2.50 Identifikasi keragaman gen FSH sub-unit beta, gen FSH Reseptor dan gen GH pada sapi bali jantan sebagai penanda kualitas sperma
                                                                                1.961  juta  ekor  sapi  lokal  lainnya  sapi  Aceh,  sapi  Pesisir  dan  sapi  Madura Martojo 2012.  Hal  ini membuktikan bahwa  posisi  sapi  lokal dalam memenuhi
kebutuhan  daging  sapi  dalam  negeri  sangat  strategis.    Peningkatan  populasi  sapi lokal seperti sapi Bali dilakukan dengan perbaikan sistem kelembagaan, integrasi
dengan  sistem  usahatani  tanaman  pangan  dan  perkebunan,  perbaikan  pakan  dan peningkatan  reproduktivitas  melalui  penerapan  teknolgi  IB.    Dari  evaluasi
pelaksanaan  IB  sampai  tahun  2009  bahwa  dari  tiga  kriteria  wilayah pengembangan  IB  introduksi,  pengembangan  dan  swadaya  belum  mencapai
target yang ditentukan. Sapi  Bali  yang  merupakan  sapi  asli  Indonesia  telah  dibuktikan  oleh
Mohamad    et  al.  2009  bahwa  dengan  analisis  kromosom  Y  dan  mitokondria DNA menunjukkan posisi spesifik sapi Bali dengan sapi lokal lainnya yang ada di
Indonesia.    Merkens  1926  melaporkan  bahwa  hasil  penelitian  taksonomi Schlegel  dan Muller pada tahun 1836 membuktikan bahwa sapi Bali merupakan
hasil  domestikasi  dari  Banten.  Lenstra  dan  Bradley  1999  mengatakan  bahwa Banteng  adalah  wild  progenitor  sapi  Bali  dan  telah  didomestikasi  sekitar  3500
tahun  sebelum  masehi.    Adaptasi  sapi  Bali  berupa  perubahan  morfologi  tubuh dibanding  tetuanya  untuk  mengantisipasi    perubahan  lingkungan  di  iklim  tropis,
serat  kasar  yang  tinggi    dan  nutrisi  rendah  pada  kandungan  pakan,  eksternal parasit.  Jika  dibandingkan  dengan  Banteng  berat  jantan  dewasa  600
–  800  kg, betina  dewasa  600
–  650  kg  Purwantara  et  al.  2012,  sedang  pada  sapi  Bali menurut Talib et al. 2002 saat ini umumnya ditemukan berat jantan dewasa 335
–  365  kg,  berat  betina  dewasa  300  kg.  Hasil  perbandingan  data  tersebut  bahwa sapi Bali telah mengalami perubahan morfologi tubuh dibanding dengan Banteng
sekitar 50 .  Bentuk adaptasi ini merupakan trade of  dari sapi Bali bahwa untuk bertahan hidup dan bereproduksi sehingga harus mengubah bentuk tubuhnya lebih
kecil dan ramping. Peningkatan populasi lokal seperti sapi Bali di Indonesia dilakukan dengan
penerapan  teknologi  tepat  guna  seperti  IB.  Saat  ini  beberapa  wilayah pengembangan  sapi  di  Indonesia  membentuk  Balai  IB.    Sapi  Bali  jantan  yang
digunakan  hanya  diseleksi  berdasarkan  fenotipe  dan  tidak  dilakukan  BSE  secara keseluruhan.  Bebagai  uji  kualitas  semen  dilakukan  dalam  BSE,  diantaranya
                                            
                