Melani Sari Nasution : Pertanggung Jawaban Pidana Terhadap Tindak Pidana Penyeludupan Studi Komperasi UU NO. 10 Tahun 1995 Dan UU NO. 17 Tahun 2006, 2008.
USU Repository © 2009
dapat diatasi, apabila ada perbaikan di bidang perundang-undangan, mentalitas penegak hukum, fasilitas maupun kesadaran warga masyarakat sendiri.
A. Tentang Jenis–jenis Barang Kepabeanan
1. Penyeludupan impor ekspor malului laut:
1
a. Memasukan atau mengeluarkan barang-barang yang sama sekali
tidak memakai dokumen. Biasanya perbuatan demikian dilakukan dengan tidak maluai instansi resmi dan pelabuhan resmi tetapi
dilakukan di pantai-pantai sungai-sungai tertentu dan sering-sering dilakukan pada wartu malam hari.
b. Pemasukan dan pengeluaran barang-barang tidak melalui instansi- instansi resmi tetapi malului pelabuhan resmi, dengan tidak memakai
dokumen-dokumen, atau memakai dokumen-dokumen tetapi dokumen-dokumen tidak sempurna. Biasanya perbuatan demikian
dilakukan oleh atau dengan bantuan oknum-oknum tertentu yang secara langsung maupun tidak langsung menyalah-gunakan
kekuasaan yang ada padanya, tidak mengindahkan petunjuk-petunjuk petugas Douane dipelabuhan yang akan memeriksa barang-barang
yang dibawanya. Petugas-petugas Douane biasanya berusaha untuk memeriksa, tetapi tidak diindahkan oleh oknum-oknum yang
bersangkutan.
c. Pemasukan atau pengeluaran barang-barang melaui instansi-instansi resmi dan pelabuhan-pelabuhan resmi dengan memakai dokumen-
dokumen yang diperlukan, tetapi seluruhnya atau sebagainya yang tercatat dalam dokumen-dokumen itu, tidak sesuai dengan kenyataan
barang atau harga barang. Pada kasus ini terjadi manipulasi kuantitas, misalnya dalam dokumen tercatat 100 kilo, kenyataan
barang 150 kilo atau manipulasi kualitas yaitu dokumen tercatat kain-kain poplin kasar tetapi kenyataan barang adalah kain-kain
wool. Adakalanya juga tercatat dalam dokumen PU AA atau invoerpas adalah obat-obat nyamuk tapi kenyataan barang adalah
gelas-gelas lux yang mahal-mahal. Dan seperti pernah disnyalir di pelabuhan-pelabuhan besar di Indonesia Jakarta, Medan, Surabaya,
dan lain-lain telah sering-sering diseludupkan juga obat-obat bius dan barang-barang berbahaya lainnya, padahal dalam dokumen-
dokumennya tercatat roti atau gula-gula.
1
Baharuddin Lopa, Tindak Pidana Ekonomi Pembahasan Tindak Pidana Penyeludupan, Cet II Jakarta: Pradnya Paramita,1973, hal 93-94
Melani Sari Nasution : Pertanggung Jawaban Pidana Terhadap Tindak Pidana Penyeludupan Studi Komperasi UU NO. 10 Tahun 1995 Dan UU NO. 17 Tahun 2006, 2008.
USU Repository © 2009
d. Pemasukan dan pengeluaran barang-barang maluai instansi resmi dan pelabuhan resmi dan dokumen-dokumennya pun ada, malahan
cocok dengan kenyataan barang, tapi dahulu melakukan overship di lautan. Kasus demikian ini sudah sangat sering juga terjadi dan
pengusutannya sangat rumit, karena pada waktu pengecekan barang- barang di pelabuhan, biasanya kenyataannya barang cocok dengan
dokumen. Bahkan ada kalanya jumlah barang yang dibongkar lebih sedikit daripada yangh tercatat dalam dokomen karena sebagiannya
telah dipindahkan ke kapal ke perahu lain di lautan.
2
e. Pemasukan yang memakai dokumen-dokumen yang seolah-olah sempurna nampaknya sempurna tapi sesunggunya palsu semua,
karena dokumken pertama yang dijadikan dasar membuat dokumen- dokumen pemasukannya, adalah palsu. Kasus penyeludpan ini
melalui juga pelabuhan-pelabuhan dan instansi-isntansi resmi.
3
2. Penyeludupan impor ekspor melalui darat asalnya barang impor atau akan diekspor