Ermaiza : Pengaruh Dua Jenis Polisakarida Dalam Biji Alpukat Persea americana mill Terhadap Kandungan Sirup Glukosa Melalui Proses Hidrolisis Dengan HCl 3 , 2010.
menjadi oligosakarida, disakarida, dan hasil akhirnya berupa monosakarida yaitu glukosa. Proses hidrolisis berakhir ketika semua polisakarida telah diubah menjadi
glukosa. Sirup glukosa dikenal juga dengan nama glukosa konfektioner atau glukosa cair.
Sirup glukosa merupakan suatu larutan diperoleh dari proses hidrolisis dengan bantuan katalis. Sirup glukosa adalah salah satu produk bahan pemanis makanan dan
minuman yang berbentuk cairan, tidak berbau dan tidak berwarna tetapi memiliki rasa manis yang tinggi.Sirup glukosa atau gula cair mengandung D-gluko sa, maltosa, dan
polimer D-glukosa melalui proses hidrolisis. .Cakebread.S.1975
Bahan baku yang dapat digunakan untuk pembuatan sirup glukosa adalah tapioka, pati umbi-umbian, sagu, jagung,dan serat. Sirup glukosa dapat dibuat dengan
cara hidrolisis asam atau secara enzimatis.
Industri makanan dan minuman memiliki kecenderunagn untuk menggunakan sirup glukosa. Hal ini didasari oleh beberapa kelebihan sirup glukosa dibandingkan
sukrosa,diantaranya sirup glukosa tidak mengkristal seperti halnya sukrosa jika dilakukan pemanasan pada suhu tinggi.
Sirup glukosa telah dimanfaatkan oleh industri permen, minuman ringan soft drink , biskuit, dan sebagainya. Pada pembuatan produk es krim, glukosa dapat
meningkatkan kehalusan tekstur dan menekan titik beku dan untuk kue dapat menjaga kue tetap segar dalam waktu lama dan mengurangi keretakan. Untuk permen, glukosa
lebih disenangi karena dapat mencegah kerusakan mikrobiologis, dan memperbaiki tekstur. Dziedzic,S.Z.1984
2.8. Metode Analisa kuantitatif Glukosa
Ermaiza : Pengaruh Dua Jenis Polisakarida Dalam Biji Alpukat Persea americana mill Terhadap Kandungan Sirup Glukosa Melalui Proses Hidrolisis Dengan HCl 3 , 2010.
2.8.1.Metode Nelson –Somogyi
Metode ini dapat digunakan untuk mengukur kadar gula reduksi dengan menggunakan pereaksi tembaga arseno molibdat.Kupri mula-mula direduksi menjadi bentuk kupro
dengan pemanasan larutan gula.Kupro yang terbentuk selanjutnya dilarutkan dengan arseno –molibdat menjadi molibdenum berwarna biru yang menunjukan ukuran
kosentrasi gula dengan menbandingkannya dengan larutan standar,kosentrasi gula dalam sampel dapat ditentukan .Reaksi warna yang terbentuk dapat menetukan
kosentrasi gula dalam sampel dengan mengukur absorbansinya.Sudarmadji.S.1984
2.8.2.Metode Lane-Eynon
Penetapan gula pereduksi dengan metode ini dilakukan secara volumetrik.Biasanya digunakan untuk penentuan laktosa anhidrat atau monohidrat glukosa,fruktosa,
maltosa anhidrat atau monohidrat dan lainnya.Penetapan gula pereduksi dengan metode ini didasarkan atas pengukuran volume larutan gula pereduksi standar yang
dibutuhkan untuk mereduksi pereaksi tembaga basa yang diketahui volumenya.Titik akhir titrasi ditunjukan dengan metilen biru yang warnanya akan hilang karena
kelebihan gula pereduksi diatas jumlah yang dibutuhkan untuk mereduksi tembaga
2.8.3.Metode Shaffer-Somogyi
Metode ini dapat diterapkan untuk segala jenis bahan pangan.Terutama berguna untuk menetapkan sampel yang mengandung sedikitr gula peruduksi.Gula pereduksi akan
mereduksi Cu
2+
menjadi Cu
+
. Cu
+
akan dioksidasi oleh I
2
yang terbentuk dari hasil oksidasi KI oleh KIO
3
dalam asam menjadi Cu
2+
kembali.Kelebihan I
2
dititrasi dengan Na
2
S
2
O
3
.Dengan menggunakan blanko,maka kadar gula pereduksi dalam sampel dapat ditentukan.
Ermaiza : Pengaruh Dua Jenis Polisakarida Dalam Biji Alpukat Persea americana mill Terhadap Kandungan Sirup Glukosa Melalui Proses Hidrolisis Dengan HCl 3 , 2010.
2.8.4.Metode Anthrone
Metode ini dapat digunakan untuk semua jenis bahan makanan. Anthrone 9,10- dihidro-9-oxanthracena merupakan hasil reduksi anthraquinone. Anthrone
bereaksi secara spesifik dengan karbohidrat dalam asam sulfat pekat menghasilkan warna biru kehijauan yang khas
2.8.5.Metode Munson Walker
Penentuan gula reduksi berdasarkan atas banyaknya endapan Cu
2
O yang terbentuk,kemudian dengan melihat tabel Hadmond dapat diketahui jumlah gula
pereduksinya.Jumlah Cu
2
O ditentukan secara gravimetris ,yaitu dengan menimbang larutan endapan Cu
2
O yang terbentuk .Dapat juga ditentukan secara volumetrik yaitu dengan titrasi menggunakan larutan Na-tiosulfat atau K-permanganat.
Apriyanto.A.1989
2.9. Spektrofotometer UV-Visibel