70
BAB IV TANGGUNGJAWAB PELAYANAN DAN PENGAMANAN KARGO
DI BANDAR UDARA YANG AKAN DIANGKUT DENGAN MENGGUNAKAN PESAWAT UDARA DI KUALA NAMU
INTERNASIONAL AIRPORT
A.  Hambatan-hambatan  yang  Terjadi  Akibat  Kelalaian  dan  Keterlambatan
Pihak  Bandar  Udara  atas  Pelayanan  dan  Pengamanan  Kargo  di  Kuala Namu International Airport
Satu  ciri  modernisasi  yang  senantiasa  menuntut  perubahan  dalam  segala bidang  kehidupan  manusia  terutama  dalam  bidang  penyediaan  pelayanan  yang
berhubungan  dengan  data,  informasi  serta  barang  danatau  jasa.  Perkembangan informasi  dan  teknologi  dalam  bidang  penyediaan  jasa  menuntut  tersedianya
pemenuhan  kebutuhan  masyarakat  modern  saat  ini,  terutama  kebutuhan  akan kecepatan  pelayanan,  pengiriman  maupun  penerimaan  layanan  jasa,  informasi,
serta barang, danatau dokumen. Salah  satu  kebutuhan  hidup  yang  tak  kalah  penting  di  era  globalisasi  ini
adalah kebutuhan akan jasa pengiriman barang. Banyaknya penduduk  yang saling mengirim barang dari tempat  yang jauh membuat jasa ini menjadi sangat penting.
Akan  tetapi  terdapat  kendala  dalam  perusaahan  pengiriman  barang  yang  terjadi karena adanya keterlambatan pengiriman barang oleh  Pelayanan dan Pengamanan
Kargo di Bandara Udara di Kuala Namu Internasional Airport yang mengakibatkan kerugian terhadap konsumen.
51
Sebelum  dikeluarkannya  Peraturan  Menteri  Perhubungan  KM  nomor  25 Tahun  2008  tentang  Penyelenggaraan  Angkutan  Udara  masalah  mengenai
pertanggung jawaban mengenai keterlambatan pesawat kepada penumpang banyak
51
Wawancara  dengan  M.  Nurali  Jabatan  kargo  PT  Angkasa  Pura  II  Medan,  Tanggal  18 Februari 2016
Universitas Sumatera Utara
71
mengalami  hambatan  sebab  tidak  adanya  aturan  yang  mengatur  mengenai pertanggung jawaban maskapai kepada penumpang maskapai penerbangan apabila
terjadi  keterlambatan  sehingga  sulit  bagi  penumpang  untuk  meminta  pertanggung jawaban  dari  pihak  maskapai  karena  maskapai  tidak  terikat  dengan  aturan  yang
mengatur mengenai biaya keterlambatan kepada penumpang. Dengan  dikeluarkannya  Peraturan  Menteri  Perhubungan  KM  nomor  25
Tahun  2008  tentang  Penyelenggaraan  Angkutan  Udara  maka  maskapai penerbangan  akan  lebih  berhati-hati  dalam  mengatur  jadwal  penerbangan  guna
untuk  meminimalisir  keteerlambatan  pesawat  mereka  serta  mengurangi  biaya anggaran  pertanggung  jawaban  mereka  akibat  keterlambatan  pesawat.  Untuk
pertanggung  jawaban  keterlambatan  menurut  KM  nomor  25  Tahun  2008  tentang Penyelenggaraan  Angkutan  Udara  sudah  mengatur  dengan  sangat  jelas  yaitu
apabila  terjadi  keterlambatan  30  menit  sampai  dengan  90  menit,  maskapai  wajib memberikan makanan dan minuman ringan. Untuk keterlambatan 90 menit hingga
180  menit,  kompensasinya  makan  besar,  kudapan,  dan  memindahkan  penumpang ke  penerbangan  berikutnya  bila  diminta.Sedangkan  jika  delay  di  atas  180  menit,
maskapai  wajib  memberikan  fasilitas  akomodasi  hingga  penumpang  diangkut penerbangan  pada  hari  berikutnya.  Untuk  pembatalan  penerbangan  karena
kesalahan  pihak  maskapai,  penumpang  dimungkinkan  mengambil  akomodasi hingga  hari  berikutnya  atau  meminta  kembali  biaya  tiket  secara  penuh  refund
mengenai  peraturan  ini  penyedia  jasa  angkutan  udara  tidak  mengalami  masalah sedikitpun karena seduh diatur dengan jelas.
Penerimaaan Dokumen
Pengangkutan kargo
apabila dokumen
pengangkutan diterima oleh petugas Pelayanan dan Pengamanan Kargo di Bandara
Universitas Sumatera Utara
72
Udara di Kuala Namu Internasional Airport dari petugas Pengangkut atau Ground Handling bersamaan penyerahan Kargo tiba. Serah terima dokumen pengangkutan
dari  petugas  Pengangkut  atau  Ground  Handling  kepada  petugas  Bandar  Udara Kuala  Namu  Internasional  Airport    dilakukan  didalam  area  Gedung  Terminal
Kargo. Dalam kejadian dimana dokumen pengangkutan tidak diterima oleh petugas Bandar  Udara  Kuala  Namu  Internasional  Airport  yang  dikarenakan  dokumen
pengangkutan  tidak  terkirim  dari  bandara  asal  atau  dikarenakan  kelalaian  petugas Pengangkut  atau  Ground  Handling  sehingga  mengakibatkan  keterlambatan
penerimaan  dokumen,  pihak  Bandar  Udara  Kuala  Namu  Internasional  Airport menangguhkan  permintaan  pengeluaran  barang  dari  Penerima  consignee  sampai
dengan  adanya  ijin  atau  persetujuan  dari  petugas  Pengangkut  atau  Ground Handling  dengan  menyerahkan  tindasan  dokumen  pengangkutannya.  Untuk
kejadiannya  dokumen  pengangkutan  Luar  Negeri,  petugas  Bandar  Udara  Kuala Namu  Internasional  Airport  akan  mengeluarkan  danatau  menyerahkan  barang
Kargo  kepada  Penerima  consignee  sampai  adanya  ijin  persetujuan  tertulis  dari petugas Bea dan Cukai.
Penerimaan  Kargo  Tiba  apabila  Petugas  Bandar  Udara  Kuala  Namu Internasional  Airport  menerima  Kargo  dari  petugas  Pengangkut  atau  Ground
Handling  beserta  dokumen  pengangkutannya.  Penerimaan  Kargo  dilaksanakan pada  area  penerimaan  kargo  yang  ditetapkan  oleh  Bandar  Udara  Kuala  Namu
Internasional  Airport  sebagai  tempat  penerimaan  Kargo  tiba.
52
Petugas  Bandar Udara  Kuala  Namu  Internasional  Airport  menerima  Kargo  impor  dari  petugas
Pengangkut  atau  Ground  Handling  beserta  dokumen  pengangkutannya.
52
Wawancara  dengan  M.  Nurali  Jabatan  kargo  PT  Angkasa  Pura  II  Medan,  Tanggal  18 Februari 2016
Universitas Sumatera Utara
73
Pembongkaran  danatau  penurunan  breakdown  Kargo  dari  Unit  Load  Device ULD dilaksanakan oleh petugas Bandar Udara Kuala Namu Internasional Airport
Pembongkaran  danatau  penurunan  breakdown  Kargo  dari  Unit  Load  Device ULD  dilaksanakan  setelah  mendapatkan  ijin  dari  petugas  Pengangkut  atau
Ground  Handling  atau  petugas  Bea  Cukai  untuk  pembongkaran  danatau penurunan Kargo Luar Negeri impor Tempat pembongkaran dan atau penurunan
Kargo  breakdown  cargo  pada  tempat  yang  telah  ditetapkan  oleh  Bandar  Udara Kuala Namu Internasional Airport sebagai berikut :
1. Kargo Dalam Negeri dilaksanakan diluar atau didalam area Gedung Terminal
Kargo Dalam Negeri 2.
Kargo Luar Negeri  Import  dilaksanakan didalam area Kawasan Pabean pada Terminal Kargo.
