Enfleurasi Ekstraksi dengan Lemak Dingin Minyak Atsiri

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta bahan yang akan disuling. Ciri khas dari metode ini adalah kontak langsung dari antara bahan dengan air mendidih. Beberapa jenis bahan harus disuling dengan menggunakan metode ini, karena bahan harus tercelup dan dapat bergerak bebas dalam air mendidih. Jika disuling dengan menggunakan metode uap langsung, bahan ini akan merekat dan membentuk gumpalan besar yang kompak, sehingga uap tidak dapat berpenetrasi ke dalam.

2. Destilasi Uap Air

Pada metode ini, bahan olah diletakkan diatas rak-rak atau saringan berlubang. Ketel suling diisi dengan air sampai permukaan air berada tidak jauh dibawah saringan. Ciri khas dari meode ini, adalah uap selalu dalam keadaan basah, jenuh dan tidak terlalu panas serta bahan yang disuling hanya berhubungan dengan uap dan tidak dengan air panas.

3. Destilasi Uap

Metode ketiga ini disebut penyulingan uap atau penyulingan uap langsung dan prinsipnya sama dengan yang telah dibicarakan diatas, kecuali air tidak diisikan dalam ketel. Uap yang digunakan adalah uap jenuh atau uap panas pada tekanan lebih dari 1 atmosfer. Uap dialirkan melalui pipa pipa uap berlingkar yang berpori yang terletak di bawah bahan, dan uap bergerak keatas melalui bahan yang terletak diatas saringan atau tempat berlubang.

2.2.2 Enfleurasi Ekstraksi dengan Lemak Dingin

Metode enfleurasi memanfaatkan lemak sebagai media untuk mengabsorbsi aroma wangi yang dihasilkan oleh jenis bunga tertentu misalnya melati, sedap malam dan mawar. Proses enfleurasi berakhir apabila lemak telah jenuh dengan minyak bunga. Keberhasilan proses enfleurasi tergantung kualitas lemak yang digunakan dan keterampilan dalam mempersiapkan lemak. Lemak mempunyai daya absorbsi yang tinggi dan jika dicampur dan kontak dengan bunga atau bagian tumbuhan yang berbau wangi, maka UIN Syarif Hidayatullah Jakarta lemak akan mengabsorbsi minyak yang dikeluarkan oleh bunga atau bagian tumbuhan tersebut. Prinsip ini diterapkan dalam proses enfleurasi. Dalam proses enfleurasi biasanya bagian tumbuhan yang digunakan adalah bunga. Hal ini karena proses penyulingan dengan uap air atau air mendidih yang relatif lama cenderung merusak komponen minyak karena proses hidrolisa, polimerasi dan resinifikasi, komponen yang bertitik didih tinggi khususnya yang larut dalam air tidak dapat diangkut oleh uap air sehingga rendemen minyak dan mutu yang dihasilkan lebih rendah. Prinsip proses kegiatan enfleurasi yaitu, bunga segar hasil pemetikan ditaburkan diatas permukaan lemak yang telah disediakan dan dibiarkan selama 24 jam, kemudian diganti dengan bunga yang masih segar. Kemudian minyak bunga tersebut diekstraksi dari lemak dengan menggunakan alkohol dan selanjutnya alkohol dipisahkan Guenther,1987.

