Pengaruh peninggian posisi kaki ditinggikan 30 derajat di atas tempat tidur terhadap pengurangan edema kaki pada pasien jantung kongestif di ruangan CVCU RSUP HAM

(1)

PENGARUH POSISI KAKI DITINGGIKAN 30 DERAJAT DI

ATAS TEMPAT TIDUR

TERHADAP PENGURANGAN EDEMA KAKI

PASIEN JANTUNG KONGESTIF DI RUANGAN CVCU

RSUP. H. ADAM MALIK

MEDAN

2010

SKRIPSI

Oleh

Ricky Efendi Siregar 091121059

FAKULTAS KEPERAWATAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

2010


(2)

(3)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan atas kehadirat Allah SWT atas berkah dan rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan proposal ini yang berjudul “Pengaruh Peninggian Posisi Tungkai Kaki 30 Derajat di Atas Tempat Tidur Terhadap Pengurangan Edema Kaki Pada Pasien Jantung Ruangan CVCU RSUP. H. Adam Malik Medan”.

Penyelesaiana skripsi ini tidak terlepas dari bantuan dan pihak terkait. Untuk itu penulis mengucapkan terimakasih seperti

1. dr. Dedi Ardinata Sp.PDKGEH selaku Dekan Fakultas Keperawatan

Universitas Sumatera Utara Medan,

2. Ibu Erniyati, S.Kp, MNS selaku pembantu dekan satu Fakultas Keperawatan

Universitas Sumatera Utara Medan,

3. Ibu Evi Karota, S.Kp, MNS selaku pembantu dekan dua Fakultas

Keperawatan Universitas Sumatera Utara Medan,

4. Bapak Ikhsannudin Harahap, S.Kp, MNS selaku pembantu dekan tiga

Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.

5. Ibu Rosina Tarigan S.Kp, M.Kep, Sp. KMB selaku dosen pembimbing satu

yang paling banyak membantu saya dalam membuat Skripsi ini,

6. Ibu Nur Afidarti, S.Kp, M.Kep selaku dosen pembimbing dua untuk yang

telah membimbing dan meluangkan waktu dalam pembuatan skripsi ini.

7. Kepada kedua orang tua saya yang mana beliau berdua sangat mendukung

saya dalam hal material maupun support mengenai hal-hal yang positif dengan tujuan agar saya dapat mengerjakan skripsi ini dengan baik dan dapat selesai dengan tepat waktu.

8. Terimakasih juga kepada semua pihak dosen dan staf administrasi Fakultas

Keperawatan Universitas Sumatera Utara yang banyak memberi kontribusi sehingga memudahkan penyelesaian skripsi ini.


(4)

Semoga Allah SWT selalu mencurahkan rahmat dan anugrah kepada pihak yang telah membantu saya dalam mengerjakan pembuatan skripsi ini. Harapan penulis semoga karya ilmiah penulis ini dapat diterima dan bermanfaat bagi kemajuan pendidikan dan pengetahuan keperawatan.

Medan, 10 Januari 2011


(5)

DAFTAR ISI

Lembaran Persetujuan ... i

Kata Pengantar ... ii

Daftar Isi ... iv

Daftar Tabel ... vi

Daftar Abstrak ... vii

BAB 1. PENDAHULAN ... 1

1. Latar Belakang ... 1

2. Perumusan Masalah ... 2

3. Tujuan Penelitian ... 3

3.1 Tujuan Penelitian... 3

3.2 Tujuan Penelitian Khusus ... 3

4. Manfaat Penelitian ... 3

4.1 Prektek Keperawatan ... 3

4.2 Institusi Pendidikan ... 3

4.3 Bagi Pasien... 3

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA ... 4

1. Gagal Jantung Kongestif ... 4

1.1 Defenisi Gagal Jantung Kongestif... 4

1.2 Etiologi Gagal Jantung Kongestif ... 4

1.2.1 Gagal Jantung Kiri ... 5

1.2.2 Gagal Jantung Kanan ... 6

1.3 Patofisilogi Jantung ... 6

2. Distensi Vena Jugularis ... 7

3. Edema ... 7

4. Pengaruh Posisi Tungkai Kaki Terhadap Pengurangan Edema ... 8

BAB 3. KERANGKA PENELITIAN ... 11

1. Kerangka Konseptual ... 11

2. Kerangka Penelitian ... 11

3. Devenisi Oprasional ... 12

3.1 Edema ... 12

3.2 Peninggian posisi tungkai ... 12

4. Hipotesa Penelitian ... 12

BAB 4. METODOLOGI PENELITIAN ... 13

1. Desain Penelitian ... 13

2. Populasi Penelitian ... 13

3. Sampel ... 13

4. Lokasi dan Waktu ... 14

5. Pertimbangan Etik ... 15


(6)

7. Alat dan Bahan ... 16

8. Prosedur Pengumpulan Data ... 16

9. Analisa Data ... 17

BAB 5. HASIL PENELITAN DAN PENGEMBANGAN ... 19

1. Hasil Penelitian ... 19

1.1 Hasil Penelitian ... 19

1.2 Karakteristik Responden ... 20

1.3 Kedalaman Edema Sebelum dan Sesudah Peninggian Posisi ... 22

1.4 Hasil Pengaruh Peninggian Posisi Tungkai Kaki... 23

2. Hasil Pembahasan ... 23

2.1 Karakteristik Demografi ... 23

2.2 Sebelum dilakukan Peninggian Posisi ... 24

2.3 Sesudah dilakukan Peninggian Posisi ... 25

BAB 6. KESIMPULAN ... 26

1. Kesimpulan ... 26

2. Rekomendasi ... 26

2.1 Rekomendasi Terhadap Penelitian ... 26

2.2 Rekomendasi Bagi Prektek Keperawatan ... 26

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN

1. Surat Penelitian dari Fakultas dan Rumah Sakit

2. Lembaran Persetujuan Responden


(7)

DAFTAR TABEL

1. Terdapat pada karakteristik responden yang terdiri dari: disteribusi

frekuensi, dan persentase karakteristik demografi responden N=18 ... 21 2. Data Pre dan Post melakukan peninggian tungkai kaki... 22 3. Hasil dari pengukuran sebelum dan sesudah peninggian posisi tungkai


(8)

Judul : Pengaruh peninggian posisi kaki ditinggikan 30 derajat di atas tempat tidur terhadap pengurangan edema kaki pada pasien jantung kongestif di ruangan CVCU RSUP HAM.

