Acara Talkshow Mario Teguh golden ways dan pengembangan diri (Studi Korelasional tentang Pengaruh Acara Talkshow Mario Teguh Golden Ways di Metro TV Terhadap pengembangan diri di Kalangan Mahasiswa STMIK Mikroskil Medan).

(1)

ACARA TALKSHOW MARIO TEGUH GOLDEN WAYS DAN

PENGEMBANGAN DIRI

(Studi Korelasional tentang Pengaruh Acara Talkshow Mario Teguh Golden Ways di Metro TV Terhadap pengembangan diri di Kalangan Mahasiswa

STMIK Mikroskil Medan)

SKRIPSI

Diajukan guna memenuhi salah satu syarat menyelesaikan Pendidikan Sarjana (S1) pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Departemen Ilmu Komunikasi

Diajukan oleh :

LIRANDA ARIEF 050904045

DEPARTEMEN ILMU KOMUNIKASI FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN


(2)

ABSTRAKSI

Permasalahan yang diangkat dalam penelitian ini adalah sejauhmanakah talkshow Mario Teguh golden ways di Metro TV berpengaruh terhadap pengembangan diri mahasiswa STMIK Mikroskil Medan.. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui materi-materi acara apa saja yang disampaikan dalam acara talkshow Mario Teguh golden ways , mengetahui tanggapan para mahasiswa STMIK Mikroskil terhadap acara talkshow Mario Teguh golden ways dan mengetahui perubahan pengembangan diri mahasiswa STMIK Mikroskil Medan, setelah menyaksikan acara talkshow Mario Teguh golden ways. Lokasi penelitian JL. Thamrin No.24 Medan. Sedangkan model teori yang digunakan adalah Teori SOR.

Penelitian ini menggunakan metode korelasional. Metode korelasional bertujuan meneliti sejauh mana variasi pada suatu variabel berkaitan dengan variabel lain. Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa STMIK Mikroskil khususnya mahasiswa S1 teknik informatika dan sistem informasi, dengan jumlah populasi sebanyak 2338 orang. Untuk menghitung jumlah sampel digunakan rumus Taro Yamane dengan presisi 10% dan tingkat kepercayaan 90%, diperoleh sampel sebanyak 96 orang. Untuk menentukan sampel digunakan teknik stratifikasi proposional, purposive sampling, dan accidental sampling

Teknik pengumpulan data menggunakan penelitian kepustakaan, dengan mempelajari dan mengumpulkan data dari literatur, buku-buku, serta sumber yang relevan dan mendukung serta penelitian lapangan untuk memperoleh data di lokasi penelitian melalui kuesioner. Data yang diperoleh dianalisis dengan bentuk analisa tabel tunggal, analisis tabel silang, dan pengujian hipotesa.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang cukup berarti antara acara talkshow Mario Teguh golden ways dan pengembangan diri di kalangan mahasiswa STMIK Mikroskil Medan. Hasil rs yang diperoleh adalah 0,255. Berdasarkan skala Guilford hasil rs 0,255 berada pada skala 0,20-0,39 yang menunjukkan hubungan rendah tapi pasti. Untuk mengetahui besarnya pengaruh yang ditimbulkan oleh acara Mario Teguh golden ways dan pengembangan diri di kalangan mahasiswa STMIK Mikroskil Medan. digunakan rumus Kp = (rs)2 x 100%. Diperoleh hasilnya adalah 6,5 %. Hal ini menunjukkan bahwa kekuatan pengaruh acara talkshow Mario Teguh golden ways dan pengembangan diri di kalangan mahasiswa STMIK Mikroskil Medan adalah sebesar 6,5 %.


(3)

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, dalam menjalankan kehidupan ini. Salawat beriring salam semoga selalu tercurah buat Nabi Muhammad SAW yang telah memberikan contoh tauladan kepada umatnya sehingga umatnya bisa memperoleh husnul khatimah. Terima kasih yang sebesar-besarnya ditujukan untuk kedua orang tua penulis atas cinta, kasih, dukungan, perhatian, dan doanya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

Penulisan skripsi ini berjudul Acara Talkshow Mario Teguh golen ways dan pengembangan diri, merupakan salah satu persyaratan yang harus dipenuhi untuk menyelesaikan program sarjana pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara. Penyelesaian skripsi ini tidak terlepas dari pihak-pihak yang telah membantu peneliti mengerjakan skripsi. Secara khusus peneliti mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada kedua orang tua yang sangat peneliti sayangi, ayahanda H. Drs. Ahmad Ramli Arief dan khususnya Ibunda tercinta Hj. Ismalely Lubis, atas jerih payah, kasih sayang, perhatian, dukungan dan terutama doa yang membuat peneliti selalu bersemangat untuk menyelesaikan skripsi ini. Mudah-mudahan semua yang peneliti kerjakan dapat membahagiakan dan membanggakan mereka.

Sebagai umat manusia yang sesuai kodratnya, penulis menyadari bahwa pengetahuan, kemampuan serta kesempatan yang ada pada penulis, oleh karena itu penulis menerima setiap kritik dan saran yang membagun demi kesempurnaan skripsi ini. Keberhasilan penulis dalam meyelesaikan skripsi ini tidak lepas dari petunjuk dan hidayah Allah SWT, serta bantuan dan dorongan dari berbagai pihak. Oleh karena itu


(4)

dalam kesempatan ini penulis ingin menyampaikan rasa terima kasih yang sedalam-dalamnya kepada:

1. Bapak Prof.DR. M. Arif Nasution, MA, selaku Dekan FISIP Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Drs. Amir Purba, MA, selaku Ketua Departemen Ilmu Komunikasi FISIP USU.

3. Ibu Dra. Dewi Kurniawati, M.si selaku Sekretaris Departemen Ilmu Komunikasi FISIP USU.

4. Ibu Dra Rusni, selaku dosen wali peneliti.

5. Alm. Drs.Siswo S. M.SP, dosen pembimbing yang telah memberikan waktu, memberikan ilmunya kepada peneliti sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi ini, memberikan masukan ,semangat dan nasehat-nasehat berharga. Sampai akhir hayatnya. Peneliti merasa sangat kehilangan atas sosok pembimbing yang sangat baik, yang peneliti anggap seperti orang tua sendiri. Semoga amal ibadahnya dapat diterima oleh Allah SWT.

6. Bapak Humaizi, M.A. selaku pengganti dosen pembimbing

7. Semua dosen Ilmu komunikasi maupun dosen-dosen lain yang pernah membimbing penulis dalam setiap mata kuliah

8. Seluruh keluargaku, tante Dra. Nadra Ideyani Vita, om Izal, om Ai, tante Irma, Atok, Abah, emak, bang iyan, kak uti, adik-adik sepupuku ella, mira, mauza, agiza, kike atas dukungan dan doanya.

9. Buat mahasiswa dan pegawai STMIK Mikroskil Medan yang telah membantu dalam penelitian


(5)

11.Untuk teman-teman tercintaku, Ekky, Mona, Putri, Mei-mei, Aiyu, Muti, yang tidak henti-hentinya memberikan semangat, perhatian, kasih sayang kepada peneliti untuk dapat menyelesaikan skripsi ini. dan yang lain-lain yang tidak bisa disebutkan satu persatu

Akhir kata penulis memanjatkan doa dan syukur kehadirat Allah SWT atas segala kekuatan dan kemudahan yang telah diberikan, dan penulis berharap penelitian ini bermanfaat bagi seluruh pembaca serta berguna bagi yang membutuhkannya. Amin ya rabbal alamin.

Penulis


(6)

DAFTAR ISI

Halaman Persetujuan

Halaman Pengesahan

Abstraksi... i

Kata Pengantar ... ii

Daftar Isi ……….. v

Daftar Tabel ……… vii

BAB I : PENDAHULUAN ………. 1

1.1. Latar Belakang Masalah ………. 1

1.2. Perumusan Masalah ……… 6

1.3. Pembatasan Masalah ……….. 6

1.4. Tujuan Penelitian dan Manfaat Penelitian ... 7

1.4.1. Tujuan Penelitian ……… 7

1.4.2. Manfaat Penelitian ………. 7

1.5. Kerangka Teori ……….. 7

1.5.1. Komunikasi Massa……….. 8

1.5.2. Televisi……… 9

1.5.3. Teori S-O-R……… 10

1.5.4. Pengembangan Diri……… 12

1.6. Kerangka Konsep ………... 13

1.7. Model Teoritis ……… 15

1.8. Operasional Variabel ………. 16

1.9. Definisi Operasional ………. 16

1.10.Hipotesis ………... 19

BAB II : URAIAN TEORITIS ………. 20

II.1. Komunikasi Massa ……… 20

II.2. Televisi ……… 27

II.2.1. Karakteristik Televisi………. 28

II.3. Talk Show ...32

II.4. Teori S-O-R ... 33

II.5. Pengembangan Diri ... 36

BAB III : METODOLOGI PENELITIAN ... 51

II.1. Deskripsi Lokasi Penelitian ... 51

III.1.1. STMIK Mikroskil Medan... ... 51

III.1.2. Profil Stasiun Televisi Metro TV………… 62

III.2. Metode Penelitian ……….. 63

III.3. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 63

III.4. Populasi dan Sampel ... 64

III.4.1. Populasi……….. 64

III.4.2. Sampel ……….. 64

III.5. Teknik Penarikan Sampel…………... 66

III.6. Teknik Pengumpulan Data ……….. 69

III.7. Teknik Analisis Data ……… 70

III.7.1. Analisis Tabel Tunggal………... 70

III.7.2. Analisis Tabel Silang ……… 70

III.8. Uji Hipotesa ……….. 70

BAB IV : HASIL DAN PEMBAHASAN ……… 73


(7)

IV.1.1. Tahap Awal ……… 73

IV.1.2. Tahap pengumpulan data…………... ……. 73

IV.2 . Teknik Pengolahan Data ……….. ……. 74

IV.3. Analisa Tabel Tunggal ……… 75

IV.3.1. Karakteristik Responden ……… 75

IV.3.2.Acara Talkshow Mario Teguh Golden Ways Di Metro TV……… 78

IV.3.3. Pengembangan diri... 100

IV.3. Analisa Tabel Silang ... 109

IV.4. Pengujian Hipotesis... 112

IV.5. Pembahasan ... 114

BAB V : PENUTUP ... 5.1. Kesimpulan ... 115

5.2. Saran ... 116

Daftar Pustaka ... 117 LAMPIRAN


(8)

ABSTRAKSI

Permasalahan yang diangkat dalam penelitian ini adalah sejauhmanakah talkshow Mario Teguh golden ways di Metro TV berpengaruh terhadap pengembangan diri mahasiswa STMIK Mikroskil Medan.. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui materi-materi acara apa saja yang disampaikan dalam acara talkshow Mario Teguh golden ways , mengetahui tanggapan para mahasiswa STMIK Mikroskil terhadap acara talkshow Mario Teguh golden ways dan mengetahui perubahan pengembangan diri mahasiswa STMIK Mikroskil Medan, setelah menyaksikan acara talkshow Mario Teguh golden ways. Lokasi penelitian JL. Thamrin No.24 Medan. Sedangkan model teori yang digunakan adalah Teori SOR.

Penelitian ini menggunakan metode korelasional. Metode korelasional bertujuan meneliti sejauh mana variasi pada suatu variabel berkaitan dengan variabel lain. Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa STMIK Mikroskil khususnya mahasiswa S1 teknik informatika dan sistem informasi, dengan jumlah populasi sebanyak 2338 orang. Untuk menghitung jumlah sampel digunakan rumus Taro Yamane dengan presisi 10% dan tingkat kepercayaan 90%, diperoleh sampel sebanyak 96 orang. Untuk menentukan sampel digunakan teknik stratifikasi proposional, purposive sampling, dan accidental sampling

Teknik pengumpulan data menggunakan penelitian kepustakaan, dengan mempelajari dan mengumpulkan data dari literatur, buku-buku, serta sumber yang relevan dan mendukung serta penelitian lapangan untuk memperoleh data di lokasi penelitian melalui kuesioner. Data yang diperoleh dianalisis dengan bentuk analisa tabel tunggal, analisis tabel silang, dan pengujian hipotesa.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang cukup berarti antara acara talkshow Mario Teguh golden ways dan pengembangan diri di kalangan mahasiswa STMIK Mikroskil Medan. Hasil rs yang diperoleh adalah 0,255. Berdasarkan skala Guilford hasil rs 0,255 berada pada skala 0,20-0,39 yang menunjukkan hubungan rendah tapi pasti. Untuk mengetahui besarnya pengaruh yang ditimbulkan oleh acara Mario Teguh golden ways dan pengembangan diri di kalangan mahasiswa STMIK Mikroskil Medan. digunakan rumus Kp = (rs)2 x 100%. Diperoleh hasilnya adalah 6,5 %. Hal ini menunjukkan bahwa kekuatan pengaruh acara talkshow Mario Teguh golden ways dan pengembangan diri di kalangan mahasiswa STMIK Mikroskil Medan adalah sebesar 6,5 %.


