IgE Total Serum Subyek Alergi
penambahan anti IgE manusia dengan konjugat HRP, dan diinkubasi selama 1 jam lalu dicuci dan ditambahkan substrat DAB 3,3´-diaminobenzidine
tetrahydrochloride . Hasil positif akan ditandai dengan terbentuknya warna coklat
pada komponen yang bersifat alergen. Hasil immunoblotting pada lima serum yang berbeda diperlihatkan pada Gambar 14. Rincian berat molekul komponen
penyebab alergi dari masing-masing ekstrak dapat dilihat pada Lampiran 11.
Keterangan :
Gambar 14. Imunoblotting protein udang jerbung, ikan tongkol dan kerang
hijau A serum subyek A dan B; B Serum H, L dan P Hasil uji terhadap 5 serum A, B, H, L dan P diketahui bahwa
immunoblotting ekstrak protein sarkoplasma udang jerbung dapat
mengidentifikasi 12 protein yang berikatan dengan IgE. Protein tersebut memiliki berat molekul berkisar 27-84 kDa. Komponen protein utama dalam ekstrak
- St : Sarkoplasma tongkol -Mt: Miofibril tongkol
-Su: Sarkoplasma udang -Mu: Miofibril udang
-Sk: Sarkoplasma kerang -Mk: Miofibril kerang
A
Mk Sk Mu Su Mt St
Mk Sk Mu Su
Mt St
Mk Sk Mu Su Mt St
L P
H B
56
sarkoplasma udang yang dapat mengikat IgE pada masing-masing subyek berbeda-beda. Dimana pada subyek A komponen protein ekstrak sarkoplasma
yang dapat bereaksi dengan IgE adalah komponen dengan berat molekul 54.34 kDa, sedangkan pada subyek B adalah komponen berberat molekul 56.87 kDa.
Komponen protein ekstrak sarkoplasma udang yang dapat berikatan dengan IgE serum subyek L dan P terlihat lebih banyak, dengan satu komponen dominan
yaitu berberat molekul 30.56 kDa. Berdasarkan data jenis alergen yang terdaftar dalam IUIS Lampiran 7, komponen dengan berat molekul ini 30.56 kDa
diidentifikasi sebagai triosephospate isomerase ~28 kDa. Selain itu juga
diketahui munculnya jenis alergen arginin kinase dengan berat molekul 40 kDa yang berikatan dengan IgE serum subyek L. Garcia-Orozco et al. 2007
melakukan karakterisasi protein udang putih Litopenaeus vannamei dengan imunoblotting dan hasilnya menunjukkan bahwa protein 40 kDa yang
diidentifikasi sebagai arginin kinase mampu berikatan dengan IgE serum penderita alergi udang. Alergen yang diberi nama Lit v 2 ini ditemukan pertama
kali pada spesies udang Litopenaeus vannamei dan memiliki kemiripan 96 dengan alergen Pen m 2 dari Penaeus monodon.
Immunoblotting ekstrak protein miofibril udang jerbung mengidentifikasi 13
protein pengikat IgE, dengan berat molekul berkisar antara 15-107 kDa. Dimana komponen protein yang diketahui menyebabkan alergi pada kelima serum subyek
berbeda-beda. Komponen dengan berat molekul 36 - 39 kDa yang dapat berikatan dengan kelima serum subyek diidentifikasi sebagai tropomiosin yang merupakan
jenis alergen mayor pada udang Lehrer et al. 2003. Namun selain komponen tersebut terdapat komponen lain, seperti komponen dengan berat molekul 52.08
kDa, 78.7 kDa dan ~100 kDa yang juga dapat menyebabkan alergi pada subyek
berbeda. Meskipun belum terdapat penelitian yang melaporkan adanya alergen dengan berat molekul tersebut, terdapat penelitian imunoblotting lain yang
mengidentifikasinya sebagai minor alergen pada udang jenis Penaeus monodon Sahabudin et al. 2011. Komponen yang diidentifikasi sebagai myosin light chain
dengan berat molekul 15.18 kDa juga muncul sebagai alergen pada subyek L. Gambar 14 menunjukkan bahwa terdapat beberapa komponen dalam ekstrak
sarkoplasma dan miofibril ikan tongkol yang diidentifikasi sebagai protein
alergen. Dari kelima subyek yang diuji, hanya subyek A dan L menunjukkan terjadinya pengikatan IgE dengan komponen protein dalam ekstrak sarkoplasma
ikan tongkol. Komponen dengan berat molekul 54.43 kDa diidentifikasi sebagai alergen pada serum subyek A. Sedangkan sebanyak 5 komponen protein
sarkoplasma tongkol yang dapat berikatan dengan IgE subyek L yaitu dengan berat molekul 19.57 kDa, 24.43 kDa, 28.86 kDa, 36.65 kDa dan 91.82 kDa.
Beberapa komponen alergen juga diidentifikasi dalam ekstrak protein miofibril ikan tongkol yaitu dengan berat molekul berkisar 27 – 38 kDa.
Komponen dengan berat molekul 38.64 kDa diidentifikasi sebagai alergen terhadap serum subyek P namun tidak terhadap serum subyek L. Hamada et al.
2003 melaporkan bahwa jenis protein alergen mayor pada ikan adalah parvalbumin dengan berat molekul 12 kD, kolagen 100 kDa, aldehid phospatase
41 kDa, dan transferin pada 94 kDa. Meskipun beberapa jenis alergen mayor tersebut tidak muncul dalam pengujian ini, penelitian Misnan et al. 2005 dengan
metode imunoblotting melaporkan adanya komponen protein ~50 kDa sebagai
alergen mayor dalam ikan tenggiri batang Scomberomorus commerson. Komponen protein lain yang berpotensi alergenik juga terdeteksi dengan berat
molekul 125 , 60, 46, 38, 36 dan 26 kDa. Berdasarkan hasil elektroforesis SDS-PAGE diketahui bahwa ekstrak
sarkoplasma dan miofibril kerang terdiri dari berbagai jenis komponen protein. Namun hanya sedikit komponen yang bersifat alergenik Porcel et al. 2001.
Berdasarkan imunoblotting terhadap 5 serum subyek, dapat diketahui jenis komponen yang bersifat alergenik. Dimana terlihat bahwa hanya IgE dari serum
subyek L dan P yang mampu berikatan dengan protein dalam ekstrak sarkoplasma kerang. Sedangkan komponen dalam ekstrak protein miofibril kerang dapat
mengikat IgE yang berasal dari serum subyek A, L dan P. Komponen ekstrak protein sarkoplasma kerang yang memiliki sifat
alergenik terhadap subyek L dan P memiliki berat molekul berkisar dari 28 – 78 kDa. Sedangkan sebanyak 4 komponen ekstrak protein miofibril kerang yang
dominan bersifat alergenik yaitu dengan berat molekul 28.61 kDa, 29.88 kDa, 32.96 kDa dan 93.5 kDa. Data berat molekul komponen yang bersifat alergenik
dapat secara lengkap dilihat pada Lampiran 11. Penelitian Leung et al. 1996