Program Kemitraan dan Bina Lingkungan PT. PLN

BAB III PEMBAHASAN

A. Program Kemitraan dan Bina Lingkungan PT. PLN

Program Kemitraan BUMN dengan usaha kecil selanjutnya disebut PK adalah program untuk meningkatkan kemampuan usaha kecil agar menjadi tangguh dan mandiri melalui pemanfaatan dana dari bagian laba PLN. Program Bina Lingkungan yang disebut juga PBL adalah program pemberdayaan kondisi sosial masyarakat oleh PLN melalui pemanfaatan dana dari bagian laba PLN. Jejak rekam Program Kemitraan di PLN memiliki sejarah panjang. Bermula dari Surat Keputusan SK Pemerintah yang dikeluarkan tahun 1989. Kemudian secara efektif sejak tahun 1991, PLN melaksanakan pemberdayaan usaha kecil dan koperasi. Program tersebut bernama Pembinaan Pengusaha Ekonomi Lemah dan Koperasi PPELK. Dalam melaksanakan program tersebut, PLN telah mendelegasikannya kepada seluruh unit administrasi yang tersebar di Indonesia. Dan agar pemberdayaan usaha kecil dan koperasi itu dapat lebih berdaya guna, maka PLN menerbitkan buku petunjuk pelaksanaan yang selalu diperbaharui. Seiring bertambahnya dana pemberdayaan, maka bantuan yang diberikan bukan hanya bantuan modal kerja dan bantuan pelatihan, tapi juga bantuan pemasaran dengan status hibah. Kemudian, sejak tahun 1994 progrram PPELK itu berganti menjadi Pembinaan Usaha Kecil dan Koperasi PUKK. Dan sejak turunnya Keputusan Menteri Kepmen BUMN No 236 tahun 2003, maka Universitas Sumatera Utara program tersebut bermetamorfosa menjadi Program Kemitraan dan Bina Lingkungan PKBL. Pelaksanaan PKBL ini berazaskan pada: 1. Akuntabilitas yaitu kejelasan fungsi, pelaksanaan dan pertanggung jawaban dalam pengelolaaan dana PKBL, sehingga pengelolaannya dapat terlaksana secara efektif. 2. Kemandirian yaitu keadaan dimana pengelolaan dana PKBL dilakukan secara profesional dengan mengutamakan kepentingan perusahaan dalam membangun citra positif, tanpa benturan kepentingan dan pengaruhtekanan dari pihak manapun. Adapun tujuan dari pelaksanaan program kemitraan ini adalah untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat dan memperluas lapangan kerja dengan mengimplementasikan strategi GCG Good Coorporate Governance guna memposisikan perusahaan memiliki makna keberadaan di masyarakatlingkungan yang pada gilirannya dapat meningkatkan citra perusahaan. Dalam penyaluran dan program kemitraan ini PLN membentuk suatu unitbagian yang khusus untuk menangani penyaluran dana kemitraan tersebut. Unitbagian yang menangani dana kemitraan ini berada dibawah koordinasi asisten manajer sumber daya manusia dan administrasi. Dana untuk program kemitraan PT.PLN ini bersumber dari: a. Penyisihan laba setelah pajak maksimal sebesar 2 dua persen b. Jasa administrasi pinjamanmarjinbagi hasil, bunga deposito dan atau jasa giro dari dana program kemitraan setelah dikurangi beban operasional Universitas Sumatera Utara c. Pelimpahan dana program kemitraan dari BUMN lain, jika ada. Besarnya dana yang disalurkan untuk program kemitraan ini ditetapkan oleh RUPS, namun dalam kondisi tertentu besarnya dana program kemitraan yang berasal dari penyisihan laba setelah pajak dapat ditetapkan lain dengan persetujuan Menteri BUMNRUPS. Dan guna memupuk pendapatan dari hasil bunga, penempatanm dana PKBL yang belum tersalur hanya diperbolehkan dalam bentuk penempatan depositogiro yang pembukuannya dilaksanakan secara terpisah dari pembukuan PLN. Penyaluran dana program kemitraan ini dilakukan dalam dua bentuk yakni: a. Pinjaman untuk membiayai modal kerja dan atau pembelian aktiva tetap dalam rangka meningkatkan produksi dan penjualan. Bentuk pinjaman dibagi dalam 2 dua kategori yaitu: 1. Pinjaman Reguler: Yaitu pinjaman yang berjangka waktu lebih dari 1 satu tahun. 