(9)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Perkembangan media massa menunjukkan bahwa ketergantungan orang akan media massa semakin tinggi. Televisi sebagai media massa, mempunyai banyak kelebihan dalam penyampaian pesan-pesannya, dibandingkan dengan media massa lain. Televisi sebagai media massa dalam komunikasi massa tidak terlepas dari dampak yang terjadi di masyarakat. Pengaruh-pengaruh televisi bisa berarti sebagai efek komunikasi massa. Menurut Donald K. Robert (Schramm dan Roberts: 1977) menyatakan bahwa efek ini hanyalah perubahan perilaku masyarakat setelah merekam pesan media massa. Berarti fokusnya pada pesan yang dibawa media. Karena pesan-pesan yang disampaikan melalui gambar dan suara secara bersamaan dan sangat cepat dan dapat menjangkau ruang yang sangat luas. Kemampuan televisi dalam menarik perhatian masih menunjukkan bahwa media tersebut adalah media yang menguasai jarak secara geografis dan sosiologis. Pengaruh acara televisi sampai saat ini masih terbilang cukup kuat dibandingkan dengan radio dan surat kabar.

Metro TV, sebagai salah satu stasiun televisi swasta di Indonesia yang lebih memfokuskan tayangannya pada informasi dan berita-berita, baik dalam maupun luar negeri. Selama ini Metro TV dikenal sebagai stasiun televisi swasta yang aktual dalam memberikan informasi dan menayangkan berita-berita. Metro TV dikenal memberikan berita atau mengupas permasalahan secara lebih lengkap dan lebih aktual dibandingkan televisi-televisi swasta lain di Indonesia.


(10)

Acara talk show motivasi yang ditayangkan di Metro TV yang hadir setiap minggu malam. Mario Teguh adalah seorang motivator dan terapis di Indonesia. Ia biasa membawakan acara di O’Chanel untuk memberikan motivasi kepada banyak orang. Mario Teguh Golden Ways di Metro TV berjudul Golden Ways, yang penayangannya dimulai 3 Agustus 2008. Dalam acara ini Mario teguh hadir dengan 300 audiensi. Dilihat dari sisi cara penyampaian yang disampaikan Mario Teguh lebih hidup, interaktif maupun jumlah peserta yang lebih banyak. Studio yang cukup besar ini biasa dipakai juga pada acara talk show Kick Andy

Pada Tata letak panggung, memungkinkan Mario Teguh bergerak leluasa, berekspresi, dan menyapa audience. Dengan gaya yang khas Super Mario Teguh, seperti menghipnotis audience di Studio menyimak kata demi kata yang terangkai menjadi kalimat penuh makna. Santun, dan benar-benar menyentuh.materinya penuh inspirasi. Motivasi yang diberikan ini bisa terkesan serius namun menjadi ringan dan mudah dicerna dengan diselingi humor Mario teguh yang segar. Kita tertawa bersama namun lebih pada menertawai diri kita yang ternyata masih bisa menjadi lebih hebat dari kita saat ini.Acara yang dipandu salah satunya oleh choki sitohang yang juga tampil prima, sehingga acara berdurasi satu jam tiap episodenya berjalan mengalir dan penuh antusias. Disesi awal dan akhir, diiringi penyanyi dengan musik yang jazzy sesuai dengan tema materinya. Seperti yang Mario teguh nasihatkan "Jangan pernah Anda pergi tanpa tindakan untuk mencoba", kemudaian "hadiahkan diri Anda bagi indahnya kehidupan orang lain". Lalu "perhatikan apa yang terjadi...." Super! Dalam acara ini kita akan mendapatkan banyak trik & solusi untuk menghadapi kegagalan dari Mario Teguh. karena


(11)

terkadang manusia terlalu mudah menerima kegagalan

Mario Teguh adalah seorang Konsultan Bisnis, juga pembicara, penulis buku & Motivator Ulung. Kredibilitas Mario Teguh sebagai pakar Business Effectiveness Consultant. motivasi kebersamaan bagi penonton, sebagai motivator sejati, mampu menyelami audience-nya secara universal. acara talk show pada sebuah televisi swasta nasional, Mario Teguh, yang dikenal sebagai seorang motivator bertutur mengenai kaum miskin. "Orang miskin yang baik hati adalah orang kaya yang sedikit duitnya. Orang kaya yang sombong, adalah orang miskin yang banyak duitnya." Begitulah Mario Teguh memberikan peneguhannya untuk kaum miskin. Kalimat ini punya daya dorong atau motivasi yang kuat untuk kaum miskin, agar mereka selalu tawakal menjalani hidup dan kehidupannya. Talk Show Mario Teguh Golden Ways ialah menyajikan motivasi dan solusi yang simple dan mudah dipahami dalam menyikapi masalah, tidak hanya dalam bisnis dan karir, juga masalah-masalah sosial yang banyak ditemui dalam kehidupan sehari-hari. Tips-tips dan jawaban yang diberikan secara spontan dan lugas mampu menjadi indikator kredibilitas Mario Teguh sesungguhnya. Hal yang menarik dari Mario Teguh ialah selalu mengedepankan cara berfikir positif dan simpel, yang paling penting ialah mengingatkan audience untuk selalu taat kepada ajaran Allah SWT. Salam khas Mario Teguh ialah Salam Super yang bermakna agar kita setiap pribadi menjadi pribadi-pribadi yang super di tengah-tengah lingkungan kita. televisi adalah sebagai hiburan. semua acara TV diproduksi dengan kemasan yang harus menghibur, tidak peduli itu berita, talkshow politik maupun siraman rohani. Hal itu pulalah yang terjadi, dan terlihat, pada acara Mario Teguh Golden Ways. acara ini terletak pada bagaimana tim kreatifnya mengemasnya


(12)

sebagai hiburan. Pada setiap episode, penonton dibuat terkejut oleh tema yang disajikan. ada saat ketika tiba-tiba Mario bicara tentang cinta Tanah Air, dan pada saat yang lain tentang pendidikan anak-anak dalam keluarga. Dan, bagi masyarakat Indonesia yang senantiasa mengedepankan nilai-nilai spiritual, acara ini tak melupakan faktor yang satu itu.

Namun sekarang kita merasa sedang mendengarkan seorang pendeta sedang kotbah, atau kiai sedang memberikan tausiah, dan itu membuat hati kita adem. Namun, motivator tetaplah motivator. Siapa pun dia, ada saat ketika sulit menghindari ungkapan-ungkapan yang kabur , mengawang-awang, sulit untuk dipraktekkan. Ada saat ketika sang motivator sibuk berfilsafat, menebar kearifan-kearifan yang menenangkan sesaat, namun sulit untuk terus diingat. Ada saat ketika apa yang terlontar memang hanya untuk kepentingan saat itu, di situ, dan begitu acara selesai, maka semuanya juga telah selesai. Kuncinya terletak dari cara kita menontonnya. maka menonton Mario Teguh adalah momen ketika kita ingin melenyapkan diri dari dunia ini, dari kehidupan sehari-hari, untuk waktu sekitar satu jam, merasakan kenikmatan sesaat di bawah buaian kata-kata, kisah-kisah sukses, lelucon, janji-janji.harapan, impian. Dengan adanya acara Talk Show Mario Teguh Golden Ways memberikan sebuah keyakinan pada diri mahasiswa. Penelitian ini mengambil populasi mahasiswa STMIK Mikroskil dikarenakan mayoritas mahasiswa STMIK Mikroskil sudah mempunyai pekerjaan. Dan perlu adanya suatu hal-hal yang membuat motivasi Untuk dapat menentukan arah pikiran dan tindakannya sendiri. yang mampu menjadi pembelajaran yang akan selalu belajar untuk mendapatkan sebuah hasil untuk dapat merubah hidup menjadi lebih baik lagi.

Mario Teguh sang Inspirator Motivasi berikut ini ada beberapa Tips Motivasi


(13)

“Jika anda sedang benar, jangan terlalu berani dan bila anda sedang takut, jangan terlalu takut. Karena keseimbangan sikap adalah penentu ketepatan perjalanan

kesuksesan anda”.

”Tugas kita bukanlah untuk berhasil. Tugas kita adalah untuk mencoba, karena didalam mencoba itulah kita menemukan dan belajar membangun kesempatan untuk berhasil”. “Anda hanya dekat dengan mereka yang anda sukai”.

“ Dan seringkali anda menghindari orang yang tidak tidak anda sukai, padahal dari dialah Anda akan mengenal sudut pandang yang baru”.

“ Orang-orang yang berhenti belajar akan menjadi pemilik masa lalu. Orang-orang yang masih terus belajar, akan menjadi pemilik masa depan”.

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka peneliti tertarik untuk meneliti lebih jauh. Pengaruh talk show Mario Teguh Golden Ways di Metro TV terhadap pengembangan diri di Kalangan Mahasiswa STMIK Mikroskil Medan.

1.2. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan diatas maka dikemukakan perumusan masalah sebagai berikut :

“ Sejauhmanakah Talk Show Mario Teguh Golden Ways di Metro TV berpengaruh terhadap pengembangan diri Mahasiswa STMIK Mikroskil Medan?”

1.3. Pembatasan Masalah

Untuk menghindari ruang lingkup yang terlalu luas sehingga menghasilkan uraian yang sistematis, maka peneliti membatasi masalah yang diteliti. Pembatasan


(14)

masalah ditujukan agar ruang lingkup penelitian dapat lebih jelas, terarah sehingga tidak mengaburkan penelitian :

Adapun pembatasan masalah yang akan diteliti adalah :

a. Penelitian ini menggunakan metode korelasional, yaitu metode yang mencari hubungan dan menguji hipotesis, yang bertujuan untuk meneliti pengembangan diri mahasiswa setelah menonton talk show Mario Teguh Golden Ways.

b. Penelitian ini dilakukan terbatas hanya pada Talk Show Mario Teguh Golden Ways yang ditayangkan di Metro TV setiap hari minggu.

c. Objek penelitian ini adalah Mahasiswa STMIK Mikroskil Medan Program S-1 yang masih aktif, tahun angkatan 2006-2008

d. Penelitiannya dilakukan pada bulan Mei-Juli 2009.

1.4. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1.4.1 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut :

a. Untuk mengetahui materi-materi apa saja yang disampaikan dalam acara Talk Show Mario Teguh Golden Ways

b. Untuk Mengetahui Tanggapan Mahasiswa STMIK Mikroskil terhadap acara Talk Show Mario Teguh Golden Ways

c. Untuk mengetahui sejauhmana perubahan pengembangan diri mahasiswa STMIK Mikroskil Medan setelah menyaksikan acara Talk Show Mario Teguh Golden Ways.

1.4.2 Manfaat Penelitian

Adapun yang menjadi manfaat penelitian adalah :


(15)

memperluas wawasan peneliti dan Mahasiswa ilmu komunikasi FISIP USU.

b. Secara akademis, penelitian ini dapat disumbangkan kepada FISIP USU khususnya departemen ilmu komunikasi dalam rangka memperkaya bahan penelitian dari sumber bacaan.

c. Secara Praktis, Melalui penelitian ini dapat diketahui bagaimana pengaruh acara talkshow Mario Teguh golden ways di Metro TV terhadap pengembangan diri di kalangan Mahasiswa STMIK Mikroskil Medan.

1.5. Kerangka Teori

Penggunaan kerangka teori sebagai landasan pengertian untuk mendukung suatu penelitian dalam meletakkan teoritis sebagai anggaran. Sehingga dapat dijadikan rangkaian pedoman penulisan untuk mengkaji antara kebenaran teori dengan kebenaran fakta, karena referensi teori-teori ini akan menguatkan permasalahan yang diteliti.

Kerangka teori merupakan bagian dari penelitian yang memuat konsep-konsep teoritis yang menjadi landasan untuk memperoleh perspektif ilmiah dalam perumusan hipotesis atau jawaban yang sedang dilaksanakan (Ruslan 2006:266).

Adapun teori-teori yang relevan dalam penelitian diantaranya adalah :

1.5.1 Komunikasi massa

Komunikasi Massa (Mass communication) adalah komunikasi yang menggunakan media massa, baik cetak (surat kabar, majalah) atau elektronik (radio, televisi) yang dikelola oleh suatu lembaga atau orang yang tersebar yang dilembagakan, yang ditujukan kepada sejumlah besar orang yang tersebar di banyak tempat, anonim dan heterogen. Pesan- pesannya bersifat umum, disampaikan secara cepat, serentak, selintas, khususnya media elektronik (Mulyana, 2002 : 75).


