Antibiotik .1 Definisi TINJAUAN PUSTAKA

14 2.6 Antibiotik 2.6.1 Definisi Antibiotika L. Anti = lawan, bios = hidup adalah zat-zat kimia yang dihasilkan oleh fungi dan bakteri, yang memiliki khasiat mematikan atau menghambat pertumbuhan kuman Tjay dan Rahardja, 2007. 2.6.2 Mekanisme Aksi Antibiotik Antibiotik bisa diklasifikasikan berdasarkan mekanisme kerjanya, yaitu: a. Menghambat sintesis atau merusak dinding sel bakteri. Contohnya beta- laktam penisilin, sefalosporin, monobaktam, karbapenem, inhibitor beta- laktamase, basitrasin, dan vankomisin. b. Merusak membran sel. Contohnya polimiksin, ketokonazol. c. Memodifikasi atau menghambat sintesis protein. Contohnya aminoglikosid, kloramfenikol, tetrasiklin, makrolida eritromisin, azitromisin, klaritromisin, klindamisin, mupirosin, dan spektinomisin. d. Menghambat enzim-enzim esensial dalam metabolisme folat. Contohnya trimetoprim dan sulfonamid. e. Mempengaruhi sintesis atau metabolisme asam nukleat. Contohnya kuinolon, nitrofurantoin, rifampin Setiabudy, 2007. 2.6.3 Aktivitas Antibiotik a. antibiotika kerja luas broad spectrum, yaitu agen yang dapat menghambat pertumbuhan dan mematikan bakteri gram positif maupun bakteri gram negatif. Golongan ini diharapkan dapat menghambat pertumbuhan dan mematikan sebagian besar bakteri. Yang termasuk 15 golongan ini adalah tetrasiklin dan derivatnya, kloramfenikol, ampisilin, sefalosporin, carbapenemdan lain-lain. b. antibiotika kerja sempit narrow spectrum adalah golongan ini hanya aktif terhadap beberapa bakteri saja. Yang termasuk golongan ini adalah penisilina, streptomisin, neomisin, basitrasin Tan Rahardja, 2008. 2.6.4 Jenis Antibiotik a. penisillin Penisilin merupakan derivat β-laktam terutama yang memiliki aksi bakterisida dengan mekanisme kerja menghambat sintesis dinding sel bakteri dan penisilin merupakan antibiotik efektif yang paling banyak digunakan dan juga merupakan obat yang paling sedikit toksik, tetapi peningkatan resistensi telah membatasi penggunaan obat ini Harvey,dkk., 2013. b. sefalosporin Sefalosporin termasuk antibiotik β-laktam yang bekerja dengan cara menghambat sintesis dinding sel mikroba. Sefalosporin aktif terhadap kuman gram positif dan gram negatif, tapi spektrum antimikroba masing-masing derivat bervariasi. Farmakologi sefalosporin mirip dengan penisillin. Sefalosporin diklasifikasikan berdasarkan generasinya. Sefalosporin generasi pertama: sefaleksin, sefradin, sefadroxil Aktivitasnya: antibiotik yang efektif terhadap gram positif dan memiliki aktivitas sedang terhadap gram negatif. Golongan ini efektif terhadap sebagian besar S. Aureus dan Streptococcus termasuk StreptococcusPyogenes,StreptococcusViridans dan StreptococcusPneumoniae. Bakteri gram positif yang juga sensitif adalah Streptococcus anaerob, Clostridium 16 perfringens, Listeria Monocytogenesdan Corinebacterium diphteria. Obat ini diindikasikan untuk infeksi saluran kemih, infeksi saluran nafas, sinusitis, infeksi kulit dan jaringan lunak Sefalosporin generasi kedua: sefuroksim, sefoktasim, sefmetazol, sefprozil Aktivitasnya: kurang aktif terhadap bakteri gram positif tapi lebih aktif terhadap gram negatif, misalnya H.influenza, Pr Mirabilis, E. Coli dan Klebsiella. Sefalosporin generasi ketiga: cefixime, seftradizin, seftriakson Aktivitasnya: Sefalosporin ini telah memiliki peran memiliki peran penting dalam penatalaksanaan penyakit infeksius. Aktivitas kurang aktif terhadap gram positif dibandingkan generasi 1 tetapi lebih tinggi melawan gram negatif. Sefalosporin generasi keempat: sefepim, sefpirom Aktivitasnya: lebih luas dibandingkan generasi III dan tahan terhadap beta- laktamase Depkes RI., 2011. c. sulfonamida Sulfonamida merupakan salah satu antimikroba tertua yang masih digunakan. Preparat sulfonamida yang paling banyak digunakan adalah kombinasi trimethoprim dengan sulfametazol yang lebih dikenal dengan nama cotrimoksazol. Mekanisme kerja sulfamektazol adalah menghambat sintesis asam folat, sedangkan trimethoprim menghambat reduksi asam dihydrofolat menjadi tetrahydrofolat sehingga menghambat enzim pada alur sintesis asam folat. Kombinasi yang bersifat sinergis ini menyebabkan pemakaian yang luas pada infeksi seperti sinusitis, otitis media, infeksi saluran kemih Depkes RI., 2005. 17 d. makrolida Golongan makrolida menghambat sintesis protein kuman dengan jalan berikatan secara reversible dengan sub unit 50S, dan umumnya bersifat bakterisidal untuk kuman yang sangat peka Setiabudy, 2007. Eritromisin adalah obat pertama dari kelompok makrolida yang digunakan secara klinis baik sebagai obat pilihan pertama maupun sebagai alternatif untuk penisillin pada orang yang alergi terhadap antibioika beta-lactam. Obat ini diindikasikan untuk infeksi saluran nafas, pertusis Setiabudy, 2007. e. metronidazol Metronidazol suatu nitroimidazol terutama digunakan untuk amubiasis dan infeksi bakteri anaerob. Metronidazol adalah obat yang terpilih untuk pengobatan kolitis pseudomembranosa yang disebabkan oleh basil gram-positif anaerob. Clostridiumdifficile dan juga efektif dalam pengobatan abses otak akibat organisme ini. f. isoniazid Isoniazid yang sering disingkat dengan INH adalah antimikroba yang sangat efektif terhadap Mycobacterium tuberculosis. Isoniazid masih tetap merupakan obat yang sangat penting untuk mengobati semua tipe tuberkulosis untuk tujuan terapi obat ini harus digunakan bersama obat tuberkulosis lainnya Setiabudy, 2007. g. rifampisin Rifampisin menghambat pertumbuhan berbagai kuman gram positif dan gram negatif. Terhadap kuman gram positif kerjanya kurang kuat dibandingkan 18 penisilin. Rifampisin merupakan obat yang sangat efektif untuk pengobatan tuberkulosis dan sering digunakan bersama isoniazid untuk terapi tuberkulosis jangka pendek Setiabudy, 2007.

2.7 Jenis Penyakit