2. Pinjaman Khusus: Yaitu untuk membiayai kebutuhan dana pelaksanaan kegiatan usaha Mitra Binaan yang bersifat pinjaman tambahan dan berjangka pendek maksimum 1 satu tahun dan bersifat crash program dalam rangka memenuhi pesanan dari rekanan Usaha Mita Binaan. Pemenuhan pinjaman khusus harus dituangkan dalam perjanjian yang dilaksanakan antara 3 tiga pihak yaitu Pengelola Program Kemitraan, Mitra Binaan, dan Rekanan Mitra Binaan denga Surat Perintah Kerja SPK dari Mitra Binaan sebagai jaminannya. Universitas Sumatera Utara b. Beban Pembinaan: 1. Untuk membiayai pendidikan, pelatihan, pemagangan, pemasaran, promosi dan hal-hal lain yang menyangkut peningkatan produktivitas Mitra Binaan serta untuk pengkajianpenelitian berkaitan dengan Program Kemitraan. - Diberikan dalam bentuk bantuan pendidikan, pelatihan, pemagangan untuk Mitra Binaan dalam rangka: • Meningkatkan keterampilan manajerial dan teknik produksipengolahan • Meningkatkan pengendalian mutu produksi • Meningkatkan pemenuhan standarisasi teknologi • Meningkatkan rancang bangun dan perekayasaan - Diberikan dalam bentuk bantuan pemasaran, promosi produk mitra binaan dan pengkajianpenelitian seperti: • Membantu penjualan produk • Membantu promosi melalui kegiatan pameran maupun penyediaan ruang pamer show room. 2. Beban pembinaan bersifat hibah dan besarnya maksimal 20 dua puluh persen dari dana program kemitraan yang disalurkan pada tahun berjalan. 3. Beban pembinaan hanya dapat diberikan kepada atau untuk kepentingan mitra binaan. Program kemitraan PLN memiliki misi mulia. Yakni ikut mendorong kegiatan dan pertumbuhan ekonomi serta terciptanya pemerataan pembangunan Universitas Sumatera Utara melalui perluasan lapangan kerja dan kesempatan berusaha. Dengan begitu, diharapkan usaha kecil dan koperasi dapat menjadi tangguh dan mandiri sehingga ikut meningkatkan taraf hidup masyarakat. Adapun usaha kecil yang dapat ikut serta dalam program kemitraan ini adalah: a. Memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp 200.000.000,- dua ratus juta rupiah, tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha; b. Memiliki hasil penjualan tahunan paling banyak Rp 1.000.000.000,- satu milyar; c. Milik Warga negara Indonesia; d. Berdiri sendiri, bukan merupakan anak perusahaan atau cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau berafiliasi baik langsung maupun tidak langsung dengan Usaha Menengah atau Usaha Besar; e. Berbentuk usaha orang perseorangan, badan usaha yang tidak berbadan hukum, atau badan usaha yang berbadan hukum, termasuk koperasi; f. Telah melakukan kegiatan usaha minimal 1 satu tahun; g. Mempunyai potensi dan prospek usaha untuk dikembangkan; h. Belum memenuhi persyaratan perbankan nonbankable; Dalam penyaluran dana program kemitraan ini, perlu dipertimbangkan aspek-aspek antara lain isu pokok dan kebijakan pemerintah, kondisi masyarakat disekitar instalasi, dan sumberdaya setempat. Universitas Sumatera Utara

B. Prosedur Penyaluran Dana Program Kemitraan