Alat Pelindung Diri TINJAUAN PUSTAKA

Indikator utama dalam mengukur iklim keselamatan kerja meliputi: terdapat apresiasi pribadi terhadap risiko atau bagaimana calon pekerja memandang risiko yang terkait dengan praktek kerja, prioritas kebutuhan pribadi terkait dengan keselamatan dan kesehatan kerja, serta manajemen diri dan kebutuhan untuk merasa aman Sholihah dan Kuncoro, 2014.

2.2 Alat Pelindung Diri

2.2.1 Definisi alat pelindung diri Sebagian orang berpendapat bahwa keselamatan kerja hanya diartikan sebagai dipakainya Alat Pelindung Diri APD seperti helmet, sarung tangan, masker saat bekerja. Menggunakan APD dalam bekerja merupakan pilihan terakhir setelah berbagai usaha untuk melindungi diri dari bahaya tidak berhasil. APD dapat didefinisikan sebagai alat yang mempunyai kemampuan melindungi seseorang dalam pekerjaannya, yang fungsinya mengisolasi pekerja dari bahaya di tempat kerja Rijanto, 2011. Menurut Cahyono 2004, Alat Pelindung Diri adalah peralatan keselamatan yang harus digunakan oleh personil apabila berada pada suatu tempat kerja yang berbahaya. Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi No.Per.08MENVII 2010 pasal 1 ayat 1, alat pelindung diri selanjutnya disingkat APD adalah suatu alat yang mempunyai kemampuan untuk melindungi seseorang yang fungsinya mengisolasi sebagian atau seluruh tubuh dari potensi bahaya ditempat kerja. Pengunaan APD adalah alternatif terakhir yaitu kelengkapan dari segenap upaya teknis pencegahan kecelakaan. APD harus memenuhi persyaratan antara lain enak nyaman dipakai, tidak mengganggu pelaksanaan pekerjaan, dan Universitas Sumatera Utara memberikan perlindungan efektif terhadap macam bahaya yang dihadapi Suma’mur, 2009. 2.2.2 Jenis-jenis alat pelindung diri Jenis-jenis APD berdasarkan penggunaanya dapat dikategorikan dalam beberapa jenis: A. Pelindung Kepala Pelindung kepala dikenal sebagai safety helmet Cahyono, 2004. Helm pengaman dirancang untuk menahan kepala dari benturan atau tusukan dari benda-benda jatuh atau partikel-partikel dan dari sengatan listrik tegangan tingggi. Helm pengaman juga dapat melindungi kepala dan rambut dari jeratan mesin, atau terpapar pada lingkungan berbahaya Rijanto, 2011. Topi atau helm pengaman dapat diklasifikasikan menjadi: a. Kelas A: untuk melindungi kepala dari kekuatan benturan benda-benda yang jatuh, dan dari sengatan listrik akibat kontak dengan konduktor listrik akibat kontak dengan konduktor listrik tegangan rendah. b. Kelas B: untuk melindungi kepala dari kekuatan benturan benda-benda yang jatuh, dan dari sengatan listrik akibat kontak dengan konduktor listrik akibat kontak dengan konduktor listrik tegangan tinggi. c. Kelas C: untuk melindungi kepala dari kekuatan benturan benda-benda yang jatuh, tanpa pengaman terhadap listrik Rijanto, 2011. Menurut ANSI Z89.1-1997 yang dikutip oleh Tambunan 2007, berdasarkan arah beban benturan yang ditahan, helm hard hats dibedakan menjadi dua tipe yaitu: Universitas Sumatera Utara a. Tipe I, melindungi bagian atas kepala saja. b. Tipe II, melindungi bagian atas dan sebagian bagaian sisi kepala termasuk telinga dan bagian belakang leher. Untuk mendapat perlindungan yang optimum terhadap berbagai jenis bahaya di tempat kerja, dari sisi desain helm pengaman atau sering juga disebut helm proyek harus memenuhi berbagai jenis kriteria desain diantaranya Tambunan, 2007: a. Bagian kulit pelindungcangkang harus harus memiliki kemampuan untuk menyerap sebagian besar gaya force transmission atau guncangan shock absorption akibat benturan benda jatuh. b. Bagian kulit pelindung tidak bisa tembus atau robek oleh benda jatuh. c. Helm pengaman harus harus