3. Selama  pembongkaran  danatau  penurunan  kargo  oleh  petugas  Bandar  Udara
Kuala  Namu  Internasional  Airport  didampingi  oleh  petugas  Pengangkut  atau Ground  Handling  dan  untuk  pembongkaran  danatau  penurunan  kargo  import
didampingi oleh petugas Bea dan Cukai.
53
Mengacu  kepada  UU  RI  Nomor  1  Tahun  2009  Tentang  Penerbangan, penyebab  kelalaian  dan  keterlambatan  penerbangan  angkutan  udara  yakni:  faktor
cuaca  serta  faktor  teknis  operasional.  Menurut  penjelasan  Pasal  146  maksud  dari faktor  cuaca  antara  lain  hujan  lebat,  petir,  badai,  kabut,  asap,  jarak  pandang  di
bawah  standar  minimal,  atau  kecepatan  angin  yang  melampaui  standar  maksimal yang  mengganggu  keselamatan  penerbangan,  selanjutnya  yang  dimaksud  dengan
faktor teknis operasional antara lain:
53
Wawancara  dengan  M.  Nurali  Jabatan  kargo  PT  Angkasa  Pura  II  Medan,  Tanggal  18 Februari 2016
Universitas Sumatera Utara
74
1. Bandar  udara  untuk  keberangkatan  dan  tujuan  tidak  dapat  digunakan
operasional pesawat udara. 2.
Lingkungan menuju bandar udara atau landasan terganggu fungsinya misalnya retak, banjir, atau kebakaran.
3. Terjadinya  antrian  pesawat  udara  lepas  landas  take  off,  mendarat  landing,
atau alokasi waktu keberangkatan departure slot time di bandar udara. 4.
Keterlambatan pengisian bahan bakar refuelling. Sedangkan  yang  tidak  termasuk  dengan  teknis  operasional  berdasarkan
penjelasan Pasal 146 UU Nomor 1 Tahun 2009 diantaranya ialah : 1.
Keterlambatan pilot, co pilot, dan awak kabin. 2.
Keterlambatan jasa boga catering. 3.
Keterlambatan penanganan di darat. 4.
Menunggu  penumpang,  baik  yang  baru  melapor  check  in,  pindah  pesawat transfer atau penerbangan lanjutan connecting flight.
5. Ketidaksiapan pesawat udara.
Undang-undang  Nomor  1  tahun  2009  tentang  Penerbangan,  Pasal  158 menyebutkan  bahwa  pengangkut  wajib  memberi  prioritas  pengiriman  dokumen
penting  yang  bersifat  segera  serta  kargo  yang  memuat  barang  mudah  rusak danatau cepat busuk perishable goods. Kemudian Pasal 159 menegaskan bahwa
pengirim  kargo  menyatakan  secara  tertulis  harga  kargo  yang  sebenarnya, pengangkut  dan  pengirim  kargo  dapat  membuat  kesepakatan  khusus  untuk  kargo
yang  memuat  barang  mudah  rusak  danatau  cepat  busuk  dengan  mengecualikan besaran kompensasi tanggung jawab yang diatur dalam undang-undang ini.
Universitas Sumatera Utara
75
Pasal  160  menyebutkan  bahwa  pengangkut  dan  pengirim  kargo  dapat menyepakati syarat-syarat khusus untuk angkutan kargo:
1. yang  nilainya  lebih  tinggi  dibandingkan  dengan  besar  ganti  kerugian  sesuai
dengan ketentuan dalam undang-undang ini; danatau 2.
yang  memerlukan  perawatan  atau  penanganan  khusus  dan  harus  disertai perjanjian  khusus  dengan  tambahan  imbalan  untuk  mengasuransikan  kargo
tersebut. Menurut  Pasal  162  ayat  1  dan  2  menegaskan  bahwa  pengangkut  wajib
segera memberi tahu penerima kargo pada kesempatan pertama bahwa kargo telah tiba  dan  segera  diambil.  Biaya  yang  timbul  akibat  penerima  kargo  terlambat  atau
lalai  mengambil  pada  waktu  yang  telah  ditentukan  menjadi  tanggung  jawab penerima.  Kemudian  Pasal  232  ayat  2  menyebutkan  bahwa  pelayanan  jasa
kebandarudaraan  meliputi pelayanan jasa pesawat udara, penumpang, barang, dan pos  yang  terdiri  atas  penyediaan  danatau  pengembangan  fasilitas  terminal  untuk
pelayanan angkutan penumpang, kargo, dan pos. Salah satu latar belakang lahirnya Peraturan Direktur Jenderal Perhubungan
Udara Nomor KP 152 Tahun 2012 adalah karena di terminal kargo Bandara Kuala Namu  sering  terjadi  penumpukan  kargo  dan  pos  dan  ramai  dengan  orang.  Maka
dari  itu  salah  satu  tujuan  dibentuknya  peraturan  tersebut  antara  lain  untuk menghindari  adanya  penumpukan  barang.  Namun,  penumpukan  kargo  dan  pos
tersebut masih ada walaupun sudah berkurang.
Hambatan-hambatan yang terjadi akibat kelalaian dan keterlambatan Pihak Bandar Udara atas Pelayanan dan Pengamanan Kargo di Kuala Namu International
Airport  adalah tidak  tersedianya  informasi pasar  angkutan  kargo udara  yang
Universitas Sumatera Utara
76
lengkap.  Akibatnya  adalah  biaya  angkutan  menjadi  tinggi  karena  angkutan  selalu satu  arah  yaitu  berangkat.  Sedangkan  kembalinya  kosong  sehingga  menurunkan
daya  saing  produk,  dan  dalam  jaringan  pelayanan,   kendalanya  adalah  jaringan angkutan  kargo  masih  memanfaatkan  jaringan  angkutan  udara  penumpang.  Dan
Kendala lainnya adalah terbatasnya fasilitas bandara dan keuangan negara. Bukan
hanya  perkembangan  dari  persuhaan  penerbangan  saja  yang  terusmeningkat, perusahaan
penyedia jasa
pengangkutan barangkargo
ekspedisi jugaterus bertambah banyak.
54
Perusahaan ini dapat  bersaing dalam pemberian jasa dan  layanan, seperti
ketepantan  waktu  pengiriman,  dan  biaya  pengiriman  yang  murah.  Masalah  yang
sering  terjadi  dalam  penggunaan  jasa  pengiriman  barangkargo  sering  terjadinya keterlambatan,  penumpukan  barang  gudang  penyedia  jasa  pengangkutan  ataupun
bandara karena banyaknya volume pengiriman barang pada musim-musim tertentu. Hal  ini  mendorong  pihak  perusaan penyedia jasa ekspedisi melalukan upaya-
upaya mencegah timbulnya kerugian yang akan
berakibat berpindahnya
konsumen ke perusahaan jasa ekspedisi lain. Upaya-upaya
yang dilakukan
ini berupa pengiriman barang kargo yang harusnya dikirim melalui udara dialihkan  menggunakan  pengangkutan
laut, karena penumpukan antrian barangkargo kiriman digudang bandara, ataupun
dengan  pemanfaatan  maskapai  lain  dalam  mengirim barangkargo  tesebut.  akibat
barangkargo  yang  banyak  juga  dapat  menyebabkan  berkurangnya  kehati-hatian
perusahaan  pengangkut,  maskapai  penerbangan,  dan  kurir  pengantar  terhadap
kondisi  barangkargo  yang  dikirimkan  tersebut.  Hal  ini  menyebabkan  banyaknya
54
Wawancara  dengan  M.  Nurali  Jabatan  kargo  PT  Angkasa  Pura  II  Medan,  Tanggal  18 Februari 2016
Universitas Sumatera Utara
77
barang yang rusak pada saat pengiriman, salah alamat, ataupun hilang. Pengangkut masih harus memenuhi kewajiban terhadap pemilik barang yang menitipinya untuk
dikirimkan, sehingga apabila terjadi kerusakan, musnah, ataupun hilangnya barang yang dititipikan tersebut, pengangkut harus mempertanggungjawabkannya.
