga badinya sangat rutin, sangat sistemis, dan sistem yang digunakan sangat sesuai karena sesuai dengan keadaan internal dan eksternal SUARA USU. Sistem roadshow dipilih agar informasi rekrutmen menyeluruh ke smua fakultas jadi mahasiswa lebih peka tentang kehadiran SUARA USU dan hasilnya lumayan, banyak yang minta form surat lamaran. Sebagai bendahara umum, Mezbah menilai rapat harian sangat rutin 2 kali seminggu dan jadwal tersebut sangat sesuai dengan kebutuhan SUARA USU. Karena pembagian waktunya sesuai. Saat rapat Rabu, misalnya dilakukan proyeksi berita kemudian anggota punya waktu 3 hari untuk melakukan peliputan dan deadline pada rapat Sabtu. Pada rapat Sabtu dilakukan lagi proyeksi dan deadlinenya pada hari Rabu, begitus seterusnya. Begitu juga dengan iklan dan lain- lain, lebih mudah dikontrol. Penghargaan bagi anggota berprestasi dihargai. Meski begitu menurutnya bentuk penghargaan disesuaikan dengan kebutuhan. Buku yang menjadi salah satu hadiah untuk best seller sirkulasi tidak dipilih asal-asalan, harus yang memang SUARA USU sekali misalnya bukan novel teenlit. Salah satu bentuk penghargaan yang ia contohkan adalah redaksi award, best seller sirkulasi. Penghargaan tersebut berpengaruh positif bagi anggota yakni untuk mencambuk kesadaran anggota dan memotivasi. Ia juga membenarkan hukuman ada dan sangat berlaku, disesuaikan bentuknya seperti dapat tambahan beban sirkulasi agar tabloid selalu sold out dan beban berita agar SUARA USU selalu update, dan sangat berpengaruh positif agar anggota tetap mengerjakan tanggungjawabnya dan lebih semangat agar tidak terkena hukuman. Salah satu anekdot yang berkembang di SUARA USU adalah subil dan beda kasta. Subil adalah ketika kita menceritakan orang lain dengan cara menyindir halus di depan orang tersebut namun belum tentu kebenarannya. Beda kasta maksudnya ada perbedaan derajat antar jabatan atas dengan jabatan di bawahnya. Namun Mezbah merasa anekdot tersebut tidak berpengaruh positif. Subil misalnya, menurut Mezbah tidak ada baiknya membicarakan orang lain, yang bisa membuat orang yang mendengar berspekulasi negatif tentang orang yang diceritakan atau Universitas Sumatera Utara membuat orang yang diceritakan tidak nyaman. Beda kasta bisa membuat pengkotakan di antar anggota. Selain itu, Mezbah juga menilai moto sesuai karena pemberitaan sesuai dengan keadaan yang ada. Sejarah sangat berpengaruh positif sebagai perbandingan agar kesalahan-kesalahan sebelumnya tidak terulang lagi. Kuantitas hasil kerja anggota tidak sesuai karena belum militan, masih terbawa rasa malas dan kesadaran yang belum ada. Alasan anggota keluar sebelum masanya karena kurangnya militansi, susah beradaptasi, dan tidak tahan berada di bawah tekanan. Hal tersebut sangat mengganggu kinerja dan berpengaruh pada keberlangsungan karena mengganggu regenerasi dan kualitas. Anggota nyaman terlihat dari seringnya mereka ke SUARA USU dan membuat kinerjanya lebih bagus karena dia lebih paham SUARA USU. Anggota mampu bekerjasama karena anggota mampu bisa saling membantu pekerjaan anggota lain yang sedang membutukan bantuan. Namun baginya kualitas kerja tidak sesuai sama seperti kuantitas karena kurangnya kesadaran untuk belajar. Program keuntungan sesuai misalnya kewajiban sirkulasi 27 eksemplar tiap anggota agar tabloid terjual lebih banyak, jasa spanduk dan jual buku yang menambah kebutuhan dana. Meski tidak selalu terlaksana karena adanya anggota yang mangkir dari kewajiban, namun mampu mendatangkan keuntungan. Alasan kerjasama