36
Kelurahan Cililitan Kelurahan Dukuh
Kelurahan Kampung Tengah Kelurahan Kramat Jati
5 Kecamatan Pulogadung terdiri dari 7 tujuh kelurahan dengan jumlah penduduk sebanyak 250.878 jiwa:
Kelurahan Cipinang Kelurahan Jati
Kelurahan Jatinegara Kaum Kelurahan Kayu Putih
Kelurahan Pisangan Timur Kelurahan Pulogadung
Kelurahan Rawamangun 6 Kecamatan Cakung terdiri dari 7 tujuh kelurahan dengan jumlah
penduduknya sebanyak 251.184 jiwa: Kelurahan Cakung Barat
Kelurahan Cakung Timur Kelurahan Jatinegara
Kelurahan Penggilingan Kelurahan Pulogebang
Kelurahan Rawa Terate Kelurahan Ujung Menteng
37
7 Kecamatan Ciracas, terdiri dari 5 lima kelurahan dengan jumlah penduduknya sebanyak 160.679 jiwa:
Kelurahan Cibubur Kelurahan Ciracas
Kelurahan Kelapa Dua Wetan Kelurahan Rambutan
Kelurahan Susukan 8 Kelurahan Cipayung terdiri dari 7 tujuh kelurahan dengan jumlah
penduduknya sebanyak 171.883 jiwa: Kelurahan Ceger
Kelurahan Cilangkap Kelurahan Cipayung
Kelurahan Lubang Buaya Kelurahan Munjul
Kelurahan Pondok Rangon Kelurahan Setu
9 Kecamatan Makasar terdiri dari 5 lima kelurahan dengan jumlah penduduk sebanyak 193.085 jiwa:
Kelurahan Cipinang Melayu Kelurahan Halim
Kelurahan Kebon Pala Kelurahan Pinang Ranti
38
Kelurahan Makasar 10 Kecamatan Duren Sawit terdiri dari 7 tujuh kelurahan dengan jumlah
penduduknya 203.280 jiwa: Kelurahan Duren Sawit
Kelurahan Malaka Jaya Kelurahan Pondok Kopi
Kelurahan Pondok Bambu Kelurahan Klender
1
1
www, Situsresmi.pajakartaTimur.go.id.03 April 2013.
39
BAB IV ANALISIS TERHADAP PELAKSANAAN POS BANTUAN HUKUM DI
PENGADILAN AGAMA JAKARTA TIMUR
A. Pengertian Efektifitas
Secara Etimologi kata efektivitas berasal dari kata efektif dalam bahasa Inggris effective, dalam kamus John M. Echols dan Hassan Shadily artinya
adalah berhasil dan ditaati.
1
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, efektif artinya “dapat membawa hasil, berhasil guna” tentang usaha atau tindakan. Dapat
berarti “sudah berlaku” tentang undangundang atau peraturan.
2
Pengertian seperti tersebut sejalan dengan rumusan yang dikemukakan oleh The Liang Gie, yaitu
”Efectiveness–Efektivitas: Suatu keadaan yang mengandung pengertian mengenai terjadinya sesuatu efek atau akibat yang
dikehendaki. Kalau seseorang melakukan suatu perbuatan dengan maksud tertentu yang memang dikehendakinya, maka orang itu dikatakan efektif kalau
menimbulkan akibat
atau mempunyai
maksud sebagaimana
yang dikehendakinya
”.
3
Ulum mengemukakan bahwa pengertian efektivitas pada dasarnya berhubungan dengan pencapaian tujuan atau target kebijakan hasil guna.
1
John M. Echols dan Hassan Shadily, Kamus Inggris Indonesia, Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 1996, Cet Ke23, h. 207.
2
Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka, 2002, Cet Ke2, h. 284.
3
The Liang Gie, Ensiklopedi Administrasi, Jakarta: PT. Gunung Agung, 2001, h. 108.
40
Efektivitas merupakan hubungan antara keluaran dengan tujuan atau sasaran yang harus dicapai. Kegiatan operasional dikatakan efektif apabila proses
kegiatan mencapai tujuan dan sasaran akhir kebijakan spending wesely.
