Analisis Pembuatan Media Pertumbuhan Pembuatan Larutan Uji

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta menggunakan NaCl jenuh hingga diperoleh minyak atsirinya. Selanjutnya ditambahkan Na 2 SO 4 anhidrat untuk menghilangkan air yang masih tersisa. Minyak atsiri bebas air kemudian ditimbang selanjutnya dilakukan uji aktivitas antibakteri dan diidentifikasi kandungan kimianya menggunakan Gas Chromatography-Mass Spectrometry Jamal, 2009. 3.3.2.2 Enfleurasi Sebanyak ± 30 gram lemak dalam hal ini menggunakan adeps lanae atau lemak bulu domba dioleskan secara merata dengan tebal 0,3 cm pada permukaan plat kaca hal ini dilakukan pada 2 buah plat kaca. Buah bawang hutan sebanyak ± 180 gram yang telah dirajang dan ditumbuk diletakkan di dasar permukaan chamber. Setelah itu 2 plat kaca dimasukkan ke dalam dua sisi chamber dan membentuk pola segitiga dengan mempertemukan 2 buah sisi atas dari plat kaca. Setelah itu chamber ditutup dengan menggunakan penutup kaca yang bagian dalamnya telah dioleskan lemak sebanyak ± 20 gram. Kemudian chamber didiamkan pada suhu ruang. Setelah 7 hari lemak kemudian diambil dari plat kaca dan ditimbang beratnya. Lemak kemudian dilarutkan ke dalam metanol pro analisis dengan perbandingan lemak : metanol = 1 : 2 dan dibiarkan selama 1 hari. Kemudian metanol diuapkan dengan menggunakan vaccum rotary evaporator. Minyak atsiri bebas metanol kemudian ditimbang selanjutnya dilakukan uji aktivitas antibakteri dan diitentifikasi kandungan kimianya menggunakan Gas Chromatography-Mass Spectrometry.

3.3.3 Analisis

Senyawa menggunakan Gas Chromatography-Mass Spectrometry Sebanyak 1 µL minyak atsiri yang didapatkan diinjeksikan ke injektor Gas Chromatography-Mass Spectrometry menggunakan detektor FID. Temperatur kolom ditingkatkan dari 70 o C-100 o C dengan rata-rata kenaikan 2 o Cmenit, 100 o C-150 o C dengan rata-rata kenaikan 5 o Cmenit, dan dari 150 o C-200 o C dengan rata-rata kenaikan 10 o Cmenit. Kolom yang digunakan yaitu kolom kapiler dimensi 30 m x 0,25 mm x 0,25 µm, laju alir 1 mlmenit, gas pembawa berupa helium tekanan 80 kPa, suhu injektor UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 250 o C, suhu interface 280 o C. Parameter Mass Spectrometry berupa tegangan ionisasi sebesar 70 eV, suhu ion source sumber ionisasi 180 o C, rata-rata scanning 50-600 Da Baharum et al, 2010. 3.3.4 Sterilisasi Alat dan Bahan Semua alat dan bahan yang digunakan untuk uji mikrobiologi disterilkan menggunakan autoklaf pada suhu 121 o C selama 15 menit, kecuali untuk bahan yang terbuat dari karet disterilkan dengan cara direndam dalam alkohol 70 dan jarum ose disterilkan dengan cara flambir pada nyala bunsen. Pengerjaan uji mikrobiologi dilakukan secara aseptis di dalam lemari aseptis yang sebelumnya telah dibersihkan dengan alkohol 70 lalu disinari dengan lampu UV selama 2 jam yang dinyalakan 15 menit sebelum digunakan Harley, 2005.

3.3.5 Pembuatan Media Pertumbuhan

a. Nutrien Agar Serbuk NA sebanyak 23 gram dilarutkan dalam 1 liter aquades dan dipanaskan sampai mendidih hingga semuanya larut. Lalu disterilkan dalam autoklaf pada suhu 121 o C selama 15 menit. Komposisi NA gL: Agar 15; gelatin pepton 5; Beef extract 3. b. Nutrient Broth Ditimbang 13 gr BHI NB dilarutkan dengan 1 L aquadest dan dipanaskan hingga semuanya larut kemudian disterilkan dalam autoklaf. Komposisi NB gL: Lab-Lenco powder 1; Yeast extract 2; Peptone 5; dan Sodium chlorida 5.

3.3.6 Pembuatan Larutan Uji

Setiap larutan uji dibuat emulsi dengan menggunakan cara mencampur minyak atsiri buah bawang hutan dengan pelarut aquadest steril dan 0,5 Tween 80. Konsentrasi yang dibuat untuk semua bakteri terdiri dari 125 ppm; 250 ppm; 500 ppm; 1000 ppm; 2000 ppm baik hasil dari destilasi uap air maupun hasil enfleuransi Hosamani et al., 2011. UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

3.3.7 Pembuatan Stok Bakteri

Dokumen yang terkait

Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Kulit Manggis terhadap Staphylococcus aureus, Bacillus subtilis, Escherichia coli, dan Pseudomonas aeruginosa secara In vitro

0 53 68

Uji Aktivitas Antibakteri Isolat Kapang Endofit dari Daun Tanaman Bakung Putih (Crinum asiaticum L) terhadap Staphylococcus aureus, Bacillus subtilis, Escherichia coli dan Pseudomonas aeruginosa

2 33 101

Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Kulit Manggis terhadap Staphylococcus aureus, Bacillus subtilis, Escherichia coli, dan Pseudomonas aeruginosa secara In vitro

0 5 68

AKTIVITAS ANTIBAKTERI GLUKOSA TERHADAP BAKTERI Staphylococcus aureus, Pseudomonas aeruginosa, Aktivitas Antibakteri Glukosa Terhadap Bakteri Staphylococcus aureus, Pseudomonas aeruginosa, Bacillus subtilis, Dan Escherichia coli.

0 1 12

PENDAHULUAN Aktivitas Antibakteri Glukosa Terhadap Bakteri Staphylococcus aureus, Pseudomonas aeruginosa, Bacillus subtilis, Dan Escherichia coli.

0 2 6

DAFTAR PUSTAKA Aktivitas Antibakteri Glukosa Terhadap Bakteri Staphylococcus aureus, Pseudomonas aeruginosa, Bacillus subtilis, Dan Escherichia coli.

0 1 4

AKTIVITAS ANTIBAKTERI GLUKOSA TERHADAP BAKTERI Staphylococcus aureus, Pseudomonas aeruginosa, Aktivitas Antibakteri Glukosa Terhadap Bakteri Staphylococcus aureus, Pseudomonas aeruginosa, Bacillus subtilis, Dan Escherichia coli.

0 0 15

Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Kulit Manggis terhadap Staphylococcus aureus, Bacillus subtilis, Escherichia coli, dan Pseudomonas aeruginosa secara In vitro

0 0 13

Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Kulit Manggis terhadap Staphylococcus aureus, Bacillus subtilis, Escherichia coli, dan Pseudomonas aeruginosa secara In vitro

0 0 2

Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Kulit Manggis terhadap Staphylococcus aureus, Bacillus subtilis, Escherichia coli, dan Pseudomonas aeruginosa secara In vitro

0 0 3