STRATEGI GURU DALAM MENGAJARKAN MEMBACA AL-QUR’AN PADA MATA PELAJARAN AL-QUR’AN HADITS (Studi Kasus di SMA Muhammadiyah Kasihan).
SKRIPSI Oleh: Wildan Saputra NPM: 20120720053
FAKULTAS AGAMA ISLAM
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM UNIVERSITAS MUHAMADIYAH YOGYAKARTA
(2)
SKRIPSI
Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat guna memperoleh gelar Serjana Pendidikan Agama Islam ( S.Pd) strata Satu
pada Program Studi Pendidikan Agama Islam (Tarbiyah) Fakultas Agama Islam
Universitas Muhammadiyah Yogyakarta Oleh:
Wildan Saputra NPM: 20120720053
FAKULTAS AGAMA ISLAM
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM UNIVERSITAS MUHAMADIYAH YOGYAKARTA
(3)
bagaimana strategi guru PAI dalam mengajarkan baca al-Qur’an kepada siswa, bagaimana hasil dari strategi guru, serta faktor pendukung serta penghambat proses pembelajaran
Penelitian ini termasuk penelitian kualitatif, dengan subjek penelitian adalah guru mata pelajran Qur’an Hadits serta peserta didik SMA Muhammadiyah Kasihan kelas X, XI dan XII. Data dikumpulkan dengan wawancara, observasi dan dokumentasi. Pengumpulan dan analisis data bersifat interaktif.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) Strategi yang dilakukan guru PAI dalam mengajarkan membaca al-Qur’an adalah dengan menggunakan strategi yang bervariasi, seperti pembelajaran didalam kelas, pembelajaran di luar kelas, pembelajaran di luar jam sekolah. (2) Adapun hasil dari strategi yang dilakukan adalah berhasil, seperti siswa menjadi mampu dalam membaca al-Qur’an, mengenal hukum tajwid dalam al-Qur’an, mampu menghafal ayat-ayat pendek dalam al-Qur’an. (3) Sedangkan faktor pendukung sekolah sangat sangat bersemangat dalam mengambangkan kemampuan siswa untuk membaca al-Qur’an, seperti mendatangkan pengajar khusus dalam mengajarkan pembelajaran membaca al-Qur’an, tersedianya buku jus amma, al-Qur’an hadits, perpustakaan, al-Qur’an digital. Sedangkan faktor penghambat yaitu kurangnya tenaga pengajar PAI khusus yang mengajarkan pembelajaran membaca al-Qur’an, gedung khusus untuk belajar membaca al-Qur’an, siswa yang bermasalah.
Kata Kunci : Strategi, Siswa Membaca Al-Qur’an, Mata Pelajaran Al-Qur’an Hadits
(4)
A. Latar Belakang Masalah
َ اَ د
َ ب
َن
ََ ر
َب
َ َََ أ
َ
َ ح
َس
َ ن
ََ تَ أ
ََ د
َب
Artinya: Tuhanku telah mendidikku, maka Dia (Allah) baguskan pendidikanku. HR.Ath-Tabrani (Nata 2012: 6).
َ ا
َ وبَد
َ
َ و ا
َ كدَ ا
َ
َ ل ع
َ ا لَ
َ
َ بحوَ ُيب نَبحَ ٍلَا صخَث
َ
َهت ي بَل ه أ
ََ و
َ َا وِ
َ
َق لَاة
َ ا ر
ٍَن
Artinya: Didiklah putra putrimu dengan tiga perkara, yaitu mencintai nabi mereka, mencintai keluarga mereka, dan membaca Al-Qur’an HR.Ath-Tabrani (Nata 2012: 6). Rasulullah menegaskan bahwa belajar merupakan sebuah keharusan bagi setiap manusia, baik pembelajaran yang dilakukan orangtua kepada anak, guru kepada murid, orang yang mengetahui kepada orang yang belum mengetahui. Sebab dengan adanya belajar maka manusia terbedakan dengan makhluk Allah yang lainnya.
Undang-undang No.20 Tahun 2003 (Nata 2012: 32) Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara yang semua ini diperoleh dari proses pembelajaran .
(5)
bisa mengembangka fitrah yang diberikan oleh Allah kepadanya, terutama dalam pendidikan Islam.
Sedangkan pendidikan agama Islam merupakan “suatu usaha penyampaian kebenaran Ilahi kepada setiap manusia. Tugas ini tiada lain merupakan implementasi dari keterikatan tiap individu muslim dengan khaira ummah, yakni dalam bentuk takmurunabil ma’ruf watanhauna ‘anil munkar”(Hamzah 2014: 1).
Tujuan pendidikan agama Islam sangatlah besar yakni memperkenalkan kebenaran ajaran Ilahi kepa setiap manusia. Tujuan ini berfungsi untuk kebaikan manusia itu sendiri yaitu menegakkan ma’ruf dan mencegah kemungkaran.
Dunia pendidikan Indonesia saat ini terutama pendidikan agama Islam masih menui problem, adapun problematika yang melanda pendidikan saat ini yang muncul kepermukaan yaitu rendahnya kualitas guru dalam mengajar.
Seperti yang dikemukakan oleh Usman “Pemerintahan menyadari gagal atau berhasilnya pelaksanaan pembangunan dalam bidang pendidikan akan sangat tergantung pada kualitas guru yang dapat dihasilkan” (Usman 2012:8).
(6)
siswa, dan tanpa ada bimbingan tersebut akan sulit terjadi pembelajaran yang optimal.
Seperti yang dikemukakan oleh Eggen dan Kauchak bahwa
“seorang guru lebih penting daripada kurikulum, tekhnologi, pengaturan
ruang kelas, rekan sebaya (pers) pendanaan, ukuran sekolah, ruang kelas,
atau kepala sekolah” (Eggen dan Kauchak, 2012: 1)
Dari uraian yang dikemukakan diatas, maka sangatlah jelas betapa pentingnya peran dari seorang guru terhadap pembelajaran. Karena keberhasilan dalam belajar tergantung dari guru itu sendiri, tanpa adanya bimbingan seorang guru akan sulit terjadi pembelajaran yang efektif, maka guru diharapkan paham terhadap pengajaran yang dilakukan yakni dengan menggunakan strategi pembelajaran, karena dengan adanya strategi maka dapat mempermudah proses pembelajaran sehingga dapat mencapai hasil pembelajaran yang optimal.
Djamarah dan Aswan (1997: 5) Mengatakan pengertian pembelajaran sebagai berikut:
Strategi pembelajaran merupakan “suatu garis-garis besar haluan untuk bertindak dalam usaha mencapai sasaran yang telah ditentukan, dihubungkan dengan belajar mengajar strategi bisa diartikan sebagai pola-pola umum kegiatan guru-anak didik dalam perwujudan kegiatan belajar mengajar untuk mencapai tujuan yang
(7)
berjalan secara optimal serta tercapainya tujuan dari pembelajaran tersebut.
Santyasa (2007: 4) Mengatakan pencapayan yang mesti harus diraih ketika menggunakan strategi yang diinginkan
Apabila strategi pembelajaran yang telah dilakukan seorang guru maka tentu pula diupayakan mencapai hasil-hasil pembelajaran yang memuaskan bagi siswa. Karena desain pembelajaran yang konsisten dengan tujuan belajar yang telah disasar tersebut tentunya diupayakan pula untuk mencapai hasil belajar sesuai dengan yang diharapkan.
Pembelajaran yang telah dilakukan, tentu yang sangat diharapkan baik itu dari pendidik maupun anak didik yaitu hasil dari pembelajaran tersebut yakni siswa mengerti tentang apa yang telah diajarkan kepadanya, karena sesuai dengan apa yang telah disebutkan oleh Santyasa diatas yaitu tujuan dari strategi pembelajaran adalah memahamkan atau memudahkan siswa dalam belajarnya.
Strategi pembelajaran yang dilakukan guru dalam pembelajaran, tentu haruslah sesuai dengan kondisi siswa pada saat itu serta lingkungan yang ada disekitarnya. Karena tujuan dari pelaksanaan strategi pembelajaran adalah berhasil dalam pembelajaran atau materi yang di sampaikan dapat dipaham dengan mudah oleh siswa. Namun jika kondisi siswa pada saat itu membutuhkan perhatian yang khusus tentu
(8)
seperti permasalahan keluarga, ekonomi, dan lain sebagainya, maka strategi seperti apa yang dilakukan oleh guru dalam pembelajarannya, dimana dengan kondoisi siswa semacam ini akan sulit terjadi pembelajaran yang optimal.
Kreatifitas seorang anak dalam pembelajaran sangat dipengaruhi oleh faktor keluarga dan ekonomi. Faktor keluarga misalnya.
Yusuf (2004: 122). Mengatakan peran keluarga dalam kreatifitas dan perkembangan kepribadian seorang anak
Anak dilahirkan belum bersifat sosial. Dalam arti, dia belum memiliki kemampuan untuk bergaul dengan orang lain, untuk mencapai kematangan sosial, anak harus belajar tentang cara-cara menyesuaikan diri dengan orang lain. Kemampuan ini diproleh anak memalui berbagai kesempatan atau pengalaman bergaul dengan orang-orang dilingkungannya, baik orang tua, saudara, teman sebaya atau orang dewasa lainnya. Perkembangan sosial anak sangat dipengaruhi oleh proses perlakuan atau bimbingan orangtua terhadap anak dalam mengenalkan berbagai aspek dalam kehidupan.
Seorang anak sangat membutuhkan stimulus dari lingkungannya, terutama keluarga, Karena stimulus semacam ini sangatlah penting bagi anak, seorang anak dengan kondisi yang masih muda tentu belum memiliki pengalaman untuk membimbing perkembangannya kearah yang lebih baik. Untuk itu seorang anak sangat membutuhkan peran dari keluarga. Karena dalam keluargalah pendidikan pertama kali yang
(9)
tidak baik maka prilaku itu jualah yang dibawa anak sampai keluar.
Selain itu faktor ekonomi juga mempengarugi kreatifitas seorang anak.
Hawadi (2001: 28). Mengatakan kreatifitas terbentuk dari faktor ekonomi
Anak-anak yang berasal dari latar belakang status ekonomi sosial tinggi cendrung lebih kreatif daripada anak-anak yang berasal dari status ekonomi sosial rendah. Kemungkinan hal ini ada kaitannya dengan metode pola asuh, dimana keluarga lebih kreati, sedangkan keluarga mampu lebih bersifat otoritarian.
Selain keluarga, permasalahan ekonomi juga mempengaruhi kepribadian seorang anak. Dalam kehidupan, faktor ekonomi ini sangat menentukan taraf kehidupan suatu masyarakat. hal ini juga lah yang dapat mempengaruhi aktifitas seorang anak terutama dalam proses pembelajaran.
Kondisi semacam ini terjadi di SMA Muhammadiyah Kasihan, dimana kondisi siswa di SMA ini banyak menghadapi permasalahan, adapun itu permasalahan yang timbul dari keluarga misalnya: permasalahan ekonomi, orang tua yang brokenhom, cerai dan lain sebagainya. Adapun dari lingkungan yaitu: Teman bergaul, buangan dari sekolah lain serta sekolah yang kurang memfasilitasi dalam pembelajaran.
(10)
pula menggunakan strategi khusus dalam mengajarkan pembelajaran kepada siswa yang bermasalah diatas khusus mengajarkan siswa dalam membaca al-Qur’an, agar kesulitan siswa dalam membaca al-Qur’an dapat diatasi.
Dari uraian diatas maka penelitian yang akan dilakukan adalah tentang strategi seorang guru dalam mengajarkan pembelajaran kepada siswa yang bermasalah yang sulit dalam belajar membaca al-Qur’an. Dengan mengangkat judul “Strategi Guru Pendidikan Agama Islam Mengatasi Kesulitan Siswa Dalam Membaca Al-Qur’an Pada Mata Pelajaran Al-Qur’an Hadits” (Studi Kasus di SMA Muhammadiyah Kasihan).
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas maka peneliti mengajukan permasalahan pokok sebagaiberikut.
1. Strategi seperi apa yang dilakukan guru dalam mengajarkan pembelajaran membaca al-Qur’an terhadap siswa SMA Muhammadiyah Kasihan.