55
Ada  beberapa  hambatan  yang  ditemui  dalam  pelaksanaan  Peraturan Direktur  Jenderal  Perhubungan  Udara  Nomor  KP  152  Tahun  2012.  Berikut  ini
adalah penjelasan mengenai hambatan-hambatan yang ada: 1.
Perusahaan  penerbangan  masih  menemukan  banyak  temuan-temuan  barang berbahaya,  seperti  senjata  dan  peluru,  yang  lolos  dari  pemeriksaan  regulated
agent.  Hal  tersebut  menyebabkan  pihak  perusahaan  penerbangan  meragukan pemeriksaan  yang  dilakukan  oleh  regulated  agent,  sehingga  perusahaan
penerbangan  seringkali  melakukan  pemeriksaan  kembali  terhadap  kargo  dan pos  yang  dicurigai  Berdasarkan  pasal  28  angka  c  Peraturan  Direktur  Jenderal
Perhubungan  Udara  Nomor  KP  152  Tahun  2012,  regulated  agent  wajib bertanggungjawab  atas  pelaksanaan  pemeriksaan  keamanan  kargo  dan  pos.
Namun,  masih  banyaknya  barang  berbahaya  yang  lolos  oleh  pemeriksaan regulated agent membuktikan bahwa terjadi pelanggaran yang telah dilakukan
oleh regulated agent.
2. Standar Operasi Prosedur SOP yang telah dibuat oleh regulated agent belum
dilaksanakan  dengan  tegas.  Hal-hal  yang  tertuang  dalam  SOP  masih  sering terjadi  upaya  negosiasi  kebijakan  untuk  mempermudah  peraturan.  Bahkan
cenderung  untuk  melanggar  peraturan  yang  ada.  Misalnya,  ada  barang  yang akan  di  kirim  belum  memenuhi  standar  kemasan  barang-barang  kategori
berbahaya dangerous goods.
3. Sumber  Daya  Manusia  SDM  pada  regulated  agent  yang  tidak  sesuai
bidangnya,  sehingga  selalu  ada  kesalahan  yang  sama.  Misalnya  dalam menghitung  jumlah  koli  yang  selalu  ada  kesalahan.  Hari  ini  terjadi  kesalahan
dan  besok  bisa  terulang  kesalahan  yang  sama.  Hal  tersebut  kemungkinan karena  faktor  kesengajaan  atau  kekhilafan  yang  dilakukan  oleh  personil.
Terdapat  2  dua  kali  loading  dan  unloading  barang,  yaitu  pada  saat  di regulated  agent  dan  di  terminal  kargo.  Maka  dari  itu  dibutuhkan  SDM  yang
berkompeten  untuk  menangani  kargo  dan  pos,  terutama  barang  berbahaya dangerous  goods.  ersonil  regulated  agent  harus  berlisensi  Keamanan
Penerbangan  dan  berlisensi  penanganan  pengangkutan  barang  berbahaya dangerous  goods.  Personil  yang  dimiliki  oleh  regulated  agent  harus
mempunyai  kecakapan  penganganan  pengangkutan  barang  berbahaya dangerous goods.
4. Perusahaan  penerbangan  dapat  menunjuk  regulated  agent  tertentu  untuk
memeriksa  kargo  dan  pos  yang  akan  diangkut.  Dalam  pelaksanaannya,  ada
55
Wawancara  dengan  M.  Nurali  Jabatan  kargo  PT  Angkasa  Pura  II  Medan,  Tanggal  18 Februari 2016
Universitas Sumatera Utara
78
beberapa  regulated  agent  yang  belum  memiliki  kerjasama  langsung  dengan perusahaan  penerbangan  sebagai  pengangkut  barang  kargo  dan  pos,  sehingga
ketika  barang  akan  dikirim  ke  terminal  kargo,  barang  tersebut  ditolak  oleh perusahaan  penerbangan  untuk  diangkut  dengan  alasan  belum  di  periksa  oleh
regulated  agent  yang  telah  ditunjuk  oleh  perusahaan  penerbangan,  hal  ini membuat  para  pengirim  barang  bingung  atas  ketidakjelasan  aturan  dari
pengangkut.
5. Kecepatan  pelayanan  terhadap  masyarakat  tidak  tercapai.  Penambahan  waktu
yang  dibutuhkan  dalam  pemeriksaan  kargo  dan  pos  di  regulated  agent, sehingga  percepatannya  menjadi  berkurang.  Waktu  yang  dijanjikan  kepada
customer tidak tercapai. Hingga saat ini masih terjadi penumpukkan kargo dan pos karena proses loading-unloading dan checking dilakukan pada lokasi yang
berbeda.
6. Peningkatan  tarif  yang  sangat  tajam  dari  Rp.60Kg  menjadi  Rp.350-  500kg
tanpa  peningkatan  kualitas  keamanan  dan  pelayanan  kargo  sangat  membebani eksportir  dari  kalangan  pengusaha  karena  volume  ekspor  mereka  yang  sangat
tinggi  melalui  udara.  Sedangkan  perusahaan  jasa  pengiriman  memberikan beban kepada pelanggan atas biaya tambahan ini dan menjadikan biaya logistik
menjadi  naik.  Tarif  belum  diatur  oleh  pemerintah  sehingga  pengusaha regulated agent bebas menetapkan tariff.
56
Hambatan-hambatan  diatas  membuktikan  bahwa  regulated  agent  sebagai pemeriksa kargo dan pos belum mampu untuk mendorong peningkatan keamanan
dan  keselamatan.  Pemerintah  harus  melakukan  perubahan  peraturan  tentang pengamanan  kargo  dan  pos  yang  akan  diangkut  dengan  pesawat  udara.  Otoritas
Bandar Udara selaku lembaga pemerintah harus menjalankan tugasnya dengan baik untuk melakukan pengawasan yang ketat terhadap dipenuhinya ketentuan peraturan
perundang-undangan  untuk  menjamin  keselamatan  dan  keamanan,  dan  pelayanan
penerbangan,  terutama  dalam  pelaksanaan  pemeriksaan  kargo  dan  pos.  Apabila
peraturan ini belum mampu untuk mendorong peningkatan jaminan keamanan dan keselamatan  penerbangan,  maka  sebaiknya  pemerintah  melakukan  pencabutan
peraturan  ini  dan  pemeriksaan  keamanan  dan  layanan  kargo  dan  pos  kembali
56
Faza Fauzta, Pelaksanaan Peraturan Direktur Jenderal Perhubungan Udara Nomor Kp 152  Tahun  2012  Tentang  Pengamanan  Kargo  Dan  Pos  Yang  Diangkut  Dengan  Pesawat  Udara
Studi  Di  Bandara  Soekarno-Hatta,  Jurnal  Ilmiah,  Kementerian  Pendidikan  Dan  Kebudayaan Universitas Brawijaya, Malang, 2013, hal 13
Universitas Sumatera Utara
79
dilakukan  di  terminal  kargo.  Penumpukan  kargo  dan  pos  di  terminal  kargo  bisa dihindari dengan memperbanyak x-ray dan memperluas terminal kargo.
57
B.  Tanggung  jawab  Petugas  Pelayanan  dan  Pengamanan  Kargo  di  Bandara
Udara di Kuala Namu Internasional Airport
Kecepatan  pertumbuhan  ekonomi  Indonesia,  sedikit  banyaknya  juga  tidak terlepas  dari  peran  jasa  pengangkutan  barangcargo  melalui  pengangkutan  udara,
untuk  mempercepat  transaksi  antara  pihak  pembuat  barang  dengan  pihak  pembeli penerima barang dari cargo kiriman udara. Di  sisi  lain, dalam transaksi  tersebut
sering  muncul  permasalahanpermasalahan  akibat  kesepakatan  pengangkutan barangcargo  melalui  pengangkutan  udara  yang  telah  dibuat,  misalnya  pihak
pengirim  merasa  ongkosbiaya  kirim  yang  terlalu  mahal,  kiriman  terlambat diterima, cacat  pada barang  yang diterima, dan  masalah-masalah lain  yang terjadi
akibat adanya hubungan ini. Transaksi pengangkutan melalui kargo udara, melihat sifatnya  yang  semakin  kompleks  baik  pada  volume  transaksi  besar  dan  banyak,
nilai  transaksi  yang  tinggi  pada  nilai  barang  dari  transaksi,  tentunya membutuhkan tanggung jawab atau konsekuensi hukum yang jelas pasti. Namun
demikian di sisi hukum Purwosutjipto,
58
menyatakan sistem hukum Indonesia tidak mensyaratkan pembuatan perjanjian pengangkutan itu secara tertulis, cukup dengan
lisan  saja,  asal  ada  persetujuan  kehendak  atau  konsensus.  Hal  ini  tentunya  kalau terjadi  sangat  riskan  dan  mengandung  konsekuensi  dapat  merugikan  salah  satu
pihak apabila terjadi kelalaian atau wanprestasi oleh pihak pengangkut.