4
Rumusan dan pandangan tentang ”efektivitas” yang dikemukakan di atas menunjukkan bahwa untuk mengetahui sesuatu mencapai efektivitas atau tidak,
harus dikaitkan antara rencana, kehendak, aturan, tujuan atau sasaran dengan hasil yang telah dicapai setelah melakukan kegiatan untuk mencapai maksud,
sasaran atau apa yang telah direncanakan sebelumnya. Dengan kata lain bahwa suatu hasil dikatakan mencapai efektivitas jika
hasil tersebut benarbenar sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan sebelumnya, termasuk ketentuan yang berlaku. Disamping itu, uraian yang
dikemukakan di atas, menunjukkan pula bahwa indikator atau ukuran efektivitas adalah kesesuaian antara rencana dengan hasil yang dicapai, atau antara
ketentuan perundangundangan yang berlaku dengan kenyataan pelaksanaannya, atau dengan kata lain bahwa efektif adalah kesamaan antara rencana dan hasil
yang dicapai.
B. Peranan Bantuan Hukum Pasca Sema Nomor 10 Tahun 2010 di Pengadilan Agama Jakarta Timur
4
MD Ihyau Ulum, Akuntansi Sektor Publik, Malang: UMM Press, 2008, h. 199.
41
Sebagaimana diatur dalam Surat Edaran Mahkamah Agung No. 10 Tahun 2010 Tentang Pedoman Pemberian Bantuan Hukum. Pos bantuan hukum
merupakan salah satu jasa bantuan hukum bagi para pencari keadilan yang tidak mampu secara keseluruhan ekonomitidak mampu membayar advokat tetapi
mampu membayar biaya perkara. Pos bantuan hukum di Pengadilan Agama Jakarta Timur baru terealisasi
pada tahun 2011 dan terealisasi diseluruh Indonesia pada tanggal 1 Maret 2011, akan tetapi dalam pelaksanaanya pos bantuan hukum itu sendiri di Pengadilan
Agama Jakarta Timur baru diresmikan pada tanggal 29 Maret, dikarenakan banyak proses yang harus dilewati agar dalam pelaksanaannya sesuai dengan
aturanaturan yang telah ditentukan. Pasca lahirnya Undangundang No. 16 Tahun 2011 tentang Bantuan
Hukum, praktik Posbakum tidak lagi dilakukan oleh Mahkamah Agung. Menurut pasal 6 UndangUndang No. 16 tahun 2011, pemberian bantuan hukum kepada
penerima bantuan hukum diselenggarakan oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia dan dilaksanakan oleh pemberi bantuan hukum.
Undangundang No. 16 Tahun 2011, berlaku pada tahun 2013. Dan pada tahun 2013 bantuan hukum dikelola oleh Kementrian Hukum dan HAM. Akan
tetapi, dalam praktiknya belum terealisasikan, sehingga terjadi kekosongan dalam memberikan bantuan hukum di Posbakum. Prosedur pemberian bantuan
hukum menurut UU No. 16 tahun 2011 tentang Bantuan Hukum, pasal 4 ayat 3 meliputi: menjalankan kuasa, mendampingi, mewakili, membela, danatau
42
melakukan tindakan hukum lain untuk kepentingan hukum penerima bantuan hukum. Menurut pasal 8 ayat 1, UU No. 16 tahun 2011 tentang Bantuan
Hukum praktik bantuan hukum dilakukan oleh pemberi bantuan hukum yang sudah di tunjuk oleh menteri dan memenuhi syaratsyarat yang telah diatur dalam
ayat berikutnya ayat 2, yaitu: a. Berbadan hukum.
b. Terakreditasi berdasarkan Undangundang. c. Memiliki kantor atau sekretariat yang tetap.
d. Memiliki pengurus. e. Memiliki program bantuan hukum.
Adanya perpindahan penyelenggara bantuan hukum dari Mahkamah Agung ke Kementrian Hukum dan Hak Asasi Manusia, menyebabkan pada tahun
2013 pelaksanaan Posbakum belum berjalan. Sedangkan dalam aturan SEMA No 10 tahun 2010 tentang Pedoman Pemberian Bantuan Hukum, menuturkan
persyaratan yang sangat rinci agar tidak terjadi penyalahgunaan. Sehingga di Pengadilan Agama Jakarta Timur pada bulan april tahun 2013, Mahkamah
Agung melalui Badan Peradilan Agama kembali menyelenggarakan bantuan hukum dengan menggunakan Surat Edaran Mahkamah Agung Nomor 10 Tahun
2010 tentang Pedoman Pemberian Bantuan Hukum untuk memberikan bantuan hukum kepada pencari keadilan yang tidak mampu.
5
5
Wawancara Pribadi dengan Amril Mawardi. Hakim Madya Pratama Pengadilan Agama Jakarta Timur. Jakarta, 23 Januari 2014.