memiliki kemampuan insulasi terhadap bahaya listrik. d. Tahan api. e. Tahan air water resistant f. Bisa diatur penggunaannya sesuai dengan kebutuhan atau ukuran kepala pengguna. B. Pelindung Telinga Prinsip pelindung telinga adalah kontak langsung antara bising dengan organ telinga. Pencegahan kebisingan dapat dilakukan pada sumbernya, transmisi, dan penerima bising Hadipoetro, 2008. Pelindung telinga ada 2 jenis yaitu: sumbat telinga Ear Plug dan tutup telinga Ear Muff Rijanto, 2011. Universitas Sumatera Utara a. Sumbat telinga Ear Plug hanya dapat menahan frekuensi tertentu saja, sedangkan frekuensi untuk berbicara biasa komunikasi tidak terganggu. Sumbat telinga biasanya terbuat dari bahan karet, plastik keras, plastik lunak, lilin, kapas. Kemampuan atenuasi daya lindung sekitar 25-30 dB decible. Bila ada kebocoran sedikit saja dapat mengurangi atenuasi sampai 12 dB. Kelemahan dari sumbat telinga adalah tidak tepat ukurannya dengan lubang telinga pemakai, kadang-kadang lubang telinga kanan tidak sama dengan lubang telinga kiri. b. Tutup telinga Ear Muff ada beberapa jenis yaitu atenuasinya pada frekuensi biasa: 25-30 dB dan atenuasi pada frekuensi 2800-400 Hz, 35-45 dB. C. Pelindung Mata Pelindung mata berfungsi untuk melindungi mata dari paparan bahan kimia berbahaya, paparan partikel-partikel yang melayang di udara dan di badan air, percikan benda-benda kecil, panas, atau uap panas, radiasi gelombang elektromagnetik yang mengion maupun yang tidak mengion, pancaran cahaya, benturan atau pukulan benda keras atau benda tajam Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi No. 8 t ahun 2010. Pelindung mata dikenal sebagai safety glasses . Safety glasses berbeda dari kacamata biasa, karena pada bagian atas dan sisi kanan-kiri frame terdapat pelindung dan jenis kacanya yang dapat menahan sinar ultra violet sampai persentase tertentu Cahyono, 2004. Universitas Sumatera Utara D. Pelindung Wajah Pelindung wajah dikenal sebagai goggles . Goggless memberikan perlindungan lebih baik daripada safety glasses karena goggles terpasang dekat dengan wajah dan mengitari area mata sehingga melindungi mata dari percikan cairan, uap, uap logam, serbuk, debu, dan kabut. Jenis pelindung wajah lainnya adalah face shield dan welding helmest. Face shield memberikan perlindungan secara meyeluruh dan sering digunakan pada operasi pelebuuran logam, percikan bahan kimia, atau partikel yang melayang. Welding helmets topeng las memberikan perlindungan pada wajah dan mata. Topeng las memakai lensa absorpsi khusus yang menyaring cahaya yang terang dan energi radiasi yang dihasilkan selama operasi pengelasan Cahyono, 2004. E. Pelindung Tangan Pelindung tangan sarung tangan berfungsi untuk melindungi tangan dan jari-jari tangan dari pajanan api, suhu panas, suhu dingin, radiasi elektromagnetik, radiasi mengion, arus listrik, bahan kimia, benturan, pukulan dan tergores, terinfeksi zat patogen virus, bakteri dan jasad renik Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi No. 8 t ahun 2010. Berikut ini adalah jenis-jenis sarung tangan dengan penggunaan yang tidak hanya melindungi dari bahan kimia Cahyono, 2004. a. Sarung tangan Metal mesh tahan terhadap ujung yang lancip dan menjaga terpotong. b. Sarung tangan kulit melindungi tangan dari permukaan kasar. Universitas Sumatera Utara c. Sarung tangan vinyl dan neoprene melindungi tangan terhadap bahan kimia beracun. d. Sarung tangan karet melindungi saat bekerja di sekitar arus listrik. e. Sarung tangan Padded cloth melindungi tangan dari ujung yang tajam, pecahan gelas dan vibrasi. f. Sarung tangan Heat resistant mencegah terkena panas dan api. g. Sarung