Pasien sudah pernah dirawat sebelumnya di RS Malahayati, RS Pirngadi dan sempat berobat ke Penang karena kondisi nyeri kepala yang dialaminya
semakin memburuk. Pasien belum pernah dioperasi.
D. Lama dirawat
Pasien dirawat selama 10-15 hari.
E. Alergi
Pasien tidak memiliki riwayat alergi terhadap makanan, obat, cuaca, maupun kontak terhadap zat.
F. Imunisasi
Pasien tidak pernah mendapat imunisasi.
V. RIWAYAT KESEHATAN KELUARGA
A. Orangtua
Kedua orangtua pasien memiliki riwayat hipertensi berat.
B. Saudara kandung
Pasien memiliki 7 orang saudara, 6 orang diantaranya menderita hipertensi dan 1 orang menderita stroke.
C. Penyakit keturunan yang ada
Penyakit hipertensi
D. Anggota keluarga yang mengalami gangguan jiwa
Tidak ada
E. Anggota keluarga yang meninggal
Kedua orangtua dan 3 orang saudara pasien, serta 2 orang anak laki-laki pasien sudah meninggal dunia.
F. Penyebab meninggal
Kedua orangtua pasien meninggal dunia karena penyakit hipertensi berat. Saudara pasien meninggal dunia karena hipertensi berat dan menderita stroke.
Universitas Sumatera Utara
Genogram :
_ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _
Keterangan:
Perempuan meninggal
: Laki-laki meninggal
Perempuan
Laki-laki
Pasien
Tinggal serumah
VI. RIWAYAT KEADAAN PSIKOSOSIAL
A. Persepsi pasien tentang penyakitnya
Pasien menyadari bahwa penyakit yang dideritanya karena faktor keturunan dan pola makan yang banyak mengandung lemak yang berasal dari masakan
padang yang dikonsumsinya setiap hari selama bertahun-tahun.
B. Konsep diri:
- Gambaran diri : Pasien bersyukur dan dapat menerima kondisi fisiknya.
- Ideal diri : Pasien ingin segera sembuh dari penyakitnya
- Harga diri : Pasien tidak merasa malu dengan kondisi penyakitnya.
- Peran diri : Pasien tidak dapat mengerjakan peran ibu rumah tangga.
Universitas Sumatera Utara
- Identitas : Pasien adalah anak ke-8 dari 8 bersaudara dan memiliki 1 anak.
C.
Keadaan emosi
: Pasien tampak tenang dan keadaan emosinya stabil. Pasien menjawab pertanyaan dengan baik, tidak mudah tersinggung dan
mudah tersenyum.
D. Hubungan sosial:
- Orang yang berarti: Suami dan anak
- Hubungan dengan keluarga: Hubungan pasien dengan keluarga baik dan
harmonis, pasien tidak pernah bertengkar atau mengalami kekerasan dalam rumah tangganya.
- Hubungan dengan orang lain: Hubungan pasien dengan orang lain terjalin
dengan baik dan harmonis, pasien tidak pernah mengalami tindakan kejahatan dari orang lain dan tidak pernah bertengkar.
- Hambatan dalam berhubungan dengan orang lain: Tidak ada.
E. Spiritual:
- Nilai dan keyakinan: Pasien mempercayai nilai-nilai keyakinannya dan
menjalankan ajaran agama yang dianutnya dan selama dirawat, pasien semakin meyakini ajaran agamanya.
- Kegiatan ibadah: Pasien sering mengikuti kegiatan ibadahnya wirid dan
rutin menjalankan sholat. Namun semenjak dirawat, pasien tidak pernah lagi menjalankan aktivitas ibadahnya sholat karena nyeri kepala yang
dialaminya sering memburuk secara tiba - tiba.
VII. STATUS MENTAL
- Tingkat kesadaran : compos mentis
- Penampilan : kurang rapi
- Pembicaraan : kooperatif, tenang, dapat memulai pembicaraan dengan baik
- Alam perasaan : lesu
- Afek : stabil, sesuai keadaan
- Interaksi selama wawancara : kooperatif, terbuka, kontak mata baik
- Proses pikir : terarah, mudah menangkap arah pembicaraan
- Waham : tidak ada
- Memori : gangguan daya ingat jangka panjang, karena pasien sulit
mengingat kejadian 6 bulan yang lalu, dan jika ditanya pasien tampak sangat kebingungan.