2. Bagaimana hasil dari upaya strategi guru dalam meningkatkan kemampuan baca al-Qur’an bagi siswa SMA Muhammadiyah Kasihan
(11)
C. Tujuan Penelitian dan Kegunaan 1. Tujuan Penelitian
a. Untuk mengetahui dan menganalisis strategi guru PAI dalam meningkatkan kemampun baca al-Qur’an bagi siswa SMA Muhammadiyah Kasihan
b. Untuk mengetahui dan menganalisis hasil dari strategi guru PAI dalam meningkatkan kemampuan baca al-Qur’an bagi siswa SMA Muhammadiyah Kasihan
c. Untuk mengetahui faktor pendukung dan penghambat proses pembelajaran baca al-Qur’an bagi siswa SMA Muhammadiyah Kasihan
2. Kegunaan penelitian a. Kegunaan Teoritis
1. Memperkaya khasanah ilmu pengetahuan dalam bidang pendidikan agama Islam.
2. Memberikan gambaran dan informasi tentang upaya guru PAI dalam meningkatkan kemampuan baca al-Qur’an bagi siswa SMA Muhammadiyah Kasihan.
b. Kegunaan Preaktis 1. Bagi Siswa
(12)
2. Bagi Guru
Dapat memberi acuan kepada guru karena betapa pentngnya peran dari seorang guru terhadap anak didiknya dan selalu merancang strategi-strategi yang update agar anak didiknya bisa terus bersemangat dalam belajarnya.
3. Bagi Orang tua Siswa
Melalui hasil penelitian ini orang tua dapat lebih memantau keseriusan seorang guru dalam proses mengajar disekolah tempat orang tua menitipkan anaknya disekolah dan mempermudah orang tua mengajarkan membaca al-Qur’an dirumah sendiri.
4. Bagi Sekolah
Sebagai acuan sekolah dalam memperbaiki kurikulum dan strategi pembelajaran yang harus dilakukan agar penarapan pembelajaran bisa sesuai dengan apa yang diinginkan siswa. D. Sistematika Pembahasan
Untuk mempermudah didalam penulisan skripsi nantinya maka peneliti membagi 5 (lima) bab yang tentunya sebuah kesatuan yang saling mendukung dan terkait antara yang satu dengan yang lainnya, adapun sistematikanya antara lain:
(13)
Bab II : Tinjauan Pustaka Dan Krangka Terori.
Dalam bab ini memuat tinjauan teori, tinjauan hasil penelitian terdahulu, dan kerangka pemikiran.
Bab III : Metode Penelitian
Dalam bab ini merupakan bab yang mendeskripsikan tentang metode penelitian yang digunakan didalam penelitian ini. Didalamnya mendeskripsikan jenis-jenis penelitian, data subyek penelitian, tehnik pengumpuan data dan metode analisis data. Bab IV : Hasil Dan Pembahasan
Dalam bab ini akan dibahas mengenai hasil dari penelitian yang akan dilakukan, yakni dari dari realita-realita yang berdasarkan hasil dari penelitian yang sudah dilakukan nantinya.
Bab V : Penutup.
Dalam bab ini akan ditarik dari kesimpulan dari hasil penelitian serta saran-saran yang diperlukan.
(14)
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA TEORI A. Tinjauan pustaka
Dari penelusuran terhadap beberapa skripsi yang sesuai dengan penelitian ini, peneliti menemukan beberapa judul skripsi yang hampir sama dengan judul yang akan saya teliti nantinya, seperti beberapa skripsi berikut:
Penelitian yang dilakukan oleh Martiwi Rini Idhawati dari UMY Tahun 2013 yang berjudul “Strategi Guru PAI Dalam Mengatasi Kesulitan Belajar Membaca Al-Qur’an Bagi Siswa SMA Muhammadiyah Ngawen Gunung Kidul” Adapun yang dibahas yaitu mengenai strategi yang dilakukan guru dalam mengatasi siswa yang mengalami kesuitan membaca Al-Qur’an. Adapun kesulitan yang dialami siswa yaitu belum mengenali huruf hijaiyah, tanda baca, sulit dalam membedakan huruf, serta siswa malu untuk dalam belajar dalam membaca. Adapun strategi yang dilakukan guru yaitu menerapkan strategi pembelajaran yang bervariasi, seperti penembahan jam diluar sekolah, serta mengadakan bimbingan berkelanjutan.
Yang menjadi pembeda dengan penelitian yang akan dilakukan yaitu lebih tentang cara memberikan rumusan masalah yang dimana yang akan dilakukan yaitu lebih meneliti tentang strategi yang akan dilakukan guru dalam pembelajaran. Sedangkan penelitian yang diatas yaitu lebih mengenai kesulitan siswa dalam belajar membaca al-Qur’an.
(15)
Penelitian yang dilakukan oleh Rizkasari dari UMS Surakarta Tahun 2014 yang berjudul “Upaya Guru Pendidikan Agama Islam Mengakselerasi Motivasi Baca Tulis Al-Qur’an (BTA) Melalui Metode Peerteaching Pada Siswa Kelas X SMK Negri 9 Surakarta” penelitian ini membahas tentang upaya yang akan dilakukan seorang pendidik dalam mengakselerasi motuvasi siswa terhadap baca tulis al-Qur’an agar percepatan semangat dalam membaca al-Qur’an siswa semangin meningkat. Adapun hasil dar penelitian ini yaitu pertama: dengan adanya BTA siswa menjadi mampu membaca dan menulis arab dengan rapi bahkan ada yang bisa membuat kaligrafi. Kedu: Siswa menjadi senang dan menjadi tidak takut apabila di penrintahkan untuk membaca tulisan arab. Ketiga: motivasi siswa untuk membaca alkur’an semangin meningkat.
Adapun perbedaan penelitan yang akan dilakukan nantinya dengan penelitian yang dilakukan oleh Rizkasari yatu berkisar tentang membangkitkan motivasi baca al-Qur’an dengan strategi guru dalam mengajarkan pembelajaran membaca al-Qur’an. maksutnya penelitian yang dilakukan oleh Rizka yaitu upaya seorang guru dalam memotivasi agar siswa mau belajar membaca al-Qur’an. sedangkan penelitian yang akan diteliti nantinya yaitu lebih kepada strategi seorang guru dalam pembelajaran yang dilakukan.
Selanjutnya penelitian yang dilakukan oleh Muttaqin dari UMS Surakarta tahun 2012 yang berjudul “ Upaya Bimbingan Guru Pendidikan Agama Islam Dalam Mengatasi kesulitan belajar Membaca Al-Qur’an
(16)
Pada Siswa Dimadrasah Ibtidaiyah Negeri Takeran Magetan” penelitian ini membahas tentang upaya seorang guru pendidikan agama Islam dalam mengatasi kesulitan siswa dalam membaca al-Qur’an serta ingin mengetahui faktor-faktor penyebab siswa tidak bisa membaca al-Qur’an, didalam mengajar baca tulis al-Qur’an guru PAI menggunakan metode-metode yang dipahami ole siswa, guru selalu telaten dalam memahamkan siswa, selalu memberikan PR kepada siswadan lain sebagainya. adapun hasil dari penelitian ini yaitu: peneliti memberikan pernyataan bahwa metode yang dilakukan oleh guru PAI dapat dinyakan baik karena hasil dari bimbingan guru di keseluruhan priode 2012-2013 hampir 90% dari 60 murid kelas 6 bisa membaca al-Qur’an.
Perbedaan yang mendasar dalam penelitian yang akan dilakukan nantinya dengan penelitian yang dilakukan oleh Muttaqin yaitu lebih ke tentang upaya seorang guru dalam menerapkan binbingan membaca al-Qura’an terhadap siswa-siswanya,
Selanjutnya penelitian yang dilakukan oleh Mulyanah dari UIN Jakarta tahun 2005 yang berjudul “Strategi Pembelajaran Baca Tulis al-Qur’an siswa kelas V SDN Kembangan Jakarta Barat” secara umum penelitian ini membahas tentang bagaimana strategi pembelajaran yang ditempuh oleh guru agama Islam dalam mengajarkan baca tulis al-Qur’an siswa dimana seorang guru menggunakan pendekatan yang berkaitan dengan pendekatan kelas yaitu pendekatan individual dan pendekatan kelompok. Disamping itu guru juga menggunakan pendekatan yang
(17)
berkaitan dengan active larning, interactive lerning, dan menggunakan metode iqra’.dari hasil yang telah dilakukan pada siswa tahun ajaran 2004-2005 mencapai hasil yang cukup baik. Maka strategi yang dilakukan guru PAI SDN Kambangn dapat dikatakan cukup baik.
Penelitian yang dilakukan oleh Mulyanah sama dengan penelitian yang akan diteliti nantinya yakni sama-sama ingin mengetahui strategi seorang guru dalam pembelajaran, namun yang menjadi perbedaan yaitu tempat dan tahun penelitian.
Adapun yang menjadi persamaan dalam penelitian yang akan dilakukan dengan peneitian-penelitian terdahulu yaitu mengenai strategi seorang guru dalam proses pembelajaran. Adapun letak perbedaannya yaitu tempat penelitian, tahun, subjek penelitian, serta cara-cara dalam pengumpulan data.
(18)
B. Kerangka Teori 1. Strategi Mengajar
Istilah strategi, strategi mengajar, pendekatan mengajar, dan model mengajar kadang diartikan dalam artian yang sama (Eggen dan Kauchak, 2012:6).
Dalam dunia pendidikan strategi mengajar, pendekatan mengajar serta model pembelajara merupakan cara yang dilakukan seorang guru dalam pembelajaran, baik pembelajaran di kelas maupun pembelajaran diluar kelas. Karena pembelaran seperti ini tentu menuaikan keberhasilan.
Istilah-istilah diatas dapat diartikan kedalam model pembelajaran yang dilakukan guru dalam pembelajaran. Adapun istilah demikian sering disebut dengan strategi pembelajaran.
Djamarah dan Aswan (1997: 5) mengatakan pengertian strategi pembelajaran sebagai berikut:
Istilah strategi pertama kalinya hanya dikenal dikalangan militer, khususnya strategi perang. Seiring berjalannya waktu istilah strategi di dunia militer tersebut diadopsi kedalam dunia pendidikan. Dalam konteks pendidikan, strategi digunakan untuk mengatur siasat agar dapat mencapai tujuan dengan baik. Secara umum strategi mempunyai pengertian “suatu garis-garis besar haluan untuk bertindak dalam usaha mencapai sasaran yang telah ditentukan, dihubungkan dengan belajar mengajar strategi bisa diartikan sebagai pola-pola umum kegiatan
(19)
guru-anak didik dalam perwujudan kegiatan belajar mengajar untuk mencapai tujuan yang telah digariskan
Dari uraian yang dikemukakan oleh Djamarah mengenai strategi pembelajaran yang dilakukan seorang guru, mengatakan bahwa strategi pembelajaran yang dilakukan berfungsi sebagai garis haluan yang digunakan dalam pembelajaran agar sejalan dengan apa yang diharapkan nantinya. Namun strategi pembelajaran yang harus dilakukan, haruslah berkenaan dengan stuasi dan kondisi pada saat itu serta sesuai dengan karekter siswa. Karena tidak mesti di kelas yang sama menggunakan strategi yang sama pula disetiap pembelajaran yang dilakukan.
Seperti yang dikemukakan oleh Wena bahwa strategi pembelajaran “merupakan cara-cara yang berbeda untuk mencapai hasil pembelajaran yang berada dibawah kondisi yang berbeda pula” (Wena: 2010:5)
Yang dapat diambil dari beberapa teori tentang strategi diatas mengenai strategi pembelajaran maka apabila menggunakan strategi dalam pembelajaran tentu strategi tersebut harus berkenan dengan kondisi dan struasi pada saat itu juga atau disesuaikan dengan kondisi yang ada, hal ini bertujuan agar strategi pembelajaran yang dilakukan seorang guru dapat berhasil dengan optimal. Adapun keberhasilan yang telah dicapai nantinya, maka fungsi dari strategi pembelajaran itu sesuai dengan tujuan dari strategi itu sendiri.