57
Ibid, hal 16
58
H.M.N.  Purwosutjipto,  Pengertian  Pokok  Hukum  Dagang,  Jilid  I,  Djambatan,  Jakarta, 1999, hal 207
Universitas Sumatera Utara
80
Bentuk  tanggung  jawab  pengangkut  barang  kargo  terhadap  penggunaan jasa  pengangkutan  udara,  berupa  kewajiban  perusahaan  angkutan  udara  untuk
mengganti  kerugian  yang  diderita  oleh  penumpang  danatau  barang.  Tanggung jawab  yang  dimaksud  berupa  Tanggung  jawab  terhadap  pengirim  kargo,  karena
kargo  yang  dikirim  hilang,  musnah  atau  rusak.  Dalam  hal  ini,  maskapai penerbangan wajib membayar ganti rugi yang diderita oleh penumpang dan apabila
ingkar  janji,  maskapai  penerbangan  dapat  digugat  di  pengadilan.  Prinsip-prinsip hukum  yang  mengatur  mengenai  tanggung  jawab  pengangkut  terhadap  barang
yang diangkutnya bahwa pengangkut wajib menjamin keselamatan barang dari saat diterimanya  hingga  saat  diserahkannya.  Penggantirugian  atas  barang  dan
ketentuannya,  Pengangkut  bertanggung  jawab  atas  apa  yang  dilakukan  oleh awaknya  dan  atas  alat-alat  yang  digunakan  dalam  pengangkutan.  Apabila
seseorang  dirugikan  karena  perbuatan  seseorang  lain,  sedang  diantara  mereka  itu tidak terdapat  sesuatu perjanjian hubungan hukum  perjanjian, maka berdasarkan
undang  undang  juga  timbul  atau  terjadi  hubungan  hukum  antara  orang  tersebut yang menimbulkan kerugian itu.
59
Badan usaha angkutan udara dan Regulated agent bersama-sama membuka segel  keamanan  kendaraan  pengangkut  saat  proses  penerimaan  kargo  dan  pos.
Badan Usaha Angkutan Udara bertanggung jawab terhadap penempatan kargo dan pos yang diterima dari regulated agent, pengawasan keamanan terhadap kargo dan
pos  yang  diinapkan  danatau  yang  mengalami  penerbangan  pindah  pesawat,
59
AZ  Nasution,  Hukum  Perlindungan  Konsumen,  cet.2,  Penerbit  Diapit  Media,  Jakarta, 2002, hal.77.
Universitas Sumatera Utara
81
pemuatan kargo dan pos kedalam pesawat udara menjaga tingkat keamanan kargo dan pos.
60
Pada dasarnya, bila terjadi kecelakaan, penerbangan maskapai bertanggung jawab atas kematian atau luka-luka yang diderita penumpang; hilang, musnah, atau
rusaknya barang yang diangkut; dan keterlambatan angkutan penumpang danatau barang bagasi atau kargo  yang diangkut apabila terbukti hal tersebut merupakan
kesalahan  pengangkut,  sebagaimana  diatur  di  Pasal  141,  144,  dan  145  Undang- Undang No. 1 tahun 2009.
Prinsip  tanggung  jawab  mutlak  menetapkan  bahwa  maskapai  selalu bertanggung  jawab  atas  kerugian  yang  timbul  selama  penerbangan,  dan  tidak
bergantung  pada  ada  tidaknya  unsur  kesalahan  di  pihak  maskapai.  Kecuali  dalam hal  kerugian  yang  disebabkan  oleh  keterlambatan,  dengan  syarat  maskapai  harus
membuktikan  bahwa  keterlambatan  itu  disebabkan  oleh  faktor  cuaca  dan  teknis operasional,  sebagaimana  diatur  di  Pasal  146  Undang-Undang  No.  1  tahun  2009.
Namun,  tanggung  jawab  maskapai  yang  terdapat  dalam  pasal  141,  144,  dan  145 Undang-Undang  No.  1  tahun  2009  dapat  dialihkan  keperusahaan  asuransi  bila
maskapai  mengasuransikan penumpang, bagasi,  maupun kargo  yang diangkutnya. Penutupan  asuransi  ini  wajib  dilakukan  setiap  orang  atau  badan  hukum  yang
mengoperasikan  pesawat  udara,  sebagaimana  diatur  di  Pasal  62  ayat  1 UndangUndang No. 1 tahun 2009. Bahkan maskapai  yang tidak mengasuransikan
dikenai  sanksi  administratif  berupa  peringatan,  pembekuan  sertifikat,  dan  atau pencabutan sertifikat Pasal 62 ayat 2 Undang-Undang No. 1 tahun 2009.
60
Direktorat  Jenderal  Perhubungan  Udara,  Sosialisasi  SKEP  205  tentang  Pemeriksaan Kargo dan Pos di Pesawat Udara, Jakarta, 2011
Universitas Sumatera Utara
82
Secara  hukum  Pelayanan  dan  Pengamanan  Kargo  di  Bandara  Udara  di Kuala  Namu  Internasional  Airport  bertanggung  jawab  terhadap  kerugian  yang
disebabkan  karena  keterlambatan  yang  disebabkan  karena  kesalahan  pengangkut. Sebelum  terbitnya  KM  No.25  tahun  2008  tidak  ada  aturan  yang  mengatur  secara
jelas mengenai keterlambatan pesawat. Mengenai keterlambatan ini diatur dalam Pasal 36 KM No. 25 tahun 2008
tentang penyelenggaraan angkutan udara yang berisikan tentang : 1.
Keterlambatan  lebih  dari  30  tiga  puluh  menit  sampai  dengan  90  Sembilan puluh  menit,  maka  perusahaan  udara  niaga  berjadwal  wajib  memberikan
minuman dan makanan ringan. 2.
Keterlambatan  lebih  dari  90  Sembilan  puluh  menit  sampai  dengan  180 seratus  delapan  puluh  menit  maka  perusahaan  udara  niaga  berjadwal  wajib
memberikan  minuman  dan  makanan  ringan,  makan  siang  atau  makan  malam dan  memindahkan  penumpang  ke  penerbangan  berikutnya  atau  keperusahaan
niaga berjadwal lainnya apabila diminta oleh penumpang.
3. Keterlambatan 180 seratus delapan puluh menit maka perusahaan udara niaga
berjadwal wajib memberikan minuman dan makanan ringan, makan siang atau makan  malam  dan  apabila  penumpang  tersebut  tidak  dapat  dipindahkan
kepenerbagan lainnya atau keperusahaan niaga berjadwal lainnya maka kepada penumpang  tersebut  wajib  diberikan  fasilitas  akomodasi  untuk  dapat  diangkut
dalam penerbagan hari berikutnya.
4. Apabila  terjadi  pembatalan  penerbangan  maka  maka  perusahaan  udara  niaga
berjadwal wajib mengalihkan penumpang kepenerbagan berikutnya dan apabila pennumpang  tidak  dapat  dialihkan  kepenerbagan  berikutnya  atau  perusahaan
penerbangan  niaga  berjadwal  lainnya  maka  kepada  penumpang  tersebut  wajib diberikan  fasilitas  akomodasi  untuk  dapat  diangkut  dalam  penerbagan  hari
berikutnya.
5. Apabila  dalam  hal  keterlambatan  serta  pembatalan  penumpang  tidak  mau
terbang  atau  diterbangkan,  maka  perusahaan  penerbangan  niaga  berjadwal harus mengembalikan harga tiket yang telah dibayarkan kepada perusahaan.