(16)

Ciri komunikasi massa ditentukan oleh sifat unsur-unsur yang dicakupnya, yakni sifat komunikator dan sifat efek. Fungsi komunikasi massa bagi masyarakat menurut Alexis S Tan (Nurudin, 2003 : 63) adalah :

- to inform (memberi informasi) - to educate (mendidik)

- to persuade (mempersuasikan)

- to entertain (menyenangkan, memuaskan kebutuhan informasi)

sebagaimana diketahui komunikasi massa adalah komunikasi melalui media massa (modern). Jadi membahas komunikasi massa tidak lepas dari media massa sebagai media utama dalam proses komunikasi massa itu sendiri.

1.5.2 Televisi

Teknologi televisi tumbuh pesat pada akhir 1940. sebelumnya, perkembangan teknologi televisi tersebut sempat terhenti akibat perang dunia kedua. Para reporter televisi, yang umumnya sebelumnya adalah reporter radio melakukan pemberitaan intensif sehingga mendesak peran radio. Namun, berita masih penting bagi radio, meskipun karakter berubah. Karena sifatnya yang menarik mata, sebagisn besar media berita terus berkembang. Banyak siaran televisi yang sangat diminati karena cepat,lugas dan lengkap dalam meliput sesuatu. Popularitas televisi terus menggeser kedudukan radio. Keduanya sama-sama ada di ruang keluarga, sehingga keduanya tidak pernah dihidupkan bersamaan. Hanya satu saja yang dihidupkan, dan itu biasanya adalah televisi.

Umumya orang lebih lama menonton televisi daripada mendengarkan radio. Menonton televisi biasanya dilakukan secara penuh, sementara mendengarkan radio dilakukan sambil melakukan pekerjaan lain. Karena terdesak oleh kedudukan televisi, radio kini lebih selektif terhadap khalayaknya. Kini, kebanyakan radio hanya


(17)

melayani kalangan tertentu saja, misalkan kalangan remaja penggemar musik. Televisi selain sebagai sumber berita juga memiliki fungsi sosial. Untuk kontak sosial, rujukan kehidupan sehari-hari, untuk menyenangkan diri sendiri, melepas kebosanan dan sebagainya. Televisi di Indonesia, umunya lebih banyak memberikan informasi berbentuk hiburan terhadap khalayak.

1.5.3 Teori S – O – R

Yang merupakan singkatan dari Stimulus – Organism – Respon. Teori ini pada dasarnya merupakan suatu prinsip belajar yang sederhana, dimana efek merupakan reaksi terhadap stimulus tertenu.

Pada awalnya, model ini berasal dari psikologi yang dikemukakan oleh De Fluer yaitu berangkat dari asumsi bahwa setiap orang dapat memfragmasikan stimulus yang diterima dan dibentuk. Dengan demikian, seseorang dapat menjelaskan suatu kaitan erat antara pesan-pesan media dan reaksi audience. Model ini kemudian diadopsi oleh ilmu komunikasi. Ini dikarenakan objek materinya sama dengan ilmu komunikasi, yaitu manusia yang jiwanya meliputi komponen-komponen sikap, perilaku, kognisis, afeksi, dan konasi.

Adapun model ini mengemukakan bahwa tingkah laku sosial dapat dimengerti melalui suatu analisis dari suatu stimulus yang diberikan dan dapat memengaruhi reaksi yang spesifik dan didukung oleh hukuman maupun penghargaan sesuai dengan reaksi yang terjadi. Dengan kata lain, menurut Effendy, efek yang ditimbulkan sesuai dengan model S – O – R yang merupakan reaksi yang bersifat khusus terhadap stimulus yang khusus pula. Sehingga seseorang dapat mengharapkan dan memperkirakan kesesuaian antara pesan dan reaksi komunikan.


(18)

Dalam model ini bahwa efek yang ditimbulkan adalah reaksi khusus terhadap stimulus khusus, sehingga seseorang dapat mengharapkan dan memperkirakan kesesuaian antara pesan dan reaksi komunikan yang mempunyai unsur pesan (stimulus), komunikan (organism), dan efek (respon). McQuail (1994: 234) menjelaskan elemen-elemen utama dari teori ini adalah : stimulus (pesan), organism (penerima pesan) dan respon (efek).

Dalam proses perubahan sikap, tampak bahwa stimulus yang menerpa benar-benar melebihi semula. Seperti yang diungkapkan Prof. Dr. Mar’at dalam buku yang berjudul “Sikap Manusia, Perubahan serta Pengukurannya”, mengutip pendapat Hovland, Janis dan Kelley yang menyatakan bahwa dalam menelaah sikap yang baru ada tiga variabel yang penting yaitu : perhatian, pengertian, dan penerimaan yang kemudian akan berdampak pada perubahan sikap (respon).

Model S-O-R dapat digambarkan sebagai berikut :

Stimulus atau pesan yang disampaikan kepada komunikan mungkin diterima atau mungkin juga ditolak. Komunikasi akan berlangsung jika ada perhatian dari komunikan. Proses berikutnya komunikan mengerti. Kemampuan komunikan inilah

Stimulus Organism

 Perhatian

 Pengertian

 Penerimaan

Respon (Pengembangan diri)


(19)

yang nantinya akan melanjutkan proses berikutnya. Setelah komunikan mengolah dan menerimanya maka terjadilah kesediaaan untuk merubah sikap.

Seperti yang dikemukakan di atas, efek dari pesan yang diterima oleh si penerima pesan atau komunikan adalah berbeda-beda. Salah satunya adalah dapat merubah sikap dan perilaku organism tersebut. Tergantung pada karakteristik, kepribadian si penerima pesan atau komunikan.

Model inilah yang nantinya akan dipakai dalam penelitian Pengaruh talk show Mario Teguh Golden Ways di Metro TV terhadap pengembangan diri di Kalangan Mahasiswa STMIK Mikroskil Medan.

1.5.4 Pengembangan diri

Dibanding ciptaan Tuhan yang lainnya, manusia adalah ciptaan yang paling sempurna. Kesempurnaan di sini dilihat dari kelengkapan sisi-sisi manusia itu sendiri, yaitu adanya kebaikan, ada pula keburukan. Ada sisi yang kuat, ada pula sisi yang lemah. Manusia sebagai makhluk penuh potensi diri, harus selalu bertumbuh menuju aktualisasi mengembangkan pengetahuan, keterampilan dan kemampuan-kemampuan mereka melalui usaha-usaha yang diarahkan oleh diri mereka sendiri”. Dari definisi itu jelas bahwa cara pendekatan tersebut merefleksikan prinsip-prinsip keikutsertaan dan kemandirian. cara pendekatan pengembangan diri secara implisit memasukkan ciri penting otonomi belajar yang terkandung dalam penciptaan kemandirian, tanggung jawab, dan keberanian mengambil resiko.

Mengutip ahli pengembangan diri (Rogers) 1969 menyebutkan bahwa teori pengembangan diri ini dilandasi pemikiran manusia merupakan sumber dari sumber perbuatan manusia. Pengembangan diri itu dapat membuat seseorang memiliki pribadi


(20)

yang dewasa dan mandiri. Untuk menghayati pengembangan diri ini perlu diketahui latar belakang apa yang dimiliki kita secara umum. Sebuah pribadi memiliki dua kebutuhan eksistensi diri. Pertama, eksistensi individual yang meliput rasa berhak untuk mengemukakan diri ingin dihargai dan diakui. Kedua adalah eksistensi diri sosial yaitu kita dituntut mampu menyesuaikan diri pada norma-norma yang berlaku dalam lingkungan.

Apabila, dua kutub ini tidak seimbang terjadilah kondisi mental yang tidak sehat. Sebaliknya jika dua kutub tersebut seimbang, dapat dipastikan kondisi mental yang sehat akan dimiliki oleh orang yang bersangkut an. Kondisi ini memungkinkan seseorang itu akan melakukan perjuangan dan menerima tantangan hidup dan seseorang itu akan mampu mencapainya.

Oleh karena itu pengembangan diri menuntut seseorang untuk lebih belajar sendiri, mencari secara mandiri tentang kualitas diri yang bias diandalkan, terutama dalam dunia kerja dan memasuki kehidupan nyata. Pengembangan diri dapat dilaukan melalui pengembangan bakat, perwujudan impian-impian, peningkatan rasa percaya diri, komunikasi yang baik dengan lingkungan mencoba menjadi kuat dalam menghadapi percobaan peka terhadap diri sendiri, jika peka terhadap orang lain.


(21)

1.6. Kerangka Konsep

Kerangka konsep merupakan hasil pemikiran rasional yang besifat kritis dalam memperkirakan kemungkinan hasil penelitian yang akan dicapai. Dengan kerangka konsep akan menuntun dalam merumuskan hipotesis (Nawawi, 1995 : 40).Kerangka konsep adalah pemikiran yang rasional dalam menguraikan perumusan hipotesisi yang merupakan jawaban sementara dari masalah yang akan diuji kebenarannya. Agar konsep-konsep dapat diteliti secara empiris, maka harus dioperasionalkan dengan merubahnya menjadi variabel.

Variabel-variabel yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah : 1. Variabel Bebas

Variabel bebas (independent variabel) adalah sejauh gejala atau faktor atau unsur yang menentukan atau mempengaruhi ada atau munculnya gejala atau faktor unsur lain (Nawawi, 1995 : 56).

2. Variabel Terikat

Variabel terikat (dependent variabel) adalah sejumlah gejala atau faktor maupun unsur yang ada atau muncul dipengaruhi atau ditentukan adanya variabel bebas dan bukan karena adanya variabel lain (Nawawi, 1995 : 37).

3. Variabel Antara

Variabel antara (intervening variabel) yaitu variabel yang berada diantara variabel bebas dan terikat, yang berfungsi sebagai penguat atau pelemah hubungan diantara variabel bebas dan terikat.


(22)

1.7. Model Teoritis

Variabel-variabel yang telah dikelompokkan dalan kerangka konsep akan dibentuk menjadi suatu model teoritis sebagai berikut :

Variabel Bebas (X)

Pengaruh acara Talk Show Mario Teguh Golden ways

Variabel terikat (Y)

Pengembangan diri mahasiswa STMIK Mikroskil Medan

Variabel Antara (Z) Karakteristik Responden


(23)

1.8. Operasional Variabel

Berdasarkan kerangka teori dan kerangka konsep diatas, maka dibuat operasional variabel yang berfungsi untuk kesamaan dan kesesuaian dalam penelitian sebagai berikut :

Tabel 1

Variabel Operasional

Variabel Teoritis Variabel Operasional

Variabel Bebas (X)

Pengaruh acara Talk Show Mario Teguh Golden ways

a. Frekuensi Penayangan b. Waktu Penayangan

c. Tema acara talk show mario teguh golden ways

d. Daya tarik dari tema tayangan e. Penampilan pembawa acara Variabel Terikat (Y)

Pengembangan diri mahasiswa STMIK Mikroskil Medan

a. Integritas diri b. Kedisiplinan

c. Kegigihan dan kebijaksaaan d. Etika kerja

Variabel Terikat (Z) Karakteristik Responden

a. Jenis kelamin b. Usia

c. Jurusan

1.9. Defenisi Operasional Variabel

Defenisi operasional merupakan penjabaran lebih lanjut tentang konsep yang telah dikelompokkan dalam kerangka konsep. Defenisi operasional adalah suatu petunjuk pelaksanaan mengenai cara-cara untuk mengukur variabel-variabel. Defenisi


(24)

operasional juga merupakan suatu informasi alamiah yang amat membantu peneliti lain yang akan menggunakan variabel yang sama (Singarimbun, 2006 : 46 ).

Defenisi variabel-variabel dalam penelitian ini adalah : 1. Variabel bebas (X)

Pengaruh acara Talk Show Mario Teguh Golden ways. Indikatornya :

a. Frekuensi Penayangan

Merupakan intensitas penayangan acara talk show Mario Teguh Golden Ways di Metro TV.

b. Waktu Penayangan

Merupakan durasi lamanya waktu penayangan acara talk show Mario Teguh Golden Ways di Metro TV.

c. Tema acara talk show mario teguh golden ways

Merupakan isi atau topik yang di angkat atau dibicarakan dalam acara talk show Mario Teguh Golden ways.

d. Daya tarik dari tema tayangan

Merupakan tema tayangan yang mampu menarik perhatian dan merubah pengembangan diri penonton.

e. Penampilan pembawa acara

Merupakan kemampuan si pembawa acara yang membuat acara tersebut

menjadi lebih menarik untuk ditonton dan pembawa acara haruslah mempunyai nilai jual yang memunculkan trademark dari acara yang dibawakannya.

