Kerapatan StomataDaun Mahoni Swietenia macrophylla pada beberapa lokasi di kota Medan.

i bermotor cukup padat dan kandungan timbal cukup tinggi dapat dilihat pada tabel 1 tetapi memiliki kadar klorofil total yang paling tinggi. Menurut Sunarya et al. 1991 batas toksisitas logam berat timah hitam Pb pada daun tanaman tingkat tinggi adalah 1000 ppm. Kandungan Pb daun Mahoni dari beberapa lokasi dikota Medan berkisar antara 3,11-4,25 mgL ppm tidak mencapai 1000 ppm. Hal ini berarti kandungan Pb pada daun Mahoni dari beberapa lokasi dikota Medan belum melampaui ambang batas toksisitasnya terhadap tanaman. Masuknya partikel timbal kedalam jaringan daun bukan karena timbal diperlukan tanaman, tetapi hanya sebagai akibat ukuran stomata daun yang cukup besar dan ukuran partikel timbal yang relatif kecil dibanding ukuran stomata. Timbal masuk ke dalam tanaman melalui proses penyerapan pasif. Timbal setelah masuk kedalam sistem tanaman akan diikat oleh membran-membran sel, mitokondria dan kloroplas yang kemudian akan menyebabkan penurunan kemampuan tanaman dalam menyerap air, pertumbuhan yang lambat, dan pembukaan stomata yang tidak sempurna Widiriani, 1996 dalam Siregar, 2005.