Dalam  hal  terjadinya  keterlambatan  pesawat  udara  Pelayanan  dan Pengamanan  Kargo  di  Bandara  Udara  di  Kuala  Namu  Internasional  Airport
bertanggung jawab sesuai dengan aturan pasal 36 KM No. 25 tahun 2008 tentang penyelenggaraan  angkutan  udara  yang  mengatur  mengenai  apabila  terjadi
keterlambatan  maka  pihak  dari  maskapai  harus  menyediakan  makanan  dan
Universitas Sumatera Utara
83
minuman  kepada  penumpang.  Jenis  makanan  dam  minuman  tersebut  harus disesuaikan  dengan  lama  dari  keterlambatan  tersebut.  Apabila  keterlambatan
terjadi sampai dengan 180 seratus delapan puluh menit maka apabila penumpang harus  diterbangkan  dengan  penerbangan  selanjutnya  atau  dengan  penerbangan
niaga berjadwal lainnya apabla diminta oleh penumpang. Undang-undang Nomor 1 tahun 2009 tentang Penerbangan, Pasal 161 ayat
1  menegaskan  bahwa  pengirim  bertanggung  jawab  atas  kebenaran  surat  muatan udara.  Kemudian  pasal  161  ayat  2  dan  3  menyebutkan  bahwa  pengirim  kargo
bertanggung  jawab  atas  kelengkapan  dokumen  lainnya  yang  dipersyaratkan  oleh instansi terkait dan menyerahkan kepada pengangkut. Pengirim bertanggung jawab
atas  kerugian  yang  diderita  oleh  pengangkut  atau  pihak  lain  sebagai  akibat  dari ketidakbenaran  surat  muatan  udara  yang  dibuat  oleh  pengirim.  Pasal  162
ditegaskan  bahwa  kargo  belum  diserahkan  kepada  penerima,  pengirim  dapat meminta  kepada  pengangkut  untuk  menyerahkan  kargo  tersebut  kepada  penerima
lain  atau  mengirimkan  kembali  kepada  pengirim,  dan  semuanya  atas  biaya  dan tanggung jawab pengirim.
Menurut  Pasal  164  ayat  1,  2,  3  dan  4  menegaskan  bahwa  penerima kargo, setelah diberitahu sesuai dengan waktu yang diperjanjikan tidak mengambil
kargo, semua biaya yang ditimbulkannya menjadi tanggung jawab penerima kargo. Kargo  yang  telah  melebihi  batas  waktu    pengangkut  berhak  menjualnya  dan
hasilnya digunakan untuk  pembayaran biaya  yang  timbul akibat  kargo  yang tidak diambil oleh penerima. Penjualan kargo dilakukan dengan cara yang paling cepat,
tepat,  dan  dengan  harga  yang  wajar.  Hasil  penjualan    diserahkan  kepada  yang berhak  menerima  setelah  dipotong  biaya  yang  dikeluarkan  oleh  pengangkut
Universitas Sumatera Utara
84
sepanjang dapat dibuktikan. Penerima kargo tidak berhak menuntut ganti kerugian atas kerugian yang dideritanya karena penjualan. Kemudian Pasal 168 ayat 2 dan
3 menyebutkan bahwa besarnya ganti kerugian untuk kerusakan atau kehilangan sebagian atau seluruh bagasi tercatat atau kargo dihitung berdasarkan berat bagasi
tercatat  atau  kargo  yang  dikirim  yang  hilang,  musnah,  atau  rusak.  Apabila kerusakan  atau  kehilangan  sebagian  mengakibatkan  seluruh  bagasi  atau  seluruh
kargo  tidak  dapat  digunakan  lagi,  pengangkut  bertanggung  jawab  berdasarkan seluruh berat bagasi atau kargo yang tidak dapat digunakan tersebut.
Pasal 181 ayat 1 dan 2 ditegaskan bahwa pengangkutan yang dilakukan berturut-turut  oleh  beberapa  pengangkut  dianggap  sebagai  satu  pengangkutan,
dalam  hal  diperjanjikan  sebagai  satu  perjanjian  angkutan  udara  oleh  pihak –pihak
yang  bersangkutan  dengan  tanggung  jawab  sendiri-sendiri  atau  bersama-sama. Dalam hal tidak ada perjanjian oleh pihak-pihak yang bersangkutan, kerugian yang
diderita  penumpang,  pengirim,  danatau  penerima  kargo  menjadi  tanggung  jawab pihak pengangkut yang mengeluarkan dokumen angkutan.
Peraturan Menteri Perhubungan Nomor 77 Tahun 2011 Tentang Tanggung Jawab  Pengangkut  Angkutan  Udara  menentukan  batasan  dan  kewenangan  dalam
peng- ajuan dan pelaksanaan tanggung gugat pengangkut berupa jumlah ganti rugi terhadap  penumpang  yang  meninggal  dunia,  cacat  tetap,  luka,  bagasi  kabin  yang
hilang, musnah atau rusak, bagasi tercatat yang hilang, musnah, rusak, kargo yang dikirim  hilang,  musnah,  rusak  atau  tidak  dapat  digunakan  sebagian  atau
seluruhnya,  keterlambatan  penumpang,  bagasi  tercatat  atau  kargo,  ditetapkan berdasarkan pertimbangan tingkat hidup yang layak rakyat
Universitas Sumatera Utara
85
Indonesia; kelangsungan hidup perusahaan penerbangan; tingkat inflasi kumulatif; pendapatan perkapita; dan perkiraan usia harapan hidup.
Tanggung  jawab  Kuala  Namu  Internasional  Airport  melalui  jajarannya melaksanakan  kewajiban  untuk  berusaha  memberikan  pelayanan  dan  keamanan
yang  terbaik  kepada  masyarakat.  Namun  kadangkala  tetap  saja  ada  pelaksanaan pelayanan  dan  keamanan  yang  tidak  sesuai  dengan  yang  dijanjikan  sehingga
pengiriman  barang  ke  kargo  di  bandar  udara  yang  akan  diangkut  dengan menggunakan  pesawat  udara  berakibat  terhadap  timbulnya  kerugian-kerugian
tertentu bagi pengguna jasa layanan dan keamanan kargo, seperti angkutan barang kargo  yang  dikirimkan  mengalami  keterlambatan  dan  kelalaian  sampai  ke  tujuan
atau  barang  yang  dikirimkan  mengalami  kerusakan  yang  sebelumnya  pada  saat dikirim  kondisi  barang  masih  bagus  dan  pada  saat  sampai  di  tujuan  berbeda
keadaannya  atau  bahkan  bisa  saja  terjadi  barang  kiriman  kargo  tidak  sampai  ke tujuan alamat penerima karena barang hilang atau musnah.
61
Batas tanggung jawab Pengelola Bandar Udara:
62
1. Pada  penumpang,  dimulai  sejak  penumpang  meninggalkan  ruang  tunggu
Bandara menuju pesawat udara sampai dengan penumpang memasuki terminal kedatangan di Bandar Udara tujuan;
2. Pada  bagasi  tercatat,  dimulai  sejak  pihak  pengelola  menerima  bagasi  tercatat
pada saat pelaporan check in sampai dengan diterimanya bagasi tercatat oleh penumpang;
3. Pada  kargo,  dimulai  sejak  pengirim  barang  menerima  salinan  surat  muatan
udara  dari  pihak  pengelola  sampai  dengan  waktu  ditetapkan  sebagai  batas pengambilan sebagaimana tertera dalam surat muatan udara airway bill.