Penulis : Ricky Efendi Siregar

Jurusan : Sarjana Keperawatan (S.Kep)

Tahun Akademik : 2009-2010 Abstrak

Congestive Heart Failur (CHF) adalah berupa kelainan fungsi jantung sehingga jantung tidak mampu memompa darah untuk memenuhi kebutuhan metabolisme jaringan secara abnormal. Pada pasien jantung terjadi edema kaki yang disebabkan oleh dekompensasi jantung (pada kasus payah jantung) dan bendungan bersifat menyeluruh. Hal ini diakibatkan oleh kegagalan venterikel jantung memopakan darah dengan baik sehingga darah terkumpul pada vena atau kapiler. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana keefektifan pengaruh peninggian posisi kaki 30 derajat diatas tempat tidur terhadap pengurangan edema kaki pada pasien CHF. Instumen penelitian yang digunakan adalah lembaran observasi pre dan post dan demografi pasien terhadap peninggian posisi kaki. Penelitian ini dilakukan di RSUP HAM ruangan CVCU dengan jumlah sampel sebanyak 18 orang dengan diagnosa CHF yang memiliki edema kaki. Desain penelitian One Group Pretest-Postest. Data demografi yang didapat rentang usia 50-59 thn (42,1%), jenis kelamin laki-laki (83,3%), agama Islam (68,4%), tamatan SMA (26,3%), pekerjaan PNS (36,8%). Hasil uji analisis paired t test pre dan post menunjukkan bahwa nilai p: 0.000 (<0.005) yang artinya terdapat perbedaan sebelum dan sesudah dilakukan peninggian posisi kaki 30 derajat diatas tempat tidur. Saran penelitian adalah memberikan pengetahuan kepada perawat khususnya perawat yang bekerja diruangan CVCU agar dapat memberikan terapi peninggian posisi kaki 30 derajat diatas tempat tidur kepada pasien jantung kongestif yang mengalami edema kaki.

Kata Kunci: Posisi kaki 30 derajat, Edema kaki, Jantung Kongestif.


(9)

Judul : Pengaruh peninggian posisi kaki ditinggikan 30 derajat di atas tempat tidur terhadap pengurangan edema kaki pada pasien jantung kongestif di ruangan CVCU RSUP HAM.

Penulis : Ricky Efendi Siregar

Jurusan : Sarjana Keperawatan (S.Kep)

Tahun Akademik : 2009-2010 Abstrak

Congestive Heart Failur (CHF) adalah berupa kelainan fungsi jantung sehingga jantung tidak mampu memompa darah untuk memenuhi kebutuhan metabolisme jaringan secara abnormal. Pada pasien jantung terjadi edema kaki yang disebabkan oleh dekompensasi jantung (pada kasus payah jantung) dan bendungan bersifat menyeluruh. Hal ini diakibatkan oleh kegagalan venterikel jantung memopakan darah dengan baik sehingga darah terkumpul pada vena atau kapiler. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana keefektifan pengaruh peninggian posisi kaki 30 derajat diatas tempat tidur terhadap pengurangan edema kaki pada pasien CHF. Instumen penelitian yang digunakan adalah lembaran observasi pre dan post dan demografi pasien terhadap peninggian posisi kaki. Penelitian ini dilakukan di RSUP HAM ruangan CVCU dengan jumlah sampel sebanyak 18 orang dengan diagnosa CHF yang memiliki edema kaki. Desain penelitian One Group Pretest-Postest. Data demografi yang didapat rentang usia 50-59 thn (42,1%), jenis kelamin laki-laki (83,3%), agama Islam (68,4%), tamatan SMA (26,3%), pekerjaan PNS (36,8%). Hasil uji analisis paired t test pre dan post menunjukkan bahwa nilai p: 0.000 (<0.005) yang artinya terdapat perbedaan sebelum dan sesudah dilakukan peninggian posisi kaki 30 derajat diatas tempat tidur. Saran penelitian adalah memberikan pengetahuan kepada perawat khususnya perawat yang bekerja diruangan CVCU agar dapat memberikan terapi peninggian posisi kaki 30 derajat diatas tempat tidur kepada pasien jantung kongestif yang mengalami edema kaki.

Kata Kunci: Posisi kaki 30 derajat, Edema kaki, Jantung Kongestif.


(10)

BAB 1

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Menurut data yang diperoleh hingga sekarang penyakit jantung merupakan pembunuh nomor satu (Sampurno, 1993). WHO menyebutkan rasio penderita gagal jantung di dunia adalah satu sampai lima orang setiap 1000 penduduk. Penderita penyakit jantung di Indonesia kini diperkirakan mencapai 20 juta atau sekitar 10% dari jumlah penduduk di Nusantara. Sementara itu, menurut Aulia Sani, penyakit gagal jantung meningkat dari tahun ke tahun. Berdasarkan data di RS Jantung Harapan Kita, peningkatan kasus penyakit gagal jantung ini pada tahun 1997 adalah 248 kasus, kemudian melaju dengan pesat hingga mencapai puncak pada tahun 2000 dengan 532 kasus.

Faktor yang dapat menimbulkan penyakit jantung adalah kolesterol darah tinggi, tekanan darah tinggi, merokok, gula darah tinggi (diabetes mellitus), kegemukan, dan stres. Akibat lebih lanjut, jika penyakit jantung tidak ditangani dengan baik maka akan mengakibatkan kerusakan otot jantung hingga 40% dan kematian.

Berdasarkan data dari rekamedik RSUP HAM tahun 2010 dari Januari sampai Maret didapat 81 pasien yang menderita penyakit jantung. Diantara 81 pasien didapat 18 pasien yang memiliki kriteria dari penelitian yang dilakuakan oleh peneliti.


(11)

Congestive Heart Failur (CHF) adalah keadaan patofisiologis berupa kelainan fungsi jantung sehingga jantung tidak mampu memopa darah untuk memenuhi kebutuhan metabolisme jaringan atau kemampuannya hanya ada kalau disertai peninggian volume diastolik secara abnormal. Pada penyakit jantung kongestif terjadi edema kaki yang disebabkan terjadinya dekompensasi jantung (pada kasus payah jantung), bendungan bersifat menyeluruh. Hal ini diakibatkan oleh kegagalan venterikel kanan jantung memopakan darah dengan baik sehingga darah terkumpul pada vena atau kapiler, sehingga menyebabakan timbulnya edema pada bagian eksterimitas bawah yang disebabkan adanya bendungan balik dari vena ke jantung (H. Syarifuddin, 2001).

Untuk mengurangi edema pada pasien Penyakit Jantung harus dilakukan pemakaian stoking elastis atau dengan meninggikan kaki klien dengan sudut 30 derajat selama 3 menit dan mengobservasi betis terhadap, nyeri tekan, kemerahan, hangat, terjadi pengurangan edema. Tanda Homan (Homan`s sign) atau nyeri betis pada kaki dorsofleksi, mengidentifikasi kemungkinan adanya thrombus, tetapi tanda ini tidak selalu ada (Beare and Myers, 1994).

2. Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian dalam latar belakang maka dapat dirumuskan permasalah dalam penelitian ini yaitu, bagaimana keefektifan pengaruh posisi kaki ditinggikan 30 derajat di atas tempat tidur terhadap pengurangan edema kaki pada pasien jantung di ruangan CVCU RSUP HAM.


(12)

3. Tujuan Penelitan Tujuan Umum

Mengidentifikasi apakah pengaruh posisi kaki ditinggikan 30 derajat di atas tempat tidur berpengaruh terhadap pengurangan edema kaki pada pasien CHF di ruangan CVCU RSUP HAM.

