1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah.
Keluarga dalam hal pengasuhan dan perlindungan anak mempunyai tempat, fungsi dan peranan, yang strategis, terutama ibu. Di mana ia merupakan
fondasi pertama untuk membangun sebuah keluarga. Ia memiliki peran yang sangat penting, yang tidak dapat digantikan oleh orang lain sebagai pengasuh
anak-anaknya. Selain itu ibu memiliki keutamaan yang besar dalam masyarakat. Sebab ia melaksanakan tugas-tugasnya yanng sangat besar pula. Yang mana dapat
diungkapkan, bahwa keluarga adalah inti masyarakat, dan ibu adalah inti keluarga.
1
Cepatnya perubahan tatanan sosial budaya pada era modern dan industri di antaranya ditandai dengan terjadinya pergeseran peran dan fungsi
keluarga. Ibu tidak lagi hanya berfungsi sebagai pendamping suami dan pengasuh anak tetapi juga berfungsi sebagai pencari nafkah, membantu suami dalam
memenuhi kebutuhan keluarga. Dengan kondisi tersebut anak harus berpisah dengan kedua orang tuanya.
2
Hal ini menimbulkan berbagai dampak negatif, bagi anak-anak sehingga generasi masa depan menjadi terancam. Maka banyaknya
kasus kenakalan remaja, perkelahian antar pelajar, pergaulan bebas, kecanduan
1
Ibnu Mustafa, Keluarga Islam Menyongsong Abad 21, Bandung: Penerbit Al-Bayan, 2003, h. 98.
2
Departemen Sosial Republik Indonesia, Pedoman Prangkat Belajar Persepsi Gerak Tiga Demensi untuk Petugas TPA dan Kelompok Bermain , Jakarta: Direktorat Pelayanan Sosial
Anak, Direktorat Jenderal Pelayanan dan Rehabilitasi Sosial Departemen Sosial RI, 2007, h. 1.
2 narkoba dan miras. ini membuktikan semakin rapuhnya ikatan keluarga masa
kini dan rapuhnya pribadi-pribadi manusia.
3
Bukan hanya itu saja, banyaknya kasus perceraian orang tua, penelantaran anak, traffiking, tindak kekerasan dan kasus-kasus lain sebagainya
membuat permasalahan anak menjadi semakin kompleks di Indonesia. ini semua memberi sinyal kepada kita semua, bahwa terdapat situasi patologis di masyarakat
yang diakibatkan oleh pengaruh perubahan secara signifikan dalam berbagai bidang.
4
Semakin banyak anak yang dirawat oleh ibu pengganti atau dititipkan di tempat penitipan dengan alasan tekanan ekonomi dan sosial, hal ini
menyebabkan semakin sedikitnya para ibu yang bisa tinggal di rumah sepanjang hari.
Maka pada hakekatnya anak bukan saja sebagai harta kekayaan bagi orang tuanya, tetapi juga sekaligus harta bagi masa depan suatu bangsa. Suatu
bangsa akan memperoleh harta yang tidak ternilai jika memiliki anak-anak yang sehat, cerdas, dan berkualitas. Oleh karena itu menjadi sebuah tanggung jawab
besar bagi kita semua untuk mewariskan suatu generasi anak-anak yang akan menyelamatkan bangsa pada beberapa dekade yang akan datang. Dengan
demikian anak merupakan kain putih bersih tampa noda. Mereka akan menjadi lebih bersih, apabila keluarga dan lingkungan masyarakat ikut menjaganya. Begitu
pula semua anak yang dilahirkan dalam keadaan suci bersih tampa noda. Mereka
3
Ibnu Mustafa, Keluarga Islam Menyongsong Abad 21, Bandung: Penerbit Al-Bayan, 2003, h.23.
4
Kementerian Sosial Republik Indonesia, Bulletin Info Care Peduli, Berbagi dan Melindungi, Jakarta: Direktorat Jenderal Pelayanan dan Rehabilitasi Sosial, 2010, edisi ketujuh, h. 22.
3 akan cerdas bila mendapat dukungan dari keluarga, lingkungan, masyarakat dan
pemerintah.
5
Anak sebagai bagian dari investasi bangsa, tidak hanya dipandang sebagai kelompok umur yang harus dipenuhi segala kebutuhannya baik dari segi
fisik, mental dan sosial, melainkan lebih dari pada itu, anak merupakan bagian dari anggota yang harus mendapatkan perlindungan dan menerima haknya.
Maka dari itu faktor lingkungan memang sangat mempengaruhi perkembangan jiwa anak, tetapi orang tua terutama ibu jauh lebih
mempengaruhinya. Tata pola pendidikan yang salah dan ketidak mengertian dalam mengasuh dan mendidik anak akan berakibat fatal terhadap anak.
Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan di atas, maka penulis tertarik untuk meneliti mengenai
“Pola Pengasuhan dan Perlindungan Anak di Taman Anak Sejahtera TAS”.
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah