Observasi dan Interpretasi Siklus II

Dalam tahap ini guru bertindak sebagai pemimpin jalannya kegiatan pembelajaran di kelas, sedangkan peneliti hanya bertindak sebagai partisipan pasif.

c. Observasi dan Interpretasi

Peneliti mengamati proses pembelajaran bertelepon dengan metode pasangan terstruktur di kelas VII SMP Negeri 2 Karangjati. Peneliti mengambil posisi di belakang kelas agar keberadaannya tidak mengganggu jalannya proses pembelajaran. Pada pelaksanaan proses pembelajaran bertelepon dengan metode pasangan terstruktur, guru mengajarkan materi dengan tema ”bertelepon dengan orang yang lebih tua”. Pada awal pembelajaran, guru menerangkan mengenai tema pembelajaran. Kemudian, guru menjelaskan kompetensi dasar dan indikator pembelajaran yang akan dicapai. Setelah itu, siswa berkelompok berpasangan sesuai dengan pasangan yang telah dibagi oleh guru pada pertemuan sebelumnya yaitu sesuai dengan perbedaan kemampuan berbicaranya. Siswa yang kemampuan berbicaranya baik dipasangkan dengan siswa yang kemampuan berbicaranya kurang sehingga siswa yang kemampuan berbicaranya kurang dapat termotivasi atau terbantu dengan siswa yang kemampuan berbicaranya baik. Guru menugasi masing-masing pasangan untuk melakukan diskusi dan latihan bertelepon dengan pasangan yang sudah ditentukan mengenai tema ”bertelepon dengan orang yang lebih tua” selama 10 menit. Setelah waktu berdiskusi dan berlatih habis, guru menugasi masing-masing pasangan tersebut untuk praktik bertelepon dengan tema yang sudah ditentukan di depan teman- temannya secara bergantian. Setelah semua siswa tampil bertelepon, guru memberi kesimpulan terhadap hasil pembelajaran dan memberi tahu nilai yang terbaik dari kelompok atau pasangan siswa. Dari deskripsi proses pembelajaran yang dilakukan oleh guru di atas, dapat disimpulkan bahwa guru telah melaksanakan pembelajaran sesuai dengan rencana pembelajaran yang telah disusun. Berdasarkan hasil pengamatan terhadap proses belajar mengajar bertelepon dengan orang yang lebih tua, diperoleh gambaran tentang aktivitas siswa selama kegiatan belajar mengajar berlangsung, yaitu sebagai berikut ini. 1 Siswa yang aktif dalam mengikuti pembelajaran bertelepon selama kegiatan belajar mengajar berlangsung sebesar 66 21 siswa, sedangkan 34 11 siswa lainnya kurang memperhatikan penjelasan guru. Siswa tersebut tampak masih sibuk dengan diri sendiri, berbicara dengan temannya atau mengganggu siswa lain yang ingin memperhatikan penjelasan guru. Siswa tersebut duduk di kursi bagian belakang dan samping kiri dari posisi guru berdiri mengajar di depan kelas. Guru sesekali berjalan ke belakang kelas dan menyebarkan pandangan matanya sewaktu mengajar, jadi, banyak siswa yang sudah merasa diperhatikan oleh gurunya. 2 Siswa yang menunjukkan keberanian ketika praktik bertelepon di depan kelas sebesar 69 22 siswa, sedangkan 31 10 siswa lainnya hanya mau praktek bertelepon di depan kelas kalau ditunjuk oleh guru dengan alasan kurang percaya diri, takut, dan malu sehingga praktek berteleponnya kurang maksimal. 3 Siswa yang dapat bekerjasama dengan pasangannya mencapai 69 22 siswa, sedangkan 31 10 siswa lainnya tampak sibuk sendiri atau malah bermain-main sendiri bahkan ada yang hanya tiduran saja. 4 Siswa yang melakukan praktik bertelepon di depan kelas dan telah mencapai batas ketuntasan minimum 65 sebesar 71,87 23 siswa, sedangkan 28,13 9 siswa lainnya belum mencapai batas ketuntasan. Kelemahan yang dimiliki oleh guru pada tindakan pertama sudah mampu teratasi dengan baik pada tindakan kedua. Kemudian, pada pelaksanaan tindakan kedua, guru sudah mampu mengelola kelas dengan baik sehingga tidak ditemukan kelemahan guru pada pelaksanaannya. Selanjutnya, kelemahan dari sisi siswa dapat diidentifikasi beberapa kelemahan, yaitu: 1 Siswa masih kurang aktif dan bertanggung jawab saat diadakan diskusi. Masih ada beberapa siswa yang bermain-main sendiri atau hanya bersenda gurau. 2 Sebagian siswa masih ada yang kurang percaya diri atau malu ketika tampil berbicara di depan kelas. 3 Sebagian siswa hanya bertelepon dengan singkat karena beberapa siswa terkadang masih lupa dengan apa yang akan dibicarakan maka siswa segera mengakhiri percakapan teleponnya. 4 Siswa yang belum mencapai batas ketuntasan sebesar 28,13 ; 5 Masih banyak siswa yang bertelepon dengan suara pelan sehingga siswa bagian belakang tidak bisa mendengarnya.

d. Analisis dan Refleksi Tindakan II

Dokumen yang terkait

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA MELALUI PENERAPAN METODE PASANGAN TERSTRUKTUR PADA SISWA KELAS VII E SMP NEGERI 2 KARANGJATI TAHUN AJARAN 2009 2010

0 44 83

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA MELALUI METODE Peningkatan Keterampilan Berbicara Melalui Metode Storytelling (Bercerita) Dengan Menggunakan Boneka Tangan Pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Siswa Kelas V SD Negeri Teloyo 3 Tahun Ajaran 2012/2013.

0 1 17

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA MELALUI METODE Peningkatan Keterampilan Berbicara Melalui Metode Storytelling (Bercerita) Dengan Menggunakan Boneka Tangan Pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Siswa Kelas V SD Negeri Teloyo 3 Tahun Ajaran 2012/2013.

0 1 13

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA MELALUI PENERAPAN STRATEGI ROLE PLAYING PADA SISWA Peningkatan Keterampilan Berbicara Melalui Penerapan Strategi Role Playing Pada Siswa Kelas V SD Negeri Kebonharjo Klaten Tahun Ajaran 2012/2013.

0 1 16

PENDAHULUAN Peningkatan Keterampilan Berbicara Melalui Penerapan Strategi Role Playing Pada Siswa Kelas V SD Negeri Kebonharjo Klaten Tahun Ajaran 2012/2013.

0 1 6

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA MELALUI PENERAPAN STRATEGI ROLE PLAYING PADA SISWA Peningkatan Keterampilan Berbicara Melalui Penerapan Strategi Role Playing Pada Siswa Kelas V SD Negeri Kebonharjo Klaten Tahun Ajaran 2012/2013.

0 0 12

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA GAMBAR IDOLA SISWA KELAS VII A SMP NEGERI 2 AMPEL TAHUN AJARAN 2008/2009.

0 2 7

Peningkatan Keterampilan Menulis Puisi melalui Metode Peta Pikiran (Mind Mapping) pada Siswa Kelas VII E SMP Negeri 16 Surakarta.

0 0 19

Peningkatan Keterampilan Berbicara Sesuai Unggah-ungguh Basa Melalui Metode Sosiodrama Pada Siswa Kelas VII E SMP Negeri 1 Kebakkramat Karanganyar.

0 0 8

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA MELALUI METODE BERMAIN PERAN PADA SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR NEGERI 2 WATES.

2 13 211