(20)
Berikutnya yang dikatakan oleh Eggen mengatakan strategi adalah “pendekatan umum belajar mengajar yang berlaku dalam berbagai bidang materi dan digunakan untuk memenuhi berbagi tujuan pembelajaran: (Eggn dan kauchak” (2012: 6).
Kegiatan umm disini maksutnya adalah kegiatan-kegiatan yang lumrah dilakukan seorang pendidik dalam pembelajaran baik itu pembelajaran berbentuk formal maupun pembelajaran non formal. Strategi ini bisa digunakan dalam berbagai bidang meteri pembelajaran, sedangkan tujuan utamanya adalah tetap untuk memudahkan dalam pemahaman materi yang disampaikan.
Djamarah dan Aswan (2012:4). Mengemukan ada empat strategi dasar dalam belajar mengajar yang meliputi hal-hal berikut:
1. Mengidentifikasi serta menetapkan spesifikasi dan kualifikasi tingkah laku dan kepribadian anak didik sebagaimana yang diinginkan.
2. Memilih sistem pendekatan pembelajaran berdasarkan aspirasi dan pandangan hidup masyarakat.
3. Memilih dan menetapkan prosedur, metode dan teknik pembelajaran yang dianggap paling tepat dan efektif sehingga dapat dijadikan pegangan oleh guru dalam melaksanakan pembelajaran.
4. Menetapkan norma dan batas minimal keberhasilan atau kriteria standar keberhasilan sehingga dapat dijadikan pedoman dalam melakukan evaluasi hasil kegiatan pembelajaran.
Poin-poin yang dapat diambil dari pendapat Djamarah diatas yaitu, mengetahui setiap karakter siswa, strategi pembelajaran sesuai dengan kemampuan siswa pada saat itu, memilih dari beberapa srtategi yang dianggap lebih tepat, memberi batasan normal dari hasil setiap
(21)
siswa atau hasil yang didapat oleh siswa tidak mesti sama karena kondisi siswa pasti berbeda pula.
Strategi pembelajaran adalah cara pengajaran yang diterapkan seorang guru dalam pembelajaran, yang bertujuan untuk mempermudah siswa dalam menerima pembelajaran yang diajarkan kepadanya.
2. Guru PAI
Djamarah (2000: 31) Mengatakan pengertian guru sebagai berikut:
Dalam pengertian yang sederhana, guru adalah orang yang memberikan ilmu pengetahuan kepada anak didik. Guru dalam pandangan masyarakat adalah orang yang melakukan pendidikan ditempat-tempat tertentu, tidak meti dilembaga pendidikan formal, tetapi bisa juga di masjid, di rumah dan selanjutnya. Selanjutnya Djamarah juga menjelaskan bahwa guru adalah “smua orang yang berwenang dan bertanggung jawab untuk membimbing dan membina anak didik, baik secara individual maupun klasikal, baik disekolah maupun diluar sekolah.
Apabila, baru dapat dikatakan dia merupakan seorang guru adalah orang yang telah menebarkan ilmu yang telah dimilikinya kepada orang lain baik itu antar individual maupun secara kelompok. Karena tugas dari seorang guru adalah mengajarkan ilmu pengetahuan kepada orang lain, tugas ini merupakan tugas utama dari seorang guru. untuk itu seorang guru haruslah orang yang pintar dan memiliki sertifikat sebagai guru.
(22)
Guru merupakan “jabatan atau propesi yang memerlukan keahlian khusus sebagau guru. pekerjaan ini tidak bisa dilakukan oleh orang yang tidak memiliki keahlian untuk melakukan kegiatan atau pekerjaan sebagai guru” (Usman, 2012: 6).
Menjadi seorang guru tentu menjadi profesi yang sangat luar biasa dan membanggakan dimana bertugas mengajarkan pembelajaran kepada orang banyak, namun tugas ini harus dipertanggung jawabkan nantinya. Karena apa-apa yang telah diajarkan kepada muridnya tentu akan selalu di ingat dan ditiru, baik itu tingkah laku yang baik maupun tingkah laku yang buruk.
Muhaimin (2003: 163) Mengemukakan tentang profesi seorang guru
Seperti yang dikemukakan bahwa guru merupakan jabatan profesi yang memerlukan keahlian khusus sebagai guru. Sedangkan yang dimaksud dengan guru agama adalah "orang dewasa yang yang bertanggung jawab terhadap perkembangan anak didik dengan memberikan pertolongan terhadap mereka dalam perkembangan jasmani dan rohaninya agar mencapai tingkat kedewasaan, mampu berdiri sendiri dan memenuhi tugasnya sebagai hamba atau khalifah Allah maupun sebagai makhluk sosial serta makhluk individu yang mandiri
Seorang guru haruslah orang yang terdidik sebagai guru, karena seorang guru merupakan buku berjalan atau tempat siswa mengambil contoh yang khasanah. Menjadi seorang guru haruslah memiliki akhlak yang akhasanah yang memberikan contoh prilaku yang baik terhadap anak didiknya, karena prilaku ini akan dicontoh oleh anak didik sampai mereka mampu berfikir dengan sendirinya.
(23)
Seperti yang dikemukakan Al-Abrasy (1976: 137). mengenai akhlak seorang guru.
Guru adalah “Spiritual Father atau bapak rohani bagi seorang murid, ialah yang memberikan santapan ilmu jiwa dengan ilmu, pendidik akhlak yang membenarkannya, maka menghormati guru merupakan penghormatan terhadap anak-anak kita, dengan guru itu ia hidup dan berkembang sekiranya setiap guru itu menunaikan tugasnya dengan sebaik-baiknya”. Dari pengertian diatas maka guru PAI adalah manusia yang terdidik untuk mengajarkan pembelajaran agama Islam kepada siswa serta sebagai contoh suritauladan yang baik bagi siswa.
a. Tugas-tugas guru
Dengan kepercayaan yang telah diberikan masyarakat, maka guru mengemban tugas dan tanggung jawab yang sangat berat, salah satu tugas dari seorang guru yaitu mencerdaskan kehidupan anak didik.
Dalam pelaksanaan pembelajaran seorang guru memegang peran penting, karena berhasil tidaknya suatu pengajaran tergantung pada peran dan strategi guru itu sendiri. Adapun peran guru dalam proses belajar mengajar meliputi guru sbagai demonstrator, guru sebagai pegelola kelas guru sebagai mediator, guru sebagai evaluator
(24)
Djamarah, (1997 :36). Menyebutkan tugas-tugas guru sebagai berikut
1) Guru sebagai pengajar. Tugas ini lebih menekankan kepada tugas dalam merencanakan, melaksanakan, dan mengevaluasi pembelajaran.
2) Guru sebagai pembimbing. Tugas ini lebih menekankan kepada tugas memberi bantuan kepada anak didik dalam pemecahan masalah yang dihadapinya. Anak didik dibimbing untuk mengembangkan kepribadiaan dan nilai-nilai luhur dalam dirinya.
3) Guru sebagai administrator. Tugas ini merupakan jalinan antara ketatalaksanaan bidang pengajaran dan ketatalaksanaan pada umumnya. Atau dengan kata lain, tugas ini lebih menekankan aspek manajerial dalam pendidikan.
Tugas-tugas dari seorang guru sangatlah banyak, seperti yang telah dikemukakan oleh Djamarah diatas bahwa tugas dari sorang guru sangat komplit, mulai dari pembelajaran hingga tanggung jawabnya terhadap pembelajaran yang telah diberikan. Apabila pembelajaran yang di ajarkan baik maka baik pula lah hasil yang diharapkan, jika pembelajaran itu buruk tentu hasil yang diperoleh juga akan buruk.
Muliana (2012: 1). Juga mengatakan tugas dari seorang guru sebagai berikut:
1) Guru harus dapat menempatkan dirinya sebagai teladan bagi siswanya. Teladan disini bukan berarti bahwa guru harus menjadi manusia sempurna yang tidak pernah salah. Guru adalah manusia biasa yang tidak luput dari kesalahan. Tetapi guru harus berusaha menghindari perbuatan tercela yang akan menjatuhkan harga dirinya. Karena ia berhadapan langsung dengan mereka yang
(25)
otomatis menjadi contoh dalam berperilaku dan bertata karmadan menghargai sesama. Hal ini sangat penting terutama untuk guru tk, dan SD sebagai pembentuk mental pertama siswa.
2) Guru harus mengenal siswanya. Bukan saja mengenai kebutuhan, cara belajar dan gaya belajarnya saja. Akan tetapi, guru harus mengetahui sifat, bakat, dan minat masing-masing siswanya sebagai seorang pribadi yang berbeda satu sama lainnya.Guru harus mampu memberikan motivasi pada setiap siswa yang mereka didik, guru harus memberikan semangat dan menjadi sumber energi untuk para muridnya. Bagi murid yang sedang lesu dan lemas, maka guru harus memberikan solusi sebagai penyemangat.
3) Guru harus mengatahui metode-metode penanaman nilai dan bagaimana menggunakan metode-metode tersebut sehingga berlangsung dengan efektif dan efisien. Guru yang notabanenya lebih tua daripada muridnya harus mampu sebagai pendidik dan menjadikan perilaku murid sesuai dengan ajaran yang baik dan benar. Bagaimana guru mendidik para siswanya agar menjadi manusia yang berguna bagi nusa dan bangsa. Guru harus memberikan cara belajar efektif dan efisien serta cara menghafal cepat untuk muridnya. Guru menjadi pendidik bagaimana cara menjadi pintar untuk muridnya.
4) Guru harus memiliki pengetahuan yang luas tentang tujuan pendidikan Indonesia pada umumnya, sehingga memberikan arah dalam memberikan bimbingan kepada siswa. Dalam memberikan pelajaran dan pendidikan guru harus memberikan materi dengan metode baru dan mengembangkan ilmu pengetahuan. Contoh adalah bagaimana guru mengajarkan metode dan cara meningkatkan daya ingat otak dalam menerima pelajaran. Mengembangkan ilmu yang dikuasai merupakan tugas dosen dan tenaga pendidik lainnya seperti guru.
5) Guru harus memiliki pengetahuan yang luas tentang materi yang akan diajarkan. Selain itu guru harus selalu belajar untuk menambah pengetahuannya, baik pengetahuan tentang materi-materi ajar ataupun
(26)
peningkatan keterampilan mengajarnya agar lebih professional.
Tugas dan tanggung jawab seorang guru memang sangatlah luas, tapi tugas mengajar didepan kelas merupakan salah satu tugas yang sangat penting. Demikian pentingnya sehingga berhasil tidaknya suatu pembelajaran sering diukur dari guru itu sendiri. Guru akan dikatakan pandai kalau dapat mengajar di deadpan kelas dengan baik. Tugas ini suatu pekerjaan yang harus diperhatikan dengan mengemban amanat dengan sungguh-sungguh karena menjadi kewajiban bagi orang yang mengemban tugas yang diberikan kepadanya. Adapun tanggung jawab dari seorang guru meliputi: tanggung jawab kepada pemimpin, kepada klian, kepada diri sendiri dan tanggung jawab professional.
b. Persoalan yang dihadapi guru
Menjadi seorang guru tentu tidak selalu berjalan mulus, permasalahan-permasalahan yang melanda tentu menjadi sesuatu yang harus di pecahkan agar permasalahan itu tidak menjadi beban yang berarti bagi guru.
Berikut berbagai persoalan yang dihadapi oleh guru menurut Djamarah dan Zain (1997: 10) antara lain:
1. Tujuan-tujuan apa yang mau dicapai 2. Materi pelajaran apa yang diperlukan 3. Metode atau alat mana yang harus dipakai
(27)
4. Prosedur apa yang harus ditempuh untuk melakukan evaluasi.
Adapun permasalahan yang sering dihadapi seorang guru adalah permasalahan strategi atau metode pembelajaran yang efektif dilakukan terhadap siswanya agar pembelajaran tercapai dengan optimal. Untuk itu seorang guru haruslah pandai-pandai terhadap pembelajaran yang dilakukannya agar dapat berjalan berhas.