Selain  itu  tanggung  jawab  juga  tidak  harus  diberikan  dalam  bentuk  uang tetapi  juga  dapat  diberikan  dalam  bentuk  pelayanan.  Tetapi  sebelum  tanggung
61
Wawancara  dengan  M.  Nurali  Jabatan  kargo  PT  Angkasa  Pura  II  Medan,  Tanggal  18 Februari 2016
62
E.  Suherman,  Tanggung  Jawab  Pengangkut  Dalam  Hukum  Udara  Indonesia,  CV. Mandar Maju, Bandung, 1992, hal 35
Universitas Sumatera Utara
86
jawab tersebut  dilaksanakan pihak Bandar Udara, terlebih dahulu  pihak pengelola melakukan  pengecekan  apakah  kerugian  yang  dialami  oleh  pengguna  jasa  mutlak
merupakan  kesalahan  danatau  kelalaian  pihak  Bandar  Udara  dalam  memberikan pelayanan  ataukah  perbuatan  pengguna  jasa  sendiri  human  error.  Apabila
pengelola  dapat  membuktikan  bahwa  kejadian  tersebut  bukan  karena  kesalahan atau  kelalaian  pihak  pengelola,  kejadian  tersebut  semata-mata  disebabkan  oleh
kesalahan  atau  kelalaian  penumpang  sendiri  danatau  pihak  ketiga;  bukti  yang dapat  digunakan  oleh  penumpang  danatau  pengirim  barang  serta  pihak  ketiga
apabila mengalami kerugian adalah sebagai berikut: 1.
Dokumen  terkait  yang  membuktikan  sebagai  ahli  waris  sesuai  dengan ketentuan  peraturan  perundang-undangan  yang  berlaku,  tiket,  bukti  bagasi
tercatat  claim  tag  atau  surat  muatan  udara  airway  bill  atau  bukti  lain yang mendukung dan dapat dipertanggung jawabkan;
2. Surat  keterangan  dari  pihak  yang  berwenang  mengeluarkan  bukti  telah
terjadinya  kerugian  jiwa  dan  raga  danatau  harta  benda  terhadap  pihak  ketiga yang mengalami kerugian akibat pengoperasian pesawat udara;
3. Pemberian  ganti  kerugian  diajukan  kepada  pengangkut  yang  secara  nyata
melakukan  pengangkutan  udara  actual  carrier,  apabila  pengangkutan  udara tersebut dilakukan lebih dari satu Badan Usaha Angkutan Udara;
4. Apabila  bagasi  tercatat  danatau  kargo  diterima  penumpang  atau  orang  yang
berhak  menerima  tidak  ada  keluhan,  maka  merupakan  bukti  bagasi  tercatat danatau  kargo  tersebut  diterima  dalam  keadaan  baik  sesuai  dengan  dokumen
pada saat diterima;
5. Apabila  bagasi  tercatat  danatau  kargo  yang  diterima  dalam  keadaan  rusak,
musnah danatau hilang, tuntutan terhadap pengangkut atau pengelola diajukan secara tertulis pada saat bagasi tercatat diambil oleh penumpang atau penerima
kargo;
6. Jika terjadi keterlambatan penerimaan bagasi tercatat danatau kargo, tuntutan
terhadap  pengangkut  harus  diajukan  secara  tertulis  paling  lambat  14  empat belas hari terhitung sejak bagasi tercatat diterima pemilik bagasi tercatat sesuai
tanda bukti tercatat diterminal kedatangan atau kargo diterima oleh penerima di tempat  yang  sudah  ditetapkan.  Penyelesaian  tuntutan  atas  kerugian  pengguna
jasa  Bandar  Udara  dilaksanakan  melalui  Pengadilan  Negeri  di  wilayah  NKRI atau  arbitrase  tau  alternatif  penyelesaian  sengketa  lain  sesuai  ketentuan
peraturan perundang-undangan.
63
63
E.  Suherman,  Wilayah  Udara  dan  Wilayah  Dirgantara,  PT  Citra  Aditya,  Bandung, 1995, hal  23.
Universitas Sumatera Utara
87
Pertanggung jawaban ini juga diatur dalam Undang-undang Nomor 1 tahun 2009tentang  Penerbangan,  dimana  Pasal  145  menyatakan  bahwa  pengangkut
bertanggung jawab  atas  kerugian yang  diderita  oleh  pengirim  kargo karena kargo yang  dikirim  hilang,musnah,  atau  rusak  yang  diakibatkan  oleh  kegiatan
angkutan udara selama kargo beradadalam pengawasan pengangkut. Pengangkutan barang  pada  umumnya  menggunakan  pesawat  udara  niaga  danudara  sipil  yang
terikat pada
Pasal 141-147
Undang-undang Nomor
1 tahun
2009, apabila pengangkutan barangkargo oleh perusahaan penggangkut menggunakan pe
sawat udara  negara  memperoleh  pengecualian  terhadap  tanggaung  jawab  terhadap penumpang  danatau  kargo  yang  dilakukan  oleh  pesawat  udara  negara  yang
tertuang  dalam  Pasal  148Undang-undang  Nomor  1  tahun  2009.  Bahkan  dalam Putusan  Menteri  Nomor  77  tahun  2011  tentang  Tanggung  Jawab  Pengangkutan
Udara  tidak  disinggung  mengenai  tanggung jawab  pesawat  udara  negara  secara khusus.
C.  Upaya-upaya  yang  dilakukan  oleh  Pihak  Bandar  Udara  International Kuala  Namu  dalam  Pemberian  Perlindungan  Pengguna  Layanan  dan
Keamanan Kargo
Barang  muatan  kargo  adalah  barang  yang  sah  dan  dilindungi  undang- undang, dimuat dalam pengangkut yang sesuai dengan atau tidak dilarang undang-
undang  serta  tidak  bertentangan  dengan  ketertiban  umum  atau  kesusilaan. Dilindungi undang-undang artinya tidak boleh dirusakkan, dhilangkan, dimusnahka
atau  dicuri  oleh  siapapun,  yang  berakibat  merugikan  pemiliknya.  Agar  dapat dilindungi, barang tersebut harus sudah dimuat dalam alat pengangkut lunak untuk
Universitas Sumatera Utara
88
diangkut  ke  tempat  tujuan.  Dalam  pengertian  barang  yang  sah  dan  dilindungi undang-undang termasuk juga hewan perdagangan.
64
Pertumbuhan  kargo  di  Indonesia  tidak  terlepas  dari  peranan  perusahaan penerbangan  sebagai  penyedia  sarana  pengangkutan  dan  pengelola  bandar  udara
sebagai  penyedia  fasilitas  pintu  gerbang  pengangkutan  kargo.  Hal  tersebut  harus ditunjang  dengan  peraturan  perundang-undangan,  tindakan,  prosedur  dan
perlindungan  yang  dapat  menjamin  keamanan  dan  keselamatan  penerbangan. Direktorat  Jenderal  Perhubungan  Udara  menetapkan  Peraturan  Direktur  Jenderal
Perhubungan  Udara  Nomor  SKEP  255IV2011  tentang  Pemeriksaan  Keamanan Kargo  dan  Pos  yang  diangkut  dengan  Pesawat  Udara  untuk  meningkatkan
keamanan  jasa  angkutan  kargo  melalui  lalu  lintas  udara  pada  21  April  2011. Peraturan  tersebut  mengatur  tentang  pemeriksaan  keamanan  kargo  dan  pos
dilakukan oleh regulated agent di luar bandar udara. Regulated agent adalah Badan Hukum  Indonesia  yang  melakukan  kegiatan  usaha  dengan  badan  usaha  angkutan
udara  yang  memperoleh  izin  dari  Direktur  Jenderal  untuk  melaksanakan pemeriksaan keamanan terhadap kargo dan pos.