4. Manfaat Penelitian 4.1 Praktek Keperawatan

Hasil penelitian diharapkan memberikan pengetahuan yang berharga bagi praktek keperawatan khususnya perawat yang bekerja di ruangan Cardiovaskuler dalam rangka melakukan pemberian terapi untuk mengurangi derajat edema pada kaki yang diderita oleh pasien jantung kongestif.

4.2 Institusi Pendidikan

Diharapkan bagi institusi pendidikan khususnya mata ajaran Keperawatan Medikal Bedah mampu memberikan informasai kepada mahasiswa/mahasiswi keperawatan, bahwa pengaruh posisi kaki ditinggikan 30 derajat di atas tempat tidur berpengaruh kepada pengurangan edema kaki pada pasien jantung kongestif, dan ini merupakan salah satu tindakan intervensi yang akan diberikan kepada pasien yang mengalami edema kaki dengan diagnosa CHF.

4.3 Bagi Pasien

Tujuannya adalah memberikan kenyamanan dan mengurangi keterbatasan gerak pada pasien penyakit jantung kongestif akibat adanya edema kaki serta mengurangi integeritas kulit yang mengakibatkan luka dekubitus pada kaki akibat adanya edema kaki.


(13)

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

1. Gagal Jantung Kongestif

1.1 Defenisi Gagal Jantung Kongestif

Gagal jantung kongestif (CHF) adalah keadaan patofisiologis berupa kelainan fungsi jantung, sehingga jantung tidak mampu memompa darah untuk memenuhi kebutuhan metabolisme jaringan atau kemampuannya hanya ada kalau disertai peninggian volume diastolik secara abnormal. Penamaan gagal jantung kongestif yang sering digunakan kalau terjadi gagal jantung sisi kiri dan sisi kanan (Mansjoer, 2001).

Gagal jantung adalah ketidak mampuan jantung untuk mempertahankan curah jantung (Caridiac Output = CO) dalam memenuhi kebutuhan metabolisme tubuh. Apabila tekanan pengisian ini meningkat sehingga mengakibatkan edema paru dan bendungan di system vena, maka keadaan ini disebut gagal jantung kongestif (Kabo & Karim, 2002). Gagal jantung kongestif adalah ketidakmampuan jantung untuk memompa darah yang adekuat untuk memenuhi kebutuhan jaringan akan oksigen dan nutrisi (Smeltzer & Bare, 2001), Waren & Stead dalam Sodeman, 1991), Renardi, 1992).

1.2 Etiologi Gagal Jantung Kongestif

Mekanisme yang mendasari terjadinya gagal jantung kongestif meliputi gangguan kemampuan konteraktilitas jantung, yang menyebabkan curah jantung lebih rendah dari curah jantung normal. Tetapi pada gagal jantung dengan


(14)

masalah yang utama terjadi adalah kerusakan serabut otot jantung, volume sekuncup berkurang dan curah jantung normal masih dapat dipertahankan. Volume sekuncup adalah jumlah darah yang dipompa pada setiap konteraksi tergantung pada tiga faktor: yaitu preload, konteraktilitas, afterload.

Preload adalah jumlah darah yang mengisi jantung berbanding langsung dengan tekanan yang ditimbulkan oleh panjangnya regangan serabut otot jantung.

Konteraktillitas mengacu pada perubahan kekuatan konteraksi yang terjadi pada tingkat sel dan berhubungan dengan perubahan panjang serabut jantung dan kadar kalsium

Afterload mengacu pada besarnya tekanan venterikel yang harus dihasilkan untuk memompa darah melawan perbedaan tekanan yang ditimbulkan oleh tekanan arteriol.

Pada gagal jantung, jika salah satu atau lebih faktor ini terganggu, maka curah jantung berkurang (Brunner and Suddarth 2002).

1.2.1 Gagal Jantung Kiri

Kongestif paru terjadi pada venterikel kiri, karena venterikel kiri tidak mampu memompa darah yang datang dari paru. Peningkatan tekanan dalam sirkulasi paru menyebabkan cairan terdorong ke jaringan paru. Manifestasi klinis yang dapat terjadi meliputi dispnu, batuk, mudah lelah, denyut jantung cepat (takikardi) dengan bunyi S3, kecemasan dan kegelisahan.


(15)

1.2.2 Gagal Jantung Kanan

Bila venterikel kanan gagal memompakan darah, maka yang menonjol adalah kongestif visera dan jaringan perifer. Hal ini terjadi karena sisi kanan jantung tidak mampu mengosongkan volume darah dengan adekuat sehingga tidak dapat mengakomodasi semua darah yang secara normal kembali dari sirkulasi vena.

Manifestasi klinis yang tampak meliputi edema ekstremitas bawah (edema dependen), yang biasanya merupakan pitting edema, pertambahan berat badan, hepatomegali (pembesaran hepar), distensi vena jugularis (vena leher), asites (penimbunan cairan di dalam rongga peritoneal), anoreksia dan mual, nokturia dan lemah.

1.3 Patofisiologi Gagal Jantung

Penurunan kontraksi venterikel akan diikuti penurunan curah jantung yang selanjutnya terjadi penurunan tekanan darah (TD), dan penurunan volume darah arteri yang efektif. Hal ini akan merangsang mekanisme kompensasi neurohurmoral. Vasokonteriksi dan retensi air untuk sementara waktu akan meningkatkan tekanan darah, sedangkan peningkatan preload akan meningkatkan kontraksi jantung melalui hukum Starling. Apabila keadaan ini tidak segera diatasi, peninggian afterload, dan hipertensi disertai dilatasi jantung akan lebih menambah beban jantung sehingga terjadi gagal jantung yang tidak terkompensasi. Dengan demikian terapi gagal jantung adalah dengan vasodilator untuk menurunkan afterload venodilator dan diuretik untuk menurunkan preload, sedangkan motorik untuk meningkatkan kontraktilitas miokard (Kabo & Karsim, 2002).


(16)

2. Distensi Vena Jugularis

Bila ventrikel kanan tidak mampu berkompensasi, maka akan terjadi dilatasi venterikel dan peningkatan volume curah jantung pada akhir diastolik dan terjadi peningkatan laju tekanan darah pada atrium kanan. Peningkatan ini sebaliknya memantau aliran darah dari vena kava yang diketahui dengan peningkatan vena jugularis, dengan kata lain apabila terjadi dekompensasi venterikel kanan maka kondisi pasien dapat ditandai adanya edema tungkai kaki dan distensi vena jugularis pada leher.

3. Edema

Edema merupakan terkumpulnya cairan di dalam jaringan interstisial lebih dari jumlah yang biasa atau di dalam berbagai rongga tubuh mengakibatkan gangguan sirkulasi pertukaran cairan elektrolit antara plasma dan jaringan interstisial. Jika edema mengumpul di dalam rongga maka dinamakan efusi, misalnya efusi pleura dan pericardium. Penimbunan cairan di dalam rongga peritoneal dinamakan asites. Pada jantung terjadinya edema yang disebabkan terjadinya dekompensasi jantung (pada kasus payah jantung), bendungan bersifat menyeluruh. Hal ini disebabkan oleh kegagalan venterikel jantung untuk memopakan darah dengan baik sehingga darah terkumpul di daerah vena atau kapiler, dan jaringan akan melepaskan cairan ke intestisial (Syarifuddin, 2001).