Guru PAI merupakan orang yang mengajarkan pembelajaran agama Islam, yang mengajarkan contoh suri taudalan yang baik kepada siswa agar siswa menjadi manusia yang nermutu sesuai dengan ajaran Islam.
3. Belajar.
Belajar adalah “proses perubahan prilaku berkat pengalaman dan pelatihan. Artinya, tujuan belajar adalah perubahan tingkah laku, baik menyangkut pengetahuan, keterampilan maupun sikap, bahkan meliputi aspek organism atau pribadi” (Djamarah dan Zain, 1997: 11).
Dengan adanya belajar maka seseorang akan mengetahui sesuatu yang belum mereka ketahui atau penambahan ilmu pengetahuan terhadap dirinya sendiri, untuk itu manusia akan mampu berkembang sesuai dengan kemajuan zaman.
(28)
Pembelajaran adalah “proses, cara, menjadikan orang atau makhluk hidup belajar. Sedangkan belajar adalah berusaha memperoleh kepandaian atau ilmu, berubah tingkah laku atau tanggapan yang disebabkan oleh pengalaman” (KBBI, 1996: 14).
Adapun faktor-faktor Keberhasilan dalam belajar yaitu:
Hakim (2010:6) Faktor-faktor yang mempengaruhi atau menentukan keberhasilan dalam belajar.
a. Faktor internal
Faktor internal merupakan faktor yang terdapat dari dalam diri individu seperti: kesehatan jasmani dan rohani, kecerdasan, daya ingat, kemauan, dan bakat.
b. Faktor eksternal
Faktor yang terdapat dari luar diri individu, seperti: keadaan lingkungan rumah, sekolah, masyarakat dan segala sesuatu yang berhubungan dengan semua lingkungan tersebut. Dalam belajar tentu menemukan kesulitan baik kesulitan yang datang dari internal maupun eksterna, kesulitan belajar ini tentu dipengaruhi dari beberapa faktor, baik itu dari internal maupun dari eksternan. Adapun faktor internal yaitu segala keadaan yang berasal dari siswa itu sendiri, sedangkan faktor eksternal adalah mencakup segala keadaan yang berasal dari luar diri siswa antaralain kurangnya perhatian keluarga, kondisi lingkungan masyarakat, lingkungan sekolah( guru, teman, sarana dan prasarana).
Belajar adalah proses keingin tahuan tentang sesuatu hal dengan bimbingi oleh seseorang yang dianggap mengetahui apa yang ingin diketahui.
(29)
4. Membaca.
Membaca adalah suatu proses yang dilakukan serta digunakan oleh pembaca untuk memperoleh pesan, yang hendak disampaikan oleh penulis melalui media kata-kata/ bahasa tulisn (Tarigan, 2015: 7)
Membaca salah satu dari keterampilan berbahasa dengan mengenal lambing-lambang tulisan, menterjemahkannya kepada bentuk bunyi yang dilambangkan dan mendapatkan makna bagi bentuk tulisan tersebut. dengan membaca maka seorang pembaca akan memperoleh pesan, yang hendak disampaikan kepada penulis melalui media kata-kata/bahasa serta akan dapat menjelaskan isi dari pesan yang tersurat maupun tersirat.
Kita harus menyadari bahwa membaca mempunyai peran social yang amat penting dalam kehidupan sepanjang masa. Karena denga sering membaca maka kita akan mampu berkominikasi dengan orang-orang dengan baik dan benar.
Tarigan (2015: 1). Menyebutkan pengertian membaca serta manfaatnya bagi setiap manusia
Membaca itu merupakan suatu alat komunikasi yang sangat diperlukan dalam suatu masyarakat berbudaya, selanjutnya bahan bacaan yang dihasilan dalam setiap kurun zaman dalam secarah sebagian besar dipengaruhi oleh latar belakang social tempatnya berkembang itu.
Manfaat dari membaca bagi manusia sangatlah banyak. Salah satu manfaat membaca yaitu untuk memahamkan isi dari ide bacaan
(30)
dan pesan dari bacaan tersebut sampai dengan semestinya serta dengan membaca kita akan mampu hidup ditengah-tengah masyarakat yang berbudaya. Karena dengan membaca kita akan mampu berkominikasi dengan orang-orang dengan baik dan benar.
Adapun tujuan-tujuan dari membaca yaitu:
Tarigan (2015:9-10). Mengatakan tujuan utanma dari membaca sebagai berikut.
a. Membaca untuk menemukan atau mengetahui pnemuan-penemuan yang telah dilakukan oleh tokoh, apa-apa yang telah dibuat oleh tokoh.
b. Membaca untuk mengetahui mengapa hal itu merupakan topik yang baik dan menarik, masalah yang terdapat didalamnya, apa yang dipelajari atau apa yang dialami, merangkumkan hal-hal yang penting untuk mencapai tujuannya, untuk memperoleh ide.
c. Membaca untuk menemukan serta mengetahui apa-apa yang terjadi pada setiap bagian cerita.
d. Untuk menemukan serta mengetahui mengapa para tokoh merasakan seperti cara mereka itu, apa yang hendak diperlihatkan, oleh pengarang kepada setiap pembac.
e. Membaca untuk menemukan serta mengetahui apa-apa yang tidak bisa.
f. Membaca untuk menemukan apakah tokoh berhasil atau hidup dengan ukuran-ukuran tertentu
g. Untuk menemukan bagaimana caranya tokoh berubah, bagaimana hidupnya, dan bagaimana tokoh menyerupai pembaca.
Dari urayan diatas maka tujuan utama dalam membaca adalah untuk mencari serta memperoleh informasi, mencakup isi, memahami makna bacaan.
(31)
Tujuan membaca secara umum yaitu mampu membaca dan memahami teks pendek dengan lancar atau bersuara dari beberapa kalimat sederhana (Depdiknas, 2014: 15).
Dari tujuan membaca yang telah dikemukakan diatas maka dengan membaca, akan mudah dalam memahami gagasan yang didengar secara langsung atau tidak langsung, dapat memahami isi teks dengan menyimpulkan isi dengan kata-kata sendir.
Amir (1996:15) mengatakan beberapa fungsi dari membaca yaitu:
a. Fungsi intelektual
b. Fungsi pemacu kreatifitas c. Fungsi praktis
d. Fungsi religious e. Fungsi informatof f. Fungsi rekreatif g. Fungsi social
Fungsi dari membaca sangatlah kompleks, mulai dari fungsi intelektual yaitu dengan membaca maka kita akan menjadi pintar, dengan membaca maka kreatifitas kita akan terpacu dengan baik, yang tidak kalah penting dengan membaca maka kita akan mampu bersosialisasi dengan khalayak ramai karena dengan membaca tentu komunikasi kita akan baik dan lancar.
Membaca adalah proses mengamati isi bacaan yang tersirat dalam bacaan yang dibaca, bertujuan untuk memperoleh pesan yang disampaikan dalam isi bacaan tesebut.
(32)
5. Al-Qur’an
Sholihuddin (2008: 1). Menyebutkan pengertian al-Qur’an sebagai berikut:
Al-Qur’an merupakan “kalam Allah yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW, ia memiliki keagungan yang begitu dahsyat, sehingga tiada seorang pun yang mampu menandinginya, tiada pula yang mampu membuat satu ayat semisal dengannya, ia merupakan firman Allah yang sensniasa memberikan curahan pahala kepada setiap orang yang berinteraksi dengannya, yaitu dengan membiasakan diri dengannya
Al-Qur’an merupakan kitab suci atau kalamullah yang sangat bermanfaat bagi siapa yang mau membacanya juga dipandang sebagai ibadah dan juga akan memperoleh pahala dari Allah SWT. Membaca al-Qur’an merupakan sebuah tuntunan dari Nabi Muhammad kepada ummatnya karena Al-Qur’an merupakan ucapan Allah Subhanahu wa Ta’la yang hendaknya setiap manusia pada umumnya dan kaum muslimin pada khususnya agar mempelajarinya dengan pemahaman yang benar, kemudian meyakininya dan mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari.
Qattan (2010: 1) Juga mengatakan pengertian al-Qur’an sebagai berikut
Al-Qur’anul karim adalah “mukzizat islam yang kekal dan mukzizatnya selalu diperkuat oleh kemajuan ilmu pengetahuan. Ia diturunkan Allah kepada Rasulullah, Muhammad SAW. untuk mengeluarkan manusia dari suasana yang gelap menuju yang terang serta membimbing mereka kejalan yang lurus.
(33)
Al-Qur’an ini tidak hanya merupakan sekedar kalumullah yang ditulis kedalam al-Qur’an, namun tujuan dari kalumullah ini yaitu menjadi perintah dan petunjuk yang ada didalam al-Qur’an tersebut tudak akan pernah tertinggal oleh kemajuan zaman bahkan kemajuan zaman terbentuk melalui al-Qur’an itu sendiri.
Hamzah (2014: 29). Juga mengatakan pengartian al-Qur’an sebagai berikit
Secara etimologis kata benda al-Qur’an berasal dari kata kerja qara’a yang mengandung arti mengumpulkan, atau menghimpun, menbaca atau mengkaji. Jadi kata al-Qur’an berarti kumpulan himpunan atau bacaan. Sedangkan secara terminologis yang dikutip menurut Dr. Dawud al-Attar adalah wahyu Allah yang diturunkankepada Nabi Muhammad SAW secara blafaz (lisan), makna serta gaya bahasa (usulb)-nya, yang termaktub dalam mushaf yang dinukil darinya secara mutawatir. Defenisi ini mengandung beberapa kekhususan sebagai berikut:
Dari pengertian al-Qur’an diatas maka dapat diambil beberapa poin seperti: al-Qur’an sebagai wahyu Allah, yaitu seluruh ayat al-Qur’an adalah wahyu Allah, tidak ada satu katapun yang datang dari perkataan atau fikiran Nabi, al-Qur’an diturunkan dalam bentuk lisan dengan makna dan gaya bahasanya. Artinya isi maupun redaksi al-Qur’an datang dari Allah sendiri, al-Qur’an terhimpundalam mushaf, artinya al-Qur’an tidak mencakup wahyu Allah kepada Nabi Muhammad dalam bentuk hukum-hukum kemudian disampaikan dalam bahasa nabi sendiri, al-Qur’an dinukil secara mutawattir, artinya al-Qur’an disampaikan kepada orang lain sacara terus menerus oleh
(34)
sekelmpok orang yang makiyah dan ayat-ayat madaniah memiliki perbedaan-perbedaan.
Untuk itu al-Qur’an merupakan kitab yang Allah turunkan kepada manusia melalui malaikat jibril kepada Nabi Muhammad SAW. Kitab ini sebagai buku pedoman dalam kehidupan ummat islam agar ummat islam senantiasa mengetahui hukum-hukum dan aturan yang dibuat oleh Allah SWT yang tertulis didalam al-Quran tersebut. Dari hal tersebut maka ummat islam tentu tidak boleh melepaskan dirinya dari al-Qur’an. akan tetapi dalam membaca al-Qur’an tentu memiiki aturan-aturan, karena agar setiap yang membacanya mendapat pahala dari Allah.
a. Adab Membaca Al-Qur’an.
Membaca al-Qur’an merupakan ibadah mulia yang pahalanya yang berlipat ganda akan tetapi dalam membaca-nya harus memperhatikan adab-adabnya (tata karma) karena yang dibaca adalah Kalamullah yang harus dijunjungi dan dimuliakan. Adab ini merupakan suatu istilah yang berasal dari bahasa arab yang berarti adat kebiasaan, etika, pola tingkah laku yang dianggap sebagai modal. adab adalah kesopanan, kehalusan dan kebaikan budi pekerti, akhlak
(35)
Misbahul (2005: 2003) Tatakrama yang harus diperhatikan dalam menghormai al-Qur’an.
