37
II.5. MARSHALL TEST
Pemeriksaan  ini  pertama  kali  di  kembangkan  oleh  Bruce  Marshall  bersama dengan The  Missisippi  State  Highway  Departement.  Penelitian  ini  dilanjutkan the
u.s.  army  corps  of  enggineers  dengan  lebih  ektensif  dan  menambah  kelengkapan pada prosedur pengujian Marshall dan akhirnya mengembangkan kriteria rancangan
campuran. Kinerja campuran aspal beton dapat diperiksa dengan menggunakan alat pemeriksaan  Marshall  yang  terdiri  dari  Volumetric  Characteristic  dan  Marshall
Properties. Volumetric Characteristic akan menghasilkan parameter-parameter: void in  meineral  agregate  VMA,  void  in  mix  vim,  void  filled  with  asphalt  VFWA
dan  density.  Sedangkan  marsall  properties  menghasilkan  stabilitas  dan  kelelehan flow  yang  diperoleh  dari  hasil  pengujian  dengan  alat  marshall.Pemeriksaan
dimaksudkan  untuk  menentukan  ketahanan  stabilitas  terhadap  kelelehan  plastis flow dari campuran aspal dan agregat.
38
Akan  sangat  sulit  mencari  metode  pengujian  yang  dapat  meneliti  semua  faktor tersebut  hanya  dalam  satu  cara.  Tetapi  sebagian  besar  dari  faktor-faktor  tersebut
dapat di uji dengan menggunakan alat marshall. Hasil yang di peroleh dari pengujian dengan alat marshall, antara lain:
a. Stabilitas b. Marshall quetient MQ
c. Kelelehan d. Rongga dalam campuran VIM
e. Rongga dalam agregat VMA
Saat ini pemeriksaan marshall mengikuti prosedur PC-0201-76 atau AASHTO T 245-74,  atau  ASTM  D  1559-624T.  Beban  maksimum  yang  dapat  diterima  oleh
benda  uji  sebelum  hancur  adalah  kelelehan  flow  Marshall  dan  perbandingan stabilitas dan kelelehan flow Marshall disebut Marshall Quotien,  yang merupakan
ukuran  ketahanan  material  terhadap  deformasi  tetap.  Alat  yang  di  gunakan  terdiri dari mesin uji Marshall. Alat Marshall merupakan alat tekan yang dilengkapi dengan
proving  ring cincin  penguji  berkapasitas  22,2  KN  5000  lbs  dan flowmeter. Proving  ring digunakan  untuk  mengukur  nilai  stabilitas,  dan flowmeter untuk
mengukur  kelelehan  plastis  atau flow.  Benda  uji  Marshall  berbentuk  silinder berdiameter 4 inchi 10,2 cm dan tinggi 2,5 inchi 6,35 cm.
II.5.1. PENGUJIAN MARSHALL UNTUK PERENCANAAN CAMPURAN. Untuk keperluan pencampuran, agreat dan aspal di panaskan pada suhu dengan
nilai viskositas aspal 170 ±20 centistokes cst dan di padatkan pada suhu
39
dengan  nilai  viskositas  aspal  280 ±30  cst.  Alat  yang  di  gunakan  untuk  proses
pemadatan  adalah  marshall  compaction  hammer.  Benda  uji  berbentuk  silinder dengan  tinggi  64  mm  dan  diameter  102 mm  ini  di  uji  pada  temperatur
60 ± 1
dengan  tinggkat  pembebanan  konstan  51  mmmenit  sampai  terjadi  keruntuhan. Pengujian Marshall  untuk perencanaan campuran pada penelitian ini adalah metode
pengujian marshall standart dengan ukuran agregat maksimum 25 mm 1 inchi dan menggunakan aspal keras. Pengujian marshall di mulai dengan persiapan benda uji.
Untuk keperluan ini perlu di perhatikan hal sebagai berikut : a. Bahan yang di gunakan masuk dalam spesifikasi yang ada
b. Kombinasi agregat memenuhi gradasi yang disyaratan c. Untuk keperluan analisa volumetrik density-voids, berat jenis bulk dari semua
agregat  yang  di  gunakan  pada  kombinasi  agregat,  berat  jenis  aspal  keras  harus dihitung lebih dahulu.
Dua  prinsip  penting  pada  pencampuran  dengan  pengujian  marshall adalah  analisa volumetrik dan analisa stabilitas kelelehan flow dari benda uji padat.
Stabilitas  benda  uji  adalah  daya  tahan  beban  maksimum  benda  uji  pada temperatur
60 140
. Nilai kelelehan adalah perubahan bentuk suatu campuran beraspal yang terjadi pada benda uji sejak tidak ada beban hingga beban maksimum
yang  di  berikan  selama  pengujian  stabilitas.  Pada  penentuan  kadar  aspal  optimum untuk suatu kombinasi agregat atau gradasi tertentu dalam pengujian marshall, pelu
dipersiapkan  suatu  seri  dari contoh  uji  dengan  interval  kadar  aspal  yang  berbeda sehingga  di  dapatkan  suatu  kurva  lengkung  yang  teratur.  Pengujian  agar
direncanakan dengan dasar 12  kenaikan kadar aspal dengan perkiraan minimum 2 kadar aspal di bawah optimum.