tangan Latex disposable sekali pakai dibuang digunakan untuk melindungi tangan dari germ dan bakteri. h. Sarung tangan Lead-lined berlapis timbal digunakan untuk melindungi tangan dari sumber radiasi. Penampakan features pada safety gloves tidak dirancang semata-mata untuk memenuhi estetika dan kenyamanan, namun lebih dari itu. Berikut ini adalah penggolongan safety gloves berdasarkan features yang dimilikinya Tambunan, 2007: a. Supported dan unsupported gloves Secara visual, supported gloves dapat dilihat dari adanya penebalan serat- serat benang atau garis-garis benang pada sarung tangan. Supported gloves lebih sesuai untuk pekerjaan-pekerjaan yang berhadapan dengan bahaya tergores abrasi, tertusuk, dan sejenisnya. b. Ketebalan thickness Ketebalan gloves bervariasi, tergantung aplikasinya. Ketebalan ini harus diberlakukan pada seluruh bagian gloves termasuk perpanjangannyaproteksi Universitas Sumatera Utara pada bagian lengan jika bahaya-bahaya tertentu yang dihadapi pekerja misalnya bahaya percikan bahan kimia, juga membahayakan bagian tersebut. c. Genggaman gripgrasp Daya genggam pada safety gloves lebih ditujukan pada situasi “kebasahan” pekerjaan. Di tempat dimana tingkat kebasahan pada benda kerja atau alat kerja sangat tinggi, diperlukan sarung tangan dengan daya genggam yang tinggi untuk mengurangi efek licin. Untuk menambah daya genggam, umumnya fabrikator akan memberikan pola-pola tertentu pada sarung tangan seperti bintik, garis, dan sebagainya. d. Cuff Cuff merupakan perpanjangan sarung tangan, dirancang untuk melindungi bagian-bagian tangan mulai dari pergelangan tangan dengan panjang dan karakteristik tertentu ke arah pengkal lengan. Bahan cuff antara lain denim, kain rajut, kulit, dan sebagainya. Kegunaan cuff adalah untuk menambah luas area proteksi dan memperkecil kemungkinan masuknya benda-benda atau partikel- partikel yang berbahaya bagi kulit tangan. F. Pelindung Kaki Pelindung kaki digunakan untuk melindungi kaki pekerja dari tertimpa benda-benda berat atau keras, tumpahan bahan kimia, kemungkinan tersandung atau tergelincir. Banyak jenis-jenis sepatu keselamatan dan diantaranya adalah: a. Sepatu latexkaret tahan bahan kimia dan memberikan daya tarik ekstra pada permukaan licin. Universitas Sumatera Utara b. Sepatu butyl yang melindungi kaki terhadap ketone, aldehyde, alcohol, asam, garam dan basa. c. Sepatu vinyl tahan terhadap pelarut, asam, basa, garam, air pelumas dan darah. d. Sepatu nitrile tahan terhadap lemak hewan, oli dan bahan kimia Cahyono, 2004. Sepatu yang digunakan disesuaikan dengan jenis resikonya Rijanto, 2011: a. Pada industri ringan atau tempat kerja biasa: 1. Cukup memakai sepatu yang baik. 2. Wanita tidak boleh memakai sepatu bertumit tinggi, atau sepatu dengan telapak yang datar dan licin. b. Sepatu pelindung safety shoes atau sepatu boot: 1. Dapat terbuat dari kulit, karet sintesis atau plastik. 2. Untuk melindungi jari-jari kaki terhadap kejatuhan atau benturan benda- benda keras, sepatu dilengkapi dengan penutup jari dari baja atau campuran baja dengan karbon. c. Untuk mencegah tergelincir, digunakan sol anti slip luar dari karet alam atau sintesis dengan permukaannya kasar. d. Untuk mencegah tusukan pada telapak kaki dari benda-benda runcing, sol dilapisi dengan logam. e. Terhadap bahaya listrik, sepatu seluruhnya harus dijahit atau direkat, tidak boleh menggunakan paku. Universitas Sumatera Utara f. Sepatu atau sandal yang beralaskan kayu baik dipakai pada tempat kerja yang lembab, lantai yang panas. G. Pelindung tubuh atau pakaian kerja Pakaian pekerja harus dianggap sebagai alat pelindung diri. Pada umumnya pakaian pekerja