1. Hendaknya dalam keadaan yang suci, baik dari hadas bsar dan hadas kecil.
2. Diutamakan menghadapi kiblat. 3. Tidak membaca dalam menguap. 4. Meminta perlindungan kepda Allah.
5. Tidak memutus bacaan kecuali dalam keadaan darurat. 6. Memperbagus suara bacaan.
7. Membaca dengan khusu’.
8. Hendaknya dalam keadaan bersih.
Aturan ini merupakan aturan yang harus di patuhi bagi manusia. Karena bacaan yang kit abaca bukan buku-buku biasa yang ditulis oleh manusia melainkan isi dari al-Qur’an merupakan ucapan Allah yang maha suci. Adab ini tentu harus menjadi budaya bagi orang-orang yang hendak membaca al-Qur’an agar apa-apa yang telah kita baca mendapat manfaat dari Allah SWT.
b. Metode Membaca Al-Qur’an.
Dalam membaca al-Qur’an tentu harus mengetahui cara-cara membacanya untuk itu harus menggunakan metode. Karena metode merupakan jalan atau cara yang harus ditempuh untuk mencapai tujuan. Sangat banyak metode dalam membaca al-Qur’an seperti yang disebutkan oleh Ahmad sebagai berikut.
(36)
Ahmad (2009:15). Mengatakan metode-metode membaca al-Qur’an
1. Metode iqro (membaca). 2. Qiro’ati
3. Juz amma 4. Targhib
5. Tarhib (Metode ini adalah cara memberikan dorongan atau memperoleh kegembiraan bila mendapatkan sukses dalam kebaikan).
Agar mampu dengan cepat belajar membaca al-Qur’an maka harus bertahap, mulai dari mencari guru, metode yang akan digunakan dan lain sebagainya. Belajar membaca al-Qur’an sangat penting bagi ummat manusia terutama ummat islam. karena al-Qur’an merupakan jalan kehidupan bagi ummat muslim itu sendiri atau dapat dikatakan buku tuntunan hidup agar senantiasa tetap bersatu dalam satu ikatakan. Al-Qur’an ini berisi rumus-rumus kehudupan tentu barangsiapa yang selalu membaca dan mengamalkan isi kandungannya tentu akan selamat baik didunia maupun di akhirat kelak.
Al-Qur’an adalah kumpulan firman Allah yang disampaikan secara mutawattir kepada Nabi Muhammad SAW melalui malaikat jibril sebagai pedoman hidup manusia hidup diatas dunia.
(37)
6. Al-Qur’an Hadits
Qur’an Hadis merupakan salah satu bagian dari materi pembelajaran Pendidikan Agama Islam yang dapat mendukung tercapainya tujuan pendidikan agama islam. Oleh karena itu, qur’an hadis menjadi salah satu materi yang penting untuk disampaikan (Kurniasari, 2012, 3).
Qur’an Hadits berasal dari kata al-Qur’an dan Hadits, yang menjadi sumber dari ajaran agama Islam. Oleh karena itu menjadi kewajiban dalam mempelajari serta mengajarkan kepada setiap manusia terutama ummat islam, maka sangat pantas jika menjadi sub mata pelajaran tingkat pendidikan manapun.
Sebagaimana disebutkan bahwa mata pelajaran Al-Qur’ah Hadits merupakan unsur mata pelajaran pendidikan agama Islam pada Madrasah Tsanawiyah yang merupakan kepada peserta didik untuk memahami Al-Qur’an dan Hadits sebagai sumber ajaran agama Islam dan mengamalkan isi pandangannya sebagai petunjuk dan landasan dalam kehidupan sehari-hari (Departemen Agama, 2004:4).
Mata pelajaran al-Qur’an Hadits bertujuan untuk meningkatkan kecintaan peserta didik terhadap al-Qur’an dan al-Hadits, membekali peserta didik dengan dalil-dalil yang terdapat dalam al-Qur’an Hadits sebagai pedoman dalam menyikapi dan menghadapi kehidupan, meningkatkan pemahaman dan pengamalan isi kandungan al-Qur’an dan al-Hadits yang dilandasi oleh dasar-dasar keilmuan tentang al-Qur’an dan hadits.
(http://qur’anhadits20.Wordpress/2011/04/10/pengenalanmatap
(38)
Depertemen agama (2004:20) Adapun fungsi dari mata pelajaran Al-Qur’an dan Hadits pada madrasah memiliki fungsi sebagai berikut:
Pengembangan, yaitu meningkatkan keimanan dan
ketaqwaan peserta didik dalam meyakini kebenaran ajaran Islam yang telah mulai dilaksanakan dalam lingkungan keluarga maupun jenjang pendidikan sebelumnya.
Perbaikan, yaitu memperbaiki kesalahan-kesalahan dalam keyakinan, pemahaman, dan pengalaman ajaran islam peserta didik dalam kehidupan sehari-hari.
Pencegahan, yaitu untuk menangkal hal-hal negatif dari lingkungan atau budaya lain yang dapat membahayakan diri peserta didik dan menghambat perkembangannya menuju manusia Indonesia seutuhnya yang beriman dan bertaqwa kepada Allah Swt.
Pembiasaan, yaitu menjadikan nilai-nilai Al-Qur’an dan Hadits sebagai petunjuk dan pedoman bagi peserta didik dalam kehidupanya sehari-hari.
Dari beberapa pengertian al-Qur’an Hadits diatas maka dapat dikatakan al-Qur’an Hadits adalah mempelajari ajaran-ajaran agama Islam melalui kitab suci al-Qur’an serta Hadits nabi Muhammad SAW untuk keselamatan didunia dan diakhirat.
(39)
7. Strategi Guru Pendidikan Agama Islam Mengatasi Kesulitan Siswa Dalam Membaca Al-Qur’an.
Strategi guru pendidikan agama Islam adalah model pembelajaran yang diterapkan guru dalam mengajarkan pembelajaran agama Islam kepada siswa dengan strategi yang telah dipersiapkan dengan baik, untuk memudahkan siswa dalam menerima pembelajaran yang dilakukan agar kesulitan belajar siswa bisa teratasi dengan baik.
Seorang guru PAI harus memiliki strategi yang bervariasi serta sesuai dengan stuasi dan kondisi pada saat itu, baik stuasi lingkungan, keadaan siswa dan lain sebagainya, agar strategi yang dilakukan bisa beradaptasi dengan keadaan. Maka dengan strategi tersebut akan menghasilkan peoses pembelajaran yang baik serta siswa akan mampu memahami pembelajaran yang telah diberikan.
(40)
1. Pendekatan Penelitian
Berdasarkan pendekatan yang dilakukan, penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Penelitian kualitatif adalah suatu penelitian yang ditujukan untuk mendeskripsikan dan menganalisis fenomena, peristiwa, aktifitas sosial, sikap, kepercayaan, persepsi, pemikiran orang secara individual maupun kelompok (Sukmadinata, 2012: 60).
Jadi penelitian ini analisis datanya tidak menggunakan angka-angka, melainkan menggunakan teknik analitik deskriptif yaitu analisa yang diujikan bukan dengan angka-angka melainkan dalam bentuk laporan penjelasan secara deskriptif dengan pola pikir induktif. Cara berfikir induktif adalah cara menarik kesimpulan yang berangkat dari fakta-fakta dan peristiwa yang bersifat khusus kemudian disimpulkan dengan sifat umum.
2. Lokasi Penelitian
SMA Muhammadiyah kasihan terletak di desa Tirtonirmolo, jl. Bantul Km.5 Mrisi Tamantirto Kasihan Bantul Propinsi Yogyakarta. Lembaga pendidikan suasta yang sudah terakreditasi A. Penelitian memilih SMA Muhammadiyah Kasihan. Alasanya ialah karena SMA Muhammadiyah Kasihan ini merupakan sekolah yang sudah memiliki
(41)
bagaimana guru PAI megajarkan pembelajaran al-Qur’an Hadits khusus mengajarkan membaca al-Qur’an kepada siswa.
3. Subjek Penelitian a. Guru PAI
Guru PAI disini bermaksut untuk mendapatkan informasi tentang strategi pembelajaran yang dilakukan seorang guru dalam pembalajaran.
b. Siswa
Adapun siswa untuk memperoleh hasil pembelajaran dari strategi yang telah dilakukan seorang guru didalam kelas
c. Kepala sekolah
Adapun kepala sekolah yaitu ingin mendapatkan data mengenai latar belakang siswa, serta keperluan-keperluan lainnya yang dianggap perlu.
4. Metode Pengumpulan Data
Adapun metode dalam pengumpulan data adalah: a. Observasi
Tekhnik ini melakukan observasi langsung ke sekolah SMA Muhammadiyah Kasihan agar mendapatkan gambaran kongkrit tentang pelaksanaan strategi guru dalam proses pembelajaran
(42)
pengajaran berlangsung. b. Wawancara
Dalam wawancara, peneliti melakukan wawancara langsung denagn guru pembimbing (PAI), siswa dan kepala sekolah yang nantinya akan ditanyakan hal-hal yang dianggap perlu agar data yang diinginkan diproleh dengan akurat
c. Dokumentasi
Penelitian menggunakan metode ini untuk memperoleh data-data tertulis yang terkait dengan siswa, seperti data-data prestasi yang telah diproleh siswa, data-data lain seperti hasil-hasil perkembangan siswa yang telah didapat dan lain-lain.
5. Metode Analisis Data
Pengumpulan dan analisis data penelitian kualitatif bersifat interaktif, berlangsung dalam lingkaran yang saling tumpang tindih. Langkah-langkahnya biasa disebut strategi pengumpuan dan analisis data, tehnik yang digunakan fleksibel, tergantung pada strategi terdahulu yang digunakan dan data yang telah diperoleh.
Langkah-langkah yang dilakukan dalam analisis data di atas adalah sebagai berikut:
(43)
pada kegiatan pengumpulan data. Kemudian merumuskan situasi penelitian, satuan dan lokasi yang dipilih serta informan-informan sebagai sumber data. Deskripsi tersebut merupakan pedoman bagi pemilihan dan penentuan sampel purposif.
b. Memulai Pengumpulan Data
Sebelum pengumpulan data dimulai, peneliti berusaha menciptakan hubungan baik, menumbuhkan kepercayaan serta hubungan yang akrab dengan individu-individu dan kelompok yang menjadi sumber data. Peneliti memulai wawancara dengan beberapa informan yang telah dipilih. Pengumpulan data melalui interview dilengkapi dengan data pengamatan dan data dokumentasi (triangulasi). Data tersebut selanjutnya dicatat, disusun dan dikelompokkan agar memudahkan dalam analisis data. c. Pengumpulan Data Dasar
Setelah peneliti berpadu dengan situasi yang diteliti, pengumpulan data lebih diintensifkan dengan wawancara yang lebih mendalam, observasi dan pegumpulan dokumen yang lebih intensif. Dalam pengumpulan data dasar peneliti benar-benar melihat, mendengrkan, membaca dan merasakan apa yang ada dengan penuh perhatian. Sementara pengumpulan data terus berjalan,
(44)
diagram-diagram yang bersifat integratif. Setelah pola-pola dasar terbentuk, peneliti mengidentifikasi ide-ide dan fakta-fakta yang membutuhkan penguatan dalam fase penutup.
d. Pengumpulan Data Penutup.
Pengumpulan data berakhir setelah peneliti meninggalkan lokasi penelitian, dan tidak melakukan pengumpulan data lagi. Batas akhir penelitian tidak bisa ditentukan sebelumnya seperti dalam penelitian kuantitatif, tetapi dalam proses penelitian sendiri. Akhir masa penelitian terkait dengan masalah, kedalaman dan kelengkapan data yang diteliti. Peneliti mengakhiri pengumpulan data setelah mendapatkan semua informasi yang dibutuhkan atau tidak ditemukan lagi data baru.
e. Melengkapi
Langkah melengkapi merupakan kegiatan menyempurnakan hasil anlisis data dan menyusun fakta-fakta hasil temuan lapangan. Kemudian peneliti membuat diagram-diagram, tabel, gambar-gambar dan bentuk-bentuk pemaduan fakta lainnya. Hasil analisis data, diagram, bagan, tabel dan gambar-gambar tersebut diinterprestasikan, dikembangkan menjadi proporsi dan prinsip-prinsip (Sukmadinata, 2012: 114) .