Edema pada tungkai kaki terjadi karena kegagalan jantung kanan dalam mengosongkan darah dengan adekuat sehingga tidak dapat mengakomodasi semua darah yang secara normal kembali dari sirkulasi vena. Edema ini di mulai pada kaki dan tumit (edema dependen) dan secara bertahap bertambah keatas


(17)

tungkai dan paha dan akhirnya ke genitalia eksterna dan tubuh bagian bawah. Edema sakral jarang terjadi pada pasien yang berbaring lama, karena daerah sakral menjadi daerah yang dependen. Bila terjadinya edema maka kita harus melihat kedalaman edema dengan pitting edema. Pitting edema adalah edema yang akan tetap cekung bahkan setelah penekanan ringan pada ujung jari , baru jelas terlihat setelah terjadinya retensi cairan paling tidak sebanyak 4,5 kg dari berat badan normal selama mengalami edema (Brunner and Suddarth, 2002).

Grading edema

1+: pitting sedikit/ 2mm, menghilang dengan cepat

2+: pitting lebih dalam/ 4mm, menghilang dalam waktu 10-15 dtk 3+: lubang yang dalam/6mm, menghilang dalam waktu 1 mnt

4+: lubang yang sangat mendalam/ 8mm berlangsung 2-5 mnt, ekstremitas dep terlalu terdistruksi

http://wiki.answers.com

4. Pengaruh posisi elevasi kaki ditinggikan terhadap pengurangan edema Pengaruh posisi kaki ditinggikan 30 derajat terhadap pengurangan edema adalah dapat membantu resusitasi jantung sehingga suplai darah keorgan-organ penting seperti paru, hepar, ginjal dapat mengalir secara sempurna.

Tujuan utama dari peninggian posisi ini mencangkup peningkatan suplai darah arteri ke eksteremitas bawah, pengurangan kongesti vena, mengusahakan vasodilatasi pembuluh darah, pencegahan komperesi vaskuler (mencegah dekubitus), pengurangan nyeri, pencapaian atau pemeliharaan integritas kulit.


(18)

Tindakan yang digunakan untuk pasien ini untuk mencapai salah satu sasaran evalusasi dalam hal positif terhadap seberapa efektif nya pengaruh posisi terhadap pengurangan edema.

4.1 Intervensi Keperawatan

Salah satu interverensi terhadap pengurangan edema adalah memperbaiki sirkulasi perifer.

Latihan yang digunakan untuk keefektifan pengurangan edema terhadap pengaruh posisi kaki dengan cara latihan postural aktif, seperti latihan Buerger-Allen perlu dlakukan oleh pasien dengan insufisiensi suplai darah artei ke eksteremitas bawah. Latihan ini meliputi 3 posis yakni: elevasi tungkai kaki, mengantungkan kaki, kemudian tidur dengan posisi horizontal.

Pada pasien dengan insufisiensi vena, meletakkan eksteremitas bawah dalam posisi tergantung hanya akan memperburuk bedungan vena. Tarikan grafitasi akan menghambat aliran balik vena ke jantung dan menghambatkan statis vena (pengumpulan darah dalam vena). Oleh sebab itu pasien dengan insufisiensi vena harus meninggikan kedua tungkainya lebih tinggi dari jantung sebanyak mungkin. Pasien harus menghindari berdiri atau duduk dalam waktu yang lama. Berjalan-jalan dapat membantu aliran balik vena dengan cara mengaktifkan “pompa otot”. Bila pasien dengan insufisiensi vena sedang berbaring, maka bagian kaki tempat tidur harus sedikit ditenggikan.

Peninggian kaki dilakukan selama 5 menit pada pasien yang menglami insufisiensi vena (gagal jantung kanan). Frekuensi latihan yang dilakukan dapat berbeda, namun pasien harus dapat melakukanya minimal enam kali. Nyeri dan


(19)

perubahan warna yang dramatis menujukan latihan ini harus segera dihentikan dan segera beristirahat. Tanda-tanda lain yang dapat dilihat setelah menjalani latihan ini adalah nyeri, kemerahan, panas dan pengurangan edema. Kebiasaan ini harus dilakukan sebanyak 4 kali/hari atau sebanyak yang bisa dilakukan.

Tidak semua pasien dengan penyakit vaskuler perifer harus melakukan latihan, maka sebelum menganjurkan program latihan, penting untuk berkonsultasi dengan tenaga kesehatan primer. Pasien dengan ulkus tungkai, selulitas, atau okulsi trombosis akut memerlukan tirah baring. Kondisi diatas dapat semakin berat dengan aktivitas (Brunnerand Sudadart, 2002).


(20)

BAB 3

KERANGKA PENELITIAN

1. Kerangka Konseptual

Kerangka konsep ini bertujuan untuk mengidentifikasi bagaimana pengaruh posisi kaki ditinggikan 30 derajat diatas tempat tidur terhadap pengurangan edema kaki yang biasanya dapat terjadi pada pasien jantung. Edema merupakan terkumpulnya cairan di dalam jaringan interstisial lebih dari jumlah yang biasanya atau di dalam berbagai rongga tubuh mengakibatkan gangguan sirkulasi pertukaran cairan elektrolit antara plasma dan jaringan interstisial. Melihat kedalaman edem dengan cara pitting edem. Pitting edem adalah edem yang akan tetap cekung bahkan setelah penekanan ringan pada ujung jari. Penyebab terjadinya edema dikarenakan gagalnya jantung kanan dalam memopakan atau mengosongkan volume darah dengan adekuat sehingga tidak dapat mengakomodasi semua darah yang secara normal kembali dari sirkulasi vena (Brunner and Suddarth, 2002).

2. Kerangka Penelitian

Skema 1. Kerangka Penelitian Posisi Kaki 30 derajat Terhadap Pengurangan Edem pada Pasien Jantung.

1.Edema menurun 2.Tidak ada perubahan edema 3. edema meningkat Posisi kaki ditinggikan 30 derajat di atas tempat tidur (sudut elevasi) CHF dengan

edema tungkai kaki


(21)

3. Devenisi Oprasional

3.1 CHF yang mengalami edema

Edema merupakan terkumpulnya cairan di dalam jaringan interstisial lebih dari jumlah yang biasa. Edema pada kaki terjadi karena kegagalan jantung kanan dalam mengosongkan darah dengan adekuat sehingga tidak dapat mengakomodasi semua darah yang secara normal kembali ke sirkulasi vena. Edema yang terjadi pada pasien jantung dimulai dari tumit, dan bertahap bertambah ke atas tungkai dan paha dan akhirnya ke genetalia eksterna dan tubuh bagian bawah (Brunner & Suddarth, 2002).

3.2 Posisi kaki 30 derajat

Peninggian posisi kaki 30 derajat pada pasien jantung kongestif adalah salah satu dari proses intervensi yang dapat dilakukan perawat untuk mengurangi edema kaki. Dengan peninggian kaki maka melawan tarikan grafitasi, sehingga meningkatkan aliran balik vena ke jantung dan mencegah timbulnya statis vena (Brunner & Suddarth, 2001).

