Distribusi Penderita Rinosinusitis Berdasarkan Keluhan Utama Distribusi penderita rinosinusitis berdasarkan jumlah sinus yang terlibat

Desrosiers 2011 dalam penelitiannya di Kanada menyatakan bahwa dari 73.364 orang yang disurvey mengenai penyakit kronik, 9,1 diantaranya menderita rinosinusitis dan angka kejadian rinosinusitis tertinggi pada perempuan yaitu sebesar 5,7 dibanding laki-laki yaitu 3,4. Sogebi et al 2008 di Rumah Sakit Universitas Olabisi Onabanjo di Nigeria dengan desain retrospektif, dalam penelitiannya juga menyatakan bahwa dari 131 pasien rinosinusitis, terdapat bahwa perempuan sebanyak 68 orang sedangkan laki-laki 63 orang. Secara umum pasien perempuan lebih banyak dibandingkan laki-laki kemungkinan karena perempuan lebih peduli dengan keluhan sakit sehingga perempuan lebih banyak dan lebih cepat berobat ke rumah sakit. Oleh sebab itu, penderita rinosinusitis pada penelitian ini lebih banyak berjenis kelamin perempuan.

5.2.3 Distribusi Penderita Rinosinusitis Berdasarkan Keluhan Utama

Keluhan utama yang paling banyak didapatkan pada penelitian ini adalah keluhan hidung tersumbat sebanyak 99 orang 55,6. Hal ini sejalan dengan penelitian case series oleh Frisdiana 2010 di RS. Santa Elisabeth Medan pada tahun 2006-2010 juga didapati bahwa proporsi penderita rinosinusitis kronik berdasarkan keluhan tertinggi adalah hidung tersumbat 63,7. Dari penelitian case series yang dilakukan oleh Multazar 2008 juga menunjukkan bahwa proporsi keluhan utama terbanyak pada penderita rinosinusitis adalah hidung tersumbat sebesar 75,3. Penelitian case series Dewanti 2008 terhadap 118 penderita rinosinusitis kronis Dibagian THT-KL FK. UGMRS Dr. Sardjito Yogyakarta tahun 2006 – 2007 didapatkan gejala klinis yang terbanyak ditemukan adalah hidung tersumbat sebanyak 65 kasus 55,1. Penelitian di Korea menyebutkan dari keseluruhan angka kejadian rinosinusitis kronis, ditemukan adanya sumbatan hidung yaitu sebesar 6,95. Universitas Sumatera Utara Gejala yang paling sering terdapat pada penderita rinosinusitis kronis adalah sumbatan hidung Bachert, 2014. Hidung tersumbat terjadi karena adanya proses inflamasi yang disebabkan adanya infeksi. Bila terjadi infeksi organ-organ yang membentuk KOM kompleks ostiomeatal, maka akan mengalami edema, sehingga mukosa yang berhadapan akan saling menempel. Hal ini menyebabkan silia tidak bergerak dan juga menyebabkan tersumbatnya ostium sehingga terjadi penghambatan drainase sinus. Mangunkusumo, 2011.

5.2.4 Distribusi penderita rinosinusitis berdasarkan jumlah sinus yang terlibat

Single rinosinusitis merupakan yang paling banyak diderita oleh pasien- pasien yang datang ke RSUP Haji Adam Malik Medan yaitu sebanyak 134 orang 75,3 lalu diikuti dengan Multi rinosinusitis dengan 40 orang 22,5 dan Pansinusitis yaitu 4 orang 2,2. Hal tersebut sejalan dengan penelitian oleh Ogunleye 1999 yang menyatakan di Ibadan, Nigeria, berdasarkan studi retrospektif pada 90 pasien, didapatkan bahwa yang menderita single rinosinusitis yaitu sekitar 56, multi rinosinusitis 16 dan pansinusitis yaitu 29. Penelitian yang dilakukan Multazar 2008, juga menyatakan bahwa yang paling banyak terlibat adalah single rinosinusitis sebesar 87,8 dan paling rendah adalah pansinusitis sebesar 0,4. Penelitian Dewanti 2008 di Rumah Sakit dr. Sardjito Yogyakarta dengan desain case series, proporsi lokasi rinosinusitis terbanyak yaitu single rinosinusitis sebesar 57,6. Sogebi et al 2008 di Rumah Sakit Universitas Olabisi Onabanjo di Nigeria dengan desain retrospektif, menyatakan bahwa sebanyak 73,08 subjek pada penelitiannya menderita single rinosinusitis, 21,79 multi rinosinusitis dan 5,13 pansinusitis. Penelitian Frisdiana 2010 menyatakan bahwa proporsi penderita rinosinusitis kronik berdasarkan sinus yang terlibat tertinggi adalah single rinosinusitis 52,0 dan terendah pansinusitis 8,8. Universitas Sumatera Utara Menurut Endang Mangunkusumo 2010, sinus maksila paling sering terkena infeksi karena drenase aliran hanya tergantung dari gerak silia akibat letak ostium yang lebih tinggi dibandingkan dasar sinus. Selain itu, drenase yang harus melalui infundibulum yang sempit juga dapat menyebabkan sinusitis jika di daerah tersebut mengalami inflamasi.

5.2.5 Distribusi Penderita Rinosinusitis Berdasarkan Jenis Terapi