(45)
1. Letak Geografis.
SMA Muhammadiyah kasihan terletak di desa Tirtonirmolo, jl. Bantul Km.5 Mrisi Tamantirto Kasihan Bantul Propinsi Yogyakarta. Lembaga pendidikan suasta yang sudah terakreditasi A. Berikut data lahan sekolah SMA Muhammadiyah Kasihan:
a. Luas lahan seluruhnya : 1.193 m2 b. Luas banguan : 580m2 c. Luas lahan belum terbangun : 613 m2
d. Status kependidikan : milik sendiri / yayasan Muhammadiyah
Dari data tersebut maka bisa dilihat luas lahan sekolah SMA Muhammadiyah Kasihan ini tidak begitu luas, Berikut gambaran gedung SMA Muhammadiyah Kasihan.
Gambar 1
(46)
dan Kebudayaan Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta No. 056/1.13.1/2 .80 pada tanggal 28 Juli 1980 dengan keputusan Mentri Pendidikan dan Kebudayaan No: 0437/H/1986 tentang pembaharuan persetujuan pendiri sekolah swasta dikeluarkan pada tanggal 28 Mei 1986.
Seiring perubahan zaman SMA Muhammadiyah Kasihan ini terus mengalami perkembangan yang cukup pesat. SMA Muhammadiyah Kasihan terus berusaha membenahi diri untuk lebih maju, agar dapat bersaing dengan sekolah-sekolah yang berada di daerah Yogyakarta serta bisa bersaing dengan sekolah-sekolah yang ada di Indonesia. Maka untuk mewujudkan hal tersebut, SMA Muhammadiyah Kasihan berbenah diri untuk meningkatkan kualitas proses pembeljaran serta memiliki visi dan misi serta tujuan sebagai berikut:
2. Visi, Misi dan Tujuan Sekolah SMA Muhammadiyah Kasihan. a. Visi
1). Muslim Cakap Berakhlak Mulia. b. Misi.
1). Melaksanakan pembinaan budaya Islam.
2). Melaksanakan pembelajaran intensif dalam rangka pengembangan potensi akademik dan non-akademik.
(47)
keindahan, kekeluargaan, dan kerindangan).
7). Menggiatkan promosi SMA Muhammadiyah Kasihan kepada masyarakat.
8). Mewujudkan performance Sekolah Unggul.
c. Tujuan.
1). Meningkatnya kemampuan akademik dan non akademik siswa sesuai kurikulim.
2). Meningkatkan budaya disiplin dan belajar. 3). Seluruh siswa memiliki kecakapan hidup.
4). Meningkatkan potensi siswa secara individu/kelompok. 5). Mewujudkan kader Muhamadiyah yang tangguh
6). Terujudnya siswa dan alumni melanjutkan ke perguruan tinggi atau masuk dunia kerja dan memiliki peran dalam masyarakat 7). Meningkatkan performance sekolah
Adapun tujuan berdirinya lembaga pendidikan SMA Muhammadiyah Kasihan dapat diperjelas menjadi tujuan khusus dan tujuan umum, tujuan tersebut sebagai berikut:
(48)
Negara, beramal menuju terwujudnya masyarakat utama, adil makmur yang diridhai Allah SWT.
2) Memajukan dan mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi dan keterampilan umat Islam dan pembangunan masyarakat serta Negara yang berdasarkan Pancasila dan UUD 1945.
3) Bersama pemerintah memajukan penyelenggaraan pendidikan dan kebudayaan sesuai dengan UUD 1945.
b. Tujuan Khusus.
1) Menciptakan lapangan kerja warga Muhammadiyah. 2) Menyiapkan kesejahtraan tambang bagi karyawan.
3) Menyalurkan bakat. kreativitas dan hasrat beramal ibadah bagi warga Muhammadiyah.
4) Tempat melatih dan membina kader pimpinan Muhammadiyah. 5) Membantu pemerintah dalam bidang mengurangi pengangguran
dan penyakit masyarakat akibat putus sekolah, droup out. 3. Keadaan Siswa
Siswa merupakan obyek dari sebuah pendidikan yang segala potensinya harus dikembangkan secara maksimal, adapun keadaan siswa di SMA Muhammadiyah Kasihan ini merupakan siswa yang memerlukan perhatian yang khusus, karena kebanyakan siswa di SMA Muhammadiyah
(49)
berasal dari latarbelakang yang kurang mampu dalam hal ekonomi serta siswa yang bermasalah, seperi orag tua yang brokenhom, cerai serta siswa yang dikeluarkan dari sekolah lain lalu diterima di SMA Muhammadiyah Kasihan ini (Wawancara dengan Ibu Hartati 15 mey 2016)”
Ungkapan diatas dapat dipahami bahwasanya siswa di SMA Muhammadiyah Kasihan ini kebanyakan siswa yang bermasalah baik itu permasalahan yang timbul dari internal maupun eksternal.
“Kebanyakan siswa-siswa masih kurang termotivasi dalam pembelajaran agama Islam, terutama banyak siswa yang masih terbata-bata dalam membaca al-Qur’an (Wawancara dengan bapak joko 15 mey 2016)
Siswa-siswa di SMA Muhammadiyah Kasihan ini masih banyak yang terbata-bata dalam membaca al-Qur’an, ungkapa diatas sesuai dengan hasil observasi yang dilakukan ketika peneliti melaksanakan PPL di SMA Muhammadiyah Kasihan.
Secara keseluruhan siswa SMA Muhammadiyah Kasihan ini memiliki 108 siswa tergabung siswa jurusan IPA ( ilmu pengetahuan alam) dan IPS (ilmu pengetahuan social). Sedangkan secara lebih rinci dapat dilihat dalam tabel dibawah ini.
(50)
Kelas
Jumlah siswa Jumlah
keseluruhan Putra Putri
X 18 18 36
XI IPA 11 9 20
XI IPS 15 5 20
XII IPA 11 5 16
XII IPS 8 8 18
Jumlah 63 45 108
Tabel tersebut merupakan data siswa yang bersekolah di SMA Muhammadiyah Kasihan, dari data tebel diatas maka dapat dilihat bahwasanya jumlah siswa yang bersekolah di SMA ini tidak terlalu bayak, yakni hanya berjumlah 108 siswa, tergabung siswa laki-laki dan perempuan. Dengan ukuran sekolah yang tidak terlalu luas maka pantas pula dengan jumlah siswa tersebut diatas.
a. Prestasi Yang Pernah Diraih.
Sejak berdirinya SMA Muhammadiyah Kasihan ini tentu pula pernah meraih prestasi yang diantaranya:
(51)
1 Team Gerak jalan mulad
Muhammadiyah ke 97
15 april 2007 Juara III
2 Team putri
Gerak jalan HUT
kemerdekaan RI ke 62
29 agustus 2007
Juara II
3 Ngatini X Lomba MTQ 29 agustus 2007
Juara I
4 Akbar Lomba khotib
MTQ
29 agustus 2007
Juara I
5 Ngatini Xi ipa MTQ putri SMA
29 agustus 2007
Juara II
6 Ema Xii ipa CCA 19 juli 2008 Juara II 7 Ngatini Xi ipa MHQ 19 juli 2008 Juara I 8 Ngatini Xi ipa MTQ 19 juli 2008 Juara I 9 Lintang Xi ipa Kaligrafi 19 juli 2008 JuatraI 10 Sivia Xi ipa Seni suara 19 juli 2008 Juara II
(52)
13 Deni X Khitib 19 juli 2008 Juara II 14 Ngatini Xii ipa MKQ 29 juli 2008 Juara II
Tabel tersebut merupakan data prestasi yang pernah diraih siswa SMA Muhammadiah Kasihan, maka dari itu dapat kita lihat bahwa siswa SMA Muhammadiyah kasihan ini pernah mengharumkan sekolah SMA Muhammadiyah Kasihan, yakni pernah mendapat juara dari kegiatan-kegiata lomba yang diaadakan di sekitar jogja. Namun jika kita lihat prestasi-prestasi yang telah diraih hanya di tahun 2007 sampai 2008 tentu hanya di beberapa priode saja, yang menandakan adanya penurunan prestasi siswa disetiap tahunnya. Berikut piagam yang pernah diraih.
4. Tenaga Kependidikan.
Tenaga kependidikan SMA Muhammadiyah kasihan adalah orang-orang yang terdidik secara khusus dalam mengelola lembaga kependidikan. Keseluruhan tenaga pendidik di SMA Muhammadiyah kasihan ada yang sudah PNS dan juga masih ada yang honorer. Secara lebih rinci dapat dilihat dalam tabel dibawah ini.
(53)
Nama guru Gelar Pendidikan Jurusan/prodi
Agus junianto S.Kom S1 Lainnya
Agustin budihayati putri
S.Pd S1 Pen
kewarganegaraan
Alfian setia pratama
SMA Lainnya
Ambar sumirat Dra,M.Pd S1 IPA
Ani uslimah S.Pd S1 Tekhnik pendidikan
Arifah yulianti SMA Bimbingan konseling
Arifin albani muslih
S.Pd S1 Lainnya
Arsianti widianingsih
Drs S1 Bahasa inggris
Dalhari S.Pd S1 Lainnya
Dedi susila S.Pd S1 Bahasa inggris
Dwi noviantoro S.Pd S1 Seni budaya
Fredi eko handoyo S.Pd S1 Ekonomi
Is dwiyanti S.Pd S1 Kimia
(54)
Mardina rahmawati
S.Sos S1 Sosiologi
Martinam S.Pd S1 Sejarah
Mulat miarsih S.Sos S1 PAI
Niken diah anggraini
S.Pd S1 Matematika
Novi yuliastuti S.Pd S1 Pen agama khatolok
Parjio S.S. S1 Lainnya
Prantini S.S, S.Pd S1 Bahasa Indonesia
Puri handayani Drs S1 Muatan local bahasa
daerah
Retno miasih S.Pd S1 Sejarah
Subana aris sunarka
Drs S1 Fisika
Suhartati Dra S1 IPS
Sukatmi B.A D3 Bimbingan dan
konseling
Suyanta S.Pd S1 Fisika
(55)
dari guru tetap maupun guru tidak tetap. Guru-guru yang mengajar di SMA Muhammadiyah Kasihan ini tentu guru yang sudah berkompeten dengan keahliannya masing-masing sesuai dengan serjana yang telah didapatinya. Namun dari sekian banyak guru yang ada, yang menjadi perhatian khusus adalah kurangnya tenaga pendidik yang mengajarkan pembelajaran PAI, Karena guru PAI yang mengajar di SMA Muhammadiyah Kasihan ini masih berjumlah dua orang, namun hanya satu guru yang sangat berperan mengambil semua sub-sub metapelajaran, adapun guru yang satunya hanya dating satu kali dalam satu minggu yakni hanya megajarkan pembelajaran satu mata pelajaran saja.
5. Kurikulum SMA Muhammadiyah Kasihan.
SMA Muhammadiyah Kasihan memnggunakan kurikulim 2006 ( KTSP), Kurikulum yang diterapkan di SMA Muhammadiyah Kasihan yaitu menerapkan pola waktu belajar mulai jam 07.00 s.d 21.30 WIB serta buku ajar yang digunakan berasal dari pemerintah yaitu sama dengan sekolah umum biasanya.
6. Sarana Dan Prasarana.
Adapun sarana dan prasarana yang dimiliki SMA Mhammadiyah Kasihan sebagai berikut:
(56)
prasarana Kantor Kepala Sekolah
1 ruang Baik Dipakai
Rung guru 1 ruang Baik Dipakai
Ruang Tata usaha
11 ruang Baik Dipakai
Ruang kelas 5 ruang Baik Dipakai
Laboraturium IPA 1 ruang Baik Dipakai
Ruang computer 1 ruang Baik Dipakai
Perpustakaan 1 ruang Kurang
baik
Dipakai
Ruang keterampilan 1 ruang Kurang baik
Dipakai
Lapangan olahraga 1 ruang Baik Dipakai
Ruang BP/BK 1 ruang Kurang
baik
Dipakai
Musholla 1 ruang Baik Dipakai
Dapur 1 ruang Kurang
baik
(57)
Dari tabel diatas maka dapat lihat jumlah sarana dan prasarana sudah cukup lengkap, namun jika sarana ini digunakan oleh siswa maka siswa tentunya harus saling bergantian, karena jumlahnya yang kurang banyak yang menandakan perlunya mengandakan atau memperbanyak sarana dan prasarana itu sendiri yang tentunya akan mengganggu kehusukan siswa dalam belajar.