40
II.5.1.1. Berat Isi Benda Uji Padat Setelah benda uji selesai, kemudian di keluarkan menggunakan ekstruder dan
dinginkan.  Berat  isi  untuk  benda  uji  porus  ditentukan  dengan  melakukan  beberapa kali  pertimbangan  seperti  prosedur  ASTM  D  1188.  Secara  garis  besar  adalah
sebagai berikut: a. Timbang benda uji di udara
b. Selimuti benda uji dengan parafin c. Timbang benda uji berparafin di udara
d. Timbang benda uji berparafin di air Berat  isi  untuk  benda  uji  tidak  porus  atau  bergradasi  menerus  dapat  ditentukan
menggunakan benda uji kering permukaan jenuh SSD seperti prosedur  ASTM D- 2726. Secara garis besar adalah sebagai berikut:
a. Timbang benda uji di udara b. Timbang benda uji SSD di udara
c. Rendam benda uji di dalam air d. Timbang benda uji SSD di dalam air
II.5.1.2. Pengujian Stabilitas dan Kelelehan flow Setelah penentuan berat jenis bulk benda uji dilaksanakan pengujian stabilitas
dan  kelelehan  dilaksanakan  dengan  menggunakan  alat  uji.  Prosedur  pengujian bedasarkan SNI 06-2489-1991, secara garis adalah sebagai berikut:
a. Rendam  benda  uji  pada  temperatur 60
140 selama  30-40  menit  sebelum
pegujian
41
b. Keringkan  permukaan  benda  uji  dan  letakkan  pada  tempat  yang  tersedia  pada alat uji, deformasi konstan 51 mm 2 inchimenit sampai terjadi runtuh.
II.5.1.3. Pengujian Volumetrik Tiga  sifat  dari  benda  uji  campuran  aspal  panas  ditentukan  pada  analisa
rongga-density, sifat tersebut adalah: a. Berat isi atau berat jenis bena uji padat
b. Rongga dalam agregat mineral c. Rongga udara dalam campuran padat
Dari  berat  contoh  dan  persentase  aspal  dan  agregat dan  berat  jenis  masing- masing volume dari material yang bersangkutan dapat ditentukan.
Volume ini dapat diperlihatkan pada gambar berikut:
UdaraVa aspal           Vbe                  VmaVb
VbaVmm AgregatVsb                Vse      Vmb
Gambar 2.4. Hubungan volume dan rongga-density benda uji campur panas padat.
Keterangan gambar: Vma
= Volume rongga dalam agregat mineral Vmb
= Volume contoh padat
42
Vmm = Volume tidak ada rongga udara dalam campuran
Va = Volume rongga udara
Vb = Volume aspal
Vba = Volume aspal terabsorbsi agregat
Vbe = Volume aspal effektif
Vsb = Volume agregat dengan berat jenis curah
Vse = Volume agregat denan berat jenis effektif
Wb = Berat aspal
Ws = Berat agregat
= Berat volume isi air 1.0 grcm3 = 62,4 lbfft3 Gmb
= Berat jenis curah campuran padat rongga =
× 100 Vma
= × 100
Density =
× = Gmb
× Rongga  pada  agregat  mineral  VMA  dinyatakan  sebagai persen  dari  total
volume  rongga  dalam  benda  uji,  merupakan  volume  rongga  dalam  campuran  yang tidak  terisi  agregat  dan  aspal  yang  terserap  agregat.  Rongga  dalam  campuran,  Va
atau sering disebut VIM, juga dinyatakan sebagai persen dari total volume benda uji, merupakan volume pada campuran yang tidak terisi agregat dalam dan aspal.
Stabilitas adalah kemampuan suatu campuran beraspal untuk menerima beban sampai  terjadi  alir  flow  pada  suhu  tertentu  yang  dinyatakan  dalam
kilogram.Stabilitas merupakan kemampuan perkerasan jalan menerima beban lalu
43
lintas  tanpa  terjadi  perubahan  bentuk  tetap  seperti  gelombang,  alur,  dan bleeding. Kebutuhan akan stabilitas sebanding dengan fungsi jalan, dan beban lalu lintas yang
akan dilayani. Jalan yang melayani volume lalu lintas tinggi dan dominan terdiri dari kendaraan berat, membutuhkan perkerasan jalan dengan stabilitas tinggi. Sebaliknya
perkerasan  jalan  yang  diperuntukkan  untuk  melayani  lalu  lintas  kendaraan  ringan tentu tidak perlu mempunyai stabilitas yang tinggi.
Kelelehan  flow  merupakan  keadaan  perubahan  bentuk  suatu  campuran beraspal  yang  terjadi  akibat  suatu  beban  yang  diberikan  selama  pengujian,
dinyatakan  dalam  mili  meter.  Ketahanan  terhadap  kelelehan  flow  merupakan kemampuan  beton  aspal  menerima  lendutan  berulang  akibat  repetisi  beban,  tanpa
terjadinya  kelelahan  berupa  alur  dan  retak.  Hal  ini  dapat  tercapai  jika mempergunakan kadar aspal yang tinggi.
Marshall quetient adalah rasio antara nilai stabilitas dan kelelehan. Rongga di antara  mineral  agregat  VMA  adalah  ruang  di  antara  partikel  agregat  pada  suatu
perkerasan  beraspal,  termasuk  rongga  udara  dan  volume  aspal  efektif  tidak termasuk  volume  aspal  yang  diserap  agregat.Rongga  udara  dalam  campuran  atau
VIM dalam campuran perkerasan beraspal terdiri atas ruang udara di antara partikel agregat  yang  terselimuti  aspal.  VIM  dinyatakan  dalam  persentase  terhadap  volume
beton aspal padat.
44
II.6. ANALISA CAMPURAN BERASPAL