4. Hipotesa Penelitian

Ha : Ada pengaruh posisi kaki ditinggikan 30 derajat diatas tempat tidur terhadap pengurangan edema pada pasien jantung kongestif.


(22)

BAB 4

METODE PENELITIAN

1. Desain Penelitian

Penelitian ini menggunakan desain kuasi eksperimen dengan pre-test (pasien CHF dengan edem sebelum dilakukan peninggian posisi kaki pada sudut 30 derajat) dan post-test (pasien jantung dengan edema setelah dilakukan peninggian posisi kaki pada sudut 30 derajat) untuk mengidentifikasi efektivitas peninggian posisi kaki terhadap penurunan edema. Penelitian ini tidak menggunakan kelompok kontrol, dikarenakan bentuk desain penelitiannya adalah Rancangan “One Group Pretest-Postest”. Desain penelitian ini menggunakan Kuasieksperimen yang tidak menggunakan kelompok perbandingan (kontrol), tetapi paling tidak sudah dilakukan observasi pertama (pretes) yang memungkinkan peneliti dapat menguji perubahan-perubahan yang terjadi setelah adanya eksperimen (program).

2. Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pasien jantung yang mengalami edema kaki yang dirawat inap Cardiovaskuler RSUP HAM. Jumlah posisi pasien jantung pada tahun 2010 dari Januari sampai Maret adalah sebanyak 81 pasien.

3. Sampel

Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik Non Random Sampling dengan teknik pengambilan Purposive Sampling, yakni suatu


(23)

teknik penetapan yang didasarkan pada pertimbangan tertentu yang dibuat oleh peneliti sendiri (Notoatmojo, 2005) .

Kriteria sampel dari penelitian ini adalah:

1. Penderita CHF

2. Mengalami edema kaki

3. Bersedia menjadi responden

Pengambilan populasi kurang dari 100, maka lebih baik di ambil semuanya sehingga merupakan penelitian populasi, tetapi jika populasi lebih dari 100 dapat diambil 10-15% atau 20-25% tergantung kemampuan peneliti mengambil sampel yang akan diteliti (Arikunto, 2004).

Maka dari rumus diatas didapat jumlah sampel 20% x 90 jumlah populasi = 18 pasien. Jumlah sampel yang akan diteliti sebanyak 18 pasien yang memiliki kriteria sampel sesuai dengan data yang telah ditetapkan.

4. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di ruangan CVCU Cardiovaskuler Rumah Sakit Haji Adamalik Medan pada tanggal 04 Oktober 2010 sampai dengan 30 Okober 2010. Alasan rumah sakit ini dipilih peneliti, karena rumah sakit ini adalah rumah sakit pendidikan bagi mahasiswa keperawatan Universitas Sumatera Utara dan menjadi rumah sakit rujukan tertinggi tipe A diantara rumah sakit umum di Sumatera Utara, sehingga diperkirakan akan di dapat sampel dari penelitian.


(24)

5. Pertimbangan Etik Penelitian

Penelitian dilakukan setelah mendapatkan izin penelitian dari Fakultas Keperawatan USU dan direktur RSUP HAM. Peneliti mengakui hak-hak responden dalam menyatakan kesediaan atau ketidaksediaan untuk dijadikan subjek penelitian. Jika responden bersedia diteliti maka terlebih dahulu harus menandatangani lembar persetujuan (Informed Concent). Jika responden menolak untuk diteliti maka peneliti tidak akan memaksa dan tetap menghormati haknya. Penelitian ini, juga memperhatikan etik yaitu sebagai berikut:

a. Informed Concent

Lembar persetujuan diberikan kepada responden yang akan diteliti yang memenuhi kriteria inklusi dan disertai judul penelitian dan manfaat penelitian, bila subjek menolak maka peneliti tidak memaksa dan tetap menghormati hak-hak subjek.

b. Anonimity (tanpa nama)

Untuk menjaga kerahasiaan peneliti tidak akan mencantumkan nama responden, tetapi lembar tersebut diberikan kode.

c. Confidentiality

Kerahasiaan informasi responden dijamin peneliti. Hanya kelompok data tertentu yang akan dilaporkan sebagai hasil peneliti.

6. Instrumen Penelitian

Pada instrumen penelitian terdiri dari dua bentuk data demografi dan dan lembaran observasi pre – post.


(25)

6.2 Lembar observasi terhadap pengaruh posisi kaki ditinggikan 30 derajat pre dan post intervensi.

Hasil pengukuran posisi kaki ditinggikan 30 derajat diatas tempat tidur selama 3 menit dapat mengurangi edema. Pre dan post intervensi disajikan dalam bentuk lembar observasi dengan skala interval. Dengan tujuan untuk melihat efektifitas posisi tungkai kaki ditinggikan 30 derajat diatas tempat tidur terhadap pengurangan edem tungkai kaki.

7. Alat dan Bahan

Alat dan bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah centimeter, bantal, kai lap bersih, air hangat.

8. Prosedur Pengumpulan Data

Prosedur pengumpulan data penelitian ini dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut:

Menjelaskan tujuan, manfaat, prosedur pengumpulan data pada calon responden

1. Memberikan informed consent kepada responden 2. Menjelaskan jadwal kontrak kegiatan

3. Menegisi kuesioner dan data demografi responden dengan melakukan

wawancara pada responden.

Sebelum dilakukan peninggian posisi tungkai kaki 30 derajat di atas tempat tidur ada kalanya kita mengetahui persiapan bahan/alat yang akan digunakan yaitu jangka sorong, kain lap bersih, air hangat, untuk mengukur kedalaman edema. Pre


(26)

test yang dilakuakan yaitu lap kain dengan kain hangat, tekan daerah edema sehingga membentuk cekungan kulit yang dalam, ukur dengan menggunakan jangka kemudian catat dengan menggunakan penggaris mm, catat hasil pengukuran. Post test yang dilakukan yakni tinggikan posisi kaki 30 derajat diatas tempat tidur dengan bantal yang dapat membentuk kaki dengan sudut 30 derajat agar posisi jantung lebih rendah dari kaki, selama 3 menit. Ukur derajat edema dengan menekan daerah yang bengkak.

Bandingkan hasil yang sebelum dilakukan peninggian posisi tungkai kaki yang edema dengan setelah melakuakan peninggian tungkai kaki.

Frekuensi latihan yang dilakukan dapat berbeda, namun pasien harus dapat melakukanya minimal 2 kali/hari dilanjutkan 4 kali/hari selam 3 minggu. Normalnya setelah dilakukan peninggian posisi kaki tampak tanda-tanda inflamasi yakni kemerahan, panas, nyeri, bengkak daerah tungkai berkurang maka dilakuakan penghentian tindakan peninggian posisi tungkai kaki. (Brunner & Suddarth, 2001).

Mengukur kembali tingkat penurunan derajat edem responden pada hari pertama penelitian.