yang dilakukan untuk menjaga eksistensi serta mencari keuntungan. Manfaatnya SUARA USU semakin dikenal, memudahkan dalam peliputan dan menambah pemasukan dana. Mezbah menilai SUARA USU adalah organisasi yang efektif karena adanya kerjasama yang dilakukan, anggota yang bagus hanya kurang di kualitas. Semua simbol budaya organisasi benar-benar diterapkan, tidak hanya sekedar ada hingga SUARA USU menjadi efektif. Responden IV Gio Ovanny Pratama Gio adalah mahasiswa Fakultas Kesehatan Masyarakat dan satu angkatan dengan Adam dan Renti. Ia membenarkan kalau SUARA USU memiliki logo dan dirasa sudah sesuai karena simpel. Menurutnya, logo tidak harus ribet. Hanya 4 kata dan penempatannya atas-bawah dan tulisan ‘SUARA USU’ lebih ditonjolkan. Warna hitam dan merah di logo pun mampu sesuai dengan ciri SUARA USU. Logo digunakan pada semua produk dan pada setiap kegiatan SUARA USU contohnya dengan mencantumkan logo pada spanduk-spanduk. Logo tersebut Universitas Sumatera Utara mampu mewakili SUARA USU untuk publikasi dan menjadi bukti saat kerjasama dengan pihak lain. Logo adalah salah satu simbol yang mampu mewakili SUARA USU. Sekretariat SUARA USU juga sangat mendukung kegiatan-kegiatan di dalamnya. Semua kegiatan dilakukan di sekretariat misalnya rapat. Keberadaan sekretariat sangat penting, ibarat rumah. Walau tidak cukup luas, sekretariat tersebut mampu menampung anggota ditambah dengan fasilitas yang cukup membantu kegiatan, seperti komputer, printer dan lain-lain. Ia juga mengatakan SUARA USU memiliki seragam khusus yang penting karena juga seperti simbol SUARA USU. Orang luar mengetahui yang mana anggota SUARA USU saat menghadiri undangan dari seragamnya. Jadi, seragam juga merupakan identitas. Menurut Gio, seragam SUARA USU juga sesuai budaya karena bisa membuat anggota percaya diri yang mampu mendukung budaya kecepatan kerja dan dinamis yang dipegang SUARA USU. Selain itu, merchandise yang juga sangat sesuai. Contohnya marchandise yang terakhir kali adalah flashdisk 8GB. Keputusan flashdisk diambil karena anggota berita, desain dan data-data lain harus disimpan dan dikirim ke email. Maka ketika itu, dianggap flashdisk adalah benda yang paling dibutuhkan anggota. SUARA USU juga memiliki agenda penerimaan anggota baru yang sangat rutin dilakukan 2 kali setahun sangat sistemis, dan sistemnya sangat sesuai. Sistem yang dibuat berkaca dari sistem sebelumnya yang tidak sesuai target jumlah pendaftar dan harus diadakan perpanjangan waktu rekrutmen. Maka dari itu di tahun ini dibuat sistem roadshow ke fakultas- fakultas untuk mempublikasikan rekrutmen. Sistem ini terbukti efektif karena dalam waktu 2 minggu, target pendaftar tercapai dan tidak perlu perpanjangan. Keputusan sistem yang diterapkan juga dibuat berdasarkan keadaan internal SUARA USU, yakni ketika itu anggota belum sibuk kuliah dan mengerjakan tugas SUARA USU, hingga roadshow dirasa bisa dilakukan. Selain itu, Gio mengatakan SUARA USU juga memiliki rapat harian yang sangat rutin, sangat sesuai kebutuhan dilakukan 2 kali seminggu. Rapat harian adalah kunci SUARA USU. Kalau tidak ada rapat harian, maka tidak ada pula yang akan dikerjakan anggota. Karena pada rapat ini lah pemberian tugas liputan, sirkulasi, iklan, pelelangan buku dilakukan. Rapat juga sebagai wadah menyampaikan segala perkembangan tiap bagian hingga diketahui semua anggota. Rapat ini juga sangat sesuai dengan kebutuhan SUARA USU seperti peliputan dan pembahasan perkembangan tiap bagian. Sama dengan organisasi profesional, SUARA