Analisis Kebutuhan Sistem Pemodelan Sistem

3.2. Analisis Kebutuhan Sistem

Untuk membangun sebuah sistem, perlu dilakukan sebuah tahap analisis kebutuhan sistem. Analisis kebutuhan sistem dapat dikelompokkan menjadi 2 bagian yaitu : kebutuhan fungsional dan kebutuhan non-fungsional. 3.2.1. Kebutuhan Fungsional Kebutuhan fungsional adalah kebutuhan yang harus diberikan oleh sistem, dimana sistem harus berupa input, proses, output, maupun penyimpanan data. Handy Theorema P, 2011. Adapun kebutuhan fungsional yang dimaksud adalah sistem dapat menyelesaikan masalah dalam penentuan kelayakan calon tenaga kerja Indonesia TKI ke Luar Negeri dengan menggunakan metode Simple Additive Weighting SAW dan metode Simple Multi - Attribute Rating Technique SMART. 3.2.2. Kebutuhan Non Fungsional Kebutuhan non fungsional adalah kebutuhan yang diberikan oleh sistem yang bertujuan untuk mendukung kebutuhan fungsional yang sudah ditentukan. Beberapa kebutuhan non fungsional yang dimaksud adalah Handy Theorema P, 2011: 1. Hasil penelitian, hasil tersebut digunakan sebagai sumber data penilaian. 2. Mudah digunakan User friendly Sistem yang akan dibangun harus user friendly, artinya bahwa sistem mudah digunakan oleh admin dengan tampilan interface yang sederhana dan mudah dimengerti. 3. Menjadi Referensi Sistem yang akan dibangun diharapkan mampu menjadi referensi bagi admin untuk menentukan siapa saja yang layak di berangkatkan menjadi TKI ke Luar Negeri. 4. Pelayanan Sistem yang telah dirancang bisa dikembangkan ke tingkat yang lebih kompleks lagi bagi pihak-pihak yang ingin mengembangkan sistem tersebut sehingga solusi yang diberikan lebih efektif. Universitas Sumatera Utara

3.3. Pemodelan Sistem

Pemodelan sistem yang dirancang penulis bertujuan menggambarkan kondisi dan bagian-bagian yang berperan dalam sistem yang dirancang. Pemodelan sistem dilakukan dengan membuat usecase diagram, activity diagram dan sequence diagram. 3.3.1. Use Case Activity Diagram Use case digunakan untuk menggambarkan dan menganalisis interaksi yang terjadi antara admin dan sistem sehingga dapat dipahami dengan lebih mudah. Pada Gambar 3.2. dijelaskan bagaimana admin dapat melakukan beberapa hal, yaitu input nilai pembobotan kriteria, alternatif tiap matriks, normalisasi matriks dan mendapatkan hasil perangkingan. Gambar 3.2. Use Case Diagram Universitas Sumatera Utara 3.3.2. Spesifikasi Use Case Activity Diagram SAW Spesifikasi Use Case dari algoritma SAW dapat dilihat seperti pada Tabel 3.1. Tabel 3.1. Spesifikasi Use Case Algoritma SAW Name Algoritma SAW. Actors Admin. Trigger Admin meng-klik tombol Algoritma SAW, lalu memasukkan nilai pada tiap kolom, lalu mendapatkan hasil perangkingan SAW berupa urutan rangking calon TKI yang layak. Preconditions Memasukkan nilai pada kriteria dan pada alternatif. Post Conditions Hasil perangkingan total. Success Scenario 1. Admin memasukkan nilai kriteria dan alternatif tiap kriteria. 2. Sistem melakukan perangkingan dengan algoritma SAW. 3. Sistem menampilkan hasil perangkingan total. Universitas Sumatera Utara Activity diagram untuk proses perangkingan dengan Algoritma SAW ialah seperti pada gambar 3.3 berikut : Algoritma SAW Admin Sistem Pimpinan Gambar 3.3. Activity Diagram Algoritma SAW Pilih Metode SAW Hitung Matriks Kriteria Proses Matriks Kriteria Hitung Matriks Alternatif Semua Kriteria Proses Matriks Alternatif Semua Kriteria Hitung Total Nilai Proses Total Nilai Rangking Calon TKI Yang Layak End Memasukkan Nilai Kriteria Dari Seluruh Alternatif Melihat Rangking Calon TKI Yang Layak End Universitas Sumatera Utara 3.3.3. Spesifikasi Use Case Activity Diagram SMART Spesifikasi Use Case dari algoritma SMART dapat dilihat seperti pada Tabel 3.2. Tabel 3.2. Spesifikasi Use Case Algoritma SMART Name Algoritma SAW. Actors Admin. Trigger Admin meng-klik tombol Algoritma SMART, lalu memasukkan nilai pada tiap kolom, lalu mendapatkan hasil perangkingan SMART berupa urutan calon TKI yang layak. Preconditions Memasukkan nilai pada kriteria dan pada alternatif. Post Conditions Hasil perangkingan total. Success Scenario 1. Admin memasukkan nilai kriteria dan alternatif tiap kriteria. 2. Sistem melakukan perangkingan dengan algoritma SMART. 3. Sistem menampilkan hasil perangkingan total. Universitas Sumatera Utara Activity diagram untuk proses perangkingan dengan Algoritma SMART ialah seperti gambar 3.4 berikut : Algoritma SMART Admin Sistem Pimpinan Gambar 3.4. Activity Diagram Algoritma SMART Pilih Metode Smart Hitung Normalisasi Kriteria Paling Penting Rangking Calon TKI Yang Layak End Input Bobot Kriteria Paling Penting Input Bobot Kriteria Paling Tidak Penting Hitung Normalisasi Kriteria Paling Tidak Penting Hitung Nilai Rata-Rata Kedua Normalisasi Input Nilai Setiap Alternatif Hitung Nilai Alternatif Berdasarkan Nilai Rata- Rata Kriteria Keseluruhan Melihat Rangking Calon TKI Yang Layak End Universitas Sumatera Utara 3.3.4. Sequence Diagram Sequence diagram adalah sebuah gambar yang menerangkan interaksi antara aktor dengan sistem yang terjadi di dalam skenario use case. Pada penelitian ini penulis membagi sequence diagram menjadi 2 bagian, yaitu sequence diagram SAW dan sequence diagram SMART. Sequence diagram SAW dapat dilihat pada Gambar 3.5.dan sequence diagram SMART dapat dilihat pada Gambar 3.6. Gambar 3.5. Sequence Diagram SAW Universitas Sumatera Utara Gambar 3.6. Sequence Diagram SMART Universitas Sumatera Utara

