Pengertian Dividen dan Dividend Payout Ratio

Debt to Equity ratio merupakan salah satu rasio leverage. Leverage adalah rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan di dalam mengelola aktiva perusahaan dibiayai dari hutang. Semakin besar leverage menunjukkan bahwa dana yang disediakan oleh pemilik dalam membiaya investasi perusahaan semakin kecil atau tingkat penggunaan hutang yang dilakukan perusahaan semakin besar. Hal ini juga akan memperbesar tingkat ketidakpastian perusahaan dalam memperoleh return yang berarti akan meningkatkan risiko yang dihadapi perusahaan. Risiko yang dimaksud terkait dengan kemampuan perusahaan untuk membayar beban tetap yang timbul dari leverage tersebut. Hutang meningkatkan baik laba maupun risiko. 2.1.5 Dividen Payout Ratio

2.1.5.1. Pengertian Dividen dan Dividend Payout Ratio

Diukur sebagai dividen yang dibayarkan dibagi dengan laba yang tersedia untuk pemegang saham umum Jogiyanto, 2003:280. Devidend payout ratio rasio pembayaran dividen menentukan jumlah laba yang dapat ditahan sebagai sumber pendanaan. Semakin besar laba ditahan semakin sedikit jumlah laba yang dialokasikan untuk pembayaran dividen Van Horne, 2005: 496. Dividen merupakan aliran kas yang dibayarkan kepada para pemegang saham ”equity investors”, sedangkan laba ditahan merupakan salah satu dari sumber dana yang paling penting untuk membiayai pertumbuhan perusahaan. Setiap perusahaan selalu ingin adanya pertumbuhan bagi perusahaan tersebut di satu pihak dan juga dapat membayarkan dividen kepada para pemegang saham di lain pihak, tetapi tujuan tersebut selalu bertentangan. Sebab kalau semakin tinggi tingkat dividen yang dibayarkan, berarti semakin sedikit laba yang dapat ditahan, dan sebagai akibatnya ialah menghambat tingkat pertumbuhan rate of growth dalam pendapatan dan harga sahamnya. Kalau perusahaan ingin menahan sebagian besar dari pendapatannya tetap di dalam perusahaan, berarti bahwa bagian dari pendapatan yang tersedia untuk pembayaran dividen makin kecil. Persentase dari pendapatan yang akan dibayarkan kepada para pemegang saham sebagai ”cash dividend” disebut dividend payout ratio. Pembagian dividen dalam teori signaling memberikan sinyal positif kepada para investor akan prospek saham karena mengindikasikan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan keuntungan. Sebab perusahaan yang memiliki kinerja bagus berupaya untuk memberitahukannya kepada masyarakat namun tidak ingin ditiru oleh perusahaan yang berkinerja buruk. Pemberian dividen yang besar memang akan mengurangi jumlah capital expenditure sehingga pertumbuhan perusahaan mungkin akan terganggu namun karena kinerja perusahaan bagus, dia tetap dapat menghasilkan laba bahkan masih tetap tumbuh. Namun tidak demikian halnya dengan perusahaan yang kualitasnya buruk, membayar dividen yang tinggi secara terus-menerus akan menghilangkan kesempatan mereka untuk melakukan investasi sehingga pertumbuhan perusahaan akan terhenti. Karena investor paham akan hal ini maka dia akan memberi nilai yang lebih tinggi pada perusahaan yang membayar dividen besar dan memberi nilai rendah pada perusahaan yang dividennya kecil Arifin, 2005: 12.

2.2 Penelitian Terdahulu

Kasilingam dan Ramasundaram 2011 melakukan penelitian dengan judul penelitian “Price Earning Multiples: Actual Determinants case study of Domestic Market in India. Variabel independen dalam penelitian ini adalah Earning Growth, Dividend Payout Ratio, Return on Equity sedangkan variabel dependennya adalah Price Earning Ratio. Objek penelitian ini difokuskan pada pasar domestik di India. Hasil penelitian menunjukkan hanya Earning Growth yang mempengaruhi Price earning ratio secara parsial. Sedangkan secara simultan, Earning Growth, Dividend Payout Ratio dan Return on Equity tidak berpengaruh pada Price Earning Ratio. Faezinia 2012 melakukan penelitian dangan judul “The Quantitative Study of Effective Factors on Price earning ratio in Capital Market of IRAN”. Variable independennya adalah interest rate, inflation, growth rate, systematic risk, company size, return on equity, dividend yield, and Debt to Equity ratio. Hasil penelitian menunjukkan interest rate, Inflation, dividend yield berpengaruh negative terhadap PER sedangkan variable growth rate, systematic risk, company size, return on equity, and Debt to Equity ratio berpengaruh positif. Premkanth 2013 melakukan penelitian dengan judul “Determinant of price earning multiple in Sir Lankan listed companies”. Variabel independen dalam penelitian ini adalah return on Equity, Dividend Payout Ratio, Market Capitalization, Retention Ratio, sedangkan dependennya adalah Price Earning Multiple. Objek peneltian ini difokuskan pada perusahaan yang terdaftar di sri lanka. Hasil penelitian menunjukkan ROE berpengaruh negative terhadap Price