64
BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN
A. Simpulan
1. Penggunaan metode pasangan terstruktur dapat meningkatkan kualitas proses
pembelajaran keterampilan berbicara pada siswa kelas VII E SMP Negeri 2 Karangjati terbukti dengan adanya peningkatan proses pembelajaran sebagai
berikut: a.
Meningkatnya siswa yang aktif selama mengikuti proses pembelajaran keterampilan berbicara. Pada siklus I sebanyak 53 17 siswa, pada siklus II
meningkat menjadi 66 21 siswa, dan pada siklus III meningkat lagi menjadi 78 25 siswa.
b. Meningkatnya siswa yang menunjukkan keberanian untuk berbicara di depan
kelas. Pada siklus I sebanyak 59 19 siswa, pada siklus II meningkat menjadi 69 22 siswa, dan pada siklus III meningkat lagi menjadi 88 28
siswa. c.
Meningkatnya siswa yang dapat bekerjasama dengan pasangannya. Pada siklus I sebanyak 56 18 siswa, pada siklus II meningkat menjadi 69 22
siswa, dan pada siklus III meningkat lagi menjadi 81 26 siswa. 2.
Penggunaan metode pasangan terstruktur dapat meningkatkan kualitas hasil pembelajaran keterampilan berbicara pada siswa kelas VII E SMP Negeri 2
Karangjati. Terbukti dengan meningkatnya hasil pembelajaran berbicara. Hasil ketuntasan belajar siswa pada siklus I sebesar 56,25 atau sebanyak 18 siswa.
Pada siklus II sebesar 71,87 atau sebanyak 23 siswa. Pada siklus III sebesar 87,50 atau sebanyak 28 siswa.
B. Implikasi
Penelitian ini memberikan suatu gambaran yang jelas bahwa keberhasilan proses dan hasil pembelajaran tergantung pada beberapa faktor. Faktor-faktor tersebut
berasal dari pihak guru dan siswa. Faktor dari pihak guru yaitu kemampuan guru
dalam menyampaikan materi, kemampuan guru dalam mengelola kelas, memilih metode yang digunakan dalam pembelajaran, serta teknik yang digunakan guru
sebagai sarana untuk menyampaikan materi. Kemudian faktor dari siswa yaitu minat dan motivasi siswa dalam mengikuti proses pembelajaran.
Faktor-faktor tersebut saling mendukung satu sama lain sehingga harus diupayakan dengan maksimal agar semua faktor tersebut dapat dimiliki oleh guru dan
siswa dalam proses pembelajaran yang berlangsung di kelas. Apabila guru memiliki kemampuan yang baik dalam menyampaikan materi dan dalam mengelola kelas serta
didukung oleh teknik dan sarana yang memadai, maka guru akan dapat menyampaikan materi dengan baik. Selain kemampuan menyampaikan materi dengan
baik, pemilihan metode pembelajaran yang tepat akan sangat mengefektifkan pembelajaran. Penyampaian materi dan penggunaan metode yang tepat tersebut akan
dapat diterima siswa apabila siswa juga memiliki minat dan motivasi yang tinggi untuk aktif dalam proses pembelajaran. Dengan demikian, kegiatan pembelajaran
akan berjalan lancar, kondusif, efektif, dan efesien. Penelitian ini memberikan deskripsi yang jelas bahwa dengan menerapkan
metode pasangan terstruktur dalam pembelajaran berbicara dapat meningkatkan kualitas proses dan hasil pembelajaran berbicara. Oleh karena itu, penelitian ini dapat
digunakan sebagai suatu pertimbangan bagi guru yang ingin menerapkan metode pasangan terstruktur sebagai metode dalam pembelajaran berbicara. Bagi guru mata
pelajaran Bahasa Indonesia, hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai metode alternatif dalam melaksanakan pembelajaran berbicara yang efektif dan menarik
minat siswa untuk tampil berbicara di depan kelas. Dengan metode ini, rasa takut, malu, dan grogi yang ada pada diri siswa saat tampil berbicara di depan kelas dapat
teratasi. Pemberian tindakan pada siklus I, siklus II, dan siklus III memberikan
deskripsi bahwa terdapatnya kekurangan atau kelemahan yang terjadi selama proses pembelajaran berbicara berlangsung. Namun, kekurangan-kekurangan tersebut dapat
teratasi pada pelaksanaan tindakan pada siklus berikutnya. Dari pelaksanaan tindakan
yang kemudian dilakukan refleksi terhadap proses pembelajaran, dapat dideskripsikan terdapatnya peningkatan kualitas pembelajaran berbicara baik proses maupun
hasilnya. Dari segi proses, pembelajaran berbicara dengan metode pasangan terstruktur dapat menumbuhkan keaktifan siswa dalam mengikuti pembelajaran
berbicara, memupuk kerja sama siswa, dan memotivasi siswa untuk tampil berbicara sehingga mereka tidak lagi takut, malu, dan grogi saat diminta tampil berbicara di
depan kelas. Adapun dari segi hasil, terdapat peningkatan nilai unjuk kerja siswa dari siklus I sampai siklus III. Dengan menerapkan metode pasangan terstruktur tersebut
terbukti meningkatkan keterampilan berbicara siswa kelas VII E SMP Negeri 2 Karangjati tahun ajaran 20092010.
C. Saran