pria yang bekerja melayani mesin-mesin harus berlengan pendek, pas tidak longgar pada bagian dada atau punggung, tiada ada lipatan-lipatan yang mungkin menimbulkan bahaya. Sedangkan pakaian perempuan sebaiknya memakai celana panjang, baju yang pas, tutup rambut dan tidak mengenakan perhiasan Rijanto, 2011. Jenis pakaian pelindung terdiri dari rompi Vests, celemek Apron Coveralls , Jacket, dan pakaian pelindung yang menutupi sebagian atau seluruh bagian badan Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi No. 8 t ahun 2010. H. Pelindung saluran pernapasan Alat pelindung pernapasan berfungsi memberikan perlindungan terhadap sumber-sumber bahaya di udara tempat kerja, seperti kekurangan oksigen, pencemaran oleh partikel debu, kabut, asap, dan uap logam, pencemaran oleh gas atau uap Rijanto, 2011. Untuk mencegah masuknya debuuap kerja ke dalam mulut dan hidung, maka mulut dan hidung harus diberi alat pelindung. Alat pernapasan yang digunakan memiliki bermacam-macam bentuk, mulai dari yang sederhana yaitu masker sekali pakai sampai respirator yang dilengkapi dengan tabung oksigen Cahyono, 2004. Menurut Rijanto 2011, ada tiga jenis alat pelindung pernapasan yaitu bersifat memurnikan udara, dihubungkan dengan suplai udara bersih dan dengan Universitas Sumatera Utara suplai oksigen. Contoh respirator antara lain respirator masker penyaring debu, topeng dengan kanister, respirator dengan partum cartridge, self-contained breathing apparatus SCBA. Beberapa kriteria yang perlu dipertimbangkan dalam pemilihan jenis respirator yang tepat untuk masing-masing tempat kerja antara lain Cahyono, 2004: a. Identifikasi kontaminan di tempat kerja. b. Perkirakan konsentrasi maksimal kontaminan. c. Kenyamanan pemakai respirator. d. Kesesuain dengan jenis dan tugas kerja. e. Kesesuaian dengan bentuk wajah individu pemakai untuk mencegah terjadinya celah yang terbuka. I. Alat pelindung jatuh perorangan Berdasarkan Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi No.8MENVII2010, Alat pelindung jatuh perorangan berfungsi membatasi gerak pekerja agar tidak masuk ke tempat yang mempunyai potensi jatuh atau menjaga pekerja berada pada posisi kerja yang diinginkan dalam keadaan miring maupun tergantung dan menahan serta membatasi pekerja jatuh sehingga tidak membentur lantai dasar. Jenis alat pelindung jatuh perorangan terdiri dari sabuk pengaman tubuh harness, karabiner, tali koneksi lanyard, tali pengaman safety rope, alat penjepit tali rope clamp, alat penurun decender, alat penahan jatuh bergerak mobile fall arrester, dan lain-lain. Universitas Sumatera Utara Menurut Rijanto 2011, alat pelindung jatuh diantaranya adalah sabuk pengaman, tali tambatan, penahan jatuh dan peredam kejut, harness, penahan tali pengaman safety block, dan tali penggantung. Tali tambatan adalah suatu tali fleksibel yang pendek, tali pengikat atau anyaman yang menghubungkan pekerja dengan titik tambatan. Harness terdiri dari harness dada, dada-pinggang, tubuh- penuh, meliputi perlindungan bagian-bagian tubuh. Harness dapat membuat pekerja lepas terjatuh lebih lama sebelum terhenti tanpa cedera tubuh. Penahan tali pengaman merupakan alat portabel yang dipasang pada titik tambat di atas area kerja dan kemudian talinya dihubungkan dengan sabuk pengaman atau harness yang di pakai pekerja. Menurut Anizar 2012, APD yang dapat dipergunakan sesuai dengan faktor bahaya yang ada di lingkungan kerja dan bagian tubuh yang perlu dilindungi, khususnya pada pekerja kernek bongkar CPO adalah sebagai berikut. Tabel 2.2 Alat pelindung diri menurut faktor bahaya dan bagian tubuh yang perlu dilindungi Faktor bahaya Bagian tubuh yang perlu