Universitas Sumatera Utara
VIII. PEMERIKSAAN FISIK A. Keadaan umum
Kesadaran : Compos mentis, klien tampak lemah. GCS : 15,
E: 4, V: 5, M: 6
B. Tanda-tanda vital
- Suhu tubuh
: 37° C -
Tekanan darah : 170 110 mmHg
- Nadi
: 97 kali menit -
Pernapasan : 28 kali menit
- Skala nyeri
: 9 -
TB : 160 cm
- BB
: 80 kg
C. Pemeriksaan Head to Toe Kepala dan rambut
- Bentuk : Bentuk kepala pasien bulat, simetris, tidak terdapat massa.
- Ubun-ubun : Ubun-ubun pasien dalam kondisi normal, tidak ada
pembengkakan. -
Kulit kepala : Kulit kepala pasien kotor, tidak ada luka dan tidak ada ketombe.
Rambut
- Penyebaran dan keadaan rambut: Penyebaran rambut pasien merata,
tumbuh lebat dan kondisi rambut kering, berwarna hitam, rambut pasien bergelombang.
- Bau : Rambut pasien kotor dan berbau keringat.
- Warna kulit : Warna kulit kepala pasien putih.
Wajah
- Warna kulit : Kulit wajah berwarna sawo matang dan terdapat banyak
bintik hitam
Universitas Sumatera Utara
- Struktur wajah : Wajah pasien berbentuk oval, simetris antara sisi kanan
dan kiri, tidak terdapat benjolan atau massa, kekuatan kedua sisi wajah sama, tidak terdapat gejala stroke.
Mata
- Kelengkapan dan kesimetrisan : Mata pasien lengkap 2 buah, simetris
antara mata kanan dan mata kiri. -
Palpebra : Pasien dapat berkedip secara reflex. -
Konjungtiva dan sclera : Konjungtiva klien berwarna merah muda, sclera tidak ikterik, tidak terdapat tanda - tanda anemis.
Universitas Sumatera Utara
- Pupil : Kedua pupil bulat, isokor, dan mengecil saat dirangsang dengan
cahaya, reflek cahaya pupil kiri dan kanan sama. -
Cornea dan iris : Bening dan iris berwarna hitam. -
Visus : Tidak dilakukan pemeriksaan, karena pasien mengatakan merasa pening jika disuruh membaca.
- Tekanan bola mata : Tekanan bola mata kanan dan mata kiri sama dan
tidak ada tanda-tanda peningkatan tekanan bola mata.
Hidung
- Tulang hidung dan posisi septum nasi : lengkap dan simetris.
- Lubang hidung : Lubang hidung pasien ada 2 dan kondisinya bersih,
dipasang selang oksigen -
Cuping hidung : Tidak terdapat pernapasan cuping hidung
Telinga
- Bentuk telinga : Bentuk telinga pasien normal, simetris antara telinga
kanan dan telinga kiri, keadaan telinga relatif halus tanpa lipatan. -
Ukuran telinga : Ukuran telinga kanan dan telinga kiri sama besar. -
Lubang telinga : Kedua lubang telinga pasien kotor. -
Ketajaman pendengaran : Pendengaran telinga kiri pasien lebih tajam daripada telinga kanan. Saat dilakukan test Weber, pasien mengatakan
dapat mendengar dengungan di telinga kiri, namun telinga kanan tidak mendengar dengungan, pasien merasa pada telinga kanannya terdapat
bunyi seperti bunyi “jangkrik”.
Mulut dan faring
- Keadaan bibir : Mukosa bibir pasien kering dan tidak terdapat sianosis.
- Keadaan gusi dan gigi : Gusi pasien berwarna merah, gigi pasien lengkap
berwarna putih kekuning – kuningan. -
Keadaan lidah : Lidah pasien berwarna merah keputih-putihan, pergerakan lidah baik, lidah pasien dapat bergerak ke segala arah.
Leher
Universitas Sumatera Utara
- Posisi trachea : Posisi trachea pasien di tengah.
- Thyroid : Tidak terdapat pembesaran kelenjar thyroid.
