Kontribusi Kegiatan Pengajian terhadap Pembentukan Akhlak Generasi Muda Latar Belakang Masalah

5. Kegiatan Pengajian remaja dapat mempererat tali sillaturrahmi antar sesama? a. Ya c. Kadang-kadang b. Sering d. Tidak pernah 6. Saya merasa lebih dekat dengan Allah SWT setelah mengikuti Kegiatan Pengajian? a. Ya c. Kadang-kadang b. Sering d. Tidak pernah 7. Bagaimanakah akhlak atau prilaku anda setelah mengikuti Kegiatan Pengajian? a. Sesuai dengan tuntunan agama c. Sesuai dengan selera anak muda b. Sesuai dengan norma masyarakat d. Sesuai dengan peraturan yang ada 8. Bagaimana dukungan masyarakat terhadap Kegiatan Pengajian? a. Sangat baik c. Kurang baik b. Baik d. Tidak baik 9. Masyarakat memberikan contoh yang baik terhadap para remaja? a. Selalu c. Kadang-kadang b. Sering d. Tidak pernah

B. Kontribusi Kegiatan Pengajian terhadap Pembentukan Akhlak Generasi Muda

10. Saya menanamkan dan menerapkan kejujuran dalam diri Saya a. Selalu c. Kadang-kadang b. Sering d. Tidak pernah 11. Saya berkata sopan dalam keseharian? a. Selalu c. Kadang-kadang b. Sering d. Tidak pernah 12. Saya berpakaian yang sesuai dengan syariat Islam? a. Selalu c. Kadang-kadang b. Sering d. Tidak pernah 13. Saya berusaha untuk shalat berjama’ah di masjid? a. Selalu c. Kadang-kadang b. Sering d. Tidak pernah 14. Jika ada teman yang sedang kesusahan, apakah anda akan menolongnya? a. Selalu c. Kadang-kadang b. Sering d. Tidak pernah 15. Menurut anda Kegiatan Pengajian mempengaruhi akhlak remaja? a. Sangat setuju c. Kurang setuju b. Setuju d. Tidak setuju 16. Apakah anda berakhlak baik semata-mata karena Allah atau karena alasan lain? a. Karena Allah c. Karena orang lain b. Ingin mendapat pujian d. Karena terpaksa 17. Saya selalu berusaha untuk berakhlak baik di manapun berada a. Selalu c. Kadang-kadang b. Sering d. Tidak pernah 18. Setelah mengikuti Kegiatan Pengajian saya melaksanakan nasehat orang tua a. Selalu c. Kadang-kadang b. Sering d. Tidak pernah 19. Setelah mengikuti Kegiatan Pengajian saya menerapkan akhlak yang baik terhadap orang tua a. Selalu c. Kadang-kadang b. Sering d. Tidak pernah 20. Saya bertoleransi dengan tetangga yang berbeda agama a. Selalu c. Kadang-kadang b. Sering d. Tidak pernah 21. Saya berusaha menghargai semua makhluk ciptaan Allah SWT a. Selalu c. Kadang-kadang b. Sering d. Tidak pernah 22. Saya berusaha bersikap hati-hati dalam berbuat dan berkata kepada siapapun a. Selalu c. Kadang-kadang b. Sering d. Tidak pernah 23. Saya berusaha untuk menghindari sifat pamerriya apabila saya mendapat kenikmatan a. Selalu c. Kadang-kadang b. Sering d. Tidak pernah