2.2.3 Minyak Atsiri

Pada minyak atsiri yang bagian utamanya terpenoid, biasanya terpenoid itu terdapat pada fraksi atsiri yang tersuling-uap. Zat inilah penyebab wangi, harum, atau bau yang khas pada banyak tumbuhan. Secara ekonomi senyawa tersebut penting sebagai dasar wewangian alam dan juga untuk rempah-rempah serta sebagai senyawa cita rasa di dalam industri makanan. Suku tumbuhan yang kaya akan minyak atsiri ialah suku Compositae, Matricaria, Labiatae; misalnya Mentha spp., Myrtaceae, Eucalyptus, Pinaceae, Pinus, Rosaceae, bunga mawar, Rutaceae, Citrus, dan Umbelliferae, Pimpinella anisum, Carvum carvi, Cuminum cyminum, Anethum, dll. Golongan senyawa lainnya mungkin terdapat bersama-sama dengan terpena di dalam minyak atsiri. Terpena juga sering kali terdapat dalam fraksi yang berbau, bersama-sama dengan senyawa aromatik seperti fenilpropanoid. Secara kimia, terpena minyak atsiri dapat dipilah menjadi dua golongan, yaitu monoterpena dan seskuiterpena, berupa isoprenoid C 10 dan C 15 yang jangka titik didihnya berbeda titik didih monoterpena 140-180 O C, titik didih seskuiterpena 200 O C. Pertama-tama, monoterpena dapat dipilah lebih lanjut menjadi tiga golongan, bergantung pada apakah struktur UIN Syarif Hidayatullah Jakarta kimianya asiklik misalnya geraniol, monosiklik misalnya limonena, atau bisiklik misalnya α- dan β- pinena. Monoterpena sederhana tersebar luas dan cenderung merupakan bagian dari kebanyakan minyak atsiri. Secara kimia, seperti monoterpena, seskuiterpena dipilah-pilah berdasarkan kerangka karbon dasarnya. Yang umum ialah asiklik misalnya farnesol, monoosiklik misalnya bisabolena, atau bisiklik β-selinena, korotol. Untuk mengisolasinya dari jaringan tumbuhan, sekarang, mono- dan seskuiterpena dipisahkan dengan ekstraksi memakai eter, eter minyak bumi, atau aseton. Cara klasik untuk mengisolasi minyak atsiri ialah memisahkannya dari jaringan segar dengan penyulingan uap. Sekarang langkah ini jarang dilakukan karena ada bahaya terbentuknya senyawa jadian pada suhu yang dinaikkan. Terpena dapat mengalami tata susun ulang misalnya dehidrasi pada alkohol tersier atau polimerasi. Keatsirian terpena sederhana mempunyai arti bahwa terpena itu merupakan bahan yang ideal untuk pemisahan dengan kromatografi gas. Banyak terpena yang berbau harum dan dengan demikian sering kali dapat dikenali langsung dalam sulingan tumbuhan bila terdapat sebagai kandungan utama Harbone, 1987.

2.3 BAKTERI DAN ANTIBAKTERI

2.3.1 Definisi

Bakteri adalah organisme bersel satu yang harus mengabsorbsi nutrisinya dengan difusi sederhana Gerard et al.,2010. 2.3.2 Struktur Bakteri 1. Bentuk Bersama dengan sifat-sifat lainnya, bentuk bakteri dipergunakan untuk mengidentifikasi bakteri. Bentuk bakteri ditentukan oleh mekanisme penyusunan sel. a. Bentuk bakteri biasanya dapat ditentukan dengan pulasan yang tepat dan dilihat dibawah mikroskop. b. Jenis-jenisnya : Bulat kokus, batang basilus dan spiral.

Dokumen yang terkait

Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Kulit Manggis terhadap Staphylococcus aureus, Bacillus subtilis, Escherichia coli, dan Pseudomonas aeruginosa secara In vitro

0 53 68

Uji Aktivitas Antibakteri Isolat Kapang Endofit dari Daun Tanaman Bakung Putih (Crinum asiaticum L) terhadap Staphylococcus aureus, Bacillus subtilis, Escherichia coli dan Pseudomonas aeruginosa

2 33 101

Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Kulit Manggis terhadap Staphylococcus aureus, Bacillus subtilis, Escherichia coli, dan Pseudomonas aeruginosa secara In vitro

0 5 68

AKTIVITAS ANTIBAKTERI GLUKOSA TERHADAP BAKTERI Staphylococcus aureus, Pseudomonas aeruginosa, Aktivitas Antibakteri Glukosa Terhadap Bakteri Staphylococcus aureus, Pseudomonas aeruginosa, Bacillus subtilis, Dan Escherichia coli.

0 1 12

PENDAHULUAN Aktivitas Antibakteri Glukosa Terhadap Bakteri Staphylococcus aureus, Pseudomonas aeruginosa, Bacillus subtilis, Dan Escherichia coli.

0 2 6

DAFTAR PUSTAKA Aktivitas Antibakteri Glukosa Terhadap Bakteri Staphylococcus aureus, Pseudomonas aeruginosa, Bacillus subtilis, Dan Escherichia coli.

0 1 4

AKTIVITAS ANTIBAKTERI GLUKOSA TERHADAP BAKTERI Staphylococcus aureus, Pseudomonas aeruginosa, Aktivitas Antibakteri Glukosa Terhadap Bakteri Staphylococcus aureus, Pseudomonas aeruginosa, Bacillus subtilis, Dan Escherichia coli.

0 0 15

Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Kulit Manggis terhadap Staphylococcus aureus, Bacillus subtilis, Escherichia coli, dan Pseudomonas aeruginosa secara In vitro

0 0 13

Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Kulit Manggis terhadap Staphylococcus aureus, Bacillus subtilis, Escherichia coli, dan Pseudomonas aeruginosa secara In vitro

0 0 2

Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Kulit Manggis terhadap Staphylococcus aureus, Bacillus subtilis, Escherichia coli, dan Pseudomonas aeruginosa secara In vitro

0 0 3