2. Variabel Terikat (Y)

Pengembangan diri mahasiswa STMIK Mikroskil Medan. Indikatornya :


(25)

a. Integritas diri

yaitu suatu cara untuk bersikap dan berperilaku yang membuat perubahan pada diri kita sendiri yang terkait dengan proses berpikir.

b. Kedisiplinan

yaitu sikap untuk melakukan hal-hal yang seharusnya pada saat yang sesuai dan dalam ketepatan waktu yang sesuai.

c. Kegigihan dan kebijaksaaan

yaitu keteguhan mempertahankan pendirian, keuletan dalam berusaha dan memiliki kemampuan dalam menggunakan pengetahuan, pemahaman, pengalaman, akal sehat dan wawasan yang dalam.

d. Etika kerja

yaitu sopan santun dalam bekerja yang didalamnya terkandung hak dan kewajiban serta martabat manusia

3. Variabel Antara (Z) Karakteristik Responden Indikatornya :

a. Jenis kelamin

Merupakan pembagian pria atau wanita dari responden yang akan diajukan. b. Usia

Merupakan menunjukkan kondisi umur dari responden yang akan diajukan. c.Jurusan

Merupakan jenis konsentrasi bidang yang sedang ditempuh oleh Mahasiswa STMIK Mikroskil Medan.


(26)

1.10. Hipotesis

Hipotesis adalah pernyataan yang merupakan dugaan atau terkaan tentang apa saja yang kita amati dalam usaha untuk memahaminya yang mungkin benar dan mungkin salah. Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah :

Ho : Tidak terdapat hubungan antara Pengaruh acara Talk Show Mario Teguh Golden ways terhadap pengembangan diri mahasiswa STMIK Mikroskil Medan

Ha : Terdapat hubungan antara Pengaruh acara Talk Show Mario Teguh Golden ways terhadap pengembangan diri mahasiswa STMIK Mikroskil Medan


(27)

BAB II

URAIAN TEORITIS

II.1. Komunikasi Massa

Pada dasarnya komunikasi massa adalah komunikasi melalui media massa(media cetak dan elektronik). Komunikasi massa berasal dari istilah bahasa Inggris, mass communication, sebagai kependekan dari mass media communication. Artinya, komunikasi yang menggunakan media massa atau komunikasi yang mass mediated. Istilah mass communication atau communications diartikan sebagai salurannya, yaitu media massa (mass media) sebagai kependekan dari media of mass communication. Massa mengandung pengertian orang banyak, mereka tidak harus berada di lokasi tertentu yang sama, mereka dapat tersebar atau terpencar di berbagai lokasi, yang dalam waktu yang sama atau hampir bersamaan dapat memperoleh pesan-pesan komunikasi yang sama. Berlo (dalam Wiryanto, 2005) mengartikan massa sebagai meliputi semua orang yang menjadi sasaran alat-alat komunikasi massa atau orang-orang pada ujung lain dari saluran.

A. Unsur-Unsur Komunikasi Massa

Harold D. Lasswell (dalam Wiryanto, 2005) memformulasikan unsur-unsur komunikasi dalam bentuk pertanyaan sebagai berikut ”Who Says What in Which Channelto Whom With What Effect?”

1. Unsur who (sumber atau komunikator). Sumber utama dalam komunikasi

massa adalah lembaga atau organisasi atau orang yang bekerja dengan fasilitas lembaga atau organisasi (institutionalized person). Yang dimaksud dimaksud dengan


(28)

lembaga dalam hal ini adalah perusahaan surat kabar, stasiun radio, televisi, majalah, dan sebagainya. Sedangkan yang dimaksud institutionalized person adalah redaktur surat kabar (sebagai contoh). Melalui tajuk rencana menyatakan pendapatnya dengan fasilitas lembaga. Oleh karena itu, ia memiliki kelebihan dalam suara atau wibawa dibandingkan berbicara tanpa fasilitas lembaga.

Pers adalah suatu suatu lembaga sosial. Dalam UU RI no 40 tahun 1999 tentang pers, pasal 1 ayat (1) menyatakan: ”Pers adalah lembaga sosial dan wahana komunikasi massa yang melaksanakan kegiatan jurnalistik meliputi mencari, memperoleh, memiliki, menyimpan, megolah, dan menyampaikan informasi baik dalam bentuk tulisan, suara, gambar, suara dan gambar, serta data dan grafik maupun dalam bentuk lainnya dengan menggunakan media cetak, media elektronik, dan segala jenis saluran yang tersedia.” bentuk institusi media massa dipertegas lagi pada pasal 1 ayat (2) yang menyatakan: ” Perusahaan pers adalah badan hukum Indonesia yang menyelenggarakan usaha pers meliputi perusahaan media cetak, media elektronik, dan kantor berita, serta perusahaan media lainnya yang secara khusus menyelenggarakan, menyiarkan atau menyalurkan informasi.”

McQuail (1987) menyebutkan ciri-ciri khusus institusi (lembaga) media massa sebagai berikut:

a. Memproduksi dan mendistribusikan pengetahuan dalam wujud informasi, pandangan, dan budaya. Upaya tersebut merupakan respon terhadap kebutuhan sosial kolektif dan permintaan individu.

b. Menyediakan saluran untuk menghubungkan orang tertentu dengan orang lain,

dari pengirim ke penerima, dari anggota audien ke anggota audien lainnya, dari seseorang ke masyarakat dan institusi masyarakat terkait. Semua itu bukan sekedar


(29)

saluran fisik jaringan komunikasi, melainkan juga merupakan saluran tatacara dan pengetahuan yang menentukan siapakah sebenarnya yang patut atau berkemungkinan untuk mendengar sesuatu dan kepada siapa ia harus mendengarnya.

c. Media menyelenggarakan sebagian besar kegiatannya dalam lingkungan publik, dan merupakan institusi yang terbuka bagi semua orang untuk peran serta sebagai penerima (atau dalam kondisi tertentu sebagai pengirim). Institusi media juga mewakili kondisi publik, seperti yang tampak bilamana media massa menghadapi masalah yang berkaitan dengan pendapat publik (opini publik) dan ikut berperan membentuknya (bukan masalah pribadi, pandangan ahli, atau penilaian ilmiah).

d. Partisipasi anggota audien dalam institusi pada hakikatnya bersifat sukarela, tanpa adanya keharusan atau kewajiban sosial. Bahkan lebih bersifat suka rela daripada beberapa institusi lainnya, misalnya pendidikan, agama atau politik. Partisipasi anggota audien lebih mengacu pada mengisi waktu senggang dan santai, bukannya berkenaan dengan pekerjaan dan tugas. Hal tersebut dikaitkan juga dengan ketidakberdayaan formal institusi media: media tidak dapat mengandalkan otoritasnya sendiri dalam masyarakat, serta tidak mempunyai organisasi yang menghubungkan pemeran-serta ”lapisan atas” (produsen pesan) dan pemeran-serta ”lapisan bawah” (audien).

e.Industri media dikaitkan dengan industri dan pasar karena ketergantungannya pada imbalan kerja, teknologi, dan kebutuhan pembiayaan.

f. Meskipun institusi media itu sendiri tidak memiliki kekuasaan, namun institusi ini selalu berkaitan dengan kekuasaan negara karena adanya kesinambungan pemakaian


(30)

media, mekanisme hukum, dan pandangan-pandangan menentukan yang berbeda antara negara yang satu dengan lainnya.

Komunikator dalam proses komunikasi massa selain merupakan sumber pesan, mereka juga berperan sebagai gate keeper (lihat McQuail, 1987; Nurudin, 2003). Yaitu berperan untuk menambah, mengurangi, menyederhanakan, mengemas agar semua informasi yang disebarkan lebih mudah dipahami oleh audien-nya. Bitner (dalam Tubbs, 1996) menyatakan bahwa pelaksanaan peran gate keeper dipengaruhi oleh: ekonomi; pembatasan legal; batas waktu; etika pribadi dan profesionalitas; kompetisi diantara media; dan nilai berita.

1. Unsur who (sumber atau komunikator). Sumber utamanya dalam komunikasi massa adalah lembaga. Organisasi atau orang yang bekerja dengan fasilitas lembaga atao organisasi (institutionalized person). Yang dimaksud lembaga atau organisasi adalah perusahaan surat kabar, stasiun radio atau televisi, studio film, penerbit buku atau majalah.

2. Unsur says what (pesan). Pesan-pesan komunikasi massa dapat diproduksi dalam jumlah yang sangat besar dan dapat menjangkau audien yang sangat banyak. Pesan-pesan itu berupa berita, pendapat, lagu, iklan, dan sebagainya. Charles Wright (1977) memberikan karakteristik pesan-pesan komunikasi massa sebagai berikut:

a. publicly. Pesan-pesan komunikasi massa pada umumnya tidak ditujuka n kepada orang perorang secara eksklusif, melainkan bersifat terbuka, untuk umum atau publik.

b. rapid. Pesan-pesan komunikasi massa dirancang untuk mencapai audien yang luas dalam waktu yang singkat serta simultan.


(31)

c. transient. Pesan-pesan komunikasi massa untuk memenuhi kebutuhan segera, dikonsumsi sekali pakai dan bukan untuk tujuan yang bersifat permanen. Pada umumnya, pesan-pesan komunikasi massa cenderung dirancang secara timely, supervisial, dan kadang-kadang bersifat sensasional.

3. Unsur in which channel (saluran atau media). Unsur ini menyangkut semua peralatan yang digunakan untuk menyebarluaskan pesan-pesan komunikasi massa. Media yang mempunyai kemampuan tersebut adalah surat kabar, majalah, radio, televisi, internet, dan sebagainya.

4. Unsur to whom (penerima; khalayak; audien). Penerima pesan-pesan komunikasi massa biasa disebut audien atau khalayak. Orang yang membaca surat kabar, mendengarkan radio, menonton televisi, browsing internet merupakan beberapa contoh dari audien.

Menurut Charles Wright (dalam Wiryanto, 2005), mass audien memiliki karakteristik-karakteristik sebagai berikut:

a. Large yaitu penerima-penerima pesan komunikasi massa berjumlah banyak, merupakan individu-individu yang tersebar dalam berbagai lokasi;

b. Heterogen yaitu penerima-penerima pesan komunikasi massa terdiri dari berbagai lapisan masyarakat, beragam dalam hal pekerjaan, umur, jenis kelamin, agama, etnis, dan sebagainya;

c. Anonim yaitu anggota-anggota dari mass audien umumnya tidak saling mengenal secara pribadi dengan komunikatornya.


(32)

5. Unsur with what effect (dampak). Dampak dalam hal ini adalah perubahan-perubahan yang terjadi di dalam diri audien sebagai akibat dari keterpaan pesan-pesan media. David Berlo (dalam Wiryanto, 2005) mengklasifikasikan dampak atau perubahan ini ke dalam tiga kategori, yaitu: perubahan dalam ranah pengetahuan; sikap; dan perilaku nyata. Perubahan ini biasanya berlangsung secara berurutan.

B. Ciri-ciri komunikasi massa

Sedangkan ciri-ciri komunikasi massa, menurut Elizabeth Noelle Neumann (dalam Jalaluddin Rakhmat, 1994) adalah sebagai berikut:

1.Bersifat tidak langsung, artinya harus melalui media teknis.

2.Bersifat satu arah, artinya tidak ada interaksi antara peserta-peserta komunikasi.

3.Bersifat terbuka, artinya ditujukan pada publik yang tidak terbatas dan anonim

4.Mempunyai publik yang secara tersebar.

Pesan-pesan media tidak dapat dilakukan secara langsung artinya jika kita berkomunikasi melalui surat kabar, maka komunike kita tadi harus diformat sebagai berita atau artikel, kemudian dicetak, didistribusikan, baru kemudian sampai ke audien. Antara kita dan audien tidak bisa berkomunikasi secara langsung, sebagaimana dalam komunikasi tatap muka. Istilah yang sering digunakan adalah interposed. Konsekuensinya adalah, karakteristik yang kedua, tidak terjadi interaksi antara komunikator dengan audien. Komunikasi berlangsung satu arah, dari komunikator ke audien, dan hubungan antara keduanya impersonal. Karakteristik pokok ketiga adalah pesan komunikasi massa bersifat terbuka, artinya


(33)

pesan-pesan dalam komunikasi massa bisa dan boleh dibaca, didengar, dan ditonton oleh semua orang. Karakteristik keempat adalah adanya intervensi pengaturan secara institusional antara si pengirim dengan si penerima. Dalam berkomunikasi melalui media massa, ada aturan, norma, dan nilai-nilai yang harus dipatuhi. Beberapa aturan perilaku normatif ada dalam kode etik, yang dibuat oleh organisasi-organisasi jurnalis atau media.