7. Gambaran Siswa Dan Strategi Dalam pembelajaran.
Keadaan siswa yang bersekolah di SMA Muhammadiyah Kasihan memang cukup memprihatinkaan, dimana siswa sangat membutuhkan perhatian dalam belajar, terjadinya kondisi semacam ini tentu akan menyebabkan kesulitan siswa dalam belajarnya, ketika melakukan observasi ternyata banyak siswa yang masih belum bisa dalam membaca Quran serta adanya kesulitan siswa dalam dalam membaca ayat-ayat al-Qur’an tersebut. Adapun faktor penyebab diantaranya faktor ekonomi yang kurang mendukung, lingkungan masyarakat serta lingkungan keluarga yang kurang dalam memotivasi. Dengan kondisi semacam ini maka seorang guru harus menyusun strategi dalam pembelajaran yang dilakukan agar masalah yang dialami siswa dapat teratasi dengan baik.
(58)
pembahasan tentang mengenai data-data yang diproleh dalam pelaksanaan penelitian. Penelitian ini dilakukan pada tahun ajaran 2015-2016, yaitu pada guru PAI dalam mata pelajaran al-Qur’an hadits serta siswa-siswa SMA muhammadiyah kasihan.
Penelitian ini dilakukan di SMA Muhammadiyak Kasihan yang terletk di jalan Bantul KM.5 Mrisi Tirtonirmolo. SMA Muhammadiyah ini sebuah lembaga pendidikan yang dibawah yayasan Muhammmadiyah. Adapun letak sekolah SMA Muhammadiyah Kasihan ini memang kurang strategis, dimana terletak agak jauh dari jalan raya Bantul dengan akses jalan transportasi. Adapun data-data penelitian yang dibutuhkan nantinya yaitu data mengenai strategi guru dalam mengajar, hasil siswa dalam belajar, faktor pendukung serta penghambat siswa dalam belajar.
2. Deskripsi Subjek Penelitian.
Subjek dalam penelitian ini adalah guru PAI dalam mata pelajaran al-Qur’an Hadits, serta siswa-siswi SMA Muhammadiyah Kasihan.
(59)
bermacam-macam, seperti siswa yang dikeluarkan dari sekolah lain, siswa yang bermasalam dalam keluarga, seperti permasalahan ekonomi dan lain sebagainya. Dalam hal ini, maka peneliti ingin meneliti sterategi seorang guru PAI dalam menerapkan strategi pembelajaran dimana yang telah diketahui menangani anak yang semacam ini pasti memeiliki strategi yang khusus dalam pembelajarannya.
3. Deskripsi Pelaksanaan Penelitian.
Penelitian ini mulai dilaksanakan pada tanggal 29 april 2016, mulai tanggal 29 april 2016 peneliti mulai mengajukan surat penelitian ke SMA Muihammadiyah kasihan yang terletak di tirtonirmolo, hari demi hari peneliti berusaha mengkonfirmasikan diri dengan pihak yang terkait, atau menunggu panggilan memulai penelitian. Data dalam penelitian ini didapat dari wawancara langsung dengan guru Pendidikan Agama Islam (PAI) serta pihak-pihak yang terkait. Penelitian ini diawali dengan penyampaian surat izin penelitian yang disampaikan kepada kepala sekolah SMA Muhammadiyah Kasihan. Setaelah mendapatkan balasan konfirmasi dari pihak sekolah maka peneliti dapat melakukan pembincangan dengan guru PAI terhadap penelitian yang akan lakukan.
(60)
Guna strategi pembelajaran adalah untuk memudahkan siswa dalam menerima materi pembelajaran. SMA Muhammadiyah Kasihan merupakan lembaga pendidikan dibawah naungan Muhammadiyah, adapun siswa yang bersekolah di SMA Muhammadiyah Kasihan ini merupakan siswa yang membutuhkan perhatian khusus dalam pembelajaran, karena kebanyakan siswa yang bersekolah di SMA Muhammadiyah Kasihan ini siswa yang bermasalah, seperti permasalahan ekonomi, permasalahan keluarga yang menyebabkan kurangnya minat siswa untuk belajar. Sehubungan dengan hal tersebut maka sekolah harus ekstra dalam mengajarkan pembelajaran kepada siswa yang bermasalah seperti diatas, karena mengajarkan pembelajaran kepada siswa semacam ini relatif lebih sulit dibandingkan dengan siswa yang normal.
Untuk itu menjadi tantangan bagi guru yang mengajar di SMA Muhammadiyah Kasihan ini, dimana guru harus memiliki strategi khusus dalam pembelajaran, agar kesulitan yang dialami siswa bisa teratasi dengan baik, terutama kesulitan siswa dalam membaca al-Qur’an. Beikut ini merupakan salah satu strategi yang dilakukan:
(61)
bacaan ke papan tulis (teks ayat-ayat al-Qur’an), kemudian guru membaca ayat tersebut, adapun semua siswa dituntut untuk mengikuti apa-apa yang telah dibacakan. Setelah selesai dibacakan, selanjutnya siswa disuruh untuk mengulang membaca ayat-ayat tersebut dengan bimbingan dari guru, hanya saja guru yang mengarahkan. Selanjutnya, siswa membaca secara perorangan”. Tidak jarang guru menyuruh siswa maju ke depan untuk mencatat ayat yang telah di pilih .” (Wawancara dengan bapak Joko, 06 mey 2016)”.
Ungkapan guru mengenai model pembelajaran yang dilakukan ketika pembelajaran didalam kelas, maka dapat dipahami bahwa strategi yang dilakukan cukup menarik, karena siswa diajak untuk aktif ketika melakukan pembelajaran seperti menulis ayat, membacakan ayat, bahkan menghafal ayat.
Sebagaimana yang terjadi di kelas X, yaitu proses kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh guru dengan memilih siswa secara acak untuk mencatat ayat, membacakan ayat yang telah ditentukan mengenai materi pembelajaran al-Qur’an hadits, siswapun maju kedepan untuk mencatat ayat-ayat dengan sukarela. Ketika siswa sedang mencatat ayat-ayat dipapan tulis, lalu guru sambil menjelaskan makna dari ayat tersebut (Observasi tanggal 26 juli 2016).
(62)
Terlihat siswa maju kedapan kelas untuk mencatat ayat, membacakan ayat, serta menghafal ayat. (Observasi pada tanggal 26 juli 2016).
Adapun observasi lanjutan di kelas yang sama (kelas X) untuk memperkuat dari hasil observasi sebelumnya, maka terlihatlah kegiatan pembelajaran. Adapun yang dilakukan adalah siswa membacakan ayat-ayat al-Qur’an yang ada dalam buku panduan al-Qur’an hadits mengenai zakat dan sholat, siswa membaca ayat tersebut kalimat per kalimat secara bergiliran tanpa berhenti, hal ini dilakukan hingga berulang-ulang hingga membentuk sambungan melingkar. Adapun guru mendengarkan bacaan yang dibaca oleh siswa sambil mengkoreksi isi bacaan, ( observasi pada tanggal 2 agustus 2016).
(63)
Observasi juga dilakukan ketika guru melakukan pengajaran di kelas XI . Maka terlihat model pembelajaran yang dilakukan.
Adapun yang dilakukan adalah siswa diajak untuk menemukan ayat al-Qur’an mengenai penciptaan jin dan manusia yang terdapat dalam surah al-Baqoroh, setelah siswa menemukan ayat-ayat tersebut maka siswa yang telah menemukan boleh memilih salah satu teman untuk membacakan ayat tersebut bahkan untuk maju ke depan kelas untuk mencatat ke papantuis ( observasi 26 juli 2016).
(64)
Dari kegiatan diatas terlihat kegiatan yang dilakukan dalam pembelajaran.
Observasi lanjutan dilakukan di kelas XI, model pembelajaran tidak begitu jauh berbeda dengan model pembelajaran dengan observasi yang pertama. Yaitu siswa diajak untuk aktif dalam pembelajaran seperti siswa di ajak untuk membacakan ayat secara bersama-sama, mencatat ayat di pepentulis, dan lain sebagainya (observasi 27 juli 2016)
(65)
Begitu pula pembelajaran yang dilakukan ketika mengajar dikelas XII, terlihat kegiatan yang dilakukan yaitu:
Adapun yang dilakukan, siswa maju kedepan kelas untuk mencatat ayat dipapan tulis dengan bimbingan dari guru. Disela-sela itu juga guru sambil menjelaskan hukum-hukum tajwid, makhrojnya serta mencontohkan cara pengucapanya.
Gambar 6
(66)
Qur’an hadits, adapun yang dilakukan, guru melanjutkan pembelajaran minggu yang lalu dengan cara berceramah untuk menjelaskan makna kandungan dari ayat yang telah dipelajari pada hari sebelumnya (obsrvasi pada tanggal 28 juli 2016).
Gambar 7
Gambar ketika pembelajaran berlangsung ( Kls XII )
“Untuk kelas XII pembelajaran yang dilakukan berbeda dengan kelas X dan kelas XI, karena kebanyakan siswa kelas XII sudah bisa dalam membaca al-Qur’an untuk itu pengajaran yang dilakukan biasanya menjelaskan makna dari kandungan ayat-ayat al-Qur’an mengenai materi pembelajaran” (wawancara dengan pak joko 06 mey 2016).
Dari ungkapan diatas maka terlihat persamaan model pembelajaran kelas X, XI, namun sedikit berbeda model pengajaran terhadap siswa kelas XII, adapun perbedaan cara pembelajaran yaitu lebih mengarah pada memaknai isi dari kandungan dari ayat-ayat al-Qur’an.
(67)
kelas XII, ini tentu dikarenakan kemampuan antara siswa kelas X berbeda dengan kemampuan siswa kelas XI, begitu pula siswa kelas XII.
b. Strategi pembelajaran membaca al-Qur’an diluar kelas
Adapun strategi lain dilakukan agar siswa bisa cepat belajar membaca al-Qur’an dengan mudah yaitu menyediakan waktu khusus di luar jam mata pelajaran. Adapun hasil wawancara yang dilakukan adalah:
“Untuk memotivasi serta memudahkan siswa dalam belajar membaca al-Qur’an, maka diadakan kegiatan CPA (clup-clup penghafal al-Qur’an), penghafalan al-Qur’an ini dilakukan setiap pagi sebelum memasuki kelas tepat sebelum melakukan sholat duha. Kegiatan ini ritin dilakukan setiap pagi sebelum melaksanakan sholat duha”(wawancara dengan Imam 26 juli 2016)
Mengajarkan suatu pembelajaran pada siswa yang masih membutuhkan perhatian, tentu harus ekstra dalam menggunakan strategi, untuk itu SMA Muhammadiyah Kasihan ini mengadakan kegiatan CPA (Clup Pembaca Al-Qur’an), karena dengan adanya kegiatan CPA, tentu siswa bisa lebih fokus terhadap pembelajaran membaca al-Qur’an. Dalam kegiatan CPA ini siswa dituntut untuk menghafal ayat al-Qur’an minimal 2 surah pendek setiap harinya.
(68)
hafalan mereka oleh guru, ketika itu guru mengamati bacaan dari setiap penyetor dan ketika ada kesalahan dalam membacanya guru langsung meperbaiki bacaan yang salah tersebut (Observasi 28 juli 2016).
Gambar 8
Kegiatan Ketika CPA (Clup Pembaca Al-Qur’an)
Gambar diatas merupakan ketika siswa ketika melakukan CPA, diatas terlihat siswa sedang menyetor hafalan dan guru mengamati storan hafalan tersebut.
(69)
Adapun yang dilakukan ketika melakukan CPA sama halnya dengan observasi pada hari sebelum-sebelumnya. Maksudnya terlihat siswa sedang menyetor hafalan-hafalan yang telah mereka hafal, dan guru mengkoreksi hafalan-hafalan siswa (Observasi pada tanggal 2 agustus 2016).