USU juga memberlakukan sistem reward yang sangat dihargai, disesuaikan dengan kebutuhan serta sangat berpengaruh positif. Kebutuhan tersebut bukan dalam bentuk uang tapi motivasi dan perbaikan kinerja. Dua hal tersebut yang Universitas Sumatera Utara dibutuhkan SUARA USU untuk dapat terus berjalan. Motivasi dan perbaikan kinerja ini juga lah yang menjadi bentuk pengaruh positif adanya penghargaan. Bentuk penghargaan berupa pujian, apresiasi, fee. Punishment sangat berlaku, juga disesuaikan dengan kebutuhan, bentuknya kritik pedas, penambahan kuota, serta berpengaruh positif. Hukuman sesuai dengan kebutuhan SUARA USU yakni motivasi dan perbaikan kinerja. Anggota jadi bekerja sepenuhnya, tidak asal jadi. Hukuman mampu menjaga semangat anggota dan loyalitas. Kalau tidak ada hukuman, anggota yang bagus jadi menurun semangat dan kualitasnya dan memacu anggota yang tidak bekerja dengan baik untuk lebih bersemangat. Sampai sejauh ini, menurut Gio adanya penghargaan dan hukuman ini memberi hasil, misalnya peningkatan jumlah sirkulasi. Sama halnya dengan kelompok atau organisasi lainnya, SUARA USU pun memiliki anekdot seperti penuntutan kesadaran dan galau itu egois. Anekdot berpengaruh positif karena ketika terdengar ke anggota yang lain, mereka sadar kalau galau itu eogis dan membuat beban bagi orang lain. Gio mengatakan banyak anekdot yang muncul, seiring waktu anekdot tersebut pun berganti-ganti. Namun ia mengatakan, anekdot tersebut tidak diketahui semua anggota. Hanya beberapa yang peka yang akan tahu lebih cepat. Anekdot yang ada ternyata tidak dapat diterima oleh semua anggota. Kadang diterima semua, namun ada juga sebagian yang menolak. SUARA USU juga memiliki moto yang tertera pada semua produk yang berpengaruh positif dan sangat sesuai karena sesuai dengan kedudukan dan anggota yg masih mahasiswa. Berbeda dengan logo, moto tidak tertera pada setiap kegiatan SUARA USU. Gio mengatakan hanya logo yang digunakan pada setiap kegiatan. SUARA USU juga pastinya memiliki sejarah yang sangat berpengaruh positif. Sejarah bisa menjadi perbandingan, motivasi dan jadi pelajaran bagi anggota untuk meniru yang baik dan tidak melakukan lagi kesalahan yang pernah dilakukan anggota-anggota sebelumnya. Namun sayangnya hanya diketahui anggota angkatan tengah ke atas, sedangkan anggota angkatan tengah ke bawah belum. Dalam program kerjanya, SUARA USU juga menetapkan kuantitas hasil kerja yang harus diselesaikan anggota dan dalam praktiknya sudah sesuai. Hanya sebagian anggota yang kuantitas hasil kerjanya sesuai karena cepat merasa puas hingga walau kuantitas belum sesuai namun sudah merasa cukup. Masalah anggota yang keluar sebelum masa keanggotaanya habis juga dirasakan SUARA USU. Alasannya izin orangtua, merasa tidak sanggup lagitidak cocok, tidak ada kawan. Jelas sangat mengganggu, sangat berpengaruh pada keberlangsungan SUARA USU. Keluarnya anggota sebelum masa anggotanya harus membuat tanggungjawab dan pekerjaannnya harus Universitas Sumatera Utara dikerjaan oleh anggota lain. Double job yang kemudian terjadi membuat hasil kerja anggota tersebut menjadi tidak maksimal. Gio memisalnya kalau tahun ini anggota tersebut keluar padahal tahun depan sudah bisa menjadi pengurus, terjadi kekurangan jumlah pengurus di tahun berikutnya. Hingga terpaksa anggota yang belum layak menjadi pengurus, dinaikkan. Menjadi anggota karbitan dan harus menyesuaikan diri. Meski begitu anggota tetap nyaman karena punya pemikiran yang sama dengan anggota lain dan minat yang