Dengan demikian, komunikasi massa dapat didefinisikan sebagai suatu jenis komunikasi yang ditujukan kepada sejumlah audien yang tersebar, heterogen, dan anonim melalui media massa cetak atau elektrolit sehingga pesan yang sama dapat diterima secara serentak dan sesaat.

II.2. Televisi

Kata televisi berasal dari kata tele dan vision; yang mempunyai arti masing-masing jauh (tele) dan tampak (vision). Jadi televisi berarti tampak atau dapat melihat dari jarak jauh. Penemuan televisi disejajarkan dengan penemuan roda, karena penemuan ini mampu mengubah peradaban dunia. Di Indonesia ‘televisi’ secara tidak formal disebut dengan TV, tivi, teve atau tipi. Dalam penemuan televisi, terdapat banyak pihak, penemu maupun inovator yang terlibat, baik perorangan maupun perusahaan. Televisi adalah karya massal yang dikembangkan dari tahun ke tahun.

Awal dari televisi tentu tidak bisa dipisahkan dari penemuan dasar, yaitu hukum Gelombang Elektromagnetik yang ditemukan oleh Joseph Henry dan Michael Faraday (1831) yang merupakan awal dari era komunikasi elektronikDari semua media komunikasi yang ada, televisilah yang paling berpengaruh pada kehidupan manusia. Sebanyak 99% orang Amerika memiliki televisi di rumahnya. Tayangan televisi dapat menghadirkan hiburan, berita dan iklan. Televisi mengalami perkembangan secara dramatis, terutama program televisi kabel. Transmisi program


(34)

televisi kabel menjangkau seluruh pelosok negeri dengan bantuan satelit dan diterima langsung pada layar televisi di rumah dengan menggunakan wire atau microwave (wireless cables) yang membuka tambahan saluran televisi bagi khalayak. Televisi semakin bertambah diminati lagi setelah dikembangkan Direct Broadcsat Satellite (DBS). (Agge, et. Al. 2001:279).Menurut catatan Agee, et al, siaran percobaan televisi di Amerika Serikat dimulai pada tahun 1920-an. Para ilmuwan terus mengembangkan teknologi komunikasi dalam bentuk televisi ini. Antara tahun 1890 dan 1920, sekelompok ilmuwan Inggris, Prancis, Rusia dan Jerman menyarankan pengembangan teknik-teknik transmisi gambar televisi. John L.Baird, sebagai penemu dari Skotlandia, memperagakan pertama kali teknologi gambar hidup seperti layar lebar. Pada tahun 1948 merupakan tahun penting dalam dunia pertelevisian, dengan adanya perubahan dari televisi eksperimen ke televisi komersial di Amerika. Karena perkembangan televisi sangat cepat, dari waktu ke waktu media ini memiliki dampak terhadap kehidupan masyarakat sehari-hari. Fungsi televisi sama dengan fungsi media massa lainnya (surat kabar dan radio siaran). Dan fungsi menghibur dominan pada media televisi yang pada tujuan utamanya agar khalayak menonton televisi ntuk dapat memperoleh hiburan, selanjutnya untuk memperoleh informasi.

Televisi sebagai bentuk kebudayaan lisan kedua, mempunyai karakter yang mirip dengan budaya lisan pertama, yaitu antara hiburan dan pendidikan menjadi satu. Hal senada juga dikatakan oleh Postman (opcit. h. 154-155) yang menawarkan tiga prinsip dalam produksi program televisi, yaitu (1) tiap program tv haruslah merupakan paket mandiri yang tidk mensyaratkan suatu pengetahuan tertentu untuk dapat memahaminya; (2) dalam pengajaran ala televisi, kebingungan merupakan jalan tol menuju peringkat yang rendah; (3) pengajaran melalui televisi selalu mengambil bentuk penuturan cerita, melalui gambar-gambar yang dinamis dan diiringi musik


(35)

II.2.1. Karakteristik televisi

Ditinjau dari stimulasi alat indera, dalam radio siaran, surat kabar dan majalah hanya ada satu indera yang mendapat stimulus. Radio siaran dengan indera pendengaran, surat kabar dan majalah dengan indera penglihatan.

1. Audiovisual

Televisi memiliki kelebihan, yakni dapat didengar sekaligus dapat dilihat (audiovisual). Jadi, apabila khalayak radio siaran hanya mendengar kata-kata, musik dan efek suara, maka khalayak dapat melihat gambar lebih penting daripada kata-kata. Keduanya harus ada kesesuaian secara harmonis. Betapa menjengkelkan bila acara televisi hanya terlihat gambarnya tanpa suara, atau suara tanpa gambar. Karena sifatnya audiovisual, maka acara siaran berita harus dilengkapi dengan gambar diam seperti foto, gambar peta (still picture), maupun film berita, yakni rekaman peristiwa yang menjadi topik berita apabila siaran berita televisi tidak dilengkapi dengan unsur visual, sama saja dengan berita siaran radio.

2. Berpikir dalam gambar

Pihak yang bertanggung jawab atas kelancaran acara televisi adalah pengarah acara. Bila ia membuat naskah acara atau membaca naskah acara, ia harusa berpikir dalam gambar (think in picture). Begitu pula bagi seorang komunikator yang akan menyampaikan informasi, pendidikan atau persuasi, sebaiknya ia tidak membuat naskah, ia dapat menyampaikan keinginannya pada pengarah acara tentang penggambaran atau visualisasi dari acara tersebut. Ada dua tahap yang dilakukan dalam proses berpikir dalam gambar. Pertama, adalah visualisasi (visualization), yakni menerjemahkan kata-kata yang mengandung gagasan yang menjadi gambar secara individual. Dalam proses visualisasi, pengarah acara harus berusaha menunjukkan objek-objek tertentu menjadi gambar yang jelas dan menyajikannya


(36)

sedemikian rupa, sehingga mengandung suatu makna. Objek tersebut bisa manusia, benda, kegiatan dan lain sebagainya.

3. pengoperasian lebih kompleks

Dibandingkan radio siaran, pengperasian televisi siaran lebih kompleks, dan lebih banyak melibatkan orang untuk menayangkan acara siaran berita yang dibawakan oleh dua orang pembaca berita saja dapat melibatkan 10 orang. Peralatan yang digunakannya pun lebih banyak dan untuk pengoperasiannya lebih rumit dan harus dilakukan oleh orang-orang yang terampil dan terlatih. Dengan demikian media televisi lebih mahal daripada surat kabar, majalah atau radio siaran.

Beberapa kelebihan televisi di antaranya: -

Televisi yang bersifat audiovisual, telah membuat siapa saja baik yang berpendidikan maupun yang buta huruf dapat menikmati acara yang disajikan. Gabungan dari media dengar dan gambar dalam proses penyampaian pesannya seolah-olah komunikator dan komunikan berinteraksi secara langsung sehingga pesan yang disampaikan oleh televisi lebih mudah untuk dimengerti Karena terdengar jelas secara audio dan terlihat secara visual.

- Televisi merupakan media yang persuasif dan tangguh dalam mendemonstrasikan penggunaan suatu barang. - Kombinasi suara, gerak dan warna dapat memberikan creative advantages dibanding media lainnya, sehingga dapat mengkreasikan Brand Images lebih drama - Dapat menyaksikan kejadian di tempat jauh tanpa harus pergi ke tempat tersebut. Hal ini dapat dinikmati dalam siaran langsung pertandingan olahraga atau konser

musik.


(37)

theater untuk menyaksikan film yang bermutu. - Informasi yang disajikan bersifat up to date, kejadian yang baru terjadi dapat kita saksikan di televisi. - Banyaknya channel dalam televisi membuat setiap orang dapat menyaksikan program favorit masing-masing.

Walaupun demikian televisi juga memiliki kelemahan, antara lain : - Dibatasi oleh durasi program dan panjangnya visualisasi, media televisi memakan

biaya yang besar.

- Tidak bisa didengarkan sambil lalu. Orang yang keranjingan televisi biasanya suka melupakan aktivitasnya. Adanya pembatasan waktu dalam penyampaian informasi. - Sifatnya yang transitority mangakibatkan isi pesan tidak dapat dimemori oleh pemirsa seperti halnya media cetak misalnya koran, majalah yang dapat dikliping. - Sebagai media elektronik, pesan yang disampaikan bersifat selintas (tidak dapat disimpan). Berita yang disampaikan kurang mendalam - Televisi tidak dapat malakukan kritik sosial dan pengawasan sosial secara langsung seperti halnya media cetak. Hal ini disebabkan karena faktor penyebaran siaran televisi begitu luas kepada massa yang heterogen. Pengaruh televisi cenderung menyentuh aspek psikologis massa sedangkan media cetak lebih mengandalkan efek rasionalitas.

Menurut Prof.DR. R. Mar’at, acara televisi pada umumnya mempengaruhi sikap, pandangan, persepsi dan perasaan menonton sebab salah satu pengaruh psikologis dari televisi seakan-akan menghipnotis penonton sehingga terhanyut atas sajian-sajian televisi (Effendi, 2004 : 122).


(38)

Ada tiga dampak yang ditimbulkan dalam setiap tayangan televisi terhadap pemirsanya (Wahyuni, 1986 : 45), yaitu :

1. Dampak kognitif berhubungan dengan fikiran atau pemahaman yaitu kemampuan seseorang atau pemirsa untuk menyerap dan memahami acara yang ditayangkan televisi yang melahirkan pengetahuan bagi pemirsa.

2. Dampak afektif yang berkaitan dengan perasaan yaitu pemirsa dihadapkan pada trendi aktual yang ditayangkan di televisi yang mempengaruhi pemirsa untuk menyerap pesan sehingga timbul perasaan tertentu, berupa perasaan suka atau tidak suka, setuju atau tidak setuju, mendukung atau tidak mendukung hingga sadar atau tidak sadar.

3. Dampak konatif yang berhubungan dengan perilaku yaitu proses tertanamnya nilai-nilai sosial budaya yang ditayangkan di televisi yang diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.

II.3. Talk Show

Sejarah talk show televisi dimulai akhir 1940-an dan awal 1950-an. Acara seperti ini semula muncul diradio, namun seiring kemajuan teknologi membuat program tersebut kemudian pindah ke layar kaca. Priode ini merupakan masa percobaan. Pemandu acara di radio bereksperimen dengan tipe baru dalam bekomunikasi, yakni membuat talk show dalam berbagai variasi bentuk.Sejak 1950-an, penonton televisi di Amerika Serikat telah menikmati hiburan yang ditawarkan acara talk show. Program hiburan di televisi ini memiliki tiga komponen dasar, yakni: studio televisi, host (pemandu acara), dan wawancara. Bernard M.Timberg dalam buku Television Talk, A History Of the TV Talk Show Timberg, 2002:5 (dalam Oprah Winfrey 2006) mengungkapkan program talk show di televisi memiliki


(39)

prinsip-prinsip atau aturan-aturan. Prinsip pertama, acara tersebut dibawakan oleh seorang host dibantu tim yang bertanggung jawab atas materi, pengarahan, dan bentuk acara yang akan ditampilkan. Dari sudut pemasaran host dipandang sebagai sebuah label, trademark, yang mempunyai nilai jual. Prinsip kedua adalah mengandung percakapan berisi pesan (message). Prinsip ketiga, talk show merupakan suatu produk atau komoditi yang berkompetensi dengan produk lain. Yang keempat, talk show merupakan kegiatan industri yang terpadu dengan melibatkan berbagai profesi, mulai dari prosedur acara, penulis naskah, pengarah acara, penata rias dan rambut dan bagian marketing. Sebagai produk kebudayaan populer ini harus bisa dijual.

WorldQ Dictionary & Encyclopedia mendefinisikan talk show sebagai program televisi atau radio tempat audience berkumpul bersama untuk mendiskusikan bermacam-macam topik yang dibawakan oleh seorang pembawa acara. Pengertian lain tentang talk show adalah program yang mengombinasikan talk dan show, dan materi acara berupa struktur percakapan atau structured conversation (Rose, 1985:330). Karena materi acara tersebut didesain sedemikian rupa, misalnya tentang tema yang hendak disampaikan, kapan, bagaimana cara penyampaiannya.