9. Analisa Data

Setelah dilakukan pengumpulan data maka dilakukan analisa data. Data yang diperoleh dari setiap responden berupa data demografi yang merupakan hasil kuesioner dari peneliti kepada pasien CHF dengan edema dan lembar observasi terhadap kepatuhan pasien melaksanakan peninggian posisi kaki di atas temapat tidur dengan rentang minimal waktu 2 kali/hari.


(27)

9.1 Statistik Deskriptif

Statistik deskriptif digunakan untuk menyajikan data-data demografi dan data derajat edema sebelum dilakukan intervensi dan setelah dilakukan intervensi dan dituliskan dalam bentuk table dalam disteribusi frekuensi.

9.2 Statistik Inferensial

Statistik inferensial digunakan untuk menganalisa pengaruh peninggian posisi kaki pada sudut 30 derajat diatas tempat tidur antara pre dan post terhadap penurunan edema pada responden. Uji statistic yang digunakan adalah uji Paired T tes dependen.


(28)

BAB 5

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

1. Hasil Penelitian

1.1 Pelaksanaan Penelitian

Pelaksanaan penelitian ini dilakukan selama 4 minggu yaitu mulai 4 Oktober 2010 sampai dengan 30 Oktober 2010 di ruangan CVCU RSUP HAM. Tempat ini dipilih sebagai tempat penelitian karena RSUP HAM adalah rumah sakit pemerintah tipe A di Sumatera Utara sekaligus rumah sakit pemerintah pendidikan. Kebanyakan mereka yang mengalami penyakit jantung koroner apabila keadaannya sudah berat dirujuk ke RSUP HAM dan ditempatkan di ruangan CVCU.

Jumlah responden pada penelitian saya adalah 18 orang yang di diagnosa mengalami gagal jantung kongestif kanan (CHF) oleh dokter yang melakukan penanganan pada, setiap pasien juga memiliki kriteria seperti edema pada eksteremitas bawah terutama pada daerah telapak kaki. Maka dengan adanya kriteria yang saya sebutkan diatas barulah saya dapat melakukan tindakan intervensi bagaimana pengaruh posisi kaki ditinggikan 30 derajat di atas tempat tidur terhadap pengurangan edema kaki pada pasien jantung. Pemberian intervensi dilakuakan selama 2kali/hari dengan rentang waktu 7 menit. Menurut Buerger-Allen dalam buku Fundamental Keperawatan edisi 4 mengatakan bahwa pada pasien yang mengalami insufisiensi vena (gagal jantung kanan) maka pasien akan menglami edema pada bagian ekstremitas bawah dan harus di lakuakan,


(29)

penggantungan posisi kaki pada pasien tersebut akan menghambat aliran darah balik ke vena menuju jantung dan terjadinya statis vena (pengumpulan darah di vena). Oleh sebab itu pasien dengan insufisiensi vena harus menghindari berdiri dan duduk dalam waktu yang lama. Frekunsi latihan yang dilakukan minimal 6 kali dan dapat berbeda sesuai dengan tingkat kemampuan pasien. Latihan ini harus dilakukan sebanyak 4 kali/hari atau sebanyak yang bisa dilakukan.

Tetapi pada penelitian ini hanya dilakukan sebanyak 2 kali dan dilakukan dengan waktu 3 sampai 5 menit tergantung kemampuan pasien, 2 menit dilakukan istirahat lalu dilakukan peninggian posisi kaki lagi sebanyak 3 sampai 5 menit. Jadi total pengkerjaan pada 1 pasien adalah 7 menit. Peneliti juga memberikan informasi kepada pasien bahwasanya pengurangan edema kaki ini tidak bisa dalam waktu minimal 1 hari tetap bagaimana pasien dapat melakukan peninggian posisi tungkai kaki ini sebanyak minimal 4 kali/hari selama 3 minggu (Brunner and Suddart, 2002).

1.2 Karakteristik Responden

Deskripsi karakteristik demografi responden terdiri dari usia, jenis kelamin, agama, suku, pendidikan dan pekerjaan. Responden pada penelitian ini adalah pasien yang mengalami Gagal Jantung Kongestif (CHF) dengan kriteria terjadinya insufisiensi vena pada bagian eksteremitas sehingga terjadi edema pada kaki dan dilakukan penelitian pada RSUP HAM sebagai tempat penelitian. Kedalaman edema pada pasien yang diteliti adalah 1-4 mm. Berdasarkan hasil penelitian yang saya lakukan didapatkan data responden sebagai berikut rentang usia 50-59 tahun


(30)

(42,1%), jenis kelamin laki-laki (83,3%), agama Islam (68,4%), suku batak (72,2%), pendidikan SMA (26,3%), pekerjaan PNS (36,8%).

Tabel 1.2 Disteribusi, Frekuensi, dan Persentase Karakteristik Demografi Responden (N=18).

No Karakteristik demografi responden

N %

1 Usia:

35-39THN 40-44THN 49-50THN 50-59THN 3 2 5 8 15.8 10.5 26.3 42.1

2 Jenis Kelamin

Laki-laki Perempuan 15 3 83.3 16.7

3 Agama

Islam Protestan Katolik 13 - 5 68.4 - 26.3

4 Suku

Batak Jawa 13 5 72.2 26.3

5 Tamatan

SD SMP SMA D-III/Sarjana - 3 10 5 - 2.6 26.3 15.8

6. Pekerjaan Wiraswasta Karyawan PNS IRT 5 3 7 3 26.3 15.8 36.8 15.8


(31)

1.3 Kedalaman edema sebelum dan sesudah dilakukan intervensi peninggian posisi kaki 30 derajat diatas tempat tidur pada pasien jantung kongestif.

Dari data dibahwa ini, pasien yang menjadi penelitian mempunyai kedalaman edema yang paling banyak yaitu 1-2 mm. Data ini akan dilakukan pentabulasian rata-rata dengan menggunakan SPSS dengan desain penelitian paired t test. Hasilnya dapat dilhat pada pembahasan.

No Reasponden Edema

Pre Post

1 2.3 mm 1.8 mm

2 4 mm 3.6 mm

3 2 mm 1.7 mm

4 2 mm 1.5 mm

5 2.2 mm 1.3 mm

6 1 mm 0.5 mm

7 1 mm 0.8 mm

8 2 mm 1.6 mm

9 2.3 mm 2 mm

10 2.5 mm 2 mm

11 4 mm 3.8 mm

12 2 mm 1.8 mm

13 2 mm 1.5 mm

14 2 mm 1.7 mm

15 2.3 mm 2 mm

16 2 mm 1.7 mm

17 2 mm 1.6 mm


(32)

1.4 Hasil pengaruh peninggian posisi kaki 30 derajat diatas tempat tidur terhadap penurunan derajat edema

Berdasarkan hasil uji analisis statistic pada table 1.4 dengan uji paired t test didapatkan nilai p: 0.000 (<0.05) yang artinya terdapat perbedaan sebelum dan sesudah dilakukan peninggian posisi tungkai kaki 30 derajat diatas tempat tidur. Nilai t:9.6 (>1.96) yang artinya dalam tariff 95% perbedaan tersebut dapat diterima dengan wilayah perbedaan antara 0.3-0.4 dengan nilai rata-rata mean pre dan post adalah 0.3 dan standad defiasi (SD) 17.