3.4. Perancangan Sistem

Dokumen yang terkait

Implementasi Sistem Pendukung Keputusan dalam Menentukan Predikat Kelulusan Santri dan Dyah dengan Algoritma Electre dan Simple Additive Weighting (SAW)

3 78 78

Sistem Pendukung Keputusan Pemberian Kredit Usaha Akad Musyarakah dengan Metode SAW (Studi Kasus: BPRS Al-Barokah)

0 8 6

Sistem Pendukung Keputusan Penentuan Kelayakan Sekolah Adiwiyata Dengan Metode Simple Additive Weighting.

0 2 6

Sistem Pendukung Keputusan Pemberian Pinjaman Koperasi Menggunakan Metode Simple Additive Weighting (SAW).

0 0 12

Perancangan Sistem Pendukung Keputusan Verivikasi Kelayakan Calon Tenaga Kerja Indonesia (CTKI) dengan Metode Simple Additive Weighting (SAW)

0 1 14

Sistem Pendukung Keputusan Pemilihan Perguruan Tinggi Menggunakan Fuzzy Multi Attribute Decision Making (FMADM) dan Simple Additive Weighting (SAW)

2 1 7

Sistem Pendukung Keputusan Penentuan Kelayakan Calon Tenaga Kerja Indonesia (TKI) ke Luar Negeri Menggunakan Metode Simple Additive Weighting (SAW) dan Simple Multi-Attribute Rating

0 0 22

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Sistem Pendukung Keputusan - Sistem Pendukung Keputusan Penentuan Kelayakan Calon Tenaga Kerja Indonesia (TKI) ke Luar Negeri Menggunakan Metode Simple Additive Weighting (SAW) dan Simple Multi-Attribute Rating

0 1 19

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang - Sistem Pendukung Keputusan Penentuan Kelayakan Calon Tenaga Kerja Indonesia (TKI) ke Luar Negeri Menggunakan Metode Simple Additive Weighting (SAW) dan Simple Multi-Attribute Rating

0 0 6

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENENTUAN KELAYAKAN CALON TENAGA KERJA INDONESIA (TKI) KE LUAR NEGERI MENGGUNAKAN METODE SIMPLE ADDITIVE WEIGHTING (SAW) DAN SIMPLE MULTI - ATTRIBUTE RATING TECHNIQUE (SMART) SKRIPSI

0 0 14