II.4. Teori S-O-R

Dimulai pada tahun 1930-an, lahir suatu model klasik komunikasi yang banyak mendapat pengaruh teori psikologi, Stimulus Response Theory atau S-R theory. Asumsi dasar dari model ini adalah: media massa menimbulkan efek yang terarah, segera dan langsung terhadap komunikan. Model ini menunjukkan bahwa komunikasi merupakan proses aksi-reaksi . Artinya model ini mengasumsikan bahwa kata-kata verbal, isyarat non verbal, simbol-simbol tertentu akan merangsang orang lain memberikan respon dengan cara tertentu. Pola SOR ini dapat berlangsung secara positif atau negatif ; misal jika orang tersenyum akan dibalas tersenyum ini


(40)

merupakan reaksi positif, namun jika tersenyum dibalas dengan palingan muka maka ini merupakan reaksi negatif.Model inilah yang kemudian mempengaruhi suatu teori klasik komunikasi yaitu Hypodermic Needle atu teori jarum suntik. Asumsi dari teori inipun tidak jauh berbeda dengan model SOR, yakni bahwa media secara langsung dan cepat memiliki efek yang kuat tehadap komunikan. Artinya media diibaratkan sebagai jarum suntik besar yang memiliki kapasitas sebagai perangsang (S) dan menghasilkan tanggapan ( R) yang kuat pula.

Teori S-O-R singkatan dari Stimulus-Organism-Response ini semua berasal dari psikologi. Objek material dari psikologi dan ilmu komunikasi adalah sama yaitu manusia yang jiwanya meliputi komponen-komponen : sikap, opini, perilaku, kognisi afeksi dan konasi. Menurut stimulus response ini efek yang ditimbulkan adalah reaksi khusus terhadap stimulus khusus sehingga seseorang dapat mengharapkan dan memperkirakan kesesuaian antara pesan dan reaksi komunikan.

Jadi unsur-unsur dalam model ini adalah ; • Pesan (stimulus, S)

• Komunikan (organism, O) • Efek (Response, R)

Dalam proses perubahan sikap tampak bahwa sikap dapat berubah, hanya jika stimulus yang menerpa benar-benar melebihi semula.

Mengutip pendapat Hovland, Janis dan Kelley yang menyatakan bahwa dalam menelaah sikap yang baru ada tiga variabel penting yaitu :

(a) perhatian, (b) pengertian, (c) penerimaan.


(41)

Stimulus atau pesan yang disampaikan kepada komunikan mungkin diterima atau mungkin ditolak. Komunikasi akan berlangsung jika ada perhatian dari komunikan. Proses berikutnya komunikan mengerti. Kemampuan komunikan inilah yang melanjutkan proses berikutnya.Setelah komunikan mengolahnya dan menerimanya, maka terjadilah kesediaan untuk mengubah sikap. Teori ini mendasarkan asumsi bahwa penyebab terjadinya perubahan perilaku tergantung kepada kualitas rangsang (stimulus) yang berkomunikasi dengan organisme. Artinya kualitas dari sumber komunikasi (sources) misalnya kredibilitas, kepemimpinan, gaya berbicara sangat menentukan keberhasilan perubahan perilaku seseorang, kelompok atau masyarakat.Hosland, et al (1953) mengatakan bahwa proses perubahan perilaku pada hakekatnya sama dengan proses belajar. Proses perubahan perilaku tersebut menggambarkan proses belajar pada individu yang terdiri dari :

a. Stimulus (rangsang) yang diberikan pada organisme dapat diterima atau ditolak. Apabila stimulus tersebut tidak diterima atau ditolak berarti stimulus itu tidak efektif mempengaruhi perhatian individu dan berhenti disini. Tetapi bila stimulus diterima oleh organisme berarti ada perhatian dari individu dan stimulus tersebut efektif.

b. Apabila stimulus telah mendapat perhatian dari organisme (diterima) maka ia mengerti stimulus ini dan dilanjutkan kepada proses berikutnya.

c. Setelah itu organisme mengolah stimulus tersebut sehingga terjadi kesediaan untuk bertindak demi stimulus yang telah diterimanya (bersikap).

d. Akhirnya dengan dukungan fasilitas serta dorongan dari lingkungan maka stimulus tersebut mempunyai efek tindakan dari individu tersebut (perubahan perilaku).

Selanjutnya teori ini mengatakan bahwa perilaku dapat berubah hanya apabila stimulus (rangsang) yang diberikan benar-benar melebihi dari stimulus semula. Stimulus yang dapat melebihi stimulus semula ini berarti stimulus yang diberikan


(42)

harus dapat meyakinkan organisme. Dalam meyakinkan organisme ini, faktor reinforcement memegang peranan penting.

II.5. Pengembangan Diri

Bagi jiwa yang selalu ingin maju, pengembangan diri merupakan salah satu syarat utama yang tidak bisa tidak dilewati. Dalam pengembangan diri sendiri sering kali kita dituntut untuk rela berkorban ,menginvestasikan materi ataupun waktu sendiri. Bisa berupa mengikuti seminar-seminar dalam bidang yang ingin dikembangkan. Atau membeli buku-buku sebagai bahan referensi pengembangan diri. Hal-hal tersebut yang berhubungan dengan pengorbanan untuk mengembangkan diri, sering disebut seft investment. Pengorbanan tersebut sebetulnya adalah wujud sebuah investasi, ada harapan meraup sebuah keuntungan yang lebih besar tentunya. Karena memang begitulah wujud sesuatu yang namanya investasi. Namun banyak orang, terutama di negara-negara berkembang menuju miskin yang tiak menyadari semua itu. Padahal, individu yang sadar dan bisa melakukan self-investment ini sudah pasti akan lebih berkembang, atau minimal bisa meng-akselarasi perkembangan dirinya.Melakukan pengembangan diri, satu-satunya jalan untuk memberikan nilai beda dibanding orang-orang sekeliling.

Namun hampir semua orang lebih memilih meng-konsumsi pemasukannya untuk sebuah kesenangan. Hal ini diakibatkan naluri manusia yang pengen potong kompas, bersenang-senang secepat mungkin. Sehingga kepentingan lebih besar dalam jangka panjang sering terabaikan. Belum lagi, seperti layaknya investasi yang lain, self-investment lebih cenderung tidak menampakkan hasil dalam jangka pendek. Anda menginvestasikan waktu dan materi untuk pengembangan diri, memang tidak


(43)

memberikan jaminan bahwa anda akan segera merasakan hasilnya. Sekali lagi karena hal ini lebih ke sebuah investasi jangka panjang.

Sementara menggunakan waktu dan materi tersebut ke arah seft-investment untuk jangka pendek lebih terlihat menghambat diri untuk menikmati hidup. Rata-rata begitulah jiwa manusia pada umumnya. Hanya niat dan kesadaran yang tinggi yang bisa mengarahkan kepada langkah untuk menempuh jalur self-investment. Terlalu banyak godaan dan gangguan serta iming-iming jangka pendek yang menjadi penghalangnya. Akan tetapi, khusus orang-orang yang sadar akan hal tersebut hampir pasti punya nilai lebih dari orang-orang sekelilingnya.

Selama dunia masih berputar, kehidupanpun akan terus mengalami proses perubahan. Proses perubahan ini juga terjadi di semua bidang kehidupan dan aktivitas manusia. Akibatnya manusia harus terus mengikuti perubahan yang terjadi jika tidak ingin tertinggal. Untuk mengikuti perubahan itu manusia perlu terus mengembangkan diri. Agar pengembangan diri berjalan sesuai dengan arah yang dikehendaki, maka dibutuhkan metode-metode maupun pendekatan-pendekatan.

Mendefinisikan Pengembangan Diri

Definisi dari pengembangan diri adalah “Individu-individu yang

mengembangkan pengetahuan, keterampilan dan kemampuan-kemampuan mereka melalui usaha-usaha yang diarahkan oleh diri mereka sendiri”. Dari definisi itu jelas bahwa cara pendekatan tersebut merefleksikan prinsip-prinsip keikutsertaan dan kemandiriian. Cara pendekatan pengembangan diri secara implisit memasukkan ciri penting otonomi belajar yang terkandung dalam penciptaan kemandirian, tanggung jawab, dan keberanian mengambil resiko. Proses Pengembangan Diri.


(44)

dan menjawab tiga pertanyaan penting. Jawaban-jawabannya tidak harus definitif, bahkan pada kenyataannya jawabannya sering kali lebih bersifat tentatif ketimbang pasti. (http://iyah2008.wordpress.com/2009/03/18/pengembangan-diri/)

Bagi sebagian besar orang, hal ini menguntungkan karena fleksibilitas merupakan hal penting. Ini memerlukan beberapa analisis pribadi untuk menciptakan rasa kepuasan atau ketidakpuasan atas hasil yang telah dicapai selama ini. Analisis tersebut seharusnya terfokus pada identifikasi area-area kekuatan dan kelemahan dalam hubungannya dengan praktek maupun kemampuan. Untuk memonitor perubahan dan perkembangan, dibutuhkan tolok ukur yang tepat. Suatu sistem dan skala waktu untuk peninjauan secara teratur juga perlu dikembangkan. Analisis sering kali merupakan sebuah titik awal dalam usaha memperbaiki manajemen waktu. Tujuan analisis ini dalam pengembangan diri adalah memberikan data untuk aplikasi yang lebih luas. Selain itu analisis akan menunjukkan proporsi waktu yang digunakan dalam berbagai macam aktivitas, pengidentifikasian kekuatan dan kelemahan sebagai basis pengembangan diri membutuhkan tahapan analisis yang lebih jauh. Beberapa Metode Pengembangan Diri. Selain metode-metode formal seperti misalnya kursus-kursus dan program-program pelatihan, ada berbagai macam metode yang dapat digunakan dan diatur oleh individu itu sendiri. Metode yang paling umum digunakan adalah :

• Observasi

Seseorang dapat memulai belajar banyak hanya dari mengamati prilaku orang lain. Sebagai contoh adalah area kemampuan interpersonal di mana mengamati kemampuan seorang negosiator yang efektif akan sangat bermanfaat. Target-target pengamatan dapat dimulai dari manajer, rekan-rekan dan bawahan-bawahan individu tersebut.


(45)

• Refleksi

Metode ini mengacu pada memikirkan dan menganalisis hasil observasi. Ini juga mencakup refleksi pada prilaku, kinerja dan alasan-alasan utama dari individu itu sendiri. Ini merupakan aspek penting pengembangan diri.

• Bacaan Penuntun

Membaca buku-buku teks, jurnal-jurnal, dan artikel-artikel merupakan cara yang mudah untuk meningkatkan pengetahuan. Meminta saran dari orang yang lebih berpengalaman akan sangat bermanfaat dalam penghematan waktu, uang dan usaha. Seperti misalnya jika kita mengalami kesulitan dalam pengontrolan keuangan, maka saran seorang akuntan haruslah menjadi acuan, disamping bacaan tentang keuangan. • Kunjungan/ikatan

Menggunakan waktu sehari atau dua hari untuk mengamati dan mengadakan pembicaraan dengan staf di bagian personalia, pemasaran, ataupun keuangan akan meningkatkan pengetahuan mengenai fungsi-fungsi tersebut maupun pengertian akan kontribusi mereka.

• Mencari Umpan Balik

Mencari umpan balik merupakan hal yang penting dalam proses belajar dan pengembangan diri, khususnya dalam pengembangan keterampilan walaupun metode ini sedikit lebih beresiko. Umpan balik juga dapat digunakan untuk memonitor kemajuan individu. Satu hal yang penting dalam metode ini adalah memilih target-target umpan balik dengan hati-hati.

• Mencari Tantangan

Jika individu tidak yakin dengan kemampuannya, biasanya dia akan menghindari aktivitas tersebut. Tetapi hal ini tidak bisa dibiarkan terus kalau individu itu tidak ingin pengembangan dirinya terhambat. Untuk itu diperlukan usaha-usaha


(46)

lain untuk lebih sering ikut terlibat dalam aktivitas tersebut. Jika didukung dengan persiapan, misalnya melalui bacaan penuntun, dan dengan analisis kinerja, metode ini akan menjadi metode yang paling pas untuk pengembangan diri, misalnya memberikan presentasi dan memimpin pertemuan-pertemuan.

• Paket-paket Siap Pakai

Saat ini sudah banyak dijual paket-paket belajar otodidak siap pakai dari berbagai yang dapat digunakan untuk meningkatkan pengembangan diri. Kesadaran dan kemauan dari dalam diri sendiri sangat dibutuhkan dalam memakai metode ini.

Dibanding ciptaan Tuhan yang lainnya, manusia adalah ciptaan yang paling sempurna. Kesempurnaan di sini dilihat dari kelengkapan sisi-sisi manusia itu sendiri, yaitu adanya kebaikan, ada pula keburukan. Ada sisi yang kuat, ada pula sisi yang lemah. Manusia sebagai makhluk penuh potensi diri, harus selalu bertumbuh menuju aktualisasi dibekali keistimewaan. Manusia harus mengenali kedua sisi tersebut sebaik-baiknya. Sebab, mengenal diri sendiri adalah dasar dari action atau tindakan-tindakan, demi meraih sebuah cita-cita yang besar.