- Suara : Suara pasien terdengar jelas dan agak serak.
- Vena jugularis : Vena jugularis pasien teraba jelas.
- Denyut nadi karotis : Denyut nadi karotis tampak jelas dan dapat teraba.
Pemeriksaan integumen
- Kebersihan : Kulit pasien tidak bersih.
- Kehangatan : Kulit pasien teraba dingin.
- Warna : Sawo matang.
- Turgor : elastis, turgor kembali 2 detik.
- Kelembaban : Kulit pasien kering.
- Kelainan pada kulit : Tidak ada kelainan.
Pemeriksaan payudara dan ketiak
- Ukuran dan bentuk : Ukuran kedua payudara pasien sama besar, bentuk
payudara kanan dan kiri sama, tidak terdapat pembengkakan maupun luka. -
Warna payudara dan areola : Kedua payudara pasien berwarna sawo matang. Pada areola tidak mengalami luka atau massa.
- Kondisi payudara dan puting : Kondisi payudara agak mengendur, puting
berwarna coklat kehitaman, tidak mengalami pembengkakan, pecah, ataupun terkelupas.
- Produksi ASI : Ibu tidak dalam kondisi hamil.
- Aksila dan clavicula : Tidak terdapat luka, benjolan dan pembengkakan.
Pemeriksaan thoraksdada
- Inspeksi thoraks : Saat inspeksi thoraks, tidak ada retraksi dada, tidak ada
penggunaan otot-otot tambahan saat bernapas. -
Pernapasan : RR = 28 kali menit, irama irregular. -
Tanda kesulitan bernapas : Pada posisi supine, pasien terkadang sulit
bernapas. Pemeriksaan paru
Universitas Sumatera Utara
- Inspeksi : Bentuk dada normal, tidak ada massa, benjolan, simetris antara
dada kanan dan kiri. -
Palpasi getaran suara : Taktil premitus sama pada daerah paru kanan dan kiri.
- Perkusi : Terdengar redup hampir di seluruh lapang paru, khususnya area
fossa supraklavikula dan sela iga anterior. -
Auskultasi : Suara napas vesikuler, suara tambahan tidak ada. Pemeriksaan jantung
- Inspeksi : Tidak terdapat luka atau memar di area jantung, tidak ada
benjolan. -
Palpasi : Irama jantung pasien irregular. -
Perkusi : Batas jantung normal, tidak terdapat pembesaran jantung, bunyi perkusi jantung “dullness”.
- Auskultasi : Bunyi jantung normal, terdengar bunyi jantung I dan II “lup”
“dup”. Tidak ada bunyi tambahan pada jantung.
Pemeriksaan abdomen
- Inspeksi : Bentuk abdomen cembung, simetris, tidak terdapat benjolan atau
massa, trauma atau memar, vena pada abdomen tidak menonjol, pulsasi aorta abdominalis dan arteri iliaca tampak jelas.
- Auskultasi : Bising usus 6 kali menit pada kuadran lumbal kanan dan kiri,
umbilicus, inguinalis kanan dan kiri. -
Palpasi : Saat dipalpasi di daerah hepar, klien merasa nyeri saat tekan lepas, tidak terdapat benjolan, tidak ada ascites, kelenjar limfa tidak teraba.
- Perkusi : Suara abdomen “thympani” pada kuadran lumbal kanan dan kiri,
umbilicus, inguinalis kanan dan kiri. Suara abdomen “dullness” pada
kuadran hipokondria kanan dan epigastrik Pemeriksaan kelamin dan daerah sekitarnya
- Genitalia rambut pubis, lubang uretra : Tidak dilakukan pemeriksaan
karena pasien menolak dilakukan pemeriksaan. -
Anus dan perineum lubang anus, kelainan pada anus. perineum : Tidak dilakukan pemeriksaan karena pasien menolak dilakukan pemeriksaan.
Universitas Sumatera Utara
Pemeriksaan musculoskeletalekstremitas kesimetrisan, kekuatan otot, edema
Kedua tungkai bawah tidak simetris antara tungkai kanan dan tungkai kiri, cara berjalan pasien timpang karena tungkai kanan mengalami kepincangan.