65
Pemeriksaan kargo dan pos oleh regulated agent dinilai perlu agar pengirim barang dapat memperoleh jaminan keamanan. Di samping itu, untuk barang kargo
dan  pos  yang  telah  diperiksa  oleh  perusahaan  regulated  agent  yang  fasilitas pemeriksaannya  berada  di  luar  bandar  udara  dapat  langsung  diterima  oleh
perusahaan  penerbangan  tanpa  pemenksaan  keamanan  lebih  lanjut  di  terminal
64
Abdulkadir Muhammad, Hukum Pengangkutan Niaga, PT Citra Aditya Bakti, Bandung, 2013, hal 115
65
Yon Sugiono. 2006. Perencanaan Bisnis Pengelolaan Kargo Untuk PT Angkasa Pura II Studi Kasus: di Bandara Soekarno-Hatta. Tesis. Institut Teknologi Bandung. Hal. 18. 4 Peraturan
Direktur Jenderal Perhubungan Udara Nomor SKEP 255IV2011 tentang Pemeriksaan  Keamanan Kargo Dan Pos Yang Diangkut Dengan Pesawat Udara
Universitas Sumatera Utara
89
kargo.  Setelah  adanya  peraturan  tersebut,  di  terminal  kargo  tidak  terdapat  xray yang  berfungsi  untuk  memeriksa  kargo  dan  pos.  Kargo  dan  pos  harus  diperiksa
oleh  regulated  agent  di  luar  bandar  udara.  Daerah  tempat  penerimaan  kargo  dan pos  yang  telah  dilakukan  pemeriksaan  oleh  regulated  agent  adalah  di  acceptance
area. Pada saat kargo dan pos masuk terminal kargo tidak dilakukan pemeriksaan keamanan.  Pemeriksaan  keamanan  kargo  dan  pos  yang  diangkut  dengan  pesawat
udara dapat dilakukan oleh Badan Hukum Indonesia selain Badan Usaha Angkutan Udara, setelah memiliki: a izin regulated agent untuk badan hukum yang bergerak
di  bidang  bandar  udara  atau  pengirim  barang  dan  pos  dengan  pesawat  udara,  b sertifikat  sebagai  pengirim  pabrikan  known  shipperknown  consignor  untuk
badan  hukum  yang  bergerak  di  bidang  produksi  barang  yang  bersifat  regular. Badan
Usaha Angkutan
Udara bertanggungjawab
terhadap keamanan
pengangkutan  kargo  dan  pos.  Berdasarkan  pasal  33  Peraturan  Direktur  Jenderal Perhubungan  Udara  Nomor  KP  152  Tahun  2012,  Badan  Hukum  Indonesia
pemegang  izin  regulated  agent  atau  pemegang  sertifikat  pengirim  pabrikan merupakan  perwakilanbertindak  untuk  dan  atas  nama  Badan  Usaha  Angkutan
Udara.
66
Oleh karena itu, perusahaan penerbangan dapat menunjuk regulated agent untuk memeriksa kargo dan pos yang akan diangkut.
Badan Usaha
Angkutan udara
wajib membuat,
melaksanakan, mengevaluasi,  dan mengembangkan program  keamanan kargo dan pos  yang  akan
diangkut  dengan  pesawat  udara  dan  bagian  dari  program  keamanan  angkutan udara. Program layanan dan keamanan kargo dan pos  yang akan diangkut dengan
pesawat  udara  berpedoman  pada  program  keamanan  penerbangan  nasional.
66
Peraturan  Direktur  Jenderal  Perhubungan  Udara  Nomor  KP  152  Tahun  2012  tentang Pengamanan Kargo Dan Pos Yang Diangkut Dengan Pesawat Udara
Universitas Sumatera Utara
90
Program  keamanan  kargo  dan  pos  yang  akan  diangkut  dengan  pesawat  udara sekurang-kurangnya  memuat  personil,  fasilitasperalatan,  prosedur  untuk  kegiatan
dan peta daerah kemananan terbatas dan daerah terbatas.
67
Badan  Usaha  Angkutan  Udara  yang  menerima  kargo  dan  pos  dari  luar bandar  udara  yang  telah  dilakukan  pemeriksaan  keamanan  harus  melakukan
pemeriksaan  terhadap  sertifikat  kemananan  kiriman,  keutuhan  segel  keamanan kendaraan  pengangkut,  surat  muatan  udara,  dan  dokumen  lain  yang  diperlukan
dalam pengangkutan kargo dan pos tertentu. Dokumen lain yang diperlukan antara lain  penyataan  pengiriman  shipper  declaration  dan  lembar  data  keselamatan
barang  material  safety  data  sheetMSDS  untuk  barang  berbahaya,  surat kepemilikanpenggunaan  bahan  peledak  dari  instansi  berwenang,  surat  karantina
untuk hewan
dan tumbuhan
dari instansi
berwenang, surat
izin kepemilikanpenggunaan barang dan benda purbakala dari instansi berwenang, dan
surat  izin  kepemilikanpenggunaan  nuklir,  biologi,  kimia,  dan  radio  aktif  dari instansi berwenang.
Segala  upaya  yang  menjamin  adanya  kepastian  hukum  tersebut  untuk memberi  perlindungan  kepada  konsumen.  Kepastian  hukum  itu  berarti  pengguna
jasa  mempunyai  hak  untuk  memperoleh  barang  danatau  jasa  yang  menjadi kebutuhannya  serta  mempunyai  hak  untuk  menuntut  apabila  dirugikan  oleh  pihak
pengelola.  Kepastian  hukum  tersebut  secara  umum  bertujuan  untuk  memberikan perlindungan  pengayoman  kepada  masyarakat.  Pengertian  Hukum  Perlindungan
Konsumen  adalah  Keseluruhan  asas-asas  dan  kaidah-kaidah  yang  mengatur
67
Ibid
Universitas Sumatera Utara
91
hubungan dan masalah penyediaan dan penggunaan produk barang danatau jasa antara penyedia dan penggunanya, dalam kehidupan bermasyarakat.
68
Dalam  memberikan  perlindungan  atas  pelayanan  dan  pengamanan  kargo yang merugikan pengguna jasa dilakukan melalui saluran-saluran pengaduan yang
tersedia  sehingga  mampu  merespon  dengan  cepat  setiap  aduan  dan  memberikan penyelesaian  secara  bijaksana.  Tujuannya  sendiri  adalah  untuk  mendukung
terciptanya  aspek  keamanan,  pelayanan,  keselamatan,  dan  kenyamanan  kargo selama berada di kawasan Bandara. Unsur-unsur yang terdapat dalam perlindungan
konsumen  pengguna  jasa  Bandar  Udara  adalah  unsur  kepastian  hukum  dan keterbukaan informasi serta akses untuk mendapatkan informasi.
Upaya perlindungan pengguna layanan dan keamanan kargo menjadi sangat penting  sekarang  ini.  Untuk  mewujudkan  perlindungan  pengguna  layanan  dan
keamanan  kargo  akan  sulit  jika  kita  mengharapkan  kesadaran  dari  pelaku  usaha pihak  pengelola  Bandar  Udara,  maka  dari  itu  dibutuhkannya  suatu  tanggap
masalahkesadaran dari pengguna jasa akan manfaat dan kelebihan pelayanan  dan pengamanan  kargo  yang  diberikan  oleh  pihak  pengelola  Bandara.  Tetapi
kepercayaan  pun  tidak  cukup  maka  diperlukannya  suatu  peraturan  yang mengikatnya agar pihak pengelola tidak semena-mena, dan hak-hak konsumen pun
terlindungi.
69
Dalam  pelaksanaan  pemeriksaan  kargo  dan  pos  sudah  sesuai  dengan Peraturan  Direktur  Jenderal  Perhubungan  Udara  Nomor  KP  152  Tahun  2012.
Kargo  dan  pos  yang  akan  dikirim  harus  diperiksa  terlebih  dahulu  oleh  regulated agent.  Pemeriksaan  dan  penimbangan  dilakukan  di  gudang  regulated  agent.
68
Az. Nasution, Op.Cit, hlm 22.
69
Wawancara  dengan  M.  Nurali  Jabatan  kargo  PT  Angkasa  Pura  II  Medan,  Tanggal  18 Februari 2016
Universitas Sumatera Utara
92
Setelah kargo dan pos diperiksa dan ditempel label pemeriksa keamanan security check  lable  lalu  dimasukkan  ke  dalam  kendaraan.  Kendaraan  tersebut  ditempel
label  pemeriksa  keamanan  security  check  lable  dan  kunci  plastik  solid.  Di terminal  kargo  tidak  lagi  dilakukan  pemeriksaan  keamanan,  tetapi  dilakukan
penimbangan  kembali  oleh  pengelola  terminal  kargo  untuk  memastikan  kembali penimbangan  yang  aktual.  Apabila  terjadi  ketidaksesuaian  dengan  data  yang
sebelumnya, maka data yang diambil adalah data yang aktual. Setelah  adanya  peraturan  tersebut  sampai  sekarang  masih  terjadi
penumpukan kargo dan pos karena proses loading-unloading pembongkaran dan pemeriksaan dilakukan pada lokasi yang berbeda dengan yang sebelumnya. Kargo
dan  pos  yang  akan  dikirim  dengan  pesawat  udara  harus  dilakukan  pemeriksaan melalui  x-ray  terlebih  dahulu  di  gudang  regulated  agent  yang  telah  ditunjuk  oleh
perusahaan  penerbangan  sebagai  pengangkut  dan  telah  mendapatkan  sertifikat operasi  sebagai  regulated  agent  dari  Direktur  Jenderal  Perhubungan  Udara
Kementerian Perhubungan RI, dengan ketentuan sebagai berikut: 1.
