Media Pembelajaran KAJIAN TEORETIK

tidak disenangi, ia akan mendeskripsikan hal-hal yang baik tentang objek yang ia senangi. 26 g. Pergantian adalah suatu proses yang berusaha menggantikan suatu hal yang mengalami rintangan dengan hal lain yang sekaligus menggantikan emosi kebencian asli cinta kasih asli. Penulis berusaha meyakinkan pembaca untuk mengalihkan tujuan tertentu kepada tujuan yang lain mirip dengan kompensasi. 27

C. Media Pembelajaran

1. Pengertian Media Pembelajaran

Secara harfiah kata media memiliki arti “perantara” atau “pengantar”. Association for Education and Communication Technology AECT mendefinisikan media yaitu segala bentuk yang dipergunakan untuk suatu proses penyaluran informasi. Sedangkan Education Association NEA mendefinisikan sebagai benda yang dimanipulasikan, dilihat, didengar, dibaca atau dibicarakan beserta instrumen yang dipergunakan dengan baik dalam kegiatan belajar mengajar, dapat mempengaruhi efektifitas program instruktional. Dari definisi-definisi tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa pengertian media merupakan sesuatu yang bersifat menyalurkan pesan dan dapat merangsang pikiran, perasaan, dan kemauan siswa sehingga dapat mendorong terjadinya proses belajar pada dirinya. Penggunaan media secara kreatif akan memungkinkan siswa untuk belajar lebih baik dan dapat meningkatkan performan mereka sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai. 28 Sumber-sumber belajar selain guru inilah yang disebut sebagai penyalur atau penghubung pesan ajar yang diadakan danatau diciptakan 26 Ibid, hlm. 173. 27 Minto Rahayu, Bahasa Indonesia di Perguruan Tinggi………….., hlm. 173. 28 Asnawir, Basyiruddin Usman, Media Pembelajaran Jakarta: Ciputat Pers, 2002, hlm. 11. secara terencana oleh para guru atau pendidik, biasanya dikenal sebagai “Media Pembelajaran” 29 Kata media berasal dari bahasa latin medius yang secara harfiah berarti „tengah’, „perantara’, atau „pengantar’. Dalam bahasa arab, media adalah perantara atau pengantar pesan dari pengirim kepada penerima pesan. Gerlach dan Ely 1971 mengatakan bahwa media apabila dipahami secara garis besar adalah manusia, materi, atau kejadian yang membangun kondisi yang membuat siswa mampu memperoleh pengetahuan, keterampilan, atau sikap. Dalam pengertian ini, guru, buku teks, dan lingkungan sekolah merupakan media. Secara lebih khusus, pengertian media dalam proses belajar mengajar cenderung diartikan sebagai alat-alat grafis, photografis, atau elektronis untuk menangkap, memproses, dan menyusun kembali informasi visual atau verbal. 30 Kata media sebenarnya bukanlah kata asing bagi kita, tetapi pemahaman banyak orang terhadap kata tersebut berbeda-beda. Guru hendaknya dapat menggunakan peralatan yang lebih ekonomis, efisien, dan mampu dimilikioleh sekolah serta tidak menolak digunakannya peralatan teknologi modern yang relevan dengan tuntutan masyarakat dan perkembangan zaman. Permasalahan pokok dan cukup mendasar adalah sejauhmanakah kesiapan guru-guru dalam menguasai penggunaan media pendidikan dan pengajaran di sekolah untuk pembelajaran siswa secara optimal sesuai dengan tujuan pendidikan dan pengajaran. Media pengajaran digunakan dalam rangka upaya peningkatan atau mempertinggi proses kegiatan belajar mengajar. Belajar adalah suatu proses yang kompleks yang terjadi pada semua orang dan berlangsung seumur hidup, sejak dia masih bayi hingga ke liang lahat nanti. Salah-satu pertanda bahwa seseorang telah belajar adalah adanya perubahan tingkah laku dalam dirinya. Perubahan tingkah laku tersebut menyangkut baik perubahan yang bersifat pengetahuan 29 Yudhi Munadi, Media Pembelajaran Ciputat: Gaung Persada Press, 2008, hlm. 5. 30 Azhar Arsyad, Media Pembelajaran Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2011, hlm. 3. kognitif dan keterampilan psikomotor maupun yang menyangkut nilai dan sikap afektif. 31