Bidang Pengembangan diri

Pengembangan diri kita sebagai pekerja berdasarkan pada visi dan misi kita sebagai pekerja, serta peran yang akan kita mainkan di tempat kerja. Karena itu, sebelum kita mengambil langkah-langkah untuk mengembangkan diri, kita terlebih dahulu menetapkan visi dan misi kita sebagai pekerja, serta peran yang akan kita mainkan di tempat kerja. Visi kita sebagai pekerja, misalnya “menjadi pekerja yang dapat dipercaya dan diandalkan.” Berdasarkan visi itu, kita menetapkan misi kita sebagai pekerja, misalnya,


(47)

“memberi sumbangan optimal kepada lembaga tempat kita bekerja dengan cara bekerja baik dan mendatangkan hasil kerja yang bermutu.” Dengan visi dan misi seperti itu, kita berperan di tempat kerja.

(http://iyah2008.wordpress.com/2009/03/18/pengembangan-diri/)

Berbekal visi, misi, dan peran itulah kita mengembangkan diri. Bidang yang kita kembangkan yaitu:

1. Integritas diri

Integritas diri adalah sikap yang melekat pada diri kita yang membuat kita mampu tampil dan bekerja secara utuh, tak terpecah antara lahir dan batin, antara kata-kata dan perbuatan, antara prinsip dan tindakan, antara cita-cita dan kenyataan. Integritas kita capai dengan mengambil prinsip-prinsip hidup yang benar, kita yakini dan kita resapkan ke dalam diri, lalu kita usahankan untuk dipraktekan sebagai pegangan hidup secara konsekuen.

2. Kedisiplinan

Disiplin adalah sikap menundukan diri pada prinsip-prinsip hidup yang diyakini dan dipegang. Untuk mencapai disiplin diri, kita menjalani tiga hidup dengan berkiblat pada prinsip-prinsip hidup yang benar dan pada selera, rasa atau perasaan, minat sesat, keinginan mendadak, atau cita-cita kabur, dan bukakan pula pada faktor-faktor yang ada diluar diri kita, seperti menyenangkan orang, mendapatkan nama baik dan pujian, diberi kepercayaan dan jabatan, dan sebagianya. Jika kita berpegang pada prinsip, kita mendapatkan patokan dan tuntunanhidup untuk mewujudkan bisi, mewujudkan misi, dan melaksanakan peran kita. Sebaliknya, jika kita tidak berpegantg pada prinsip, kita mudah terombang-ambing dan akhirnya kehilangan visi dan misi, serta lupa akan peran kita.


(48)

3. Kegigihan dan Kebijaksanaan

Gigih berarti mau terus bekerja meski pekerjaan yang kita lakukan berat dan menekan. Dengan sikap gigih, pribadi kita ditempa, tekad kita diperkuat, dan motivasi kita di perkokoh. Bijaksanan berarti berani mengambil resiko, tetapi sudah mempertimbangkan dengan segala konsenkuensi negatif dan positifnya. Dengan kebijaksanaan, kita berani mengambil inisiatif, berani memulai sesuau yang baru,berani merintis yang belum ada dengan menyadari dan mengetahui resikonya, serta siap menanggung konsekuensi-konsekuensinya.

4. Etika kerja

Etika kerja adalah pemikiran yang mendalam-mulai dari sebab sampai alasan yang terakhir-mengenai lingkup, seluk-beluk, makna, tujuan, manfaat, cara melaksanakan, dan dampak kerja bagi pribadi manusi, masyarakat, dan dunia. Etika kerja membantu kita memendang pekerjaan bukan melulu sebagai sumber nafkah, melainkan sebagaipangagilan hidup, sarana untuk mengembangkan diri, dan untuk menjalin hubungan dengan orang lain. Dengan pekerjaan yang kita jalani, kita mau mengisi hidup secara berarti, mengembangkan kemampuan dan kecakapan kita, dan membangun hubungan dengan orang lain untuk bersama-sama membangun masyarakat dan dunia.

Tujuan Pengembangan diri

Tujuan kita mengembangkan diri yaitu: 1. Mendapatkan rasa aman


(49)

Menurut Abraham Maslow, keamanan merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia. Di dunia kerja, keamanan itu meliputikondisi kerja, asuransi kesehatan, gaji pada waktu berhalangan kerja,koperasi simpan pinjam, program pengembangan, dan dana pensiun.Akan tetapi, keamanan dan rasa aman yang kita cari dengan pengembangan diri bukanlah keamanan dari luar seperti itu, melainkan kemanan dari dalam, yaitu kemanan batin. Kemanan seperti itu kita dasarkan atas kemampuan untuk memberi sumbangan di dalam hidup, kecakapan dalam kerja, watak, dan kepribadian yang sudah berkembang secara lengkap dan utuh: lahir-batin, jasmanirohani, material-spritual. Kita merasa aman karena kita telah berhasil memodifikasi sikap dan prilaku kita menjadi lebih baik, menambah kemampuan dan kecakapan kita, serta meningkatkan prestasi kerja kita. Rasa aman menjadi modal yang tidak ternilai tenang dalam hidup dan kerja kita.

2. Kemantapan hidup

Kemantapan hidup adalah keadaan hidup di mana kita tidak mudah goyah dan digoyahkan, baik oleh factor-faktor yang ada di dalam diri.

Upaya Pengembangan diri

Pengembangan diri sebenarnya merupakan proses pembaruan. Proses ini disebut oleh Stephen R. Covey dalam The 7 habits of Highly Effective People (1993) sebagai konsep asah gergaji. Pembaruan yang dilakukan, menurut Covey mesti meliputi empat dimensi yaitu: pembaruan fisik, spiritual,

mental dan sosial/emosional. Pembaruan

fisik dapat dilakukan dengan melalui olahraga, asupan nutrisi, dan upaya pengelolaan stres. Pembaruan spiritual dapat diraih melalui penjelasan tentang nilai dan komitmen, melakukan studi atau kajian dan berkontemplasi atau


(50)

berdzikir. Dimensi mental dapat diperbarui melalui kegiatan membaca, melakuka n visualisasi, membuat perencanaan dan menulis. Adapun dimensi sosial/emosional diasah melalui pemberian pelayanan, bersikap empati, melakukan sinergi dan menumbuhkan rasa aman dalam diri. Dalam proses pengembangan diri diperlukan keseimbangan dan sinergi untuk mencapai hasil optimal sebagaimana yang diharapkan. Pengembangan diri tidak muncul begitu saja. Untuk meraihnya, diperlukan latihan dengan pola seperti spiral. Pola ini melatih kita untuk bergerak ke atas sepanjang spiral secara terus-menerus. Pola spiral ini memaksa kita untuk melalui tiga tahap kegiatan yakni belajar, berkomitmen, dan berbuat. Latihan ini harus terus-menerus berjalan secara berulang-ulang sampai kualitas dan produktivitas diri kita menjadi semakin tinggi. Hal-hal yang harus dilakukan dalam pengembangan diri Dalam melakukan pengembangan diri, kita memerlukan tolok ukur yang nyata dan aplikatif untuk mengetahui kemajuan dan perkembangan yang telah kita capai . Konsep Sharpening Our Concept and Tools (SHOOT) yang dikembangkan oleh Lembaga Manajemen Terapan Trustco berikut ini dapat kita jadikan sebagai contoh daftar aktivitas pengembangan diri.

1. Memperluas pengetahuan mengenai fakta situasional. Jangan bersikap tak acuh

dengan lingkungan sekitar

2. Menjalin hubungan dengan orang lain.

3. Mengelola waktu secara efektif.

4. Menjaga keaktualan pengetahuan agar tidak tertinggal dan relevan Jangan malas mencari pengetahuan baru. 5. Berlatih untuk mengumpulkan fakta dan membuat asumsi. 6.Membuat jurnal pribadi dengan menggunakan catatan harian agar jadwal kita menjadi teratur.


(51)

Proses Pengembangan diri

Proses Pengembangan diri adalah untuk mengembangkan bakat yang dimiliki, mewujudkan impian-impian, meningktkan rasa percaya diri, menjadi kuat dalam menghadapi percobaan dan menjalanui hubungan yang baik dengan sesamanya. Masyarakat. (

http://www.jendelailmu.com/daftar-buku/pid-25697/proses-pengembangan-diri.html)

1. Pancarkan Antusiasme Anda

Menerapkan Prinsip-Prinsip Bertindak kedalam kehidupan nyata akan mempertinggi jiwa anda dan mengangkat semangat anda. Anda akan merasakan kenikmatan dan semangat untuk hidup. Anda akan menjalani hari-hari yang penuh dan lebih baik. Hal ini terjadi karena anda telah memanfaatkan saat-saat hening anda untuk berpikir, mengorganisasikan dan memprioritaskan hidup anda. Anda akan mencintai banyak hal dan hal-hal tersebut akan menjadi bagian dari hari-hari anda. Anda akan selalu berada di bawah kendali. Setiap hari anda akan melakukan hal-hal baik untuk diri anda sendiri maupun orang lain.

2.Master Sukses

Ada master di dalam diri anda yang menjadi panutan. Master tersebut adalah anda pada kondisi yang terbaik. Teruslah berusaha. Anda tenang, tenggang rasa, sabar dan percaya diri. Anda jujur, dapat dipercaya, bertanggung jawab dan dapat diandalkan. Anda loyal dan menarik. Anda rendah hati dan menghormati orang lain. Anda tangguh, percaya diri, tekun dan pekerja keras. Anda terorganisir, anggun dan stabil. Anda selalu ingin tahu dan mau di ajar. Anda sehat, bersemangat dan


(52)

entusiastik. Anda baik hati, bersahabat, suka membantu dan dermawan. Anda berani dan gigih. Anda bermoral dan beretika.

3.Berani Mengambil Resiko Gagal

Bersiap-siaplah. Saat ini adalah saat yang paling baik bagi anda untuk memulai tindakan-tindakan yang positif. Anda selalu berlatih dan anda punya kepercayaan diri dalam mempersiapkan tindakan anda. Jangan biarkan diri anda dikalahkan oleh keraguan. Anda menyadari bahwa saatnya akan datang dimana anda harus bertindak. Jika anda ragu terlalu lama, keraguan tersebut akan selalu menyelimuti dan berubah menjadi ketakutan. Ya, anda bisa tersandung. Ya, anda bisa ditolak. Ya, anda mungkin gagal. Inilah hidup. Para penakluk kehidupan setuju bahwa dalam berusaha mereka mungkin harus menyesuaikan dirinya, bahkan memulainya kembali berkali-kali. Perbedaan antara orang sukses dengan yang lainnya bukan pada apakah anda membuat kesalahan atau bahkan gagal untuk sementara waktu, tetapi perbedaanya pada bagaimana respon anda.. Kebanyakan orang mencari jaminan sebelum mengambil tindakan. Namun, dalam usaha pencarian jaminan tersebut, mereka sering menerima peringatan yang dapat dengan mudah digunakan sebagai alasan untuk tidak bertindak.

4. Ciptakan Perubahan Status quo Mungkin kondisi yang menyenangkan, namun karena harus terjadi perkembangan, maka harus ada perubahan. Karena anda mencari perkembangan, maka anda harus mencari perubahan. Jangan anda lihat lingkungan anda sebagaimana adanya, namun bagaimana seharusnya dan seyogyanya. Anda mencari perubahan karena anda perlu mencari jati diri yang lebih baik sehingga anda dapat memainkan peran anda dalam menciptakan dunia yang lebih baik.


(1)

25. Apakah topik dalam talk show Mario Teguh Golden Ways dapat meningkatkan

kecakapan bekerja?

1.

Tidak Meningkatkan

2.

Meningkatkan

3.

Sangat Meningkatkan

4.

Kurang Meningkatkan

33

26 . Apakah topik dalam talk show Mario Teguh Golden Ways dapat membangun

hubungan antara anda dengan orang lain menjadi lebih baik?

1.

Tidak Meningkatkan

2.

Meningkatkan

3.