dilindungi Alat pelindung diri Basah dan air Kepala Kaki Tangan Topi plastik Sepatu bot karet Sarung tangan karetplastik Terpeleset, jatuh Tubuh Safety belt full body harness Universitas Sumatera Utara 2.2.3 Syarat-syarat alat pelindung diri Alat pelindung diri harus memenuhi persyaratan sebagai berikut Sum’amur, 2009. a. Nyaman dipakai. b. Tidak mengganggu pelaksanaan pekerjaan. c. Memberikan perlindungan efektif terhadap jenis bahaya yang dihadapi. Proses penggunaan APD harus memenuhi kriteria: a. Bahaya telah diidentifikasi. b. APD yang dipakai sesuai dengan bahaya yang dituju. c. Adanya bukti bahwa APD dipatuhi penggunaannya Hadipoetro, 2014. Menurut Ridley 2008, ada beberapa prinsip umum yang harus diikuti supaya APD digunakan secara efektif: a. Sesuai dengan bahaya yang dihadapi. b. Terbuat dari material yang akan tahan terhadap bahaya tersebut. c. Cocok bagi orang yang menggunakannnya. d. Tidak mengganggu kerja operator yang sedang bertugas. e. Memiliki kontruksi yang sangat kuat. f. Tidak mengganggu APD lain yang sedang dipakai secara bersamaan. g. Tidak meningkatkan risiko terhadap pemakainya. Operator-operator yang menggunakan APD harus memperoleh: a. Informasi tentang bahaya yang dihadapi. b. Instruksi tentang tindakan pencegahan yang perlu diambil. c. Pelatihan tentang penggunaan peralatan yang benar. Universitas Sumatera Utara d. Konsultasi dan diizinkan memilih APD yang tergantung pada kecocokannya. e. Pelatihan cara memelihara dan menyimpan APD dengan rapi. f. Instruksi agar melaporkan setiap kecacatan atau kerusakan Ridley, 2008. 2.2.4 Manajemen alat pelindung diri Berdasarkan Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi No. 8MENVII2010 tentang Alat Pelindung Diri, manajemen APD meliputi: a. Identifikasi kebutuhan dan syarat APD. b. Pemilihan APD yang sesuai dengan jenis bahaya dan kebutuhankenyamanan pekerjaburuh. c. Pelatihan. d. Penggunaan, perawatan, dan penyimpanan. e. Penatalaksanaan pembuangan atau pemusnahan. f. Pembinaan. g. Inspeksi. h. Evaluasi dan pelaporan. Pemakaian APD secara rutin dilakukan sesuai dengan instruksi yang benar dan melalui masa percobaan dan pelatihan. Untuk itu perlu dilakukan hal-hal sebagai berikut Hadipoetro, 2014. A. Informasikan kepada setiap pekerja tentang: a. Mengapa diperlukan penggunaan APD b. Bila dan dimana alat pelindung diri digunakan c. Bagaimana alat tersebut digunakan d. Bagaimana memelihara peralatan pelindung diri Universitas Sumatera Utara B. Latih pekerja, dengan baik tentang cara menggunakan dan memelihara alat pelindung diri. C. Timbulkan minat, pekerja untuk menggunakan APD dalam masa percobaan dan adaptasi dengan alat. Pemakain APD memerlukan waktu untuk beradaptasi dan selama waktu percobaan dibawah pengawasan, sekurangnya beberapa minggu. D. Awasi dan periksa, secara teratur penggunaan dan pemeliharaan APD. E. Sediakan suku cadang dan fasilitas, pemeliharaan ditempat kerja untuk penggantian bagian yang rusak secara cepat. F. Pastikan semua orang menggunakan APD sesuai dengan indikasi pekerjaan. Berikan tanda peringatan di tempat kerja yang wajib menggunakan APD dan untuk itu lakukan: a. Identifikasi daerah tempat kerja yang membutuhkan APD b. Sediakan APD sesuai dengan indikasi dan jumlah pekerja c. Pada setiap tempat kerja, pasang tanda peringatan dengan gambar yang menjelaskan jenis APD yang diperlukan didaerah tersebut d. Awasi dan periksa penggunaan APD yang benar. Lakukan pemeriksaan secara teratur. G. Berikan dukungan untuk pembersihan dan pemerliharaan APD secara rutin. Untuk itu dilakukan: a. Bentuk tim pemeliharaan APD. Tetapkan program pemeliharaan b. Identifikasi cara penyimpanan, pembersihan