2. Jenis Media Pembelajaran

Menurut Rudi Bretz, dalam usahanya ini ia mencoba membagi media berdasarkan indera yang terlibat, sehingga ia memilih tiga unsur pokok sebagai dasar dari setiap media, yaitu suara, visual, dan gerak. Unsur suara adalah unsur yang melibatkan indera pendengaran dan visual adalah unsur yang melibatkan indera penglihatan. Bila dilihat dari intensitasnya, maka indera yang paling banyak membantu manusia dalam perolehan pengetahuan dan pengalaman adalah indera pendengaran dan indera penglihatan. Kedua inderawi ini adakalanya bekerja sendiri-sendiri dan adakalanya bekerja bersama-sama. 32 Media pembelajaran yang melibatkan indera pendengaran saja kita sebut sebagai media audio, media yang melibatkan indera penglihatan saja kita sebut sebagai media visual. Kemudian, bila dalam proses pembelajaran tersebut melibatkan banyak indera dalam arti tidak hanya teling dan mata saja maka yang demikian itu kita namakan sebagai multimedia. Dengan demikian, media dalam proses pembelajaran dapat dikelompokan menjadi 4 kelompok besar, yaitu media audio, media visual, media audio visual, dan multimedia. a. Media audio Media audio adalah media yang hanya melibatkan indera pendengaran dan hanya mampu memanipulasi kemampuan suara semata. Dilihat dari sifat pesan yang diterimanya media audio ini menerima pesan verbal dan nonverbal. Pesan verbal audio ini yaitu bahasa lisan atau kata- 31 Arief S. Sadiman, dkk., Media Pendidikan Jakarta: Rajawali Pers, 2010, hlm. 2. 32 Yudhi Munadi, Media Pembelajaran ………., hlm. 52. kata, dan pesan nonverbal audio adalah seperti bunyi-bunyian dan vokalisasi, seperti gerutuan, gumam, musik, dan lain-lain. 33 Ada beberapa jenis media yang dapat dikelompokkan dalam media audio ini, diantaranya adalah 1 Radio, 2 Alat perekam pita magnetik, dan 3 Laboratorium bahasa. 1. Radio Berkat kemajuan dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi, orang dapat menciptakan radio. Radio merupakan perlengkapan elektronik yang dapat digunakan untuk mendengarkan berita yang bagus dan aktual, dapat mengetahui beberapa kejadian dan peristiwa-peristiwa penting dan baru, masalah-masalah kehidupan dan sebagainya. Radio juga dapat dijadikan sebagai media pendidikan dan pengajaran yang cukup efektif. 34 2. Alat perekam pita magnetik Kaset tape recorder adalah alat perekam yang menggunakan pita dalam kaset. Pita tersebut digulung-gulung pada kumparan yang berada dalam kotak yang disebut kaset. Pita yang digunakan untuk cassete recorder itu adalah pita magnetik, berupa pita plastik yang tipis dan elastis. Satu sisi permukaannya berkilat, sedangkan permukaan lainnya kusam yang mengandung lapisan oksida besi yang megnetik. Kalau pita itu berjalan dan permukaannya yang kusam menyentuh putting perekam suara maka media magnetik mengatur partikel- partikel oksida besi yang terdapat pada permukaan pita tersebut sesuai dengan pola suara yang direkam. 35 3. Laboratorium bahasa Laboratorium bahasa adalah alat untuk melatih siswa untuk mendengar dan berbicara dalam bahasa asing dengan jalan menyajikan materi pelajaran yang disiapkan sebelumnya. Dalam laboratorium bahasa siswa duduk sendiri-sendiri pada bilik akuistik dan kotak suara yang 33 Yudhi Munadi, Media Pembelajaran ………., hlm. 55. 