Setiap  kargo  dan  pos  yang  diperiksa  X-Ray  di  gudang  regulated  agent dikenakan biaya setiap kilogramnya.
2. Kargo  dan  pos  yang  akan  diperiksa  oleh  regulated  agent  harus  sudah
dilengkapi  dengan  dokumen  penerbangan  seperti;  surat  muatan  udara  yang sudah  confirmed,  pemberitahuan  isi  barang,  standard  kemasan  barang  juga
surat  dari instansi  terkait jika barang tersebut  barang khusus,  seperti  tanaman, hewan, makanan dan barang-barang berbahaya dangerous goods.
Universitas Sumatera Utara
93
3. Kargo  dan  pos  bisa  dikirim  dari  gudang  regulated  agent  ke  terminal  kargo
maksimal  4  empat  jam  sebelum  jadwal  keberangkatan  pesawat  yang  akan mengangkut.
Hukum  perlindungan  konsumen  juga  dapat  diartikan  sebagai  bagian  dari hukum  konsumen  yang  memuat  asas-asas  atau  kaidah-kaidah  yang  bersifat
mengatur, dan juga mengandung sifat yang melindungi konsumen. Sehingga dapat disimpulkan bahwa Hukum perlindungan konsumen merupakan bagian dari hukum
konsumen,  yang  mengatur  lebih  rinci  asas-asas  perlindungan  bagi  konsumen pengguna  jasa  sebagai  pihak  yang  lebih  lemah  dibandingkan  dengan  produsen
pihak pengelola Bandar Udara. Pihak  Bandar  Udara  International  Kuala  Namu  mengusahakan  pelayanan
jasa  yang  menunjang  bisnis  jasa  kebandarudaraan.  Pelayanan  jasa  terkait  Bandar Udara  disediakan  oleh  Kuala  Namu  International  bertujuan  untuk  mendukung
terciptanya  aspek  keamanan,  keselamatan  dan  kenyamanan  bagi  pengguna  jasa Bandara  selama  berada  di  kawasan  Bandara.  Pada  prinsipnya  kegiatan
pengangkutan udara merupakan hubungan hukum yang bersifat perdata akan tetapi mengingat  transportasi  udara  telah  menjadi  kebutuhan  masyarakat  secara  luas
maka  diperlukan  campur  tangan  pemerintah  dalam  kegiatan  pengangkutan  udara yaitu  menentukan  kebijakan-kebijakan  atau  regulasi  yang  berhubungan  dengan
kegiatan  pengangkutan  udara  sehingga  kepentingan  konsumen  pengguna  jasa transportasi udara terlindungi.
70
70
E.  Saefullah  Wiradipradja,  Tanggung  Jawab  Perusahaan  Penerbangan  Terhadap Penumpang Menurut Hukum Udara Indonesia, Jurnal Hukum Bisnis Vol.25, Jakarta, 2006, hal 15.
Universitas Sumatera Utara
94
Upaya yang dapat dilaksanakan untuk mengatasi hambatan-hambatan yang
dilakukan  oleh  Pihak  Bandar  Udara  International  Kuala  Namu  dalam  Pemberian Perlindungan Pengguna Layanan dan Keamanan Kargo yaitu:
1. Perusahaan  penerbangan  tidak  yakin  dengan  pemeriksaan  regulated  agent,
sehingga  Bandar  Udara  International  Kuala  Namu  menyediakan  x-ray  di terminal  kargo  agar  bisa  melakukan  random  check  terhadap  kargo  dan  pos
yang  dicurigai.  X-ray  perlu  dimiliki  oleh  perusahaan  penerbangan  lain  agar apabila ada kargo dan pos yang dicurigai, maka perusahaan penerbangan dapat
melakukan  pemeriksaan.  Selain  itu,  perusahaan  penerbangan  harus  sering melakukan kontrol dan inspeksi secara tiba-tiba kepada setiap regulated agent
agar tidak terjadi penyimpangan dalam pemeriksaan kargo dan pos.
2. Perusahaan  penerbangan  melakukan  harmonisasi  atau  penyesuaian  standar
yang  ditetapkan  oleh  perusahaan  penerbangan  dengan  Standar  Operasi Prosedur SOP yang dimiliki regulated agent.
3. Regulated  agent  harus  menerapkan  Standar  Operasi  Prosedur  SOP  secara
tegas karena demi keamanan dan keselamatan penerbangan. SOP yang telah di buat  oleh  regulated  agent  harus  disetujui  oleh  perusahaan  penerbangan
sebagai  pengangkut  karena  regulated  agent  merupakan  kepanjangtanganan dari  perusahaan  penerbangan.  Selain  itu,  pengawasan  harus  dilakukan  secara
internal  dan  eksternal,  baik  dari  regulated  agent  sendiri  dan  dari  Otoritas Bandara.
4. Seleksi  ketat  atas  SDM  yang  berkualitas  menjadi  hal  yang  utama  karena
menyangkut  layanan  dan  keamanan  kargo.  Personil  regulated  agent ditempatkan sesuai dengan bidangnya masing-masing. Maka dari itu harus ada
seleksi  yang  ketat  dan  diadakan  pelatihan  terhadap  SDM  yang  akan dipekerjakan oleh regulated agent.
5. Perusahaan  penerbangan  sebagai  pengangkut  wajib  mempublikasi  regulated
agent  yang  telah  ditunjuk  sebagai  agen  jasa  pemeriksa  kargo  dan  pos, sehingga  perusahaan  jasa  pengiriman  memeriksakan  kargo  dan  pos  kepada
regulated  agent  yang  telah  ditunjuk  oleh  perusahaan  penerbangan  sebagai pengangkut.
6. Pengirim harus mengatur ulang jadwalnya secara internal sehingga pengiriman
kargo dari pengirim lebih dipercepat. Kargo dan pos dapat dikirim dari gudang regulated  agent  ke  terminal  kargo  bandara  maksimal  4  jam  sebelum  jadwal
keberangkatan  pesawat  yang  akan  mengangkut.  Oleh  karena  itu,  estimasi waktu yang harus diperhitungkan juga adalah pengiriman kargo dari pengirim
ke  lokasi  regulated  agent  dan  alokasi  waktu  untuk  proses  pemeriksaan  di regulated agent. Setiap regulated agent dapat melakukan penambahan jumlah
x-ray  agar  mempercepat  proses  pemeriksaan  dan  proses  loading-unloading kargo dan pos. Solusi yang utama untuk perbaikan peraturan ini di masa yang
akan  datang  adalah  perusahaan  jasa  pengiriman  kargo  dan  pos  juga  dapat menjadi  perusahaan  regulated  agent,  sehingga  memudahkan  proses
pemeriksaan keamanan  kargo dan pos.  Hal  ini juga dapat  memperkecil biaya dan mengefektifkan waktu.
Universitas Sumatera Utara
95
7. Pemerintah sebaiknya segera menetapkan tarif atas dan tarif bawah agar tidak
menimbulkan potensi monopoli dan persaingan usaha tidak sehat. Apabila ada penetapan tarif atas dan tarif bawah, maka regulated agent tidak bisa sebebas-
bebasnya  dalam  menentukan  tarif.  Pemerintah  juga  dapat  menetapkan penyeragaman  tarif  agar  memudahkan  perusahaan  jasa  pengiriman  untuk
menetapkan biaya secara pasti.
71
71
Wawancara  dengan  Moch.  Nur  Ali  Rosjidi,  Kepala  Unit  Pelayanan  Jasa  Kargo  PT. Angkasa Pura II Medan, Tanggal 18 Februari 2016
Universitas Sumatera Utara
96
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN