Profitabilitas Analisis Rasio Keuangan

3. Laporan Keuangan Publikasi Bulanan Laporan ini adalah laporan keuangan yang disusun berdasarkan laporan bulanan bank umum yang disampaikan kepada Bank Indonesia dan dipublikasikan setiap bulan. 4. Laporan Keuangan Konsolidasi Bank yang merupakan bagian dari suatu kelompok usaha dan atau memiliki anak perusahan, wajib menyusun laporan keuangan konsolodasi berdasarkan pernyataan standar akuntansi keuangan yang berlaku serta menyampaikan laporan sebagaimana diatur dalam Peraturan Bank Indonesia. Penilaian kinerja keuangan bank dimaksudkan untuk menilai keberhasilan manajemen di dalam mengelola suatu badan usaha. Penilaian ini dapat diproksi dengan: 1. Indikator Financial Ratio. 2. Ketentuan penilaian kesehatan perbankan peraturan Bank Indonesia, dan 3. Fluktuasi harga saham dan return saham bank publik.

2.2 Profitabilitas

Profitabilitas merupakan salah satu indikator kinerja yang lazim dipakai untuk mengukur apakah sebuah perusahaan berhasil dalam menjalankan kegiatan usahanya. Tujuan utama operasional bank adalah mencapai tingkat profitabilitas yang maksimal Adityantoro dan Rahardjo, 2013.Profitabilitas perbankan merupakan suatu kesanggupan atau kemampuan bank dalam memperoleh laba atau keuntungan bank. Profitabilitas menjadi kunci utama pendukung keberlanjutan dan perkembangan suatu bank. Semakin tinggi tingkat profitabilitas Universitas Sumatera Utara maka semakin baik kinerja perbankan atau perusahaan dan kelangsungan hidup perbankan atau perusahaan tersebut akan terjamin Prasetyo,2015. Menurut PBI No. 610PBI2004 pasal 4 ayat 4 tentang sistem penilaian tingkat kesehatan bank umum, bank diharuskan menggunakan rasio ROA untuk mengukur profitabilitasnya. Ongore dan Kusa dalam Lipunga 2014 juga menyatakan bahwa salah satu rasio utama dalam mengukur profitabilitas sebuah bank adalah Return on Asset ROA.Return on AssetROA merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen bank dalam memperoleh profitabilitas dan mengelola tingkat efisiensi usaha bank secara keseluruhan Oktavianus, 2016.

2.3 Analisis Rasio Keuangan

Analisis rasio keuangan merupakan analisis yang paling populer untuk mengidentifikasi kondisi keuangan dan kinerja keuangan perusahaan. Pada dasarnya untuk menghitung rasio keuangan suatu perusahaan diperlukan angka- angka yang ada dalam neraca saja, dalam laporan laba rugi saja, atau kombinasi antara keduanya. Disebut rasio karena yang dilakukan pada dasarnya adalah membandingkan membagi antara satu item tertentu dalam laporan keuangan dengan item lainnya. Cara ini ternyata lebih dapat menjelaskan makna suatu angka yang ada di laporan keuangan dibandingkan dengan hanya melihat angka tersebut dengan begitu saja Syahyunan, 2015:103.

2.3.1 Return on AssetROA

Return on AssetROA merupakan rasio yangdigunakan untuk mengukur kemampuan manajemen bank dalam memperoleh keuntungan laba secara Universitas Sumatera Utara keseluruhan. Semakin besar ROA suatu bank, semakin besar pula tingkat keuntungan yang dicapai bank tersebut dan semakin baik pula posisi bank dari segi penggunaan aset Dendawijaya, 2009:118. Menurut Dewi, et al2015 ROA adalah rasio antara laba sebelum pajakterhadap total aset bank tersebut. Rasio ini digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen bank dalam memperoleh keuntungan laba sebelum pajak yang dihasilkan dari rata-rata total aset bank yang bersangkutan. Laba sebelum pajak adalah laba bersih dari kegiatan operasional sebelum pajak. Sedangkan rata-rata total aset adalah rata-rata volume usaha atau aktiva Manikam dan Syafruddin, 2013. Rumus untuk menghitung ROA adalah sebagai berikut Lampiran SE BI 1324DPNP2011 : ��� = ���������������� ���� − ������������� × 100 Tabel 2.1 Predikat Bank Berdasarkan ROA No. Rasio Predikat 1 2 ROA Sangat Sehat 2 1,25 ROA ≤ 2 Sehat 3 0.5 ROA ≤ 1.25 Cukup Sehat 4 0 ROA ≤ 0.5 Kurang Sehat 5 ROA ≤ 0 Tidak Sehat Sumber: Lampiran SE BI 1324DPNP2011