34 Asnawir, Basyiruddin Usman, Media Pembelajaran ……………, hlm. 83. 35 Ibid., hlm. 90. telah tersedia. Siswa atau mahasiswamendengarkan suara guru atau suara radio cassete melalui headphone. Dengan jalan demikian siswa dapat dengan segera memperbaiki kesalahan-kesalahan yang dibuatnya. 36 b. Media visual Media visual adalah media yang melibatkan indera penglihatan. Terdapat dua jenis pesan yang dimuat dalam media visual, yakni pesan verbal dan nonverbal. Pesan verbal-visual terdiri atas kata-kata bahasa verbal dalam bentuk tulisan; dan pesan nonverbal-visual adalah pesan yang dituangkan ke dalam simbol-simbol nonverbal-visual. Posisi simbol- simbol nonverbal-visual yakni sebagai pengganti bahasa verbal, maka ia bisa disebut sebagai bahasa visual. Bahasa visual inilah yang kemudian menjadi software-nya media visual. 37 Keberhasilan penggunaan media berbasis visual ditentukan oleh kualitas dan efektivitas bahan-bahan visual dan grafik itu. Hal ini hanya dapat dicapai dengan mengatur dan mengorganisasikan gagasan-gagasan yang timbul, merencanakannya dengan seksama, dan menggunakan teknik-teknik dasar visualisasi objek, konsep, informasi, atau situasi. Meskipun perancang media pembelajaran bukan seorang pelukis dengan latar belakang profesional, ia sebaiknya mengetahui bebrapa prinsip dasar dan penuntun dalam rangka memenuhi kebutuhan penggunaan media berbasis visual. Secara garis besar unsur-unsur yang terdapat pada media visual terdiri atas garis, bentuk, warna, dan tekstur.  Garis adalah kumpulan dari titik-titik. Dengan demikian terdapat banyak garis, diantaranya adalah: garis lurus horizontal, garis lurus vertikal, garis lengkung, garis lingkar, garis zig-zag dan lain-lain.  Bentuk adalah sebuah konsep simbol yang dibangun atas garis-garis atau gabungan garis dengan konsep-konsep lainnya. 36 Asnawir, Basyiruddin Usman, Media Pembelajaran ……………, hlm. 93. 37 Yudhi Munadi, Media Pembelajaran ………., hlm. 81.  Warna digunakan untuk memberi kesan pemisahan atau penekanan, juga untuk membangun keterpaduan, bahkan dapat mempertinggi tingkat realisme dan menciptakan respon emosional tertentu.  Tekstur digunakan untuk menimbulkan kesan kasar dan halus, juga untuk memberikan penekanan seperti halnya warna. Simbol pesan visual untuk pembelajaran hendaknya memiliki prinsip kesederhanaan, keterpaduan, dan penekanan.  Kesederhanaan Secara umum ia mengacu kepada jumlah elemen yang terkandung dalam suatu visual. Jumlah elemen yang lebih sedikit memudahkan siswa menangkap dan memahami pesan yang disajikan visual itu. Pesan atau informasi yang panjang atau rumit harus dibagi-bagi ke dalam beberapa bahan visual yang mudah dipahami. Demikian pula teks yang menyertai bahan visual harus dibatasi misalnya antara 15 sampai dengan 20 kata. Kata-kata harus memakai huruf yang sederhana dengan gaya huruf yang mudah terbaca dan tidak terlalu beragam dalam satu tampilan atau serangkaian tampilan atau serangkaian tampilan visual. Kalimat-kalimatnya juga harus ringkas tetapi padat dan mudah dimengerti.  Keterpaduan Ia mengacu kepada hubungan yang terdapat di antara elemen-elemen visual yang ketika diamati akan berfungsi secara bersama-sama. Elemen-elemen itu harus saling terkait dan menyatu sebagai suatu keseluruhan sehingga visual itu merupakan suatu bentuk menyeluruh yang dapt dikenal yang dapat membantu pemahaman pesan dan informasi yang dikandungnya.  Penekanan Meskipun penyajian visual dirancang sesederhana mungkin, seringkali konsep yang ingin disajikan memerlukan penekanan terhadap salah satu unsur yang akan menjadi pusat perhatian siswa. Dengan menggunakan ukuran, hubungan-hubungan, perspektif, warna, atau ruang penekanan dapat diberikan kepada unsur terpenting. 38 c. Media Audio Visual Yang disebut visual adalah apa yang dilihat. Banyak hal-hal yang tidak dapat dilihat dengan mata, misalnya daya tarik magnetis, yang timbul dari gelombang-gelombang magnetis. Daya tarik magnetis menjadi nyata dalam hal efeknya bila kita dekatkan benda-benda dari besi seperti jarum tumpull, pasir besi dengan magnet, maka kita melihat akibatnya. Jarum- jarum dan pasir besi itu ditarik kearah magnet dan melekat padanya. Media audio visual adalah media yang melibatkan indera pendengaran dan penglihatan sekaligus dalam satu proses. Media audio visual ini dapat dibagi menjadi dua jenis. Jenis pertama, dilengkapi fungsi peralatan suara dan gambar dalam satu unit, dinamakan media audio- visual murni, seperti film gerak movie bersuara, televisi dan video. Jenis kedua adalah media audio visual tidak murni yakni apa yang kita kenal dengan slide, apaque, OHP dan peralatan visual lainnya bila diberi unsur suara dari rekaman kaset yang dimanfaatkan secara bersamaan dalam satu waktu atau satu proses pembelajaran. 39 Film sebagai media audio visual adalah film yang bersuara. Slide atau filmstrip yang ditambah dengan suara bukan alat audio visual yang lengkap, karena suara dan rupa berada terpisah, oleh sebab itu slide atau filmstrip termasuk media audio visual saja atau media visual diam plus suara. Film yang dimaksudkan di sini adalah film sebagai alat audio visual untuk pelajaran, penerangan atau penyuluhan. Banyak hal-hal yang dapat dijelaskan melalui film, antara lain tentang; proses yang terjadi dalam tubuh kita atau yang terjadi dalam suatu industri, kejadian-kejadian dalam alam, tatacara kehidupan dinegara asing, berbagai industri dan 38 Yudhi Munadi, Media Pembelajaran ………., hlm. 81- 83. 39 Yudhi Munadi, Media Pembelajaran ………., hlm. 113-114 pertambangan, mengajarkan sesuatu keterampilan, sejarah kehidupan orang-orang besar dan sebagainya. 40 d. Multimedia Multimedia yaitu media yang melibatkan berbagai indera dalam sebuah proses pembelajaran. Maka multimedia dalam konteks tersebut adalah multi bahasa, yakni ada bahasa yang mudah dipahami oleh indera pendengaran, penglihatan, penciuman, peraba dan lain sebagainya; atau dalam bahasa lain multimedia pembelajaran adalah media yang mampu melibatkan banyak indera dan organ tubuh selama proses pembelajaran berlangsung. Komputer adalah alat elektronik yang termasuk pada kategori multimedia. Karena komputer mampu melibatkan berbagai indera dan organ tubuh, seperti telinga audio, mata visual, dan tangan kinetik, yang dengan pelibatan ini dimungkinkan informasi atau pesannya mudah dimengerti. 41