Table 1.4 Pengaruh peninggian posisi tungkai kaki terhadap pengurangan edema sebelum dan sesudah intervensi.

DERAJAT EDEMA

Sebelum

Sesudah

Rata-rata SD Mean Diff T Sig.(2-tailed)

2,20 0,76 0,17 9,66 0,000

1,81 0,79

α = 0,05 <2-tailed, df = 17 2. Pembahasaan

2.1 Karakteristik remografi responden

.Berdasarkan hasil penelitian yang saya lakukan data demografi responden adalah sebagai berikut: rentang usia 50-59 tahun (42,1%), jenis kelamin laki-laki (83,3%), agama Islam (68,4%), suku batak (72,2%), pendidikan SMA (26,3%), pekerjaan PNS (36,8%).


(33)

Usia: Gagal jantung adalah merupakan suatu sindrom, bukan diagnosa penyakit. Sindrom gagal jantung kongestif (CHF) juga mempunyai prevalensi yang cukup tinggi pada lansia dengan prognosis yang buruk. Prevalensi CHF adalah tergantung umur atau age-dependent. Menurut penelitian, gagal jantung jarang pada usia dibawah 45 tahun, tetapi menanjak tajam pada 75-84 tahun. Ini dikarenakan pada usia diatas 45 tahun sering tejadi penyakit hipertensi ini memungkinkan terjadinya penyakit CHF.

http://www.smallcrab.com

2.2 Sebelum dilakukan peninggian posisi tungkai kaki 30 derajat di atas tempat tidur

Untuk mengurangi edema kaki pada pasien jantung harus dilakukan pemakaian stoking elastis atau dengan meninggikan kaki pasien dengan sudut 30 derajat selama 3 menit dengan mengobservasi betis tehadap nyeri tekan, kemerahan, hangat akibat dari peninggian posisi dan terjadinya penurunan edema pada kaki selama 4kali/hari. (Beare and Myers, 1994, dalam buku Brunner and Suddarth, 2000).

Sebelum dilakukan peninggian posisi sebaiknya perawat mengukur seberapa besar tingkat kedalaman edema pada pasien. Perawat juga harus melihat apakah edema hanya terjadi pada daerah telapak kaki, paha atau sampai ke genetalia. Pasien yang dilakukan pada penelitian ini semuanya edema yang terjadi pada daerah telapak kaki dengan kedalaman edema yang terbanyak adalah sekitar 1-2 mm. Tujuan pengukuran kedalaman edema pre dan post adalah mengetahui


(34)

bagaimana tingkat pengurangan derajat edema tehadap peninggian posisi kaki pada pasien jantung kongestif.

Sebelum dilakukan peninggian posisi tungkai kaki terlebih dahulu dilakukan pengukuran derajat edema hasilnya adalah sekitar 1-4 mm derajat seluruh pasien dengan rata-rata 22%. Rentang usia 50-59 tahun (42,1%), jenis kelamin laki-laki(83,3%), agama Islam (68,4%), suku batak (72,2%), pendidikan SMA (26,3%), pekerjaan PNS (36,8%).

2.3 Sesudah dilakukan peninggian kaki 30 derajat di atas tempat tidur Peninggian posisi dilakukan sebanyak 2 kali dan dilakukan dengan waktu 3 sampai 5 menit tergantung kemampuan pasien, 2 menit dilakukan istirahat lalu dilakukan peninggian posis tungkai lagi sebanyak 3 sampai 5 menit. Jadi total pengkerjaan pada 1 pasien adalah 7 menit. Peneliti juga memberikan informasi kepada pasien bahwasanya pengurangan edema kaki ini tidak bisa dalam waktu minimal 1 hari tetap bagaimana pasien dapat melakukan peninggian posisi tungkai kaki ini sebanyak minimal 4 kali/hari selama 3 hari.

Hasil rata yang didapat setelah peninggian posisi kaki adalah sebesar 1,8% terjadi penurunan derajat edema dengan total waktu 7 menit dengan peninggian posisi kaki ditinggikan sebanyak 2 kali. Pada saat dilakukan peninggian posisi pasien mengalami nyeri pada daerah betis, terjadi kemerahan dan terasa hangat pada ekstremitas bawah ini disebakan dari peninggian posisi. Ini sesuai dengan tanda-tanda Homan`s sign menurut Bear and Myers 1994, dalam buku Brunner and Suddarth.


(35)

BAB 6

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

1. Kesimpulan

Penelitian yang dilakukan terhadap 18 pasien yang mengalami CHF di ruangan Cardiovaskuler di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adamalik Medan yang memiliki kedalaman edema sebelum dilakukan peninggian posisi bekisar 10-40 mm. Hasil dari penghitungan statistika dengan uji paried t test didapat rata-rata sebelum dilakuakan peninggian posisi adalah 2,2% dan sesudah dilakukan peninggian posisi tungkai kaki didapat rata-rata 1,8% dengan t=9,66 dan p=0.000 < 0.005 menujukan adanya hubungan antara peninggian posisi kaki 30 derajat terhadap pengurangan edema tungkai pada pasin CHF.

Karakteristik data demografi yang dapat dilihat pada penelitian ini adalah rentang usia 50-59 tahun (42,1%), jenis kelamin laki-laki (83,3%), agama Islam (68,4%), suku batak (72,2%), pendidikan SMA (26,3%), pekerjaan PNS (36,8%).

2. Rekomendasi

2.1 Rekomendasi terhadap keterbatasan penelitian

Diharapkan bagi penelitian selanjutnya adalah bagaimanakah pengaruh peninggian posisi kaki pada pasien jantung yang mengalami komplikasi terhadap pengurangan edema kaki pada pasien jantung.

2.2 Rekomendasi bagi praktek keperawatan

Perawat sebagai tim kesehatan yang menangani masalah pasien hendaknya meningkatkan mutu pelayanan keperawatan. Salah satu tindakan pelayanan


(36)

keperawatan yang dapat dilakukan perawat di ruangan Cardiovaskuler RSUP HAM pada pasien CHF yang mengalami edema kaki adalah dengan cara meninggikan posis kaki 30 derajat di atas tempat tidur. Tujuan peninggian posisi kaki adalah untuk mengurangi edema kaki dan mengurangi keterbatasan gerak pasien serta memberikan kenyamana pada pasien.