2.3.2 Capital Adequacy Ratio CAR

Capital Adequacy Ratio CARadalah rasio yang memperlihatkan seberapa jauh seluruh aktiva bank yang mengandung risiko kredit, penyertaan, surat berharga, tagihan pada bank lain ikut dibiayai dari dana modal sendiri bank Universitas Sumatera Utara di samping memperoleh dana dari sumber-sumber di luar bank, seperti dana masyarakat, pinjaman utang, dan lain–lain Dendawijaya, 2009:118. Menurut Almilia dalam Manikam dan Syafruddin, 2013 CAR merupakan rasio kecukupan modal yang menunjukkan kemampuan bank dalam mempertahankan modal yang mencukupi dan kemampuan manajemen bank dalam mengidentifikasi, mengukur, dan mengawasi risiko-risiko yang timbul yang dapat berpengaruh tehadap besarnya modal. Rumus untuk menghitung CAR adalah sebagai berikut Lampiran SE BI 1324DPNP2011: ��� = ����� ��������������������������������� × 100 Tabel 2.2 Predikat Capital Adequacy Ratio CAR No. Rasio Predikat 1 12 CAR Sangat Sehat 2 9 CAR ≤ 12 Sehat 3 8 CAR ≤ 9 Cukup Sehat 4 6 CAR ≤ 8 Kurang Sehat 5 CAR ≤ 6 Tidak Sehat Sumber: Lampiran SE BI 1324DPNP2011

2.3.3 Non Performing Loan NPL

Non Performing loanNPL adalah rasio perbandingan antara kredit bermasalah terhadap total kredit yang diberikan Dewi, et al, 2015.Rasio NPL menunjukkan kemampuan bank dalam mengelola kredit bermasalah yang diberikan oleh bank. Kredit dalam hal ini adalah kredit yang diberikan kepada pihak ketiga, tidak termasuk kredit kepada bank lain. Kredit bermasalah adalah kredit dengan kualitas kurang lancar, diragukan dan macetManikam dan Universitas Sumatera Utara Syafruddin, 2013.Risiko kredit diukur dengan menggunakan rumus sebagai berikut Lampiran SE BI 1324DPNP2011: ��� = ���������������ℎ ����������� × 100 Agar nilai bank terhadap rasio ini baik, Bank Indonesia menetapkan kriteria rasio NPL net di bawah 5. Tabel 2.3 Predikat Non Performing Loan NPL No. Rasio Predikat 1 0 NPL 2 Sangat Baik 2 2 ≤ NPL 5 Baik 3 5 ≤ NPL 8 Cukup Baik 4 8 NPL ≤ 11 Kurang Baik 5 NPL 11 Tidak Baik Sumber: Lampiran SE BI 1324DPNP2011 2.3.4Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional BOPO Rasio biaya operasional adalah perbandingan antara biaya operasional dengan pendapatan operasional. Rasio biaya operasional digunakan untuk mengukur tingkat efisiensi dan kemampuan bank dalam melakukan kegiatan operasionalnya Dendawijaya, 2009:120. Rasio BOPO atau yang sering disebut rasio efisiensi ini digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen bank dalam mengendalikan biaya operasional terhadap pendapatan operasional. Semakin kecil rasio ini berarti semakin efisien biaya operasional yang dikeluarkan bank bersangkutan Manikam dan Syafruddin, 2013. Rumus untuk menghitung BOPO adalah sebagai berikut Lampiran SE BI 1324DPNP2011 : Universitas Sumatera Utara ���� = ���������������� ��������������������� × 100 Bank Indonesia menetapkan angka terbaik untuk rasio BOPO adalah di bawah 94, karena jika rasio BOPO melebihi 94 hingga mendekati angka 100 maka bank tersebut dapat dikategorikan tidak efisien dalam menjalankan operasionalnya. Tabel 2.4 Predikat Bank Berdasarkan BOPO No. Rasio Predikat 1 94 Sehat 2 94 Tidak Sehat Sumber: Lampiran SE BI 1324DPNP2011

