Dimensi SMK Jajaka Bartim: Materi Belajar Fisika Teknologi 1

Kegunaan dimensi adalah: a Mengungkapkan adanya kesamaan atas kesataraan antara dua besaran yang kelihatanya berbeda. b Menyatakan benar tidaknya suatu persamaan yang ada hubungannya dengan besaran fisika.

1.6 Angka Penting

Semua angka yang diperoleh dari hasil pengukuran disebut Angka Penting, terdiri atas angka-angka pasti dan angka- angka terakhir yang ditaksir angka taksiran. Aturan penulisanpenyajian angka penting dalam pengukuran: 1. Semua angka yang bukan nol adalah angka penting. Contoh: 72,753 5 angka penting. 2. Semua angka nol yang terletak di antara angka-angka bukan nol adalah angka penting. Contoh: 9000,1009 9 angka penting. 3. Semua angka nol yang terletak di belakang angka bukan nol yang terakhir, tetapi terletak di depan tanda desimal adalah angka penting. Contoh: 3,0000 5 angka penting. 4. Angka nol yang terletak di belakang angka bukan nol yang terakhir dan di belakang tanda desimal adalah angka penting. Contoh: 67,50000 7 angka penting. 5. Angka nol yang terletak di belakang angka bukan nol yang terakhir dan tidak dengan tanda desimal adalah angka tidak penting. Contoh: 4700000 2 angka penting. 6. Angka nol yang terletak di depan angka bukan nol yang pertama adalah angka tidak penting. Contoh: 0,0000789 3 angka penting. Ketentuan - Ketentuan Pada Operasi Angka Penting: 1. Hasil operasi penjumlahan dan pengurangan dengan angka- angka penting hanya boleh terdapat Satu Angka Taksiran saja. Contoh: 2,34 angka 4 = angka taksiran 0,345 + angka 5 = angka taksiran 2,685 angka 8 dan 5 dua angka terakhir taksiran maka ditulis: 2,69 Untuk penambahanpengurangan perhatikan angka di belakang koma yang paling sedikit. 13,46 angka 6 = angka taksiran 2,2347 - angka 7 = angka taksiran 11,2253 angka 2, 5 dan 3 tiga angka terakhir taksiran maka ditulis : 11,23 2. Angka penting pada hasil perkalian dan pembagian, sama banyaknya dengan angka penting yang paling sedikit. Contoh: 8,141 empat angka penting 0,22 x dua angka penting 1,79102 Penulisannya: 1,79102 ditulis 1,8 dua angka penting 1,432 empat angka penting 2,68 : tiga angka penting 0,53432 Penulisannya: 0,53432 ditulis 0,534 tiga angka penting 3. Untuk angka 5 atau lebih dibulatkan ke atas, sedangkan angka kurang dari 5 dihilangkan, Jika angkanya tepat sama dengan 5, dibulatkan ke atas jika angka sebelumnya ganjil dan dibulatkan ke bawah jika angka sebelumnya genap. Contoh: Bulatkanlah sehingga mempunyai tiga angka penting: a 24,48 4 angka penting Æ 24,5 b 56,635 5 angka penting Æ 56,6 c 73,054 5 angka penting Æ 73,1 d 33,127 5 angka penting Æ 33,1

1.7 Notasi Ilmiah Bentuk Baku

Dari hasil pengukuran besaran fisika banyak dijumpai bilangan-bilangan yang memiliki angka yang banyak, sehingga dalam penulisannya memerlulkan tempat lebar. Untuk menyingkat penulisan bilangan tersebut diambil kesepakatan yaitu bentuk bilangan sepeluh berpangkat yang disebut notasi ilmiah. Secara umum Notasi Ilmiah atau Cara Baku dapat ditulis sebagai berikut: R . 10 x dengan: R, angka-angka penting 10 x disebut orde x bilangan bulat positif atau negatif Contoh: - Massa bumi = 5,98 . 10 24 tiga angka penting - Massa elektron = 9,1 . 10 -31 dua angka penting - 0,00000435 = 4,35 . 10 -6 tiga angka penting - 345000000 = 3,45 . 10 8 tiga angka penting

1.8 Pengukuran

Pengukuran merupakan kegiatan sederhana, tetapi sangat penting dalam kehidupan kita. Pengukuran merupakan kegiatan membandingkan suatu besaran dengan besaran lain sejenis yang dipergunakan sebagai satuannya. Misalnya, Anda mengukur panjang buku dengan mistar, artinya Anda membandingkan panjang buku tersebut dengan satuan-satuan panjang yang ada di mistar, yaitu milimeter atau centimeter, sehingga diperoleh hasil pengukuran, panjang buku adalah 210 mm atau 21 cm. Fisika merupakan ilmu yang memahami segala sesuatu tentang gejala alam melalui pengamatan atau observasi dan memperoleh kebenarannya secara empiris melalui panca indera. Karena itu, pengukuran merupakan bagian yang sangat penting dalam proses membangun konsep-konsep fisika. Ada dua hal yang perlu diperhatikan dalam kegiatan pengukuran, pertama masalah ketelitian presisi dan kedua