xxx j.
Tidak sedang memiliki tanggungan utang secara perseorangan danatau secara perseorangan danatau secara badan hukum yang
menjadi tanggung jawabnya yang merugikan keuangan negara. k.
Tidak sedang dinyatakan pailit berdasarkan putusan pengadilan yang telah memperoleh kekuatan hukum tetap.
l. Tidak pernah melakukan perbuatan tercela.
m. Memiliki Nomor Pokok Wajib Pajak NPWP atau bagi yang
belum mempunyai NPWP wajib mempunyai bukti pembayaran pajak.
n. Menyerahkan daftar riwayat hidup lengkap yang memuat antara
lain riwayat pendidikan dan pekerjaan serta keluarga kandung, suami atau istri.
o. Belum pernah menjabat kepala daerah atau wakil kepala daerah
selama 2 dua kali masa jabatan dalam jabatan yang sama. p.
Tidak dalam status sebagai pejabat kepala daaerah.
3. Kampanye
Paradigma kampanye telah mengalami pergeseran, paradigma lama bahwa kampanye merupakan bagian dari kegiatan pemilihan
untuk meyakinkan pemilih telah pudar dan diganti dengan paradigma baru bahwa kampanye merupakan komunikansi politik dan pendidikan
politik.
Bagan 1.3. Kampanye Paradigma Lama
Bagan 1.4.
Meyakinkan pemilih Calon
Rakyat
xxxi
Kampanye Paradigma Baru
Sumber : Joko J.Prihatmoko 2005:257
Paradigma yang digunakan dalam kampanye dilakukan untuk meyakinkan para pemilih dengan menawarkan visi, misi dan program
pasangan calon. Ketentuan mengenai kebebasan rakyat mengikuti kampanye diatur dalam pasal 75 ayat 8 UU No.322004 yang
selengkapnya berbunyi : “Dalam kampanye, rakyat mempunyai kebebasan untuk menghadiri
kampanye”.
Adapun bentuk kampanye dialogis yang tercantum dalam pasal 56 PP No.62005, dapat dilaksanakan melalui:
a. Pertemuan terbatas.
b. Tatap muka dan dialog.
c. Penyebaran melalui media cetak dan media elektronik.
d. Penyiaran melalui radio danatau telavisi.
e. Penyebaran bahan kampanye kepada umum.
f. Pemasangan alat peraga di tempat umum.
g. Rapat umum.
h. Debat publikdebat terbuka antar calon, dan atau
i. Kegiatan lain yang tidak melanggar peraturan perundang-
undangan. Dengan kampanye tersebut, visi, misi, dan program kerja calon
kepala daerah dan wakil calon kepala daerah tidak hanya disampaikan kepada khalayak melainkan dapat diuji dan dikritisi. Pegujian dan
pengkritisan inilah yang memungkinkan terjadinya komunikasi dan pendidikan politik.
4. Pemungutan suara
1. Meyakinkan pemilih
2. komunikasi politik
3. Pendidikan politik
Calon Rakyat
xxxii Pemungutan suara adalah proses pencurahan pikiran dan
pertimbangan warga untuk memilih calon berdasarkan informasi dan data yang diperoleh pada masa kampanye.
Karena seleksi politis dilakukan oleh rakyat sebagai pemilih maka dalam pemungutan suara berlaku hukum penegakan universal
suffrage hak pilih universal dan prinsip one person, one vote, one value.Joko J.Prihatmoko, 2005 :268
Penegakkan hak pilih universal berimplikasi pada tuntutan kemudahan akses penggunaan suara, tujuannya agar sebanyak
mungkin pemilih menggunakan suaranya. Akses tersebut tidak dibedakan antara rakyat dan pejabat, antara yang cacat dan tidak cacat,
dan sebagainya.
“Pemilih tunanetra, tuna daksa, atau yang mempunyai halangan fisik lainnya pada saat memberikan suaranya di TPS dapat dibantu
oleh petugas KPPS atau orang lain atas permintaan pemilih” Pasal 76 Ayat 1 PP No.62005.
Sedangkan penegakan prinsip one person, one vote, one value juga mengandung pengertian tidak ada diskriminasi terhadap status
pemilih berimplikasi pada kontrol atau pengamanan yang sistematis dan kuat.
5. Penghitungan suara