2.3.5 Net Interest Margin NIM

Net Interest Margin NIM adalah rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen bank dalam mengelola aktiva produktifnya untuk menghasilkan pendapatan bunga bersih. Pendapatan bunga bersih diperoleh dari pendapatan bunga dikurangi beban bunga dari sumber dana yang dikumpulkan.Sumber dana bank terdiri dari: 1 dana dari pihak pertama modal sendiri, 2 dana dari pihak kedua pinjaman dari bank-bank lain, 3 dana daripihak ketiga dana dari masyarakat. Semakin tinggi NIM menunjukkan semakin efektif bank dalam penempatan aktiva produktif dalam bentuk kredit sehingga akan meningkatkan laba perusahaan. Rumus untuk menghitung NIM adalah sebagai berikut Lampiran SE BI 1324DPNP2011 : ��� = ��������������������ℎ ���� − �������������������� × 100 Universitas Sumatera Utara Untuk dapat meningkatkan perolehan NIM maka perlu menekan biaya dana, biaya dana adalah bunga yang dibayarkan oleh bank kepada masing-masing sumber dana bank yang bersangkutan. Tabel 2.5 Predikat Bank Berdasarkan NIM No. Rasio Predikat 1 3 NIM Sangat Sehat 2 2 NIM ≤ 3 Sehat 3 1.5 NIM ≤ 2 Cukup Sehat 4 1 NIM ≤ 1.5 Kurang Sehat 5 NIM ≤ 1 Tidak Sehat Sumber: Lampiran SE BI 1324DPNP2011

2.3.6 Loan to Deposit Ratio LDR

Loan to Deposit Ratio LDR merupakan rasio kredit yang diberikan terhadap dana pihak ketiga Dewi, et al, 2015. Menurut Dendawijaya 2009:116 LDR menyatakan seberapa jauh kemampuan bank dalam membayar kembali penarikan dana yang dilakukan deposan dengan mengandalkan kredit yang diberikan sebagai sumber likuiditasnya. Dengan kata lain, sejauh mana pemberian kredit kepada nasabah dapat mengimbangi kewajiban bank untuk segera memenuhi permintaan deposan yang ingin menarik kembali uangnya yang telah digunakan oleh bank untuk memberikan kredit. Semakin tinggi Loan to Deposit Ratio LDR memberikan indikasi semakin rendahnya kemampuan likuiditas bank bersangkutan. Hal ini disebabkan karena jumlah dana yang diperlukan untuk membiayai kredit semakin besar. Rumus untuk menghitung LDR adalah sebagai berikut Lampiran SE BI 1324DPNP2011 : Universitas Sumatera Utara ��� = ����������� ������ℎ�������� × 100 Bank Indonesia selaku otoritas moneter menetapkan batas LDR berada pada tingkat 85-100. Tabel 2.6 Predikat Loan To Deposit Ratio No. Rasio Predikat 1 50 LDR ≤ 75 Sangat Baik 2 75 LDR ≤ 85 Baik 3 85 LDR ≤ 100 Cukup Baik 4 100 LDR ≤ 120 Kurang Baik 5 LDR 120 Tidak Baik Sumber: Lampiran SE BI 1324DPNP2011

2.4 Penelitian Terdahulu