sesuai dengan SUARA USU. Anggota juga sangat mampu bekerjasama. Terlihat dari kepanitiaan dan beberapa tim kecil untuk liputan. Walaupun masih banyak kekurangan pada prosesnya, namun hasilnya masih layak diapresiasi dan lebih baik dari sebelumnya. Untuk menjaga kerjasama antar anggota, jauh-jauh harus calon anggota sudah diingatkan untuk mampu bekerjasama. Berbeda dengan kuantitas, kualitas hasil kerja anggota tidak diatur dalam program kerja karena kualitas dibentuk secara learning by doing namun dalam praktiknya sudah sesuai. Menurut Gio, masalah kualitas dibahas setiap evaluasi dilakukan. Kesadaran untuk menangkap ilmu yang tidak konsisten menjadi alasan sebagian kualitas hasil kerja anggota tidak sesuai. Dalam program kerja, SUARA USU juga mengatur program untuk menghasilkan keuntungan dan diatur oleh bagian perusahaan sangat sesuai, selalu terlaksana, mampu menghasilkan keuntungan. Selalu ada pemasukan dari setiap program meski jumlahnya tidak besar. Iklan di portal online dan tabloid stabil, jasa spanduk keuntungannya tidak besar tapi selalu ada pemesanan. Tidak semua program mengikutsertakan anggota dalam pelaksanaannya, hanya beberapa program seperti sirkulasi dan mencari iklan. SUARA USU juga pernah melakukan kerjasama dengan pihak luar untuk branding, penambahan pemasukan, menambah link. Kerjasama yang dilakukan sangat bermanfaat karena menambah link, personal branding nama SUARA USU ke pihak luar. Gio menyimpulkan sistem kerja SUARA USU sudah efektif. Walau anggotanya sedikit, namun semua pekerjaan dikerjakan sama-sama. Seluruh anggota menerapkan dan menjalankan simbol-simbol budaya SUARA USU bersama-sama hingga SUARA USU pun mampu menjadi organisasi yang efektif. Responden V Ferdiansyah Ferdiansyah tercatat sebagai mahasiswa jurusan Teknik Informatika Fakultas Ilmu Komputer dan Teknik Informatika. Ia juga satu angkatan dengan Gio, Adam dan Renti di Universitas Sumatera Utara SUARA USU. Jabatan pertama yang ia pegang adalah sebagai staf perusahaan, lalu naik menjadi manajer sirkulasi dan produksi dan sekarang sebagai pimpinan perusahaan. Dian juga mengatakan logo SUARA USU sangat sesuai, yang digunakan pada semua anggota dan kegiatan karena sudah ada dasarnya di AD-ART dan sudah sesuai. Memiliki seragam khusus yang menurutnya penting, dan sesuai budaya karena menjadi identitas saat peliputan dan pelantikan. Merchandise juga sudah sesuai untuk menyimpan data dan sering terjadi kehilangan flashdisk di sekretariat yang mengindikasikan anggotanya butuh flashdisk. Memiliki agenda penerimaan anggota baru sangat rutin, sistemis dan sesuai. Contohnya roadshow dilakukan untuk meluaskan media promosi dan mendapat kepastian siapa yang berminat mendaftar kemudian mudah di-follow up melalui kontak yang mereka tinggalkan. Rapat harian sangat rutin, sangat sesuai untuk mengontrol semua perkembangan bagian. Memberlakukan sistem reward karena prestasi anggota dihargai, bentuknya disesuaikan yakni apresiasi, kadang dalam bentuk hadiah, dan sangat berpengaruh positif. Anggota tidak digaji, maka penghargaan berupa buku, dvd film atau uang adalah hal yang dibutuhkan anggota. Hanya itu. Penghargaan membuat anggota menjadi bangga. Punishment sangat berlaku, disesuaikan bentuknya seperti mendapatkan ekstra pekerjaan, sanksi sosial, serta sangat berpengaruh positif. Ia pernah mengusulkan hukuman untuk sirkulasi berupa denda namun tidak mungkin dilakukan karena anggota saja tidak digaji. Tahun lalu hukumannya adalah mengantar tabloid ke instansi-instansi