(37)

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta

Potter, Patricia A, Perry, Anne Grifin. 2006. buku ajaran Fundamental Keperawatan: Konsep, Proses dan Prektek. Edisi 8. Volume 2. Jakarta: EGC

Hudak & Gallo. (1997). Keperawatan Kritis (Pendekatan Holistik). Edisi 4. Volume 1. Jakarta : EGC

Kabo & Karim (2002). EKG dan Penanggulangan beberapa Penyakit Jantung untuk Dokter Umum. Jakarta: Balai Penerbit FKUI

Masjoer, A. (2001). Capital Selekta Kedokteran. Jakarta : Medika Aesculapant Notoadmojo, Soekidjo. (1993). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta :

Rineke Cipta

Renaldi, H. (1992). Pengantar Kardiologi. Jakarta: Widya Medika

Suhardjono, dkk. (2001). Ilmu Penyakit Dalam. Jakarta : Balai Penerbit UI

Smeltzer, S.C. & Baree, B.G. (2001). Buku Ajaran Keperawatan Medikal Bedah Brunner & Suddarth. Jakarta: EGC

Tratiwi, Yuli. (2010). Asuhan Keperawatan Pada Decompensatio Cordis. Diambil pada 17 Februari 2010 dari http//www.depkes.co.id

Wahyuni, A. S. (2009). Statistika Kedokteran. Jakarta : Bamboedoe Cummunication


(38)

(39)

(40)

(41)

Lampiran 2

LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN PENELITIAN PENGARUH POSISI KAKI DITINGGIKAN DIATAS TEMPAT TIDUR

TERHADAP PENGURANGAN EDEM PADA PASIEN JANTUNG DI RUANGAN CVCU RUMAH SAKIT UMUM HAJI ADAM MALIK

MEDAN

Saya yang bernama Ricky Efendi Siregar/091121059 adalah mahasiswi Ilmu Keperawatan USU. Saat ini saya sedang melakukan penelitian tentang “Pengaruh Peninggian Tungakai Kaki Diatas Tempat Tidur Terhadap Pengurangan Edema Pada Pasien Jatung Kongestif di Ruangan CVCU Rumah Sakit Umum Haji Adam Malik Medan”. Penelitian ini merupakan salah satu kegiatan dalam menyelesaikan tugas akhir di Fakultas Ilmu Keperawatan USU.

Penelitian ini salah satu kegiatan dalam menyelesaikan tugas skripsi di Fakultas Keperawatan USU Medan. Selanjutnya saya mohon kesedian Bapak/Ibu mengisi kuesioner dengan jujur dan apa adanya tanpa dipengaruhi oleh orang lain. Jika bersedia, silahkan menandatangani lembar persetujuan ini sebagai bukti kesukarelaan Bapak/ibu.

Partisipasi Bapak/Ibu dalam penelitian ini bersifat sukarela, sehingga bebas untuk mengundurkan diri setiap saat tanpa sanksi apapun. Identitas Bapak/Ibu dan semua informasi yang diberikan akan dirahasiakan dan hanya digunakan untuk penelitian ini. Terima kasih atas partisipasi Bapak/Ibu.

Medan, April 2010

Peneliti, Responden

Ricky Efendi Siregar ____________


(42)

Lampiran 3

A. Data Demografi

Berilah tanda silang (X) pada jawaban yang tersedia yang berhubungan dengan Anda.

1. No. Responden:

2. Usia : tahun

3. Jenis Kelamin : (1) Laki-laki

(2) Perempuan

4. Agama : (1) Islam (3) Katolik

(2) Protestan (4) Lain-lain……….

5. Suku Bangsa : (1) Jawa

(2) Batak

(3) Lain-lain……….

6. Pendidikan : (1) SD (3) SMA

(2) SMP (4) Diploma/Serjana

7. Pekerjaan : (1) Karyawan (3) Wiraswasta


(1)

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta

Potter, Patricia A, Perry, Anne Grifin. 2006. buku ajaran Fundamental Keperawatan: Konsep, Proses dan Prektek. Edisi 8. Volume 2. Jakarta: EGC

Hudak & Gallo. (1997). Keperawatan Kritis (Pendekatan Holistik). Edisi 4.

Volume 1. Jakarta : EGC

Kabo & Karim (2002). EKG dan Penanggulangan beberapa Penyakit Jantung untuk Dokter Umum. Jakarta: Balai Penerbit FKUI

Masjoer, A. (2001). Capital Selekta Kedokteran. Jakarta : Medika Aesculapant Notoadmojo, Soekidjo. (1993). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta :

Rineke Cipta

Renaldi, H. (1992). Pengantar Kardiologi. Jakarta: Widya Medika

Suhardjono, dkk. (2001). Ilmu Penyakit Dalam. Jakarta : Balai Penerbit UI

Smeltzer, S.C. & Baree, B.G. (2001). Buku Ajaran Keperawatan Medikal Bedah Brunner & Suddarth. Jakarta: EGC

Tratiwi, Yuli. (2010). Asuhan Keperawatan Pada Decompensatio Cordis.

Diambil pada 17 Februari 2010 dari http//www.depkes.co.id

Wahyuni, A. S. (2009). Statistika Kedokteran. Jakarta : Bamboedoe Cummunication


(2)

(3)

(4)

(5)

Lampiran 2

LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN PENELITIAN PENGARUH POSISI KAKI DITINGGIKAN DIATAS TEMPAT TIDUR

TERHADAP PENGURANGAN EDEM PADA PASIEN JANTUNG DI RUANGAN CVCU RUMAH SAKIT UMUM HAJI ADAM MALIK

MEDAN

Saya yang bernama Ricky Efendi Siregar/091121059 adalah mahasiswi Ilmu Keperawatan USU. Saat ini saya sedang melakukan penelitian tentang “Pengaruh Peninggian Tungakai Kaki Diatas Tempat Tidur Terhadap Pengurangan Edema Pada Pasien Jatung Kongestif di Ruangan CVCU Rumah Sakit Umum Haji Adam Malik Medan”. Penelitian ini merupakan salah satu kegiatan dalam menyelesaikan tugas akhir di Fakultas Ilmu Keperawatan USU.

Penelitian ini salah satu kegiatan dalam menyelesaikan tugas skripsi di Fakultas Keperawatan USU Medan. Selanjutnya saya mohon kesedian Bapak/Ibu mengisi kuesioner dengan jujur dan apa adanya tanpa dipengaruhi oleh orang lain. Jika bersedia, silahkan menandatangani lembar persetujuan ini sebagai bukti kesukarelaan Bapak/ibu.

Partisipasi Bapak/Ibu dalam penelitian ini bersifat sukarela, sehingga bebas untuk mengundurkan diri setiap saat tanpa sanksi apapun. Identitas Bapak/Ibu dan semua informasi yang diberikan akan dirahasiakan dan hanya digunakan untuk penelitian ini. Terima kasih atas partisipasi Bapak/Ibu.

Medan, April 2010

Peneliti, Responden

Ricky Efendi Siregar ____________


(6)

Lampiran 3

A. Data Demografi

Berilah tanda silang (X) pada jawaban yang tersedia yang berhubungan dengan Anda.

1. No. Responden:

2. Usia : tahun 3. Jenis Kelamin : (1) Laki-laki

(2) Perempuan

4. Agama : (1) Islam (3) Katolik

(2) Protestan (4) Lain-lain……….

5. Suku Bangsa : (1) Jawa

(2) Batak

(3) Lain-lain……….

6. Pendidikan : (1) SD (3) SMA

(2) SMP (4) Diploma/Serjana

7. Pekerjaan : (1) Karyawan (3) Wiraswasta