3. Fungsi Media Pembelajaran

Menurut yudhi munadi, fungsi media pembelajaran terbagi menjadi lima fungsi, diantaranya sebagai berikut: a. Fungsi Media Pembelajaran Berfungsi sebagai Sumber Belajar Secara teknis, media pembelajaran berfungsi sebagai sumber belajar. Dalam kalimat “sumber belajar” ini tersirat makna keaktifan, yakni sebagai penyalur, penyampai, penghubung dan lain-lain. b. Fungsi Semantik Yakni kemampuan media dalam menambah perbendaharaan kata simbol verbal yang makna atau maksudnya benar-benar dipahami anak didik tidak verbalistik. c. Fungsi Manipulatif 40 Asnawir, Basyiruddin Usman, Media Pembelajaran ………., hlm. 95. 41 Yudhi Munadi, Media Pembelajaran ………., hlm. 148. Fungsi manipulatif ini didasarkan pada ciri-ciri karakteristik umum yang dimilikinya. Berdasarkan karakteristik umum ini, media memiliki dua kemampuan, yakni mengatasi batas-batas ruang dan waktu dan mengatasi keterbatasan inderawi. d. Fungsi Psikologis Fungsi ini terbagi menjadi beberapa bagian, yakni fungsi atensi, fungsi afektif, fungsi kognitif, fungsi imajinatif, dan fungsi motivasi.  Fungsi atensi yaitu media pembelajaran dapat meningkatkan perhatian attention siswa terhadap materi ajar. Setiap orang memiliki sel saraf penghambat, yakni sel khusus dalam sistem syaraf yang berfungsi membuang sejumlah sensasi yang datang. Dengan adanya syaraf penghambat ini para siswa dapat memfokuskan perhatiannya pada rangsangan yang dianggapnya menarik dan membuang rangsangan-rangsangan yang lainnya. Dengan demikian, media pembelajaran yang tepat guna adalah media pembelajaran yang mampu menarik dan memfokuskan perhatian siswa.  Fungsi afektif, yakni menggugah perasaan, emosi, dan tingkat penerimaan atau penolakan siswa terhadap sesuatu. Perlu diingat bahwa antara tingkah laku afektif dengan tingkah laku kognitif selalu berjalin erat. Pemisahan antara keduanya hanyalah perbedaan tekanan. Pada tingkat ini siswa dapat memperkuat falsafah hidupnya dan mempunyai nilai-nilai yang membimbing hidupnya.  Fungsi kognitif, yakni siswa yang belajar melalui media pembelajaran akan memperoleh dan menggunakan bentuk-bentuk representasi yang mewakili objek-objek yang dihadapi, baik objek itu berupa orang, benda, atau kejadianperistiwa. Objek-objek itu direpresentasikan atau dihadirkan dalam diri seseorang melalui tanggapan, gagasan atau lambang, yang dalam psikologi semuanya merupakan sesuatu yang bersifat mental.  Fungsi imajinatif, yakni media pembelajaran dapat meningkatkan dan mengembangkan imajinasi siswa. Imajinasi adalah proses menciptakan objek atau peristiwa tanpa pemanfaatan data sensoris. Imajinasi ini mencakup penimbulan atau kreasi objek-objek baru sebagai rencana bagi masa mendatang, atau dapat juga mengambil bentuk fantasi khayalan yang didominasi kuat sekali oleh pikiran- pikiran autistik.  Fungsi Motivasi, motivasi merupakan seni mendorong siswa untuk terdorong melakukan kegiatan belajar sehingga tujuan pembelajaran tercapai. Dengan demikian, motivasi merupakan usaha dari pihak luar dalam hal ini adalah guru untuk mendorong, mengaktifkan dan menggerakkan siswanya secara sadar untuk terlibat secara aktif dalam proses pembelajaran. e. Fungsi Sosio-Kultural Fungsi media dilihat dari sosio-kultural, yakni mengatasi hambatan sosio-kultural antar peserta komunikasi pembelajaran. Bukan hal yang mudah untuk memahami para siswa yang memiliki jumlah cukup banyak paling tidak satu kelas berjumlah + 40 orang. Mereka masing-masing memiliki karakteristik yang berbeda apalagi bila dihubungkan dengan adat, keyakinan, lingkungan, pengalaman dan lain-lain. Sedangkan di pihak lain, kurikulum dan materi ajar ditentukan dan diberlakukan secara sama untuk setiap siswa. Tentunya guru akan mengalami kesulitan menghadapi hal itu, terlebih ia akan mengatasinya sendirian. Apalagi bila latar belakang guru baik adat, budaya, lingkungan, dan pengalamannya berbeda dengan para siswanya. Masalah ini dapat diatasi media pembelajaran, karena media pembelajaran memiliki kemampuan dalam memberikan rangsangan yang sama, mempersamakan pengalaman, dan menimbulkan persepsi yang sama. 42 42 Yudhi Munadi, Media Pembelajaran ………., hlm. 37 – 48. 29

BAB III METODOLOGI PENELITIAN