namun sekarang dirasa tidak relevan dan tidak mempan. Akhirnya hukuman diganti menjadi penambahan kewajiban sirkulasi yakni jika pada sirkulasi tabloid edisi pertama anggot hanya menjual 20, maka pada edisi selanjutnya ia harus menjual 27 eksemplar ditambah 7 eksemplar sisa kewajiban sirkulasinya edisi sebelumnya. Hukuman bertujuan sebagai efek jera, membuat malu agar tidak melakukan kesalahan lagi dan sanksi sosial lain. Ia juga mengatakan SUARA USU memiliki anekdot seperti kebiasaan malas kuliah yang bepengaruh positif. Anekdot ini menjadi sindiran untuk bisa lebih memanajemen waktu agar kuliah dan kegiatan SUARA USU seimbang. Anekdot tidak diketahui dan tidak dapat diterima semua anggota. SUARA USU juga memiliki moto yang sangat sesuai karena menjangkau mahasiswa, yang tertera pada semua produk. Namun berbeda dengan Gio, Ferdiansyah mengatakan moto tertera pada semua kegiatan SUARA USU. Ia juga membenarkan SUARA USU memiliki sejarah yang sangat berpengaruh positif untuk lebih mengenal SUARA USU dan siap menghadapi segala keadaan karena sudah ada pelajaran dari sejarah. Namun sejarah tidak diketahui semua anggota. Ferdiansyah juga Universitas Sumatera Utara mengatakan SUARA USU menetapkan kuantitas kerja dalam program kerja dan dalam praktiknya sesuai. Masih ada anggota yang belum cukup matang dan bisa menyesuaikan diri dengan sistem SUARA USU hingga kuantitas hasil kerjanya belum sesuai. Adanya anggota yang keluar sebelum masa keanggotaannya habis karena bermasalah dengan diri sendiri yang mengganggu kinerja dan berpengaruh pada keberlangsungan SUARA USU. Karena nantinya akan ada anggota yang terpaksa mengerjakan hal yang bukan tanggungjawabnya dan menjadikan ia tidak maksimal mengerjakan tanggungjawabnya sendiri. Hal ini membuat jalannya SUARA USU secara proses dan struktural tidak sehat. Namun ia berpendapat anggota merasa nyaman karena fasilitas yang memadai dan masih adanya tujuan yang masih ingin mereka capai. Anggota juga sangat mampu bekerjasama karena mampu bekerja di semua bagian, mampu bekerjasama dengan anggota di bagian lain. Misalnya walaupun dia anggota litbang, ia tetap bisa bekerjasama dengan anggota bagian redaksi dalam satu tim liputan. Tapi Ferdiansyah mengatakan SUARA USU mengatur kualitas hasil kerja dalam program kerja dan dalam praktiknya sudah sesuai dilihat dari hasil evaluasinya, kesesuaian dengan saat diproyeksikan atau tidak. Soal program menghasilkan keuntungan sesuai, selalu terlaksana, mampu mendatangkan keuntungan . Tahun ini misalnya, tabloid dicetak hanya 1250 eksemplar dari 1500 eksemplar sebelumnya karena melihat uang kas yang minim. Melihat bagaimana caranya SUARA USU tidak mengeluarkan uang sedikit tapi menghasilkan uang. Resikonya lebih kecil. Jika sebelumnya SUARA USU bisa mendapatkan keuntungan Rp 2juta setiap sold out, maka kini naik menjadi Rp 3juta jika terjual habis. Kerjasama dengan pihak luar untuk membangun branding, jaringan terlebih utama. Kerjasama yang dilakukan bagi Dian sangat bermanfaat yakni media untuk melatih anggota menjaga kerjasama. SUARA USU di mata Dian adalah organisasi yang efektif karena anggotanya tidak membayar uang kas tapi SUARA USU mampu mendatangkan uang berjuta-juta. Bisa membeli komputer, buat kegiatan berskala nasional dengan biaya berjuta-juta. SUARA USU menempa anggotanya untuk bisa manajemen waktu. Responden VI Guster CP Sihombing Guster adalah mahasiswa jurusan Ilmu Kesejahteraan Sosial Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik. Di SUARA USU, ia juga