dan pemeliharaan Dan sosialisasikan kepada seluruh pekerja yang memakai APD tersebut Universitas Sumatera Utara c. Sediakan fasilitas pemeliharaan yang diperlukan d. Pastikan semua suku cadang selalu tersedia setiap saat H. Pastikan bahwa APD dapat diterima oleh pekerja. Untuk itu: a. Lengkapi setiap pekerja dengan APD yang baik, tepat dan nyaman dipakai b. Lengkapi pemakai APD dengan informasi yang cukup tentang faktor risiko ditempat kerja dan manfaat peralatan untuk melindungi diri c. Pastikan bahwa setiap orang pengawas, pekerja, pengunjung, dan lain-lain menggunakan peralatan APD yang ditetapkan. I. Sediakan tempat yang memadai tempat untuk menyimpan APD. Untuk itu: a. Periksa nomor, ukuran, kualitas semua APD serta cara penyimpanannya b. Pastikan bahwa APD tersebut mudah ditemukan dan inventarisasi c. Buat rencana kerja pemeriksaan rutin terhadap penggunaan dan pemeliharaan APD d. Pelihara tempat penyimpanan APD dengan teratur e. Libatkan para pemakai dalam semua prosedur dari butir diatas sepenuhnya Prosedur penyimpanan yang baik merupakan bagian yang sangat penting dari program pelatihan penggunaan APD. 2.2.5 Peraturan perundangan alat pelindung diri Kewajiban dalam penggunaan APD di tempat kerja yang mempunyai resiko terhadap timbulnya kecelakaan dan penyakit akibat kerja telah diatur didalam Undang-undang No. 1 tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja. Pasal- pasal yang mengatur tentang penggunaan APD antara lain: Universitas Sumatera Utara a. Pasal 3 ayat 1 sub f, menyebutkan bahwa ”Dengan peraturan perundangan ditetapkan syarat-syarat keselamatan kerja untuk memberikan alat-alat pelindung diri pada pekerja”. b. Pasal 9 ayat 1 sub c, menyebutkan bahwa ”Pengurus diwajibkan menunjukkan dan menjelaskan pada tiap tenaga kerja baru tentang, alat-alat pelindung diri bagi tenaga kerja yang bersangkutan”. c. Pasal 12 sub b, menyebutkan bahwa ”Dengan peraturan perundangan diatur kewajiban dan atau hak tenaga kerja untuk, memakai alat-alat pelindung diri yang diwajibkan”. d. Pasal 14 sub c, menyebutkan bahwa ”Pengurus diwajibkan menyediakan secara cuma-cuma, semua alat pelindung diri yang diwajibkan pada tenaga kerja yang berada di bawah pimpinannya dan menyediakan bagi setiap orang lain yang memasuki tempat kerja tersebut, disertai dengan petunjuk-petunjuk yang diperlukan menurut petunjuk pegawai pengawas atau ahli-ahli keselamatan kerja. Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi No. 8MENVII2010 tentang Alat Pelindung Diri. Pasal-pasal yang mengatur tentang penggunaan APD antara lain: a. Pasal 2 ayat 1,2,3, menyebutkan bahwa “Pengusaha wajib menyediakan APD bagi pekerja dan harus sesuai dengan Standar Nasional Indonesia atau standar yang berlaku, serta APD diberikan oleh pengusaha secara cuma-cuma. b. Pasal 3, menyebutkan bahwa “APD meliputi pelindung kepala, mata dan muka, telinga, pernapasan, tangan, kaki, serta alat pelindung jatuh perorangan dan pelampung”. Universitas Sumatera Utara c. Pasal 4 ayat 1, menyebutkan bahwa “APD wajib digunakan ditempat kerja”. d. Pasal 7 ayat 1, menyebutkan bahwa “Pengusaha wajib melaksanakan manajemen APD di tempat kerja”. 2.2.6 Pengadaan alat pelindung diri Masalah-masalah dalam pengadaan APD sehingga pemakaiannya patut dipertimbangkan adalah sebagai berikut Anizar, 2012. 1. Pengusaha merasa penyediaan APD hanya akan menambah beban biaya. 2. Pekerja mungkin merasa tidak nyaman. 3. Pengusaha tidak menyadari bahwa jika ada bahaya pada pekerjaan tertentu APD mungkin akan menghindarkan biaya yang lebih besar akibat terjadinya kecelakaan. 4. Perusahaan menyediakan APD tetapi para pekerja enggan memakainya.