Gambar 9
(70)
masing.” (Wawancara dengan imam pada tanggal 26 juli 2016)
Ungkapan diatas terlihat strategi yang dilakukan yaitu mengadakan tadarrusan pagi agar siswa lebih sering dan terbiasa dalam membaca al-Qur’an serta sebagai pembelajaran bagi siswa agar bisa lancar dan faseh ketika membaca al-Qur’an.
Adapun yang dilakukan, guru membacakan ayat-ayat al-Qur’an ayat per ayat, lalu siswa mendengarkan dan mengulangi bacaan yang telah dibaca oleh guru pengajar. Setelah guru selesai membacakan ayat, lalu mengartikan ayat tersebut sambil menjelaskan makna dari ayat yang telah dibacakan (Observasi pada tanggal 26 juli 2016).
Gambar 10
(71)
CPA dan kegiatan tadarrus pagi tentu yang diharapkan siswabisa siswa bisa membaca al-Qur’an dengan lebih baik. Adapun strategi semacam ini salah satu strategi yang diterapkan ketika diluar jam pembelajaran sebelum siswa memasuki kelas.
c. Strategi pembelajaran di luar jam sekolah
“Strategi lain yang dilakukan SMA Muhammadiyah untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam membaca al-Qur’an yaitu mendatangkan mahasiswa-mahasiswa relawan untuk mengajarkan siswa-siswa dalam belajar membaca al-Qur’an, yang dilakukan di masjid SMA Muhammadiyah Kasihan diluar jam sekolah” (wawancara dengan pak joko 06 mey 2016)
Dari ungkapan diatas bisa kita lihat keseriusan guru untuk meningkatkan pembelajaran agar siswa mampu membaca al-Qur’an dengan baik dan benar, dengan mendatangkan mahasiswa khusus untuk mengajarkan siswa dalam belajar membaca
(72)
al-mengajarkan pembelajaran membaca al-Qur’an, namun hal tersebut sudah tidak dia dakan lagi (wawancara dengan ibuk kepala sekolah 28 juli 2016)
Walaupun strategi semacam ini sudah tidak diadakan lagi, namun setidaknya sekolah telah merancang strategi agar siswa bisa belajar dengan baik dalam hal belajar membaca al-Qur’an.
Strategi pembelajaran PAI (Pendidikan Agama Islam) yang dilakukan guru kepada siswa yang bermasalah, sudah cukup berfariasi, Mulai dari model pembelajaran yang dilakukan didalam kelas, menambah waktu di luar jam pembelajaran seperti CPA (Clup Penghafal Al-Qur’an) hingga mendatngkan guru khusus untuk membina bacaan siswa dalam membaca al-Qur’an.
2. Hasil dari strategi yang dilakukan
Untuk mengatakan adanya keberhasilan yang dialami oleh siswa dalam membaca al-Qur’an, cara guru dalam memberikan nilai terhadap siswa yaitu dengan merujuk pada buku Iqra’ klasikal yang di tulis oleh KH. As’ad Humam yang diterbitkan oleh Team tadarrus AMM (Angkatan Muda Muhammadiyah) Yogyakarta.
(73)
sudah bisa menguasai tajwid-tajwid dalam al-Qur’an, sedangkan kategori cukup, siswa hanya bisa membaca al-Qur’an namun belum menguasai hukum bacaan secara keseluruhan, namun kategori kurang, yaitu siswa yang masih terbata-bata dalam merangkai dari ayat-ayat al-Qur’an.
Strategi pembelajaran yang dilakukan guru PAI SMA Muhammadiyah Kasihan sudah cukup baik untuk pembelajarana terhadap siswa yang bermaslahan. Karena strategi pembelajaran yang dilakukan cukup bervariasi dan menarik. adapun pencapaian yang dialami oleh siswa adalah: Berikut hasil wawancara yang telah dilakukan mengenai hasil pencapaian siswa.
“Perkembangan yang dialami oleh siswa cukup baik yang awalnya siswa masih terbata-bata dalam membaca al-Qur’an bahkan ada yang belum mengenal huruf-huruf hijaiyyah, sekarang mulai meningkat, Seperti siswa yang awalnya masih terbata-bata dalam membaca al-Qur’an sekarang sudah mulai tartil dalam membacanya, siswa yang awalnya bermalas-malasan dalam belajar, sekarang sudah mulai mau menerima pembelajaran. Peningkatan siswa dalam membaca al-Qur’an semakin meningkat sesuai dengan takarannya. Maksutnya siswa yang belum mengenal huruf hijaiyyah sekarang sudah bisa mengenal huruf hijaiyyah, siswa yang masih terbata-bata dalam membaca al-Qur’an sekarang sudah lancer dalam membaca al-Qur’an. Sedangkan siswa yang sudah bisa membaca al-Qur’an mulai mengikuti lomba MTQ tingkat daerah walaupun tidak mendapat juara” ( Wawancara dengan pak Joko, 06 mey 2016).
(1)
81 b. Faktor penghambat.
Faktor penghambat merupakan salah satu faktor yang menyebabkan terhambatnya sebuah pembelajaran. Yang menyebabkan terganggunya proses pembelajaran.
Adapun faktor yang menjadi penghambat proses pembelajaran siswa adalah:
1) Kurangnya tenaga pendidik agama Islam khusus dalam pembelajaran membaca al-Qur’an. yang dimaksud adalah guru PAI yang mengajar di SMA ini hanya terdiri dari dua orang guru, sementara sub pembelajaran agama Islam sangat banyak seperti bahasa arab, akidah, al-Qur’an hadits, ibadah dan lain sebagainya. Tentunya tidak ligis juka sub mata pelajaran diajarkan guru yang tidak berkompiten dibidang tersebut.
2) Tidak tersedia ruangan khusus dalam belajar membaca al-Qur’an. Maksudnya adalah jika melakukan pembelajaran khusus dalam mengajarkan pembelajaran membaca al-Qur’an tidak adanya ruangan khusus agar pembelajaran bisa lebih focus.
3) Banyaknya siswa yang bermasalah. Yaitu tentu menjadi virus bagi murid-murid yang lain.
(2)
Beberapa faktor diatas merupakan faktor penghambat siswa dalam pembelajaran, karena faktor inilah yang akan menyebabkan terhambatnya proses pembelajaran siswa. Yang menyebabkan adanya kesulitan siswa dalam belajar membaca al-Qur’an.
Faktor pendukung serta faktor penghambat merupakan hal-hal yang menyebabkan berhasil atau tidaknya suatu pembelajaran yang dilakukan, karena faktor tersebutlah yang menunjang dari pembelajaran siswa dalam belajar. Adapun faktor pendukung yanitu tersedianya perpustakaan, buku jus amma, al-Qur’an. sedangkan faktor penghambat dalam pembelajaran yaitu kurangnya tenaga pengajar PAI khusus mengajarkan membaca al-Qur’an, tidak tersedianya ruangan khusus dalam pembelajaran membaca al-Qur’an, siswa-siswa bermasalah yang menjadi virus bagi siswa-siswa lain. Untuk itu, yang menjadi faktor pendukung serta penghambat bagi pembelajaran siswa perlu adanya perbaikan-perbaikan agar proses pembelajaran bisa membaik.
(3)
83 BAB V
KESIMPULAN DAN PENUTUP A. Kesimpulan.
1. Strategi yang dilakukan guru PAI dalam mengajarkan pembelajaran membaca al-Qur’an yaitu dengan strategi yang bervariasi, seperti : pembelajaran dalam kelas, pembelajaran diliar kelas, pembelajaran di luar jam sekolah.
2. Hasil dari upaya strategi guru dalam meningkatkan kemampuan baca al-Qur’an siswa sudah berhasil, adapun hasil yang dialami yaitu siswa mampu mengerjakan soal ujian akhir semester dengan baik, kemampuan siswa dalam membaca al-Qur’an semakn meningkat, hafalan-hafalan al-Qur’an siswa semakin banyak, semangat siswa dalam pembelajaran semakin meningkat.
3. Faktor pendukung: sekolah sangat sangat bersemangat dalam mengambangkan kemampuan siswa untuk membaca al-Qur’an, seperti mendatangkan pengajar khusus dalam mengajarkan pembelajaran membaca al-Qur’an, tersedianya buku jus amma, al-Qur’an hadits, perpustakaan, al-Qur’an digital. Adapun faktor penghambat : kurangnya tenaga pengajar PAI khusus yang mengajarkan pembelajaran membaca al-Qur’an, gedung khusus untuk belajar membaca al-Qur’an, siswa yang bermasalah.
(4)
B. Saran
1. Saran khusus.
Untuk mencapai pembelajaran yang maksimal perlu dukungan dari beberapa pihak diantaranya dukungan dari guru PAI, penambahan guru PAI, yang berkompiten dibidang masing-masing, Guru BP yang selalu menangani psikologi siswa, serta keluarga yang selalu memberikan bimbingan dirumah serta dilingkungan masyarakat.
2. Saran umum
Diharapkan kepada pihak yang ingin meneliti lebih lanjut mengenai strategi seorang guru khusus di SMA Muhammadiyah kasihan diharapkan dengan penuh keseriusan, karena sekolah ini sangat membutuhkan bantuan pemikiran dari kita.
(5)
85
DAFTAR PUSTAKA
Al-Abrasy, Athiyah, 1976, Dasar-dasar Pokok Pendidikan Islam, Jakarta: Bulan Bintang
Djamarah, Syaiful Bahri dan Aswan, Zain, 1997, Stategi Belajar Mengajar, Jakarta: PT rineka cipta
Departemen Agama, 2004, Standar Kompetensi, Jakarta Departemen Agama, 2004 Standar Kopetensi, Jakarta
Eggen, Paul dan Kauchak, 2012, Don, Strategi dan Model Pembelajaran, Jakarta Barat, PT Indexs
Humam, As’ad, 1995, buku Iqra’ Klasikal Cara Cepat Belajar Membaca Al -Qur’an Sistim Klasikal, Tadarrus AMM Yogyakarta
Hamzah, Ali, 2014, Pendidikan Agam a Islam, Bandung: Alfabeta
Hawadi, Reni Akbar, 2001. Psikologi Perkembangan Anak, Jakarta: PT.Gramedia Widiasarana Indonesia
https://books.google.co.id/books?id=cMn5UtUwjAC&lpg=PA1&ots=AgFNRdaF e8&dq=manfaat%20belajar&lr&hl=id&pg=PA1#v=onepage&q=manfaat %20belajar&f=false.
http://qur’anhadits20.Wordpress/2011/04/10/pengenalanmatapelajaranqur’anhadis Kurniasari, Athun Fathonah, 2012. Al-Qur’an Hadits, MajelisTarjihdanTajdid
PWM D.I Yogyakarta.
Muliana, HRA, 2012, Peran Guru Sebagai Pendidik Sekolah: Jurnal Nuansa Kependidikan
Muliana, HRA, 2012, Peran Guru Sebagai Pendidik Sekolah: Jurnal Nuansa Kependidikan
Nata, Abuddin, 2012, Pemikiran pendidikan Islam, Jakarta: Rajawali Pers Qattan, Manna’ Khalil, 2010, Studi Ilmu-Ilmu Qur’an, Bogor: Pustaka Litera
Antarnusa
Sholihuddin, 2012, Tahsinul Qur’an, Yogyakarta: Daarul Firdaus
Santyasa Wayan, 2007, model-model Pembelajaran Inovatif. Universitas Pendidikan Ganesha
Sukmadinata, Nana Syaodih. 2012. Metodologi Penelitian Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
(6)
Tarigan, Heri Guntur, 2015, Membaca Sebagai Suatu Ketampilan Berbahasa, Bandung, Angkasa.
Usman, Moh Uzar, 2012, Menjadi Guru Profesional, Bandung: Remaja Rosdakarya.
Wena, Made, 2010Strategi Pembelajaran Inovatif, Jakarta Timur: PT Bumi Aksar
Walgiti, Bima, 1982, Bimbingan dan Konseling diperguruan Tinggi, Yogyakarta: Psikologi UGM
Yusuf, Syamsu, 2004. Psikologi Anak Masa Remaja, Bandung: PT.Remaja Rosdakaria