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Generasi muda remaja merupakan generasi penerus yang akan melanjutkan estafet perjuangan bangsa. Oleh karena itu, masa depan atau maju mundurnya suatu bangsa berada di tangan generasi muda. Dengan kata lain, apabila generasi mudanya baik, maka suatu negara akan maju dan berkembang, dan sebaliknya, jika generasi mudanya buruk, maka negarapun akan mundur bahkan hancur. Masa remaja generasi muda adalah masa peralihan dari kanak-kanak menuju dewasa, dimana dalam dunia mereka sedang dirundung oleh rasa ego yang amat tinggi yang amat membutuhkan arahan dan bimbingan. Generasi muda remaja yang memiliki rasa ingin tahu tidak cukup hanya diberikan siraman rohani yang isinya sejumlah doktrin agama yang harus ditelan mentah-mentah, melainkan doktrin-doktrin agama ini harus ditelaah lebih dalam sehingga generasi muda benar-benar telah megetahui mengapa mereka harus memilih Islam sebagai pedoman hidupnya. Pada saat sekarang ini banyak sekali remaja-remaja yang sikap keberagamaannya sangat memprihatinkan, terutama dalam masalah akhlak atau tingkah laku, misalnya banyak remaja yang terlibat dalam tindakan kriminal, seperti tauran, narkoba, pakaian seksi dan sikap kenakalan-kenakalan remaja lainnya lagi. Berkaiatan hal tersebut maka seseorang harus memiliki ilmu tentang pendidikan Agama Islam, khususnya tentang akhlak dan moral, sehingga dengan pengetahuannya tersebut seseorang dapat berakhlak dengan baik dan mempunyai moralitas yang tinggi yang sesuai dengan norma-norma yang berlaku. Kurangnya pendidikan agama dalam diri seseorang dapat menyebabkan rusaknya akhlak dan menurunnya moral. Maka pendidikan agama dianggap sangat penting, karena dapat membentuk kepribadian yang lebih baik yang terwujud dalam sikap dan tingkah laku dalam kehidupan sehari-hari. Menurut Zakiah Daradjat : ”Pendidikan agama hendaknya dapat mewarnai kehidupan anak sehingga agama ini benar-benar menjadi bagian dari pribadinya yang akan menjadi pengendali dalam kehidupan di kemudian hari.” 1 Islam merupakan agama universal dan mempunyai konsep tersendiri tentang manusia. Dalam pandangan Islam, setiap manusia yang lahir membawa fitrah Allah SWT. Manusia diciptakan Allah SWT disertai dengan naluri beragama yaitu agama tauhid. Jika ada segelintir orang yang tidak beragama, maka hal ini tidak pantas. Mereka itu hanyalah korban dari pengaruh lingkungan yang rusak dan tidak ada nuansa agama di lingkungan tersebut. 2 Islam merupakan pedoman hidup bagi manusia, karena seluruh kehidupan manusia termaktub dan telah diatur didalamnya. Disamping itu, Islam juga merupakan pandangan hidup way of life, Islam juga mewajibkan kepada para penganutnya untuk mendakwahkan sekaligus mensyiarkan ajaran-ajaran yang terkandung didalamnya, sebagaimana yang telah disinyalir oleh Allah SWT pada beberapa abad yang silam, seperti yang termaktub dalam al-Qur’an surat Ali Imran ayat : 104 1 Zakiah Daradjat, Ilmu Agama, Jakarta : Bulan Bintang, 1970, Cet. Ke-14, h. 107 2 Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya, Semarang : CV. Toha Putra, 1989, h. 645 ☺ ☺ ”Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang maruf dan mencegah dari yang munkar; merekalah orang-orang yang beruntung”. 