Pengaruh kehamilan terhadap sistem pendengaran

Terdapat beberapa perubahan pada regulasi tiroid selama kehamilan. Diantaranya, sebagai respon atas tingginya kadar estrogen terjadi peningkatan kadar protein transpor tiroksin mayor dan globulin pengikat tiroksin dalam sirkulasi. Adanya hormon gonadotropin korionik yang berasal dari plasenta dapat menjadi perangsang tiroid. Selain itu, dapat terjadi defisiensi iodida dikarenakan meningkatnya bersihan ginjal dan ini juga dapat menyebabkan menurunnya asupan ke unit fetoplasenta sehingga menyebabkan defisiensi iodida relatif Cunningham et al. 2004; Sulin 2008. H. Perubahan sistem lainnya 1. Sistem muskuloskeletal Lordosis progresif merupakan gambaran yang khas pada kehamilan normal. Terdapat peningkatan mobilitas sendi sakroiliaka, sakrokoksigeal dan sendi pubis selama kehamilan, kemungkinan akibat perubahan hormonal. 2. Mata Tekanan intraokular menurun selama kehamilan, sebagian besar karena peningkatan aliran vitreous, sebagian besar karena penignkatan aliran vitreous humor. Sensitivitas kornea juga berkurang, dan perubahan terbesar terjadi pada kehamilan lanjut. 3. Sistem saraf pusat Wanita hamil sering melaporkan adanya masalah pemusatan perhatian, konsentrasi, dan memori selama kehamilan dan masa nifas awal. Namun, penelitian yang sistematis tentang memori pada kehamilan masih terbatas dan sering kali bersifat anekdot. Keenan et al 1998 pada penelitiannya mendapatkan adanya penurunan memori pada kehamilan pada trimester ketiga Cunningham et al. 2004.

2.2.3 Pengaruh kehamilan terhadap sistem pendengaran

Selama kehamilan kedua hormon estrogen dan progesteron lebih tinggi daripada biasanya, dan terdapat perubahan fisiologis lainnya Hadley 2000. Perubahan ini dapat menyebabkan retensi cairan dan sirkulasi hiperdinamik, yang mana dapat Universitas Sumatera Utara memberi dampak pada sirkulasi koklea dan homeostasis cairan koklea Al-Mana et al. 2008. Gejala gangguan pendengaran seperti telinga terasa penuh, penurunan pendengaran dan tinnitus telah dilaporkan pada beberapa penelitian Al-Mana et al. 2008. Retensi garam dan cairan yang berlebihan merupakan hal yang biasa terjadi pada kehamilan, ketidakseimbangan elektrolit dapat menyebabkan peningkatan volume cairan intraselular, yang berdampak pada terbentuknya edema perineural Sennaroglu Belgin 2001. Peningkatan tekanan perilimfatik selalu dihubungkan dengan variasi kadar hormon pada menstruasi yang tidak teratur, kehamilan dan menopause serta anggapan terhadap patensi duktus koklearis Reid, Cottingham Marchbanks 1993. Fluktuasi hormon mengubah pengaturan komposisi kimiawi dari perilimfe dan endolimfe pada telinga dalam, dan proses transport ion. Hubungan antara perilimfe dan endolimfe diatur oleh tekanan hidrostatik melalui duktus koklearis. Oleh karena itu, patensi duktus koklearis merupakan kunci, apakah efek pendengaran akan meningkat atau menurun, dengan adanya perubahan komposisi dan tekanan cairan serebrospinal selama kehamilan Kenny, Patil Considine 2010. Selain itu, peningkatan kadar hormon estrogen selama kehamilan dapat menimbulkan perubahan lainnya seperti, adanya resiko thrombosis, dimana meningkatnya aktivasi koagulasi darah dan fibrinolisis. Ini dapat memberikan dampak oklusi vaskular pada mikrosirkulasi telinga dalam Kenny, Patil Considine 2010; Hou Wang 2011. Perubahan juga terjadi pada sistem kardiovaskular, dimana terjadi deformabilitas eritrosit, peningkatan viskositas plasma, begitu juga agregasi eritrosit akibat dari peningkatan fibrinogen. Wang Young 2006, pada penelitiannya mendapatkan adanya perbaikan ambang dengar pada wanita hamil yang diberikan plasma expander. Dimana tujuannya adalah untuk menurunkan viskositas darah dan mengurangi terjadinya hipoksia koklea dengan meningkatkan sirkulasi mikro. Universitas Sumatera Utara

2.3 Audiometri Nada Murni