Peran pendamping a. Peran pendamping pada kala I, II, dan III

b. Memberikan dukungan dan dorongan dalam bentuk kata-kata yang menyenangkan perasaan Dua dari lima partisipan menyatakan bahwa suami memberikan dukungan saat menjalani proses persalinan. Hal tersebut dapat dilihat pada pernyataan berikut : “ya senanglah dek, suami kakak selalu kasih dukungan, ngajak cerita, perhatian sama kakak” partisipan 1 “ngasih dukungan lah pastinya, terus semangatin kakak. Kepala kakak dielus-elus, kadang punggung kakak dipijitin” partisipan 5 c. Mengusap bagian belakang tubuh istri dengan lemah lembut untuk mengurangi perasaan tidak nyamannya Dua dari lima partisipan menyatakan bahwa bagian belakang tubuhnya diusap lembut oleh suami. Hal tersebut dapat dilihat pada pernyataan berikut : “ya dia tetap kasih kakak semangat, ngasih minum kalau kakak haus, disuapin makan. Trus punggung kakak dielus elus gitu dek” partisipan 2 “hm.. belakang kakak ni lah dek dipijitin, trus kemaren itu kakak pengen minum es kelapa muda kan dek, jdi sibuk lah suami kakak. Keluarlah dia belikan es kelapa muda nya untuk kakak. Pokok nya jadi manja gitu lah kakak, hehe” partisipan 3

4. Peran pendamping a. Peran pendamping pada kala I, II, dan III

Universitas Sumatera Utara Hasil penelitian dari kelima partisipan diperoleh bahwa suami memiliki peran yang sangat penting dalam mendampingi ibu saat bersalin. Seluruh partisipan menyatakan bahwa mereka merasa lebih tenang karena adanya semangat dari suami. Berikut pernyataan partisipan mengenai peran pendamping pada saat persalinan : “ya sakit kali lah dek sampe ke ubun-ubun rasanya. Makanya kuat kali kakak ngedannya. Sampe kecapekan gitu. Muka kakak di lap sama suami kakak pake kain basah. Jadi agak segar gitu” partisipan 1 “luar biasa lah rasanya dek. Suami kakak pun ikut capek serba salah gitu kakak buat, dipijit-pijit nya lah punggung kakak. Abis tuh kakak marah- marahi, syukurlah dia ngerti gak ada tersinggung” partisipan 2 “waduh.. campur aduk lah rasanya dek. Minta ampun lah sakitnya. Itu lah, dipijit-pijit lah belakang kakak sama suami, jadi agak enakan lah. Pas uda lahir sikecil langsung di adzani sama suami kakak dek, kan laki-laki tuh. Tapi memang luar biasa kali lah sakitnya, nanti adek rasakan lah kalau melahirkan nanti. Hehe” partisipan 3 “waktu sikecil belum lahir perut kakak dielus-elus, mijitin punggung kakak, ngasih minum kalo kakak haus, trus waktu mau melahirkan nya kan dek, susah kakak ngedennya, dikasih semangat Universitas Sumatera Utara lah sama suami kakak. Uda lahir sikecil nya baru senang kali, lega rasanya. Kening kakak dicium sama suami, heeehe” partisipan 4 “ngasih dukungan lah pastinya, terus semangatin kakak. Kepala kakak di elus-elus, kadang punggung kakak di pijitin. Nyulangin minum. Waktu mau melahirkan suami kakak yang nyamggah punggung kakak pas ngeden. Siap melahirkan kakak kelaparan ya suami juga yang nyuapin makan, pengertian kali lah dia dek” partisipan 5

b. Peran pendamping dalam membantu ibu mengatur posisi bersalin

Dari hasil penelitian diperoleh bahwa tiga dari kelima partisipan dibantu oleh suami saat mengatur posisi melahirkan. Hal tersebut dapat dilihat pada pernyataan partisipan berikut : “kalau posisinya kayak setengah duduk gitu dek. Suami kakak yang nahan punggung kakak. Enak ngambil nafasnya kalau posisinya gitu, kalau telentang agak sesak jadinya” partisipan 1 “awalnya posisi kakak terlentang. Mau tukar posisi pun ntah gimana. Sakit semua rasanya. Trus tangan megang paha dek dibantu sama suami kakak, pahanya di lebarin. Kalau terasa sakitnya ngedanlah kita ngadep ke perut gitu” partisipan 2 “ooh itu, ya awalnya telentang dek, tapi akhirnya jadi agak setengah duduk gitu. Jadi suami kakak yang nahan badan kakak dibelakang. Lagi pula jadi Universitas Sumatera Utara lebih enak kakak rasa yang setengah duduk itu. Lebih terkumpul tenaganya pas mau ngedan” partisipan 3

5. Dampak positif ibu didampingi saat proses persalinan