3 Dalam mensyiarkan Islam yang mengutamakan keimanan keyakinan kepada Allah SWT. Perlu juga ditanamkan akhlak yang mulia. Karena akhlak tidak begitu saja mudah terbentuk dalam diri seseorang, tetapi harus diupayakan melalui proses pembentukan yang cukup lama dan usaha yang sungguh-sungguh. Dalam pembentukan akhlak generasi muda harus disertai dengan contoh dan suri tauladan yang baik, dengan pembiasaan yang dilakukan secara kontinyu dan melalui pendidikan baik secara formal, informal maupun non formal. Pendidikan agama Islam memilki tujuan yang hampir sama dengan pendidikan umum dan juga memilki berbagai sarana dan prasarana material yang dapat kita lihat bentuk dan wujudnya dalam komponen pendidikan misalnya masjid, sekolah, perlengkapan belajar mengajar dan tenaga pengajar yang berkompeten dalam bidangnya masing-masing. Dan dari segi perkembangannya pendidikan agama dapat diselenggarakan secara formal sekolah, informal keluarga, dan non formal masyarakat. Masjid merupakan salah satu komponen pendidikan agama Islam juga sebagai pusat dakwah atau penyebaran agama Islam. Keberhasilan seseorang dalam mendakwahkan dan mensyiarkan ajaran Islam sangat tergantung pada metode manhaj yang digunakan sebagai media dakwah. Media dakwah yang dapat digunakan banyak sekali macamnya diantaranya dapat berupa pendidikan formal, informal, non formal, maupun 3 Depag RI, al-Qur’an dan Terjemahannya, Jakarta : Proyek Pengadaan Kitab Suci al- Qur’an, 19831984, h. 93 forum-forum insidental seperti tabligh akbar, pidato atau ceramah-ceramah agama yang khususnya berkaitan dengan sosio kultural masyarakat. Salah satu bentuk pendidikan non formal yang ada di masyarakat Islam adalah pengajian, yang sebenarnya pengajian ini merupakan satu-satunya bentuk institusional pendidikan Islam sejak pertama kali dan dapat bertahan hingga sekarang. Prof. Kuntowijoyo mengatakan : ”Kegiatan ini biasanya berpusat di lingkungan masjid yang mana masjid sangat mungkin sekali melakukan pembinaan terhadap jama’ah di wilayahnya”. 4 Sebagai salah satu contoh di lingkungan Kp. Kandang Kelurahan Duren Seribu Sawangan Depok ada kegiatan pengajian remaja sebagai wadah kegiatan keagamaan bagi para remaja di lingkungan sekitar itu. Salah satu kegiatan yang dilaksanakan oleh pengajian tersebut adalah pengajian rutin mingguan yang dilaksanakan setiap malam sabtu. Kegiatan- kegiatan yang dilaksanakan dan diadakan oleh pengajian tersebut mendapat dukungan dari para tokoh masyarakat. Dukungan itu berupa bantuan moril maupun materil guna kelangsungan jalannya kegiatan di pengajian tersebut. Di pengajian ini para remaja diberikan pendidikan ilmu-ilmu keagamaan, sehingga diharapkan para remaja dapat mengamalkan ajaran agamanya dengan sebaik-baiknya. Bagaimana keberadaan dan kontribusi pengajian remaja tersebut dalam upaya mendidik dan membentuk akhlak para generasi muda yang ada di lingkungan sekitarnya? Hal ini belum banyak diketahui orang. Oleh karena itu, maka penulis mencoba untuk meneliti mengenai hal tersebut yang diberi judul, ” Kegiatan Pengajian Remaja dan Kontribusinya Terhadap Pembentukan Akhlak Generasi Muda”. 4 Kuntowijoyo, Dinamika Sejarah Umat Islam Indonesia, Yogyakarta, Shalahudin Press, 1994, cet. Ke-2, h. 133 Adapun alasan penulis memilih judul tersebut adalah : 1. Persoalan-persoalan kompleks dengan berbagai gejolak yang harus dihadapi remaja merupakan masalah yang selalu menarik dan aktual untuk dikaji. Karenanya, remaja sebagai generasi penerus harus mendapat pembinaan dan perhatian secara khusus agar tidak terjerumus dalam ketiadaan moral yang lebih jauh lagi. 2. Pengajian remaja yang tumbuh dan berkembang di perkotaan maupun di pedesaan merupakan salah satu wadah untuk membina dan membangun mental dan spiritual masyarakat. Hal ini sangat baik jika kita dapat mengetahui dan melihat lebih dalam tentang keadaan pengajian remaja terutama bagi remaja Kp. Kandang Kelurahan Duren Seribu Sawangan Depok. 3. Untuk mengetahui apakah benar pembinaan pengajian remaja di Kp. Kandang Kelurahan Duren Seribu Sawangan Depok memiliki kontribusi yang besar dalam pembentukan akhlak generasi muda yang ada di wilayahnya.

B. Identifikasi Masalah