Keadaan ini terjadi sejak pasien berusia 6 tahun. Postur tubuh tidak seimbang. Terdapat edema pada kedua tungkai bawah, clubbing finger tidak ada.
Pemeriksaan penunjang:
Laboratorium Darah lengkap Tanggal : 2 Juni 2014
Morfologi Rujukan
Nilai normal
Hemoglobin HGB 13,23
13,2 – 17,3 gr Eritrosit RBC
4,13 4,20 – 4,87 10
6
mm
3
Leukosit WBC 8,89
4,5 – 11,0 10
3
mm
3
Hematokrit 36,30
43 – 49 Trombosit PLT
238 150 – 450 10
3
mm
3
Neutrofil 54,50
37 – 80 Limfosit
24,60 20 – 40
Monosit 7,60
2 – 8 Eosinofil
5,20 1 – 6
Basofil 0,300
0 – 6
Pemeriksaan neurologi: Nervus
Hasil pemeriksaan
N I Olfactorius Fungsi penghidu normal, pasien dapat
membedakan bau-bauan membedakan bau balsem, minyak kayu putih dan obat
N II Optikus Luas lapangan pandang mata dan ketajaman
penglihatan pasien masih baik pasien masih dapat membaca tulisan yang
berukuran kecil di televisi dari jarak 3 meter
Universitas Sumatera Utara
N III Okulomotorious, N IV Troclearis, N VI
Abdusen Mata pasien dapat bergerak ke segala arah,
pupil refleks mengecil saat dirangsang dengan cahaya
N V Trigeminus Sensoris untuk membedakan sensasi raba,
nyeri, suhu, sikap, getar, reflek korneal normal
Motoris untuk pergerakan otot-otot rahang atas dan bawah normal, dapat bergerak
dengan baik saat mengunyah N VII Facialis
Pasien dapat membedakan rasa manis, asam, asin dan pahit, dapat mengerutkan
dahi, mengangkat alis, mencucurkan bibir, tersenyum, menggembungkan pipi
N VIII Vestibulocochlear Pasien tidak dapat berdiri tegak dengan
mata tertutup dan saat dilakukan test Rinne dan Weber pasien mengatakan pada telinga
kanan tidak dapat mendengar dengungan N IX Glossopharyngeus
N X Vagus Letak anak tekak di tengah, kemampuan
menelan pasien baik, pita suara klien normal
N XI Accesorious Pasien dapat mengangkat bahu kiri dan
kanan secara bergantian dan bersamaan, pasien dapat mengangkat bahu ketika ada
tahanan N XII Hypoglossus
Pasien dapat menjulurkan lidah pada posisi lurus dan dapat bergerak ke kanan dan kiri
Refleks bisep, trisep, brachioradialis, patellar, tendon achilles :
- Reflek bisep : Otot bisep berkontraksi dengan jelas fleksi
- Reflek trisep : Lengan bawah dapat reflek bergerak lurus ekstensi
- Reflek patellar : Tungkai bawah bergerak ke depan ekstensi
- Reflek tendon Achilles : sentakan kaki ke bawah ekstensi
Universitas Sumatera Utara
POLA KEBIASAAN SEHARI-HARI A. Pola makan dan minum
- Frekuensi makanhari : 3 kali sehari
- Nafsuselera makan : Nafsu makan pasien baik. Pasien mengatakan bahwa
dirinya tetap selera makan sejak sebelum dirawat maupun setelah dirawat saat ini.
- Nyeri ulu hati : Nyeri ulu hati terasa sebelum makan.
- Alergi : Tidak ada riwayat alergi terhadap makanan mis : seafood, telur,
udang, kacang. -
Mual dan muntah : Mual dan muntah dialami pasien saat nyeri kepalanya memburuk. Sebelumnya pasien memiliki riwayat penyakit maag.
- Waktu pemberian makan : pukul 07.00, pukul 10.00 makanan selingan,
pukul 12.00, dan pukul 18.00. -
Jumlah dan jenis makanan : Jumlah 1 piring, jenis makanan = MB -
Waktu pemberian cairan minum : Setiap pasien ingin minum. -
Masalah makan dan minum kesulitan menelan, mengunyah : Tidak ada
masalah.
B. Perawatan diripersonal hygiene