commit to user 31
Contoh: Pendhak sore mesti dheweke mabuk sitik merga kakeyan ngombe.
. ’Setiap sore mesti dia mabuk sedikit karena kebanyakan
minum.’ 15
Antifrasis, yaitu semacam ironi yang berwujud penggunaan sebuah kata dengan makna kebalikannya, yang biasa saja dianggap sebagai ironi sendiri.
Antifrasis dapat diketahui dengan jelas apabila pembaca atau pendengar dihadapkan pada kenyataan sebenarnya.
Contoh: Iki jik esuk lho, ngapa tangi esuk-esuk. ’Ini masih pagi lho, mengapa bangun pagi-pagi.’
16 Pun atau Paronomasia adalah kiasan dengan mempergunakan kemiripan
bunyi, tetapi terdapat perbedaan besar dalam maknanya. Contoh: Dheweke lunga nggawa sak botol anggur lan sak kranjang anggur.
’Dia pergi membawa satu botol anggur dan satu kranjang anggur.’
1. Pencitraan
Pencitraan adalah penggunaan kata-kata dan ungkapan yang mampu membangkitkan tanggapan indera dalam karya sastra Burhan Nurgiantoro,
2007:304. Citra merupakan sebuah gambaran pengalaman indera yang diungkapkan lewat kata-kata. Citra, kemudian diformulasikan lebih jauh sebagai
reproduksi mental, suatu ingatan masa lalu yang bersifat inderawi dan berdasarkan persepsi dan tidak selalu bersifat visual Ibid dalam Sutejo, 2010:19.
Sementara Rachmad Djoko Pradopo memaknakan citra sebagai gambar-gambar dalam
pikiran dan bahasa yang menggambarkannya 1993:79. Burhan Nurgiyantoro yang mengelompokkan citra didasarkan pada
pengalaman kelima indera. Kelima citra itu meliputi i citra penglihatan visual,
commit to user 32
ii citra pendengaran auditoris, iii citra gerak kinestetik, iv citra rabaan taktil termal dan v citra penciuman olfaktori.
a. Citra Penglihatan Mengikuti pemahaman citra sebagaimana diformulasikan Wellek dan
Warren dalam Sutejo 2010:20 sebagai reproduksi mental, suatu ingatan masa latu yang bersifat inderawi dan berdasarkan persepsi dan tidak selalu bersifat
visual, maka ekspresi pengalaman masa lalu, akan terekspresikan sedemikian rupa oleh pengarang dengan instrumen bahasa.
Citra penglihatan biasanya dapat memberikan rangsangan kepada indera penglihatan sehingga hal-hal yang semula terlihat akan tampak atau hadir di depan
penikmat. Citra penglihatan ialah jenis citraan yang sering yang menekankan pengalaman
visual penglihatan
yang dialami
pengarang kemudian
diformulasikan ke dalam rangkaian kata yang seringkali metaforis dan simbolis Sutejo, 2010:21.
b. Citra Pendengaran Citra pendengaran merupakan bagaimana pelukisan bahasa yang
merupakan perwujudan dari pengalaman pendengaran Sutejo, 2010:22. Citra pendengaran juga dapat memberikan rangsangan kepada indera pendengaran
sehingga mengusik imajinasi pembaca untuk memahami teks sastra secara tebih utuh. Citra pendengaran biasanya dapat memberikan rangsangan kepada indera
pendengaran sehingga hal-hal yang semula tak terlihat akan tampak atau hadir di depan penikmat dengan rangsangan pendengaran.
commit to user 33
c. Citra Penciuman Citraan penciuman ialah penggambaran yang diperoleh melalui
pengalaman indera penciuman Sutejo, 2010:23. Selanjutnya, citraan jenis ini dapat membangkitkan emosi penciuman pembaca untuk memperoleh gambaran
yang lebih utuh atas pengalaman indera yang lain. d. Citra Perabaan
Citraan perabaan ialah penggambaran atau pembayangan dalam cerita yang diperoleh melalui pengalaman indera perabaan Sutejo, 2010:24. Citraan
perabaan seringkali menggambarkan bagaimana sesua tu secara ”erotik” dan
”sensual” dapat memancing imajinasi pembaca. e. Citra Gerak
Citraan ini, menggambarkan sesuatu yang sesungguhnya tidak bergerak, tetapi dilukiskan sebagai dapat bergerak, ataupun gambaran gerak pada umumnya
Sutejo, 2010:24.
6. Pengertian Sandiwara