2.3 Proses Pembongkaran Crude Palm Oil

Dokumen yang terkait

Analisa Perbandingan Kadar Asam Lemak Bebas (Alb) Dari Crude Palm Oil Pada Vacum Dryer Dan Storage Tank Di Pt. Multimas Nabati Asahan Kuala Tanjung

10 53 42

Pengaruh Temperatur Terhadap Proses Pemurnian CPO pada Crude Oil Tank (COT) di Stasiun Klarifikasi di PT. Multimas Nabati Asahan Kuala Tanjung

19 122 47

Penentuan Kadar Air Dan Asam Lemak Bebas Pada CPO (Crude Palm Oil) Di PKS. PT. Multimas Nabati Asahan Kuala Tanjung

3 30 35

Penerapan Safety Inspection Sebagai Upaya Pencegahan Kecelakaan Kerja di PT. Multimas Nabati Asahan Kuala Tanjung Tahun 2016

25 196 165

Gambaran Iklim Kesetan Kerja dan Penggunaan Alat Pelindung Diri pada Pekerja Kernek Bongkar Crude Palm Oil di PT. Multimas Nabati Asahan Kuala Tanjung Tahun 2016

0 0 18

Gambaran Iklim Kesetan Kerja dan Penggunaan Alat Pelindung Diri pada Pekerja Kernek Bongkar Crude Palm Oil di PT. Multimas Nabati Asahan Kuala Tanjung Tahun 2016

0 0 2

Gambaran Iklim Kesetan Kerja dan Penggunaan Alat Pelindung Diri pada Pekerja Kernek Bongkar Crude Palm Oil di PT. Multimas Nabati Asahan Kuala Tanjung Tahun 2016

0 0 7

Gambaran Iklim Kesetan Kerja dan Penggunaan Alat Pelindung Diri pada Pekerja Kernek Bongkar Crude Palm Oil di PT. Multimas Nabati Asahan Kuala Tanjung Tahun 2016

0 0 23

Gambaran Iklim Kesetan Kerja dan Penggunaan Alat Pelindung Diri pada Pekerja Kernek Bongkar Crude Palm Oil di PT. Multimas Nabati Asahan Kuala Tanjung Tahun 2016

0 1 3

Gambaran Iklim Kesetan Kerja dan Penggunaan Alat Pelindung Diri pada Pekerja Kernek Bongkar Crude Palm Oil di PT. Multimas Nabati Asahan Kuala Tanjung Tahun 2016

0 0 14