Sangat Meningkatkan


(2)

Foltron cobolt

No. Karakteristik Acara talk show Mario Teguh golden ways Resp 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24

1 1 3 2 1 3 3 3 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 3 2 1 1 1 4 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 1 2 1 2 3 3 2 3 2 3 2 2 2 1 2 2 2 2 3 2 1 1 1 2 1 1 3 3 3 3 3 3 3 4 2 2 1 1 2 3 2 3 3 3 3 2 3 2 3 2 3 2 3 2 2 3 2 5 2 3 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 6 2 2 2 4 3 4 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 2 2 3 3 3 7 1 3 1 1 2 2 2 2 2 4 3 4 2 3 2 2 2 2 3 2 2 2 3 8 1 1 1 1 4 2 2 2 3 4 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 9 2 3 1 2 2 3 3 2 2 1 1 2 2 2 1 2 2 2 2 2 2 1 2 10 1 3 2 1 3 3 3 3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11 1 2 2 1 2 2 2 2 2 4 4 3 2 2 2 2 2 2 4 2 2 2 2 12 2 2 1 1 2 2 1 2 2 2 2 2 2 3 3 3 3 3 2 2 2 2 2 13 1 3 1 4 2 2 3 1 2 3 2 2 3 2 3 3 3 3 2 4 4 4 4 14 1 3 2 2 3 3 3 4 2 1 2 1 2 3 4 4 4 3 2 3 3 3 3 15 2 2 2 4 2 4 3 2 4 2 2 1 4 2 1 4 2 2 4 1 1 4 1 16 2 2 2 2 2 1 2 4 4 2 1 2 2 3 4 3 2 2 2 2 4 4 4 17 2 2 2 4 2 1 1 1 2 2 3 1 2 3 1 2 3 2 3 2 4 4 1 18 2 2 2 2 2 1 1 1 4 2 4 2 2 4 2 4 4 2 2 3 3 3 3 19 1 1 2 4 2 2 2 2 2 2 3 2 2 3 3 2 4 3 2 2 4 4 4 20 2 2 2 1 2 2 2 2 2 2 1 1 3 3 2 2 4 2 3 4 4 2 2 21 1 3 1 1 2 2 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 22 2 2 2 4 2 2 2 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 3 23 2 2 2 4 4 4 1 2 2 2 2 2 3 3 2 2 2 2 2 3 2 2 2 24 1 1 1 4 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 25 2 3 1 2 2 3 3 2 2 3 3 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 3 2 26 2 2 2 2 3 4 4 4 2 2 2 2 2 3 2 2 3 2 2 2 2 2 2 27 2 2 2 1 2 2 2 2 2 2 3 3 2 2 2 2 2 3 3 2 3 3 2 28 2 3 2 2 3 4 4 2 2 2 3 4 2 4 4 2 2 2 4 2 2 2 2 29 2 2 1 4 2 2 4 4 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 3 30 1 2 2 1 2 2 2 2 3 2 2 2 3 2 2 4 4 2 2 2 2 2 2 31 1 3 2 1 3 3 3 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 3 32 1 1 1 4 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 1 2 1 2 3 3 2 3 2 33 2 2 2 1 2 2 2 2 3 2 1 1 1 2 1 1 3 4 3 3 3 3 3 34 2 2 1 1 2 3 2 3 3 3 3 2 3 2 3 2 3 2 3 2 2 3 2 35 2 3 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 36 2 2 2 4 4 4 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 2 2 3 3 3 37 1 3 1 1 2 2 2 2 2 4 3 3 3 3 2 2 2 2 3 2 2 2 3 38 1 1 1 1 4 2 2 2 3 4 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 39 2 3 1 2 2 3 3 2 2 1 1 2 2 2 1 2 2 2 2 2 2 1 2 40 1 3 2 1 3 3 3 3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 41 1 2 2 1 2 2 2 2 2 3 4 3 2 2 2 2 2 2 4 2 2 2 2 42 2 2 1 1 2 2 1 2 2 2 2 2 2 3 3 3 3 3 2 2 2 2 2 43 1 3 1 4 2 2 3 1 2 4 2 2 4 2 3 3 3 3 2 4 4 4 4 44 1 3 2 2 3 3 2 2 2 1 2 1 2 3 4 4 4 3 2 3 3 3 3 45 2 2 2 4 2 4 2 2 4 4 2 1 4 2 1 4 2 2 4 1 1 4 1


(3)

49 1 1 2 4 2 2 2 2 2 2 3 2 2 3 3 2 4 3 2 2 4 4 4 50 2 2 2 1 2 2 2 2 2 2 1 1 3 3 2 2 4 2 4 2 4 2 2 51 1 3 1 1 2 2 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 52 2 2 2 4 2 2 2 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 3 53 2 2 2 4 4 4 1 2 2 2 2 2 3 3 2 2 2 2 2 3 2 2 2 54 1 1 1 4 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 55 2 3 1 2 2 3 3 2 2 3 3 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 3 2 56 2 2 2 2 2 4 4 3 2 2 2 2 2 3 2 2 3 2 2 2 2 2 2 57 2 2 2 1 2 2 2 2 2 2 3 3 2 2 2 2 2 3 3 2 3 3 2 58 2 3 2 2 3 4 4 2 2 2 3 2 2 4 4 2 2 2 4 2 2 2 2 59 2 2 1 4 2 2 4 3 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 3 60 1 2 2 1 2 2 2 2 3 2 2 2 4 2 2 4 4 2 2 2 2 2 2 61 1 3 2 1 3 3 3 3 2 2 2 2 2 3 4 3 2 4 2 4 4 1 2 62 1 1 1 4 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 1 2 3 2 3 2 4 1 1 63 2 2 2 1 2 2 2 2 3 2 1 1 1 4 2 4 4 2 2 3 3 2 2 64 2 2 1 1 2 3 2 3 3 3 3 2 3 3 3 2 4 4 3 3 4 2 2 65 2 3 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 4 2 4 4 4 4 4 66 2 2 2 4 4 4 2 2 2 2 2 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 67 1 3 1 1 2 2 2 2 2 2 3 4 4 3 3 3 3 3 3 2 2 4 1 68 1 1 1 1 3 2 2 2 3 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 3 2 4 4 69 2 3 1 2 2 3 3 2 2 1 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 4 1 70 1 3 2 1 3 3 3 3 1 1 1 1 1 2 3 2 2 2 2 2 2 3 3 71 1 2 2 1 2 2 2 2 2 4 4 4 2 3 2 2 3 2 2 2 2 4 4 72 2 2 1 1 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 3 2 3 2 2 73 1 3 1 4 2 2 3 1 2 3 2 2 4 4 4 2 2 2 4 2 2 3 3 74 1 3 2 2 3 3 3 4 2 1 2 1 2 2 2 2 2 2 3 2 2 3 3 75 2 2 2 4 4 4 2 2 4 4 2 1 4 2 2 4 4 2 2 2 2 2 2 76 2 2 2 2 2 1 2 4 4 2 1 2 2 3 4 3 2 3 2 3 4 2 2 77 2 2 2 4 2 1 1 1 2 4 3 1 2 3 1 2 3 2 3 2 4 3 2 78 2 2 2 2 2 1 1 1 4 2 4 3 3 4 2 4 4 2 2 4 3 2 2 79 1 1 2 4 2 2 2 2 2 2 3 2 2 3 3 2 4 2 2 2 4 3 2 80 2 2 2 1 2 2 2 2 2 2 1 1 3 3 2 2 4 2 4 4 4 2 2 81 1 3 1 1 2 2 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 82 2 2 2 4 2 2 2 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 2 2 83 2 2 2 4 4 4 1 2 2 2 2 2 3 3 2 2 2 2 2 3 2 1 2 84 1 1 1 4 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 1 85 2 3 1 2 2 3 3 2 2 3 3 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 86 1 2 2 2 4 4 4 3 2 2 2 2 2 3 2 2 3 2 2 2 2 2 2 87 1 2 2 1 2 2 2 2 2 2 3 3 2 2 2 2 2 3 3 2 3 4 4 88 2 3 2 2 3 4 4 2 2 2 3 4 2 4 4 2 2 2 4 2 2 3 3 89 2 2 1 4 2 2 4 4 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 4 1 90 2 2 2 1 2 2 2 2 3 2 2 2 3 2 2 4 4 2 2 2 2 4 4 91 2 3 2 1 3 3 3 3 2 2 2 2 2 3 4 3 2 4 2 3 4 4 1 92 1 1 1 4 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 1 2 3 2 3 3 4 3 3 93 1 2 2 1 2 2 2 2 3 2 1 1 1 4 2 4 4 2 2 2 3 4 4 94 2 2 1 1 2 3 2 3 3 3 3 2 3 3 3 2 4 4 2 2 4 2 2 95 1 3 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 4 2 3 2 4 3 3 96 1 2 2 4 4 4 2 2 2 2 2 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3


(4)

Raw Data Acara Talkshow Mario Teguh golden ways dan pengembangan diri

No X Y

1 51 27

2 46 24

3 48 14

4 55 24

5 44 18

6 53 22

7 51 24

8 48 18

9 40 19

10 30 27

11 50 18

12 47 18

13 62 23

14 59 20

15 52 21

16 58 30

17 52 26

18 59 12

19 58 9

20 52 21

21 60 27

22 59 23

23 52 22

24 46 18

25 52 19

26 53 29

27 49 19

28 59 25

29 54 18

30 50 23

31 51 27

32 46 24

33 49 14

34 55 24

35 44 18

36 54 22

37 51 24

38 48 18

39 40 19

40 30 27

41 49 18

42 47 18

43 64 24

44 56 20

45 53 22


(5)

50 51 21

51 60 27

52 59 23

53 52 22

54 46 18

55 52 19

56 51 30

57 49 19

58 57 25

59 53 18

60 51 23

61 54 27

62 46 24

63 49 14

64 59 24

65 58 18

66 60 22

67 53 24

68 53 18

69 49 19

70 49 27

71 55 18

72 47 18

73 59 24

74 50 20

75 59 23

76 54 31

77 52 25

78 56 12

79 54 9

80 52 21

81 58 27

82 58 23

83 49 21

84 42 18

85 49 19

86 53 31

87 54 19

88 60 25

89 51 18

90 55 23 91 61 27 92 57 24 93 52 14 94 59 24 95 53 18 96 60 22


(6)

BIODATA PENULIS

Nama

:

Liranda Arief

Tempat/Tanggal Lahir

:

Medan, 22 April 1987

Anak Ke

:

1 (satu)

Jenis Kelamin

:

Perempuan

Nama Orang Tua

1. Ayah

:

H. Drs. Ahmad Ramli Arief

2. Ibu

:

Hj. Ismalely Lubis

Riwayat Pendidikan

1993-1999

: SD Amir Hamzah Medan

1999-2002

: SLTP Amir Hamzah Medan

2002-2005

: SMA Kemala Bhayangkari 1 Medan

2005-2009

: Ilmu Komunikasi, Fakultas Ilmu Sosial dan

Ilmu Politik, Universitas Sumatera Utara


Dokumen yang terkait

Tayangan Mario Teguh The Golden Ways dan Motivasi Pengembangan Diri (Studi Korelasional Tentang Pengaruh Tayangan Mario Teguh The Golden Ways di Metro TV Terhadap Motivasi Pengembangan Diri di Kalangan Mahasiswa Fakultas Psikologi USU).

1 39 173

Tayangan “Mario Teguh Golden Ways” Di Metro Tv Dan Konsep Diri Mahasiswa (Studi Korelasional Tayangan “Mario Teguh Golden Ways” di Metro TV Terhadap Konsep Diri Mahasiswa FISIP USU)

2 38 89

Analisis isi pesan dakwah Mario Teguh dalam acara Mario Teguh Golden Ways di Metro TV

1 19 122

Tayangan “Mario Teguh Golden Ways” Di Metro Tv Dan Konsep Diri Mahasiswa (Studi Korelasional Tayangan “Mario Teguh Golden Ways” di Metro TV Terhadap Konsep Diri Mahasiswa FISIP USU)

0 3 89

Tayangan “Mario Teguh Golden Ways” Di Metro Tv Dan Konsep Diri Mahasiswa (Studi Korelasional Tayangan “Mario Teguh Golden Ways” di Metro TV Terhadap Konsep Diri Mahasiswa FISIP USU)

0 0 9

Tayangan “Mario Teguh Golden Ways” Di Metro Tv Dan Konsep Diri Mahasiswa (Studi Korelasional Tayangan “Mario Teguh Golden Ways” di Metro TV Terhadap Konsep Diri Mahasiswa FISIP USU)

0 0 1

Tayangan “Mario Teguh Golden Ways” Di Metro Tv Dan Konsep Diri Mahasiswa (Studi Korelasional Tayangan “Mario Teguh Golden Ways” di Metro TV Terhadap Konsep Diri Mahasiswa FISIP USU)

0 0 14

Tayangan “Mario Teguh Golden Ways” Di Metro Tv Dan Konsep Diri Mahasiswa (Studi Korelasional Tayangan “Mario Teguh Golden Ways” di Metro TV Terhadap Konsep Diri Mahasiswa FISIP USU)

0 0 15

Tayangan “Mario Teguh Golden Ways” Di Metro Tv Dan Konsep Diri Mahasiswa (Studi Korelasional Tayangan “Mario Teguh Golden Ways” di Metro TV Terhadap Konsep Diri Mahasiswa FISIP USU)

0 0 2

Tayangan “Mario Teguh Golden Ways” Di Metro Tv Dan Konsep Diri Mahasiswa (Studi Korelasional Tayangan “Mario Teguh Golden Ways” di Metro TV Terhadap Konsep Diri Mahasiswa FISIP USU)

0 0 12