seangkatan dengan Ferdiansyah dan lain-lain. Di tahun Universitas Sumatera Utara pertama, Guster dipercayakan sebagai staf PSDM bagian litbang, kemudian naik jabatan menjadi koordinator PSDM dan sekarang menjabat sebagai sekretaris umum. Inilah penilaian Guster tentang simbol-simbol budaya SUARA SUU. Ia merasa logo sangat sesuai karena simpel dan warna serta bentuk hurufnya tegas. Sekretariat mendukung karena letaknya kondusif, fasilitas memadai. Seragam penting dan sesuai sebagai identitas saat peliputan, pelantikan, kegiatan-kegiatan yang biasanya menggunakan seragam. Merchandise sangat sesuai karena anggota sebagai mahasiswa dan jurnalis setiap hari berhubungan dengan internet, email, komputer, jadi penting untuk menyimpan data. Rekrutmen sangat rutin, sangat sistemis, sangat sesuai dengan jadwal anggota dan SUARA USU yang butuh lebih banyak anggota baru maka didirikan stan di semua fakultas agar informasi rekrutmen menyeluruh. Rapat harian sangat rutin dan sangat sesuai dengan kebutuhan setiap bagian dalam hal program kerja yang harus diketahui dan disetujui semua anggota. Reward dihargai, disesuaikan dengan seperti buku dan dvd film serta berpengaruh positif dalam menciptakan daya saing positif di anggota. Punishment berlaku, disesuaikan yakni sirkulasi tabloidmajalah digandakan jumlahnya untuk kebutuhan sold out dan berpengaruh positif yakni rasa malu untuk mengulangi kesalahan. Anekdot yakni subil, galau itu egois, serta tidak berpengaruh positif karena anggota yang galau tidak kelihatan dan tidak mendengar anekdot tersebut. Sementara anekdot tersebut untuk berguna untuk anggota masih bertahan atau yang tidak galau, mereka masih bisa diberi motivasi untuk tetap bertahan dan tidak menghilang. Moto sangat sesuai karena SUARA USU menjadi realitas perspektif mahasiswa. Sejarah sangat berpengaruh positif karena membuat anggota menghargai SUARA USU dan tidak sembarangan. Kuantitas sangat sesuai. Anggota keluar karena tidak bisa menyesuaikan diri dengan ritme kerja organisasi yang sangat mengganggu dan sangat berpengaruh. SUARA USU sistemik, jadi kalau satu rusak, akan mempengaruhi yang lain, seperti efek domino. Anggota nyaman dilihat dari mereka masih ada dan berproses dan bertanggungjawab. Salah satu faktornya adalah kesamaan pemikiran dengan anggota lain yang menciptakan kedekatan tersendiri. Anggota juga sangat mampu kerjasama terlihat dari proses yang baik dalam kegiatan kepanitiaan atau team work liputan. Kualitas hasil kerja sesuai misalnya berita yang naik berarti kualitasnya sudah sesuai dengan kaidah SUARA USU hingga layak naik. Program menghasilkan keuntungan sesuai misalnya kerjasama dengan penerbitan buku, SUARA USU dapat buku dan bisa diresensi untuk mengisi rubrik resensi serta mendapatkan ilmu, kerjasama menjadi media partner untuk mendapatkan branding. Walau tidak selalu terlaksana karena ada Universitas Sumatera Utara anggota yang tidak menjalankan keuntungan, namun tetap mampu mendatangkan keuntungan. Kerjasama untuk branding, mendapatkan keuntungan, menjalin hubungan baik. Kerjasama tersebut bagi Guster sangat bermanfaat karena mendapatkan keuntungan finansial, branding, mendapatkan link. Bagi Guster, SUARA USU juga organisasi yang efektif karena faktor sistem yang dibuat diterapkan secara optimal. Selain itu ia mengatakan SUARA USU tak hanya efektif tapi luar biasa karena mampu mengubah anggota saat pertama masuk dengan ketika menjadi alumni nanti menjadi lebih dewasa dan kaya akan teman, link, dan ilmu.

4.2 Pembahasan