4.3 Kerapatan StomataDaun Mahoni Swietenia macrophylla pada beberapa lokasi di kota Medan.

Gambar4.3. Kerapatan stomata daun Mahoni dari beberapa lokasi dikota Medan Dari gambar diatas dapat diketahui bahwa hasil pengamatan kerapatan stomata daun Mahoni dari yang tertinggi ke yang terendah yaitu Bumi Perkemahan Sibolangit 59,85 stomatamm 2 , Kawasan Industri Medan 1 50,72 10 20 30 40 50 60 70 Jl Hm Yamin KIM 1 Hutan Tri Dharma Kampus USU Bumi Perkemahan Sibolangit K er ap at an S tom at a s tom at a m m 2 Lokasi Penelitian Universitas Sumatera Utara i stomatamm 2 , Jl HM Yamin 48,58 stomatamm 2 , dan Hutan Tridharma 46,86 stomatamm 2 , berdasarkan data tersebut diketahui bahwa kerapatan stomata daun Mahoni dari masing-masing lokasi berbeda hal ini mungkin dikarenakan kedaan masing-masing lokasi tempat Mahoni tumbuh memiliki keadaan lingkungan fisik yang cukup berbeda dapat dilihat pada Lampiran 2 Halaman 31. Agustini 1994 mengemukakan bahwa kerapatan stomata dalam satu unit area permukaan daun sangat bervariasi. Hal ini ditimbulkan oleh perbedaan lingkungan tempat tumbuh dan faktor genetis, yang sangat mempengaruhi morfogenesis stomata. Ketersediaan air, intensitas cahaya, suhu dan konsentrasi CO 2 merupakan faktor-faktor yang mempengaruhi kerapatan stomata. Gambar 4.4.Kerapatan stomata daun Mahoni Perbesaran 10x10 a Bumi Perkemahan Sibolangit; b Kawasan Industri Medan 1; c Jl HM Yamin; d Hutan Tridharma Universitas Sumatera Utara Gambar diatas menunjukkan urutan kerapatan stomata daun Mahoni dari masing-masing lokasi penelitian. Kerapatan stomata tertinggi yaitu berasal dari Bumi Perkemahan Sibolangit, berdasarkan ukurannya terlihat bahwa stomata memiliki ukuran yang cukup besar dan tersebar secara merata pada permukaan daun. Hal ini mungkin dipengaruhi oleh lingkungan tempat tumbuhan tersebut tumbuh, Mahoni di lokasi ini berada di bagian dalam kawasan hampir dekat dengan hutan dan berada di tepi parit sehingga memiliki intensitas cahaya yang cukup dan kelembapan udara yang cukup tinggi. Menurut Croxdale 2000 a. b. c. d. Universitas Sumatera Utara i tumbuhan yang tumbuh di daerah dingin dan mendapatkan cahaya matahari yang cukup akan mempunyai kerapatan stomata yang lebih besar dibandingkan dengan tanaman yang tumbuh di daerah panas dan kekurangan cahaya matahari. Kondisi penyinaran yang cukup, kelembaban tanah yang tinggi disertai dengan temperatur yang rendah akan meningkatkan frekuensi stomata. Adapun kerapatan stomata di Kawasan Industri Medan 1, terlihat bahwa stomata memiliki ukuran yang kecil dan tersebar secara berkelompok pada permukaan daun. Hal ini mungkin disebabkan lingkungan tempat Mahoni tumbuh yang berada ditepi jalan yang padat kendaraan bermotor dan berada di kawasan pabrik, menurut Satolom 2013, berbagai respon tanaman terhadap polutan telah banyak diketahui diantaranya yaitu peningkatan jumlah epidermis dan stomata serta peningkatan indeks stomata merupakan salah satu respon tanaman terhadap polusi udara. Kadar stomata pada daun meningkat seiring dengan meningkatnya intensitas kendaraan. Stomata pada daun tanaman meningkat dikarenakan luas daun cenderung mengecil. Tanaman tersebut memiliki stomata yang lebih banyak namun ukuran stomata juga lebih kecil. Selain itu, data pengamatan lingkungan fisik Lampiran 2 pada lokasi ini menunjukkan bahwa intensitas cahaya dan suhu tinggi, menurut Solikhah 2015 intensitas cahaya, suhu dan kelembaban berpengaruh terhadap transpirasi yang terjadi pada tanaman dan evaporasi pada tanah. Intensitas cahaya yang tinggi akan menyebabkan air pada tanaman dan tanah lebih banyak menguap. Hal ini akan menyebabkan persediaan air yang dibutuhkan tanaman tidak mencukupi sehingga sel – sel pada daun ukurannya lebih kecil dan mempengaruhi luas daun. Kerapatan Stomata daun Mahoni dari Jl HM Yamin dan Hutan Tridharma kampus USU terlihat memiliki ukuran yang cukup besar dan tersebar secara merata pada permukaan daun. Hal ini mungkin dipengaruhi oleh lingkungan tempat pertumbuhannya. Croxdale 2000 menyatakan bahwa kerapatan stomata tiap tumbuhan akan berbeda-beda tergantung faktor lingkungan yang memengaruhinya, terutama intensitas cahaya matahari dan kelembaban. Lingkungan tempat pertumbuhan Mahoni di dua lokasi ini memiliki intensitas cahaya dan suhu yang cukup sehingga Mahoni dapat tumbuh dengan baik. Universitas Sumatera Utara i Berdasarkan pemaparan diatas dapat disimpulkan bahwa kerapatan stomata dari masing-masing lokasi dipengaruhi oleh lingkungan tempat pertumbuhannya. Dan diketahui juga tidak ada pola yang menunjukkan adanya keterkaitan antara aktivitas kendaraan bermotor dan kadar timbal pada daun terhadap kerapatan stomata, karena diketahui kerapatan stomata daun tertinggi adalah yang berada dikawasan Sibolangit sedangkan aktivitas kendaraan bermotor dan kandungan timbal pada lokasi ini adalah yang terendah dan di kawasan Industri Medan 1 yang memiliki kadar timbal tinggi dan aktivitas kendaraan yang tinggi juga memiliki kerapatan stomata cukup tinggi. Pada penelitian ini stomata hanya ditemukan terdapat pada permukaan bawah daun saja. Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Karliyansyah 1997, Mulyani 2010, Satolom 2013 yaitu stomata pada Mahoni dan Angsana hanya terdapat pada epidermis bawah daun saja. Pada umumnya stomata terdapat pada sisi atas dan bawah daun, atau hanya terdapat pada bagian bawah daun saja. Gambar 4. 5. Stomata daun Mahoni Perbesaran 10x10 ; a. Sel penutup, b.Celah stomata, c. Sel tetangga Dari gambar diatas dapat diketahui bahwa tipe stomata pada daun Mahoni adalah tipe parasitik karena sel penutup dan sel tetangga mudah dikenali, jumlah sel tetangga dua, sumbu membujur sel tetangga sejajar dengan sel penutup serta celah stomata.Hal ini sesuai dengan Haryanti 2010, tipe stomata parasitikRubiaceous yaitu tiap sel penjaga bergabung dengan satu atau lebih sel tetangga, sumbu membujurnya sejajar dengan sumbu sel tetangga dan apertur. a b c Universitas Sumatera Utara i BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan